Anda di halaman 1dari 19

Karsinoma

Nasofaring
Hilman Hafiz C014172206
Nurain Saliha C014172191
Muhammad Hafizudin C014172212

Pembimbing : dr Muhammad Anwar


DEFINISI
KNF
DEFINISI KARSINOMA NASOFARING

Karsinoma Naso-Faring
(KNF) adalah suatu
karsinoma sel skuamosa
yang berasal dari
sel epitel nasofaring.

Sukri Rahman, Bestari Jaka Budiman, Histawara Subroto. Faktor Resiko Non Viral PadaKarsinoma Nasofaring. 2015
EPIDEMIOLOGI
Cina Selatan, Suku Kanton, Guangxi
50 per 100.000 penduduk pertahun

Indonesia
3,9 per 100.000 penduduk pertahun

RSUP Dr. Wahidin S. Juni 16 – Juli 17


Jumlah penderita : 55 orang (31L/24P)

Usia Penderita KNF


Terbanyak usia 40 – 60 tahun (58,2%)

Jenis Kelamin Penderita KNF


Terbanyak penderita laki-laki (56,4%)

Firdha Yossi Chani, Hubungan Antara Faktor Resiko Dengan Kejadian Karsinoma Nasofaring Di RSUD Dr. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 2015-2017, 2018.
Shofi Faiza,dkk, Karakteristik Klinis dan Patologis Karsinoma Nasofaring di Bagian THT- KL RSUP Dr.M.Djamil Padang, Jurnal Kesehatan Andalas. 2016
ETIOLOGI KNF
Epstein-Barr Virus
Banyak penelitian ditujukan kepada hubungan langsung
antara KNF dengan ambang titer antibody EBV

Faktor Genetik
Ras Mongoloid
• Kerentanan terhadap KNF relatif lebih menonjol
• Gen HLA (human leukocyte antigen) dan gen
pengkode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1)
kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap KNF

Faktor Lingkungan
• Ikan asin memiliki kandungan nitrosamin yang
merupakan salah satu faktor pencetus KNF
• Nitrosamin juga terkandung dalam makanan yang
diawetkan, seperti daging olahan.

Nasopharyngeal Carcinoma / Indonesian 2017 Hospital Authority, Smart Patient.


About Nasopharyngeal Cancer, The American Cancer Society medical, 2018
ANATOMI
FARING
OROFARING + NASOFARING + LARINGOFARING

OROFARING
Atap : basis sphenoid, basis occiput
Posterior : anterior arch of Atlas
Lateral : muara tuba Eustachian

Fossa Of Rossemuller
Bagian atas dan belakang dari muara tuba
Eustachian terletak pharyngeal recess

Tonsil NasoFaring
• Diantara atap dan dinding posterior nasofaring
• Nasofaring mulai menghilang apabila
menjelang dewasa.

Mohammad Maqbool, Suhail Maqbool. Ear Nose and Throat Diseases, Edisi Kesebelas, Halaman 243-246, 2007.
GEJALA KLINIS
Gejala yang sering muncul dapat dikelompokkan menjadi empat kategori9

TELINGA HIDUNG SARAF BENJOLAN

Pembesaran
Gangguan Sumbatan kelenjar getah
Saraf karnial III, bening
pendengaran hidung
V, VI, XII
progessif Sesuai lokasi tumor
Otalgia (unilateral D/S)
Epistaksis
Tinitus
Post nasal drips
Tuli konduktif disertai darah

Dr. Sukri Rahman, Update Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Nasofaring, Bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2017.
Harrison W. Lin, MDCumming review of otolaryngology First Edition, 92-93, 2017
GEJALA KLINIS
GEJALA DINI GEJALA LANJUTAN

Gangguan pendengaran Penglihatan ganda (diplopia)

Epistaksis Rasa baal


Sering berulang, volume sedikit,
sering bercampur ingus Kelumpuhan lidah, leher, gangguan
pendengaran, gangguan penciuman
Sumbatan hidung menetap
(Pilek kronik, gangguan penciuman) Pembesaran kelenjar limfe,
tidak nyeri

Dr. Sukri Rahman, Update Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Nasofaring, Bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2017.
Harrison W. Lin, MDCumming review of otolaryngology First Edition, 92-93, 2017
PEMERIKSAAN KANKER NASOFARING

