Anda di halaman 1dari 13

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INDONESIA

Oleh Kelompok 4
Kelas B
NAMA KELOMPOK

1. SHELSIA YOLA S. (1613010105)


2. YUSTIN DESINTA (1613010092)
3. ESTER THERESIA CLARITA T. (1613010096)
4. SINTYA DESI PUSPITASARI (1613010105)
5. IMAMAH FADHILAH (1613010107)
PROFESI AKUNTAN
Akuntan yang bekerja pada departemen atau bagian akuntansi sering dise
but juga sebagai akuntan manajemen

Tugas pokok akuntan manajemen di dalam organisasi, antara lain: melakukan proses pe
ncatatan transaksi keuangan, memelihara catatan atas semua transaksi perusahaan, ser
ta membuat laporan akuntansi secara periodik untuk disampaikan kepada manajemen or
ganisasi. Dalam setiap organisasi (perusahaan), dapat dibedakan dua jenis laporan akun
tansi, yaitu: (1) laporan akuntansi keuangan, atau lebih sering disingkat laporan keuanga
n (financial statements) saja, dan (2) laporan akuntansi manajemen
Selain bekerja sebagai akuntan manajemen dan akuntan publik, para akuntan juga dapat
bekerja sebagai auditor internal. Lingkup tugas departemen audit internal bisa sangat lua
s, yaitu meliputi berbagai jenis audit, antara lain: audit keuangan (financial audit) , audit
manajemen/operasional (management/operational audit) , audit ketaatan (compliance au
dit), investigasi khusus (special investigation) , audit sistem informasi, dan sebagainya.
Tujuan penugasan audit keuangan adalah untuk menilai kewajaran dari lapor
an keuangan perusahaan, apakah telah disusun sesuai dengan standar akunt
ansi yang berlaku umum. Tujuan dari management audit adalah untuk melaku
kan penilaian atas kinerja organisasi, apakah kinerja organisasi tersebut telah
mencapai tingkat efisiensi, efektivitas, dan keekonomian yang diharapkan. Su
atu kinerja disebut efektif bila tujuan (goal) yang ditetapkan oleh suatu unit or
ganisasi telah tercapai, tanpa memperhatikan aspek biaya. Tujuan dari audit
ketaatan adalah untuk menilai apakah kegiatan operasi perusahaan telah me
ngikuti berbagai peraturan, kebijakan, dan prosedur yang telah ditetapkan.
SKEMA KARIER SEORANG AKUNTAN

Pekerjaan para akuntan baik yang bekerja di sektor swasta maupun sektor pemerintah, entah
selaku akuntan manajemen, akuntan publik, atau auditor internal dapat disebut suatu profesi
karena: (1) memerlukan pengetahuan akuntansi dan/atau disiplin ilmu lain yang relevan melalui
pendidikan formal (knowledge) ; (2) memerlukan keterampilan dalam mengolah data dan
menyajikan laporan khususnya dengan memanfaatkan teknologi komputer dan sistem informasi
(skill) ; serta (3) harus mempunyai sikap dan perilaku etis (attitude).
ORGANISASI INSTITUTE AKUNTAN INDONESIA
(IAI)

Seluruh Akuntan Indonesia bernaung di dalam organisasi profesi yang disebut Institute
Akuntan Indonesia (IAI).Dulu organisasi ini bernama Ikatan Akuntan Indonesia.Selama beberapa
periode kepengurusan,IAI cukup dipipmpin oleh seorang ketua.Namun dengan semakin besarnya
organisasi dan makin kompleksnya permasalahan yang dihadapi,maka pada dua periode ini,IAI telah
dipimpin oleh satu badan pengurus yang disebut Dewan Pengurus Nasional.

Bila dulu yang dapat menjadi anggota IAI hanya perorangan yang telah memperoleh gelar
akuntan,maka kini persyaratan lebih di perlonggar dengan diperbolehkannya anggota lembaga dan
lembaga perorangan yang bukan akuntan,asal memenuhi syarat tertentu.
PROFESI AKUNTAN DALAM
SOROTAN

Walaupun organisasi profesi ini telah ada sejak tahun 1967,namun


profesi ini baru berkembang pada era orde baru,pemerintahan orde baru
memprioritaskan pembangunan dibidang ekonomi.Pertumbuhan ekonomi
mempunyai korelasi positif yang kuat dengan pertumbuhan profesi
akuntan.Kemajuan dan pertumbuhan ini berdampak posotif bagi pertumbuhan
dan kemajuan profesi akuntan Indonesia.
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik
bisnis dan penyelenggaraan akuntansi pemerintahan,mau tidak mau berada
dalam tekanan berat konflik kepentingan sehingga profesi akuntan juga terseret
kedalam praktik-praktik yang tidak etis.Praktik tidak etis profesi akuntan ini
bahkan juga dilakukan oleh sepuluh KAP papan atas.
STRUKTUR ETIKA INSTITUT AKUNTAN INDONESIA
Tujuan profesi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi, yaitu:
 Kredibilitas: Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi
 Profesionalisme: Diperlukan individu yang dengan jelsa dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
 Kualitas Jasa: Keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
 Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Faktor kunci citra profesi akuntan yaitu keberadaan dan perkembangan profesi
akuntan itu sendiri ditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat pemakai jasa akuntan,
sedangkan tingkat kepercayaan masyarakat ditentukan oleh tingkat kualitas jasa dan
tingkat ketaatan serta kesadaran para akuntan dalam mematuhi kode etik profesi akuntansi.
Prinsip Etika IAI
Saat ini, kode etik IAI yang disahkan pada kongres IAI VIII tahun 1998 terdiri atas delapan prinsip-prinsip yaitu:
Kompetensi &
Tanggung Kepentingan Perilaku
Integritas Objektivitas Kehati2an Kerahasiaan Standar teknis
jawab profesi publik profesional
Profesional

