DISASTER NURSING
PENDAHULUAN
Undang-Undang No. 24 tahun 2007 mengartikan bencana sebagai suatu
peristiwa luar biasa yang mengganggu dan mengancam kehidupan dan
penghidupan yang dapat disebabkan oleh alam ataupun manusia, ataupun
keduanya . Untuk menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat bencana,
dibutuhkan dukungan berbagai pihak termasuk keterlibatan perawat. Perawat
sebagai tenaga kesehatan hendaknya berada di lini terdepan dalam penanganan
bencana di Indonesia. Peran perawat dapat dimulai sejak tahap mitigasi
(pencegahan), tanggap darurat bencana dalam fase prehospital dan hospital,
hingga tahap recovery.
Namun sejauh ini, tidak hanya di Indonesia di negara-negara lain juga dihadapkan
pada kondisi kurangnya peran perawat dalam respon terhadap penanganan bencana.
Sehingga diperlukan suatu pengetahuan dan kompetensi yang mumpuni oleh seorang
perawat untuk mengimbangi potensi dan kompleksitas bencana dan dampaknya yang
mungkin akan lebih besar pada masa mendatang. Pertemuan yang dilakukan oleh
American Public Health Association pada tahun 2006 telah menyebutkan bahwa
diperlukan kesiapan dari tenaga kesehatan dalam mengahadapi kejadian luar biasa
melalui pendidikan bencana yang menjadi prioritas dalam kurikulum.
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar
individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan
kriteria yang dijadikan acuan, efektif, atau berpenampilan superior di
tempat kerja pada situasi tertentu (Nursalam & Efendi, 2008).
KOMPENTENSI PERAWAT
DISASTER MENURUT ICN:
b. Preparedness competences
c. Response competancies
Undang-Undang No. 24 tahun 2007 mengartikan bencana sebagai
suatu peristiwa luar biasa yang mengganggu dan mengancam kehidupan
dan penghidupan yang dapat disebabkan oleh alam ataupun manusia,
ataupun keduanya . Untuk menurunkan dampak yang ditimbulkan akibat
bencana, dibutuhkan dukungan berbagai pihak termasuk keterlibatan
perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan hendaknya berada di lini
terdepan dalam penanganan bencana di Indonesia.
IMPLEMENTASI
Perawat harus mampu bekerja secara baik, dalam berbagai pengaturan baik sesama
perawat maupun dengan penyedia layanan kesehatan dari seluruh penjuru dunia.
Untuk menjamin tenaga kerja keperawatan global yang siap untuk merespon pada
saat terjadi bencana, kompetensi sangat penting sebagai panduan atau sumber daya
untuk pengembangan kurikulum.
SARAN