Anda di halaman 1dari 45

PENDAHULUAN

• Hipertensi = peningkatan TD yg persisten di atas


atau sama dgn 140/90 mmHg, & terbukti bkn
peningkatan transien ataupn diurnal.
• WHO menunjukan =
• Pada 2011 sebanyak 7,6 jt orang meninggal krn
hipertensi
• Dari pend. Dunia tahun 2013, penderita
hipertensi 972jt orang (26,4%).
• Dari jlh itu, 333 jt di negara maju, 639 jt di
negara berkembang.
• Hipertensi terkait dgn faktor = merokok,
obesitas, kurang aktivitas fisik, & RPK.
• Penyakit hipertensi dpt mengakibatkan infark
miokard, stroke, gagal ginjal, & mortalitas jika tdk
cpt ditangani
• Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77% pasien
stroke, & 74% pasien congestive heart failure
(CHF) menderita hipertensi dgn TD > 140/90
mmHg
• Hipertensi menyebabkan kematian pada 45%
penderita penyakit jantung & 51% penderita
stroke di tahun 2008.
• Klasifikasi TD dewasa menurut JNC 7 (The 7th Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure)

KLASIFIKASI TEKANAN
SISTOLIK (mmHg) DIASTOLIK (mmHg)
DARAH

NORMAL < 120 Dan < 80

PRE – HIPERTENSI 120 – 139 Atau 80-89

HIPERTENSI TAHAP 1 140 – 159 Atau 90 - 99

HIPERTENSI TAHAP 2 ≥ 160 Atau ≥ 100


ETIOLOGI
• Hipertensi disebut Primer bila penyebabnya tdk diketahui (90%), bila
ditemukan penyebabnya disebut Sekunder (10%). Penyebabnya antara
lain:
• Penyakit : penyakit ginjal kronik, sindroma Cushing, koarktasi aorta,
penyakit paratiroid, aldosteronisme primer, penyakit tiroid, dll.
• Obat-obatan:
– Prednison, fludrokortison, triamsinolon
– Amfetamin/anorektik : phendimetrazine, phentermine, sibutramine
– Antivascular endothelin growth factor agents
– Estrogen : biasanya kontrasepsi oral
– Calcineurin inhibitors : siklosporin, tacrolimus
– Dekongestan : phenylpropanolamine & analog
– Erythropoiesis stimulating agents : erythropoietin, darbepoietin
– NSAIDs, COX-2 inhibitors, venlafaxine, bupropion, bromokriptin,
buspirone, carbamazepine, clozapine, ketamin, metoklopramid
• Makanan : sodium, etanol, licorice
• Gaya hidup : asupan NaCl yg tinggi,
mengkonsumsi alkohol, merokok, stress
kehidupan sehari-hari, kurang berolahraga.
• Obat yg megandung bahan-bahan sebagai
berikut : cocaine, cocaine withdrawal, ephedra
alkaloids, phenylpropanolamine analogs,
nicotine withdrawal, anabolic steroids, narcotic
withdrawal, methylphenidate, phencyclidine,
ketamin, ergot-containing herbal products.
Faktor Resiko Komplikasi Penyakit
Kardiovaskular
• Hipertensi
• Usia (laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 tahun)
• Diabetes melitus
• Kolesterol total/LDL yg meningkat atau HDL yg rendah
• Laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit
• Riwayat keluarga dgn kematian kardiovaskular prematur
(usia laki-laki < 55 tahun, perempuan < 65 tahun)
• Mikroalbuminuria
• Obesitas (IMT ( 30 kg/m2) )
• Inaktifitas fisik
• Merokok
Organ Sasaran Kerusakan
• Jantung : pembesaran ventrikel kiri, angina/prior
myocardial infarction, prior coronary
revascularization, gagal jantung
• Otak : stroke atau Transient Ischemic Attack
(TIA), demensia
• Penyakit ginjal kronik
• Penyakit arteri perifer
• Retinopati
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
DIAGNOSIS HIPERTENSI
• JNC 7 menetapkan pengukuran TD harus
dilakukan paling sedikit 2 kali dgn pemeriksaan
kelang sekitar 1 minggu.
• Kemudian diambil nilai rata-rata dari seluruh
hasil pemeriksaan. Jika rata2 diastolik seluruhnya
≥ 90 mmHg & atau TD sistolik ≥ 140 mmHg,
maka Hipertensi dpt ditegakkan.
• Diagnosis hipertensi dpt Lgsg Ditegakkan bila TD
sistolik ≥ 210 mmHg & atau diastolik ≥ 120
mmHg
PEMERIKSAAN WAJIB UTK PASIEN
HIPERTENSI
• Pemeriksaan ureum & kreatinin darah  menilai fungsi ginjal.
• Pemeriksaan kalium dalam serum  membantu
menyingkirkan kemungkinan aldosteronisme primer pada
pasien hipertensi.
• Pemeriksaan kalsium penting utk pasien hiperparatiroidisme
primer & dilakukan sebelum memberikan diuretik krn efek
samping diuretik y.i : peningkatan kadar kalsium darah.
• Pemeriksaan glukosa  krn hipertensi sering dijumpai pada
pasien diabetes mellitus.
• Pemeriksaan urinalisis  menegakan diagnosis penyakit ginjal,
juga krn proteinuria ditemukan pada hampir separuh pasien.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pada urine segar.
• Pemeriksaan EKG & foto  mendeteksi kardiomegali &
pembesaran ventrikel kiri.
KOMPLIKASI HIPERTENSI
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
MENURUT JNC 8
• Rekomendasi 1
• Pada populasi umum dgn usia ≥ 60 tahun, mulai
diberikan obat antihipertensi apabila TD sistolik
≥ 150 mmHg atau TD diastolic ≥ 90 mmHg dgn
tujuan menurunkan TD sistolik <150 mmHg & TD
diastolic <90 mmHg.
• Jika sudah tercapai TD sistolik <140 mmHg, serta
pengobatan dpt ditoleransi dgn baik & tanpa
efek samping yg mempengaruhi kualitas hidup
ataupun kesehatan penderita, maka obat
antihipertensi tdk harus dilanjutkan.
• Rekomendasi 2
• Pada populasi umum dgn usia <60 tahun, mulai
diberikan obat antihipertensi apabila TD diastolic
>90 mmHg dgn tujuan menurunkan TD diastolik
<90 mmHg.

• Rekomendasi 3
• Pada populasi umum dgn usia <60 tahun, mulai
diberikan obat antihipertensi apabila TD sistolik
>140 mmHg dgn tujuan menurunkan TD sistolik
<140 mmHg.
• Rekomendasi 4
• Pada populasi dgn usia ≥18 tahun dgn penyakit
ginjal kronis, mulai diberikan obat antihipertensi
apabila TD sistol ≥140 mmHg atau TD diastolic
≥90 mmHg dgn tujuan menurunkan TD sistolik
<140 mmHg & TD diastolic <90 mmHg.

• Rekomendasi 5
• Pada populasi denga usia ≥18 tahun dgn
diabetes, mulai diberikan obat antihipertensi
apabila TD sistol ≥140 mmHg atau TD diastolic
≥90 mmHg dgn tujuan menurunkan TD sistolik
<140 mmHg & TD diastolic <90 mmHg.
• Rekomendasi 6
• Pada populasi bkn kulit hitam, termasuk dgn diabetes, obat
antihipertensi yg dianjurkan  diuretic thiazid, Calcium
Channel Blocker (CCB), ACE Inhibitor, ataupun ARB.’

• Rekomendasi 7
• Pada populasi kulit hitam, termasuk dgn diabetes, obat
antihipertensi yg dianjurkan  diuretic thiazid atau Calcium
Channel Blocker (CCB).

• Rekomendasi 8
• Pada populasi usia ≥ 18 tahun dgn penyakit ginjal kronis, obat
antihipertensi yg diberikan harus mengandung ACE Inhibitor
ataupun ARB utk memberi dampak yg lebih baik kepada ginjal.
Ini berlaku utk semua pasien hipertensi tanpa memandang ras
maupun penyakit diabetes yg dideritanya.
• Rekomendasi 9
• Tujuan dari terapi antihipertensi utk
mempertahankan TD sesuai target. Jika target TD
tdk tercapai dalam waktu satu bulan
pengobatan, dpt ditingkatkan dosis obat insial yg
diberikan ataupun ditambahkan obat yg kedua
dari empat kelas obat
• antihipertensi yg direkomendasikan (diuretic
tiazid, ACE Inhibitor, ARB, atau CCB). Jika dgn dua
obat juga belum mencapai target, maka dpt
ditambahkan obat yg ketiga dgn ketentuan ACE
Inhibitor & ARB tdk boleh digunakan bersamaan.
DOSIS OBAT ANTI - HIPERTENSI
KLASIFIKASI PENCEGAHAN HIPERTENSI
• PENCEGAHAN PRIMER
• Mengurangi/menghindari setiap perilaku yg
memperbesar risiko, yi menurunkan BB bagi yg
kelebihan berat badan & kegemukan, menghindari
meminum minuman beralkohol, menghindari
makanan yg mengandung makanan yg berlemak &
berkolesterol tinggi.
• Peningkatan ketahanan fisik & perbaikan status gizi,
yi melakukan olahraga secara teratur & terkontrol
seperti senam aerobik, jalan kaki, berlari, naik
sepeda, berenang, diet rendah lemak &
memperbanyak mengonsumsi buah-buahan &
sayuran, mengendalikan stress & emosi.
• PENCEGAHAN SEKUNDER
1. Pemeriksaan berkala.
2. Mengobati kelainan non hemodinamik yaitu
kelainan disfungsi endotel & disfungsi vascular.
3. Pengobatan kelainan hemodinamik dgn obat
antihipertensi sesuai guideline dgn monoterapi
atau kombinasi. Pengobatan dilakukan secara
teratur.
4. Melakukan penatalaksanaan nonfarmakologi :

