Anda di halaman 1dari 21

KESEHATAN OLAHRAGA

BAB IV
PSIKOLOGI OLAHRAGA

KELOMPOK 1
PSIKOLOGI OLAHRAGA

• Merupakan suatu terapan dari ilmu psikologi


yang mempelajari :
1. Tingkah laku manusia dalam lingkungan
olahraga
2. Pengaruh factor individu, pembina serta
lingkungan terhadap tampilan serta kebiasaan
berolahraganya.
 Beberapa pokok bahasan dalam psikologi
olahraga antara lain. Motivasi berolahraga dan
persiapan mental menghadapi pertandingan.
1. MEMUPUK MOTIVASI BEROLAHRAGA
SESUAI USIA

Salah satu aspek psikologi yang ikut


berperan memenentukan partisipasi
seseorang dalam kegiatan olahraga
adalah motivasi yang diartikan sebagai
tenaga pendorong tingkah laku.
1.1MASA ANAK-ANAK

MOTIVASI KEBUTUHAN KEGIATAN BERMAIN

MEJAGA
KEGIATAN FISIK KESEHATAN
MENTAL / JASMANI
1.2 AWAL MULA REMAJA

• Kesegaran
jasamani
menjadi
pola hidup
• Memberikan
• Latihan- arahan, serta 5. POLA HIDUP
latihan mendengarkan
fisik 2. pendapat
MENENTUKAN 3. PEMBINA
KEAHLIAN MENGARAHKAN
1.MOTIVASI
• Perhatian 4. MELATIH
positif KEMANDIRIAN
• Dengan
berfikir &
bertindak
1.3 MASA DEWASA

