Anda di halaman 1dari 23

PREVENTIVE

DENTISTRY

DRG. LASMA EVY LANI MARS


PREVALENSI KARIES GIGI ANAK USIA
PRASEKOLAH

Saudi (2001) Dharwad, India (2006)


95% 5 th = 57-64%
USA (1999) Kuwait (1995)
3-5 th =72% 35,5%

DKI & sktarnya (1992-2006)


4-6 th = 55%-94%

Australia Barat (2005)


Aborigin = 48%
Non aborigin = 23%
 Seluruh tindakan pencegahan harus berdasarkan
pada pemeriksaan klinik dan radiografi, penilaian
resiko karies, hasil perawatan terdahulu,
kemajuan dari riwayat terdahulu, kemajuan dari
riwayat karies terdahulu.
 Tingkat resiko karies :
◦ Resiko tinggi
◦ Resiko sedang
◦ Resiko rendah

PREVENTION
 PRIMER PREVENTION : Bertujuan untuk
mengurangi suatu penyakit timbul dalam suatu
populasi sebelum ada penyakit. Health promotion
and specific protection eg : community water
flouridation and diet control
 SECONDARY PREVENTION : Bertujuan untuk
mengurangi timbulnya kasus penyakit dan
disfungsi saat penyakit mulai ada. Early
detection and preventive restorasi
 TERTIER PREVENTION : Bertujuan agar tidak
penyakit tidak berkelanjutan dan cacat yang
terjadi dapat diatasi. Disability limitation and
rehabilitation

LEVEL OF PREVENTIVE,
Winslow 1920
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan
kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (Leavel & Clark, 1958):

1.Health Promotion
2.Specific Protection
3.Early Diagnosis and Prompt Treatment
4.Disability Limitation
5.Rehabilitation
Health Promotion

 Health promotion is the process of


enabling people to control over and
improve their health. To reach a state of
complete physical, mental and well social
being, an individual or group must be able
to identify and realize aspiration, to satisfy
needs, and to change or cope with their
environment.
(Ottawa charter,1986)
Health Promotion

 Promosi kesehatan adalah kombinasi


berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi , kebijakan dan
peraturan perundang-undangan untuk
perubahan perilaku yang
menguntungkan kesehatan.
(Green and Ottoson, 1998)
 Karies gigi :
◦ Penyakit infeksi dan merupakan suatu proses
demineralisasi yang progresif pada jaringan keras
permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat dicegah
 Resiko karies :
◦ Kemungkinan berkembangnya karies pada individu
atau terjadi perubahan status kesehatan yang
mendukung terjadinya karies.
◦ Resiko karies bervariasi pada setiap individu tergantung
pada keseimbangan faktor pencetus dan penghambat.

KARIES
Oral health education
 Plaque removal & Diet are
the most important factors
in oral health education.
 Konsumsi makanan dan
minuman yang
mengandung gula diantara
jam makan dan pada saat
makan terjadi peningkatan
karies yang besar
 Plaque Removal
◦ Use of Disclosing Agents
◦ Caries Activity Tests
◦ Tooth brushing

 Skors indeks OHI-S :


 0,0-1,2 baik
 1,3-3,0 sedang
 3,1-6,0 buruk
Oral Health Education

Plaque Removal (Cont’d)


Chemotherapeutic agents- e.g.
Chlorhexidine- short term
benefits
Chewing gums- Trident, CDA
approved
Caries risk assesment
Specific Protection

 Modifikasi kebiasaan anak


◦ Merubah kebiasaan anak yang salah mengenai kesehatan
gigi dan mulut.
 Pendidikan kesehatan gigi
◦ Mengenai kebersihan mulut, diet dan konsumsi gula serta
kunjungan berkala ke dokter gigi.
 Kebersihan mulut :
◦ Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis
sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan
mulut.
Specific Protection
 Flour telah digunakan secara luas untuk mencegah
karies, digunakan pada flouridasi air minum,pasta
gigi, obat kumur, pemberian tablet flour dan topikal
varnish.
 Water Fluoridation
◦ Konsentrasi flour 0,7 – 1,2 ppm pada air minum
menurunkan kejadian karies 40-50%.
 Pemberian tablet flour disarankan pada anak yang
beresiko tinggi tapi air minum tidak mengandung
flour yang cukup.
 Penyikatan gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang
mengandung flour dapat menurunkan karies.
 Obat kumur yang mengandung flour dapat
menurunkan karies 20-50%
 Pemberian varnish flour dianjurkan bila
penggunaan pasta gigi, tablet dan obat kumur
tidak cukup untuk mencegah karies.
 Pemberian varnish dilakukan 4 atau 6 bulan sekali
pada anak dengan resiko karies tinggi
 Klorheksidin :
◦ Merupakan antimikroba yang digunakan sebagai obat
kumur, pasta gigi, permen karet, varnish
Fluoride Therapy

 Topical Fluorides
◦ Delivered via gels, varnishes,
mouthrinses, prophy pastes and
dentifrices
◦ No need for topical fluoride in
patients with low risk and/or
residing in optimally fluoridated
areas- use of a fluoridated
toothpaste should be sufficient.
◦ Fluoridated dentifrices are not
recommended in small children (<3
years)
 Fissure Sealant
 Lesi D2  terapi remineralisasi
 Scaling
 Lesi D3  Preventive Resin Restoration

Early diagnosis and prompt


treatment
 Pulpitis  Pulp Capping
 Perawatan saluran akar
 Splinting
 Insisi drainase abses
 Mandibulectomy
 Flap kuretase
 Ginggivectomy
 Ekstraksi
 Insisi mucocele
 Mandibula distraction

Disability Limitation
 GTSL
 GTL
 Implant
 Space maintaner
 Space Regainer
 Bone graft
 Plat coen sbg replika mandibula
 Perawatan orthodontik
 Crown and bridge
 Obturator

Rehabilitation
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai