Anda di halaman 1dari 34

PENGERTIAN

Karsinoma recti adalah suatu keadaan dimana terjadi


pertumbuhan jaringan abnormal ( keganasan ) pada
jaringan epitel daerah rectum. Merupakan tumor
terbanyak di saluran pencernaan atau sekitar 60 %.
Sekitar 65% kanker recti adalah tipe adenocarcinoma
(kanker yang berasal dari sel glandural yaitu sel yang
memproduksi dan melepaskan lendir) sedangkan tipe
lainnya merupakan limfoma, dan liposarkoma. Kanker
recti banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan
insidens puncaknya pada usia 60 tahun.
Anatomi
Penyebab & Faktor Resiko

Tidak diketahui secara pasti penyebab ternjadinya kanker


recti dan hanya diketahui faktor-faktor yang dianggap
memicu terjadinya kanker recti atau disebut Faktor resiko,

Faktor Resiko Ca. Recti :


1. Usia lebih dari 50 tahun
2. Diet tinggi lemak dan rendah serat, diet tinggi protein
hewani.
3. Jarang makan sayuran dan buah.
4. Sering minum minuman beralkohol, merokok, kurang
olah raga.
Cont’

5. Riwayat kanker kolorektal pada keluarga


6. Polyp kolorektal,
7. Kelainan genetik, perubahan pada gen tertentu akan
meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.
8. Radang kronis pada usus besar dan rektum.
GEJALA-GEJALA Ca. RECTI

 Perubahan pada kondisi usus, antara lain diare atau


konstipasi atau perubahan rutinitas buang air besar yang
tidak seperti biasanya.

 Pendarahan pada anus atau terdapat darah pada feses.

 Ketidaknyamanan pada area perut, seperti kejang, kembung


atau nyeri.

 Perasaan tidak tuntas ketika buang air besar.

 Tubuh terasa lemah karena anemia

 Turun Berat badan tanpa diketahui sebabnya.

 Bentuk feses kecil mirip feses kambing.


PEMERIKSAAN / SCREENING

 Fecal Occult Blood Test (FOBT) atau tes darah samar,


dimana darah tidak tampak secara kasat mata.

 Sigmoidoscopy,

 Colonoscopy, sama seperti sigmoidoscopy, namun bisa


meneropong seluruh rektum dan usus besar.

 Double-contrast barium enema

 Colok dubur
Sigmoidoscopy dan Colonoscopy
T N M Ca. RECTI

T ( Tumor Primer )
 Tx : Tumor primer tidak dapat di nilai

 T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer


 Tis : Carcinoma in situ, terbatas pada intrae pitelial atau
terjadi invasi pada lamina propria
 T1 : Tumor menyebar pada submukosa

 T2 : Tumor menyebar pada muskularis propria

 T3 :Tumor menyebar menembus muskularis propria ke dalam


subserosa atau ke dalam jaringan sekitar kolon atau rektum
tapi belum mengenai peritoneal.

 T4 : Tumor menyebar pada organ tubuh lainnya atau menimbulkan


perforasi peritoneum viseral.
N ( Kelenjar getah bening )

 Nx : Penyebaran pada kelenjar getah bening


tidak dapat di nilai

 N0 : Tidak ada penyebaran pada kelenjar getah


bening

 N1 : Telah terjadi metastasis pada 1-3 kelenjar


getah bening regional

 N2 : Telah terjadi metastasis pada lebih dari 4


kelenjar getah bening
M ( Metastasis Jauh )

 Mx : Metastasis jauh tidak dapat dinilai

 M0 : Tidak terdapat metastasis jauh

 M1 : Terdapat metastasis jauh


Stadium pada Ca. RECTI

 Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di


kolon atau rektum. Kanker recti stadium 0 disebut juga dengan
istilah : Carcinoma in situ.

 Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam rektum. Tumor


belum tumbuh menembus dinding rectum.

 Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus


dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang
jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening,

 Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di


sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.

 Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,


misalnya hati atau paru-paru.
Stadium pada Ca. RECTI
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
T2 N0 M0

II A T3 N0 M0
II B T4 N0 M0

III A T1-T2 N1 M0
III B T3-T4 N1 M0
III C Any T N2 M0

IV Any T Any N M1
PENYEBARAN / METASTASE

1. Hematogen : Pembuluh darah (blood


vessel)
2. Limfogen : Pembuluh getah bening
(lymph vessel)
3. Langsung : Melalui dinding usus
dan organ disekitarnya
Kelenjar Getah Bening Pelvis
PENGOBATAN / TERAPI

OPERASI
KEMOTERAPI
RADIASI
OPERASI
Operasi adalah pengobatan yang paling umum untuk
kanker recti. Sedangkan radioterapi sifatnya hanya
merupakan terapi ajuvan sebagai kombinasi pre atau
pasca operasi atau hanya sebagai terapi paliatif pada
kasus yang tidak operabel.

KEMOTERAPI

Kemoterapi dilakukan jika sudah terjadi penyebaran


kanker yang menyebabkan pembedahan tidak
membantu penyembuhan. Fungsinya untuk control
(menghambat) penyebaran lebih jauh lagi
RADIOTERAPI

1. EKSTERNA (TELETERAPI)

2. INTERNA (BRAKHITERAPI)

Intracaviter
Interstitial/Implant
Radioterapi Ekterna (Teleterapi)

Prinsipnya adalah memberikan radiasi pada tumor primer


beserta kelenjar getah bening (KGB) regional sampai
dengan dosis 45 gray dalam 5 minggu, kemudian
dilanjutkan dengan lapangan terbatas pada tumor primer
sampai dosis mencapai 50 gray.

Lapangan penyinaran : AP/PA atau AP/PA dan


Laterolateral.
LAPANGAN PENYINARAN

a. Kiri dan Kanan : meliputi seluruh panggul


ditambah 2 cm ke tepi kiri dan kanan.
Batas atas (superior): 1,5 – 2 cm diatas
promontorium.
Batas bawah (inferior) : Foramen obturatorium.

b. Untuk pasien pasca operasi, luka bekas operasi


harus dimasukkan kedalam lapangan penyinaran
LAPANGAN PENYINARAN AP/PA
LAPANGAN PENYINARAN
LATEROLATERAL
Radioterapi Interna (Brakhiterapi)

1. INTRACAVITER
2. INTERSTITIAL / IMPLANT
TEMPORER IMPLANT (Implan
sementara)
PERMANEN IMPLANT (Implan
selamanya)
1. Intracaviter Brakhiterapi (ICBT)

Dilakukan dengan syarat masih ada ruang di


dalam rongga recti yang dapat dimasuki
aplikator.

ICBT pada Ca. recti ini hanya menggunakan


satu buah aplikator yaitu aplikator silinder.
Aplikator silinder untuk Intra Cavitary
Brachyterapi pada Ca. Recti
2. Interstitial/Implant

Dilakukan jika rongga recti sudah terisi massa/tumor,


sehingga aplikator intracaviter tidak bisa
dimasukkan ke dalam rongga recti.

Aplikator yang digunakan adalah aplikator jarum


yang ditusukkan ke dalam jaringan tumor.
Temporer Implant

Sumber radiasi (source) dimasukkan ke dalam


aplikator yang sudah terpasang di tubuh pasien
baik secara manual ataupun secara remote
afterloading, dan setelah mencapai waktu
tertentu, source akan dikeluarkan dari aplikator
tersebut.
Template dan aplikator untuk interstitial
implan
Permanen Implant

Sumber radiasi (source ) dimasukkan ke dalam


jaringan tumor secara langsung (tidak
dimasukkan ke dalam aplikator), dan source
tersebut ditinggal di jaringan tumor tersebut
tanpa batas waktu.
Pemasukan Source (Seed)
Permanen Implant
Thank you!

34

Anda mungkin juga menyukai