Kata "tanjidor" berasal dari bahasa Portugis yaitu “tangedor” yang berarti "alat-alat musik berdawai".
Dalam kenyataannya, kesenian “tangedor” di Portugis cukup berbeda dengan kesenian Tanjidor di
masyarakat Betawi, meskipun sistem tangga nadanya sama-sama diatonik. Tanjidor yang dikembangkan
masyarakat Betawi didominasi oleh alat musik tiup.
Tanjidor terdiri dari piston, trombon, tenor, klarinet, bas, dan tambur.
Orkes Tanjidor mulai timbul saat Penjajahan Belanda, dan
dimainkan oleh budak-budak Belanda untuk menghibur tuan-
tuannya.