• Penurunan Berat badan  mencegah hipertensi (kurang lebih sistolik


pengurangan sistolik [SBP], 5-20 mm Hg per 10 kg); rekomendasi
termasuk DASH yg (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet
(kisaran perkiraan penurunan SBP, 8-14 mm Hg), yg kaya akan buah-
buahan & sayuran & mendorong penggunaan susu & produk susu
bebas lemak atau rendah lemak.
• Batasi asupan alkohol tdk lebih dari 1 ons (30 ml) etanol per hari utk
pria (yaitu, 24 oz [720 mL] bir, 10 oz [300 mL] anggur, 2 oz [60 mL] atau
0,5 oz (15 ml) etanol per hari utk wanita (kisaran perkiraan penurunan
SBP, 2-4 mm Hg).
• Mengurangi asupan natrium tdk lebih dari 100 mmol / d (2,4 g natrium
atau 6 gram natrium klorida; kisaran perkiraan penurunan SBP, 2-8 mm
Hg).
• Menjaga asupan makanan kalium (sekitar 90 mmol / d).
• Menjaga asupan kalsium & magnesium utk kesehatan umum.
• Berhenti merokok & mengurangi asupan makanan lemak jenuh &
kolesterol utk kesehatan jantung secara keseluruhan.
• Terlibat dalam latihan aerobik minimal 30 menit setiap hari (kisaran
perkiraan penurunan SBP, 4-9 mm Hg).
• PENCEGAHAN TERSIER
• Mengobati kerusakan organ komplikasi
hipertensi  mencegah cacat, kelumpuhan,
atau mortalitas.
• ANAMNESIS PRIBADI

• Nama : H. Ginting
• Umur : 66 thn
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Status Perkawinan : Sudah menikah
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Suku : Karo
• Agama : Protestan

• ANAMNESIS PENYAKIT

• Keluhan utama : Nyeri kepala, dada sesak


• TELAAH
• Hal ini dialami penderita sejak tengah 2015, bersifat hilang
timbul. Nyeri kepala seperti rasa tertekan & terjadi terus-
menerus. Nyeri tdk menyebar & terasa di seluruh bagian
kepala. Keluhan ini semakin memberat terutama saat os
sedang stress & berkurang jika os beristirahat.
• Nyeri tengkuk dijumpai. Os merasa belakang lehernya seperti
tertekan benda berat. Os merasa mudah lelah & berkeringat
saat melakukan aktivitas berat. Ada sesak saat beraktivitas.
Sesak saat berbaring maupun terbangun di malam hari
disangkal. Nyeri dada dijumpai sesekali, tdk berlangsung lama.
• Buang air kecil dalam batas normal. BAB dalam batas normal.
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal. Keluarga pasien ada
yg menderita kencing manis.
• Riwayat hipertensi dijumpai selama 1 tahun ini dgn TD sistolik
tertinggi mencapai 160 mmHg.
• Os telah berobat ke dokter & diberi obat antihipertensi,
namun os tdk minum obat secara teratur.
• RPT : tdk jelas
• RPO : Amlodipine, diuretik
ANAMNESIS ORGAN

Sesak Napas :+ Edema: -

Jantung Angina Pektoris: + Palpitasi: -


Lain-lain: -
Batuk-batuk: - Asma, bronkitis: -
Saluran Pernapasan
Dahak : - Lain-lain: -

Nafsu Makan: Menurun Penurunan BB: ±5 kg dalam 2


bulan ini
Saluran Pencernaan
Keluhan Menelan: - Keluhan Defekasi: -
Keluhan Perut: - Lain-lain: -
Sakit BAK: - BAK tersendat: -
Saluran Urogenital Mengandung batu: - Keadaan urin: kuning jernih
Lain-lain: -
Sakit Pinggang: - Keterbatasan Gerak: -
Sendi & Tulang
Keluhan Persendian: - Lain-lain:Nyeri tengkuk
Haus/Polidipsi: - Gugup: -