Untuk memahami prinsip-prinsip etika tersebut, maka disusun


ulang suatu skema berdasarkan landasan filosofis atau proses
penalaran sebagaimana berikut:
Kepentingan Publik (Prinsip ke-2)
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Prinsip ini menyiratkan hal-hal sebagai berikut:
Masyarakat/publik membutuhkan dan mengandalkan informasi (laporan keuangan, laporan audit) yang dihasilkan oleh profesi
akuntan untuk mengambil berbagai jenis keputusan bisnis, ekonomis, dan politis.
Efektivitas keputusan publik ini bergantung pada kualitas informasi yang disampaikan oleh profesi akuntan.
Profesi akuntan akan tetap berada pada posisi penting bila setiap akuntan selalu dapat memelihara kepercayaan publik.
Penghormatan kepada kepercayaan publik ini hanya dapat dilakukan bila setiap akuntan dapat menunjukkan komitmen dan
dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Tanggung Jawab Profesi (Prinsip ke-1)
Dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan
moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Prinsip ini dipelukan sebagai konsekuensi logis dari keharusan
profesi akuntan untuk menjaga kepercayaan publik. Prinsip ini menyiratkan arti bahwa:
Publik menuntut tanggung jawab profesi akuntan untuk selalu menjaga kualitas informasi yang disampaikan.
Dalam menjalankan profesinya, setiap akuntan akan sering dihadapkan pada berbagai bentuk benturan kepentingan (conflict of
interest), misalnya:
*Kepentingan pribadi versus kepetingan publik
*Kepentingan atasan (untuk akuntan manajemen/akuntan pemerintah) versus kepentingan publik
*Kepentingan klien pemberi tugas dengan kepentingan publik.
Untuk itu, akuntan harus selalu lebih mengedepankan kepentingan yang lebih besar (kepentingan publik).
Mengedepankan kepentingan publik hanya dapat dilakukan bila akuntan selalu menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan.
Kompetensi (Prinsip ke – 3 sampai dengan prinsip ke – 8)

Pengertian kompetensi mencakup tiga ranah, yaitu : kognitif (pengetahuan/knowledge ), afeksi (sikap
dan perilaku – attitude – meliputi : etika, kecerdasan emosional, dan spiritual), dan psikomotorik
(keterampilan teknis/fisik). Untuk profesi akuntan, ketiga ranah kompetensi ini mencakup : (a) aspek
kognitif, yaitu pengetahuan akuntansi dan displin ilmu terkait (knowledge); (b) aspek afeksi, yaitu
sikap dan perilaku etis, kemampuan berkomunikasi; dan (c) aspek psikomotorik, yaitu keterampilan
teknis/fisik, misalnya : penguasaan teknologi informasi (komputer), teknis audit, dan sebagainya.

IAI telah menetapkan enam prinsip etika yang berhubungan dengan keharusan memiliki kompetensi
tinggi ini, yaitu :
1. Kompetensi pada ranah kognitif : Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional
2. Kompetensi pada ranah afeksi :
a. Prinsip ketiga – integritas
b. Prinsip keempat – objektivitas
c. Prinsip keenam – kerahasiaan
d. Prinsip ketujuh – perilaku profesional
3. Kompetensi pada ranah psikomotorik : prinsip kedelapan – standar teknis.
ATURAN ETIKA IAPI
Aturan etika IAPI disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut (IAI, 20000.1 – 20000.6).
100 independensi, integritas, dan objektivitas
101 independensi
102 integritas dan objektivitas
200 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
201 Standar Umum
202 Kepatuhan terhadap Standar
203 Prinsip – prinsip akuntansi
300 Tanggung Jawab kepada Klien
301 Informasi Klien yang Rahasia
302 Fee Profesional
400 Tanggung Jawab kepada klien
401 Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi
402 Komunikasi antar Rekan Seprofesi
403 Perikatan Atestasi
500 Tanggung jawab dan Praktik Lainnya
501 Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
502 Iklan, Promosi, dan kegiatan pemasaran lainnya
503 Komisi dan Fee Referal
504 Bentuk Organisasi dan KAP
Pengawasan dan Perizinan KAP

Fungsi utama organisasi IAI adalah untuk mengatur,membina, dan mengawasi kualitas
kinerja dan perilaku anggotanya agar seallu dapat menjaga citra profesinya dita publik.
IAI-KAP Atau IAPI sebagai sub organisasi dibawah IAI memegang peranan penting bagi kehidupan
bisnis perekonomian. Karena perannya sangat strategis dalam bisnis dan perekonomian Negara,
maka pengaturan dan pengawasan terhadap keberadaan dan kinerja KAP tidak cukup hanya
dilakukan oleh organisasi itu sendiri.
Berikut adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2018 tentang jasa
akuntan publik yakni:
1. Ketentuan Umum 5. Kerjasama dengan KAPA dan OAA\
2. Bidang Jasa 6. Pembinaan dan pengawasan
3.Akuntan Publik 7.Sanksi
4.KAP 8. Ketentuan peralihan

Anda mungkin juga menyukai