KESIBUKAN KESEGARAN
DAN KETEGANGAN JASMANI
TUNTUTAN MENURUN

MENYEGARKAN
FIKIRAN
KEGIATAN
KESEGARAN OLAHRAGA
JASMANI
 Perlu diatur sarana olahraganya bersih,nyaman, dan jadwal
latihan-latihan dilaksanakan dengan tepat.
2. MASALAH MOTIVASI DALAM
OLAHRAGA PRESTASI
• Kunci bagi penanganan masalah motivasi adalah
pemahaman terhadap kebutuhan serta keinginan
atlet. Kebutuhan pribadi atlet dapat diketahui
bilamana ada interaksi dua arah antara atlet dan
pelatih. Secara umum adapun kebutuhan atlet yang
memotivasikan mengikuti kegiatan olahraga adalah
memperoleh :
1. Stimulasi
2. Afiliasi
3. Prestasi
2.1 STIMULASI
• Stimulasi : Dorongan; Rangsangan
 Penanganan :
1. Mengisi waktu latihan dengan kegiatan produktif
yang bervariasi.
2. Memberikan cukup kesempatan bagi atlet
menunjukan serta mengembangkan
kemampuannya.
3. Membantu atlet memnentukan tujuan realistis
sesuai dengan potensinya
2.2 AFILIASI
• Afiliasi : Pertalian; Berhubungan
 Penanganan :
1. Memupuk rasa kekeluargaan antar atlet dan
kebanggaan menjadi anggota tim .
2. Memperkuat rasa keterkaitan dan kekeluargaan
antar atlet.
2.3 PRESTASI
• Prestasi : istilah kata yang menunjukan angka atau
hasil dari suatu ukuran atau patokan .
 Penanganan :
1. Menghargai setiap usaha dan kemajuan atlet.
2. Menyadarkan atlet mengenai potensi
kemampuannya.
3. Memberikan dukungan pada saat kekalahan
maupun kemenangan.
4. Tidak mempermalukan ataupun mencela
kepribadian atlet.
2.4 MENGEMBALIKAN SEMANGAT
• Cara membantu mengembalikan semangat , atlet diminta untuk :
1. Mempercepat irama menarik nafas.
2. Loncat-loncat kecil dan bergerak agar melancarkan peredaran
darah, denyut jantung dan lain-lain.
3. Merangsang diri dengan fikiran- fikiran yang menantang
mengenai hal-hal seperti, kemenangan akan dicapai, keunggulan
yang dimiliki dan sebagaianya.
4. Kembali mengingat tujuan menjadi atlet olahraga prestasi.
5. Melakukan pengendoran dan peregangan otot secara silih
berganti.
6. Memupuk semangat dengan ucapan “mari tunjuk gigi”, “saya
akan tetap semangat bagaimanapun”, “saya bisa melakukannya”.
7. Membayangkan diri bermain sempurna seperti pada saat
kemenangan yang pernah dialaminya. Ciptakan kembali
keadaan yang dirasakan pada waktu tersebut.
8. Bertindaklah seakan-akan penuh gairah dan tenaga. Tindakan
seperti ini dapat berpengaruh mengurangi kelesuan yang
sedang dialami.
9. Ada kalanya tenaga yang diperlukan tetap muncul. Dalam
keadaan seperti ini hanya kemauan kuat dan stamina yang
dapat membantu.
 Pertandingan/kejuaraan merupakan suatu keadaan yang
membangkitkan stress atau beban mental. Jalan suatunya
pertandingan diwarnai ketidakpastian ( unceratainty ) yang bisa
mencetuskan rasa kecemasan pada diri atlet.
 kecemasan, rasa was-was atau ketakutan yang bersifat subyektif
menghadapi suatu keadaan berlangsung, biasanya disertai
ketegangan dan perubahan dala kegiatan faali. Kecemasan atlet
tidak selalu negative tetapi pada batas tertentu, yang sangat
individual sifatnya.
 Kecemasan ini cenderung menghambat atlet mewujudkan potensi
olahraganya.
 Manifestasi kecemasan negative, digolongkan
a. Gejala Somatis : Keluhan atlet tentang rasa
pegal dan kaku di otot, susah tidur, sakit perut ,
keringat dingin.
b. Gejala Kognitif : Keluhan atlet mengenai
ketidakmampuanya, kesukaran berkosentrasi,
pemikiran yang berpusat pada diri sehingga
mudah tersinggung atau marah, pemikiran tidak
rasional.
1. Kecemasan sebelum pertandingan relatif banyak komponen
kognitifnya berupa kekhawatiran mengenai kemampuan diri
dalam pertandingan. Pikiran-pikiran negative atlet biasanyaterjadi
perubahan faali berkaitan dengan fisik bertanding. Ketegangan
atlet akan tersalurkan di pertandingan.
2. Intensitas kecemasan selama pertandingan mengalami
penurunan karena sebagian tersalurkan melalui kegitiatan fisik
yang intensif. Kecemasan melanda sebelum maupun selama
pertandingan.
3. Kecemasan sesudah pertandingan umumnya sekitar hasil
pertandingan dan evaluasi terhadap tampilan atlet.
Adalah :
1. Ganguan daya perhatian/ kosentrasi pada
permainan.
2. Kelelahan dan ketakutan melalui kegiatan fisik
yang intensif.
3. Penurunan obyektifias berfikir yang akan
mengurangi kemampuan atlet menyusun strategi
dan taktik yang sesuai dengan situasi yang
berubah-ubah.
Adalah antara lainnya :
1. Takut kalah karena dapat mengecewakan
pembina dan penndukung, dan kehilangan muka.
 Penanganan : Atlet jangan dibebankan harus
mendapat medali, akan tetapi menampilkan
penampilan terbaik.
2. Takut tidak mampu dipertandingan yang
manifestasinya berupa keluhan ketidak pastian.
 Penanganan : Terletak pada pemupukan rasa
keyainan atlet mengenai segala persiapan serta
latihannya seblum ini.
• Jikalau atlet/peserta mengalami cedera/penyakit berat,
maka kegiatan olahragannya akan terhenti untuk waktu
tertentu. Bagi orang yang telah terbiasa latihan fisik,
keadaan seperti ini dapat menimbulkan berbagai reaksi
pada dirinya :
1. Reaksi tidak menerima, seolah-olah tidak ada apa-apa.
2. Reaksi marah dan murang.
3. Reaksi pasrah sambil menunjukan harapan kelak bisa
meneruskan kegemarannya mengikuti latihan kesegaran
jasmani.
• Kepada orang dengan pengalam semacam itu dapat
dijelaskan bahwa wajar merasa kesal dan kecewa. Kemudian
diberitahukan bahwa ia menghadapi salah stau dari
kemungkinan berikut :
1. Setelah masa rehabilitasi fisik yang tidak lama, ia diharaokan
ikut latihan kesegaran jasmani lagi.
2. Untuk bisa siap mengikuti latihan seprti biasanya lagi ia perlu
melewati masa rehabilitasi fisik yang lama.
3. Kegiatan olahraganya dimana mendatang harus disesuaikan
dengan perubahan yang telah dialaminya.
• Rehabilitasi fisik perlu disertai rehabilitasi psikis
yaitu pengembangan sikap positif dan
pemupukan keyakinan diri serta semangat
juang untuk mengatasi keterbatasannya dengan
tujuan dapat meneruskan latihan kesegaran
jasmani pada waktunya.

Anda mungkin juga menyukai