Endokrin Poliuri: - Perubahan suara: -

Polifagi: - Lain-lain: -

Sakit Kepala: + Hoyong: +


Saraf Pusat
Lain-lain: -

Pucat:- Perdarahan: -

Darah & Vaskular Petechiae: - Purpura: -

Lain-lain: -

Sirkulasi Perifer Claudicatio Intermitten: - Lain-lain: -


PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSITIK
Keadaan Umum Keadaan Penyakit

Sensorium : CM Pancaran Wajah : lemah

Tekanan darah : 150/90 mmHg Sikap Paksa :-

Nadi : 88 x/i, reg/irreg, t/v: cukup Refleks Fisiologis : +

Pernafasan : 20 x/i Refleks Patologis : -

Temperatur : 36.7°C Anemia(-), Ikterus (-), Dispnu (-)


Sianosis (-), Edema (-), Purpura (-)
TB = 155 cm
BB = 50 kg
IMT: 20,8 Kesan:Normal

Keadaan Gizi: Gizi normal


KEPALA:
• Mata :konjungtiva palpebra pucat (-/-), ikterus (-/-),
pupil: isokor/unisokor,ukuran: 3 mm, refleks cahaya direk (+/+)
/ indirek (+/+), kesan: Anemis
• Telinga : Dalam Batas Normal
• Hidung : Dalam Batas Normal, defiasi septum (-)
• Mulut & lidah : Dalam Batas Normal
• gigi geligi : Dalam Batas Normal
• tonsil/faring : Dalam Batas Normal

LEHER:
• Struma membesar/ tdk membesar, tingkat: (-) , nodular /
multi nodular / diffuse
• Pembesaran kelenjar limfa (-), lokasi: (-) , jumlah (-),
konsistensi (-), mobilitas: (-), nyeri tekan (-)
• Posisi trakea: medial, TVJ: R-2 cm H2O
• Kaku kuduk (-), lain-lain: (-)
THORAX DEPAN:
Inspeksi
– Bentuk : Simetris Fusiformis
– Pergerakan : tdk ada ketinggalan bernapas
Palpasi
– Nyeri tekan : (-)
– Fremitus suara: Stem Fremitus Kiri=Kanan
– Iktus : tdk terlihat, iktus teraba (+) di ICS V
1cm medial LMCS
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Batas Paru-Hati R/A : Relatif ICS V, Absolut ICS VI
– Peranjakan : 1 cm
Jantung
• Batas atas jantung : ICS III LMCS
• Batas kiri jantung : 1 cm medial LMCS, ICS V
• Batas kanan jantung : Line Parasternalis Dekstra

Auskultasi

Paru
• Suara pernafasan : Vesikuler
• Suara tambahan : (-)

Jantung
• M1 > M2, P2 > P1, T1 > T2, A2 > A1, desah sistolis (-), tingkat (-
)
• Desah diastolis (-), lain-lain: (-)
• HR: 88x/menit, reg / irreg, intensitas: cukup
THORAX BELAKANG
• Inspeksi : simetris fusiformis
• Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
• Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
• Auskultasi :
• Suara pernafasan : Vesikuler
• Suara tambahan : (-)

ABDOMEN
Inspeksi

• Bentuk : Simetris
• Gerakan Lambung/Usus :-
• Vena Kolateral :-
• Caput Medusae :-

Palpasi
• Dinding Abdomen : Soepel, Hepar/Lien/Renal: tdk teraba
HATI
• Pembesaran :-
• Permukaan :-
• Pinggir :-
• Nyeri tekan :-
LIMFA
• Pembesaran : (-), Schuffner: (-), Haecket: (-)

GINJAL
• Ballotement : (-), Kiri / Kanan, lain-lain : (-)

TUMOR :-
Perkusi
• Pekak Hati :-
• Pekak Beralih :-
ANGGOTA GERAK ATAS
• Deformitas sendi :-
• Lokasi :-
• Jari Tabuh :-
• Tremor Ujung Jari :-
• Telapak Tangan Sembab :-
• Sianosis :-
• Eritema Palmaris :-
• Lain-lain :-

ANGGOTA GERAK BAWAH Kiri Kanan


• Edema : - -
• Refleks KPR : ++ ++
• Refleks APR : ++ ++
• Refleks Fisiologis: ++ ++
• Refleks Patologis: - -
• Lain – Lain : - -
Pemeriksaan Laboratorium Rutin
Darah Kemih Tinja
Hb :14.3 g/dL Warna : tdp Warna : tdp
Leukosit : 4.5x103/mm3 Protein : tdp Konsistensi: tdp
Trombosit: 371x103/mm3 Reduksi : tdp Eritrosit : tdp
Ht : 43.0% Bilirubin : tdp Leukosit : tdp
Glukosa Puasa : 90 mg/dl Urobilinogen: tdp Amoeba/Kista: tdp
GlukosaSewaktu:168mg/dl Sedimen Telur Cacing
KolesterolTotal:172mg/dl Eritrosit : tdp Ascaris : tdp
HDL : 38.mg/dl Leukosit : tdp Ankylostoma: tdp
LDL : 122. mg/dl Epitel : tdp T. Trichiura : tdp
Trig : 52 mg/dl Silinder : tdp Kremi : tdp
Na : 136 mmol/L
K : 4,3 mmol/L
RESUME
 Hipertensi tahap I
 Penyakit Jantung Hipertensi
DIAGNOSIS BANDING
 Secondary Headache

Hipertensi tahap I
DIAGNOSIS SEMENTARA

 Tirah baring
 Diet MB
PENATALAKSANAAN  IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i
 Amlodipine 1 x 10 mg
 Valsartan 1 x 80 mg
FOLLOW UP PASIEN RUANGAN
P
Tanggal S O A
Terapi Diagnostik
10-13 Januari 2016 Nyeri kepala Sens: Compos mentis,  HT stage I - Tirah baring  Darah rutin
(+) TD: 140/90mmHg,  Diet MB serial/hari
Hoyong (+) HR:76x/i ; RR: 24x/i ; rendah garam  EKG
T:36,5oC;  IVFD RL 30
PD gtt/i
Mata: konjungtiva  Micardis
anemis (-/-), sklera 1x8mg
ikterik (-/-)  Adalat Oros
Leher : TVJ +2 cm H20 1x30mg
Thorax : SP : Vesikuler
ST : (-)
Abdomen:
P : Soepel, h/l/r tidal
teraba
P
Tanggal S O A
Terapi Diagnostik

Lab :
Hb : 14,3 gr/dl
Ht : 44.2%
Leu : 4500
/mm3
Plt : 371.000
KGD s : 168
Ureum/
Creatinin :
43/0.9
Na/K/Cl :
136/4.3/93.
mmol/L
P
Tanggal S O A
Terapi Diagnostik

20-25 Januari Nyeri Kepala (-) Sens: Compos  Ht stage I  Tirah baring 
2016 mentis,  Diet MB
TD: rendah
150/90mmHg, garam
HR:76x/i ; RR:  IVFD RL 30
30x/i ; T:36,5oC; gtt/i
PD  Micardis
Mata: 1x8mg
konjungtiva  Adalat Oros
anemis (-/-), 1x30mg
sklera ikterik (-/-)  CPG 1x75mg
Leher : TVJ +2 cm
H20
Thorax : SP :
Vesikuler
P
Tanggal S O A
Terapi Diagnostik
ST : (-)
Abdomen:
P : Soepel,
h/l/r tidal
teraba
L/R : ttb
A : Peristaltik
(+) n
EKG : iskemik
anteroseptal
26 Januari 2016 Pasien PBJ
Teori Kasus
Defenisi
Berdasarkan JNC 7, dikatakan Hiperetnsi stage
I bila TD sistole 140 - 159 mmHg & TD diastole Pada kasus ini dijumpai TD 150/90 mmHg
90-99 mmHg

Epidemiologi
Hipertensi sering dijumpai pada pasien usia
Pada kasus ini dijumpai :
lanjut
Usia Os 66 tahun

Gejala Klinis
sakit kepala, nafas pendek, pusing berputar, Pada pasien ini dijumpai :

nyeri dada, Nyeri kepala, pusing berputar, nyeri tengkuk,

palpitasi, & epistaksis. nafas sesak, nyeri dada.


Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
Pada pasien ini dijumpai
 Kadar Gula darah
 Darah Rutin
 EKG
 Gula Darah Sewaktu
 Urinalisa
 EKG
 Fungsi Ginjal
 Elektrolit
 Elektrolit

Penatalaksanaan Pada kasus ini dijumpai


 Tirah baring Tirah baring
 Diet biasa diet makan biasa
 Kombinasi dua obat antihipertensi Micardi 1x8mg
(diuretic thiazid, ACE I, ARB, atau CCB) Adalat Oros 1x30mg
• Pak H. Ginting, berumur 66 tahun menderita
Hiperensi tahap 1 & butuh kombinasi dua obat
antihipertensi yaitu Micardist 1x8 mg & Adalat
Oros 1x30 mg.

Anda mungkin juga menyukai