Nasoendoskopi Biopsi Ct Scan


Nasofaring
-Keterlibatan mukosa -
-Merupakan pemeriksaan
-Perluasan tumor pasti untuk diagnosis. -Mengevaluasi adanya
erosi tulang oleh tumor
-Membantu saat biopsi. -Dilakukan dari hidung
atau dari mulut. -Menilai perluasan
-Tidak dapat menetukan tumor ke parafaring
peluasan tumor ke arah dalam - Biopsi dari hidung dilakukan
secara blind biopsi -Perluasan perineural
dan dasar tengkorak melalui foramen ovale

Dr. Sukri Rahman, Update Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Nasofaring, Bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2017.
Harrison W. Lin, MDCumming review of otolaryngology First Edition, 92-93, 2017
PEMERIKSAAN KANKER NASOFARING

- Test EBV MRI


NASOFARING
-Untuk menentukan tipe penyakit yang
berhubungan dengan EBV - Memperlihatkan bagian superficial dan dalam
jaringan lunak nasofaring,
-Mulai dari penyakit infeksi sampai - Membedakan antara massa tumor dengan
keganasan pada KNF jaringan normal.
- Memperlihatkan infiltrasi tumor ke otot-otot
-DNA EBV yang bebas di dalam darah dapat dan sinus cavernosus.
dideteksi dengan polymerase chain reaction - Perluasan ke parafaring dan pembesaran
kelenjar getah bening.
-DNA EBV di darah pasien KNF meningkat - Mempunyai keterbatasan dalam menilai
selama fase awal pemberian radioterapi
perluasan yang melibatkan tulang.
Dr. Sukri Rahman, Update Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Nasofaring, Bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2017.
Harrison W. Lin, MDCumming review of otolaryngology First Edition, 92-93, 2017
PEMERIKSAAN KANKER NASOFARING

Pemeriksaan Nasoendoskopi Pemeriksaan CT SCAN

Dr. Sukri Rahman, Update Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Nasofaring, Bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil Padang, 2017.
Harrison W. Lin, MDCumming review of otolaryngology First Edition, 92-93, 2017
KLASIFIKASI KARSINOMA
NASOFARING
World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan KNF berdasarkan histopatologi :

TIPE I ( 25%) Karsinoma Sel Skuamosa


(berkreantinasasi)
TIPE II (12%) Karsinoma tidak berkreatinisasi

TIPE III (63%) Karsinoma tidak berdiferensiasi

Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
1. TUMOR PRIMER

T2
T1
Tumor meluas jaringan lunak orofaring
Tumor terbatas di nasofaring /fossa nasal
T2A Tanpa perluasan ke parafaring
T2B Disertai perluasan ke parafaring
Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
1. TUMOR PRIMER

T3 T4
Tumor menginvasi struktur tulang Tumor dengan perluasan intracranial
dan/atau sinus paranasal dan/atau terdapat keterlibatan saraf kranial,
fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau
ruang masticator.
Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
2. Kelenjar Getah Bening Regional

NX Pembesaran tidak dapat


dinilai
N0 Tidak ada pembesaran
N1 unilateral, 6 cm, di atas
fossa supraklavikula
N2 bilateral,  6 cm, di atas
fossa supraklavikula
N3 bilateral, 6 cm, di dalam
fossa supraklavikula
N3a Ukuran lebih 6 cm
N3b Di dalam fossa
supraklavikula
Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
3. Metastasis jauh

Mx Metastasis jauh
tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metastasis
M1 Terdapat metastasis
jauh

Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
STADIUM KARSINOMA NASOFARING
Stadium Tumor Primer (T) Kelenjar Getah Bening Metastasis
Regional(N) Jauh (M)
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T2a N0 M0
T1 N1 M0
IIB T2a N1 M0
T2b N0, N1 M0
T1 N2 M0
III T2a,T2b N2 M0
T3 N0, N1, N2 M0
IVA T4 N0, N1, N2 M0
IVB Semua T N3 M0
IVC Semua T Semua N M1
Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
PENATALAKSANAAN KARSINOMA
NASOFARING
RADIOTERAPI
• Stadium I dan II

KEMOTERAPI
- Dikombinasi dengan Radioterapi
- Stadium III dan IV

PEMBEDAHAN
-Tidak dilakukan
-Diseksi leher radikal - metastasis kelenjar getah
bening servikal persisten setelah radioterapi atau
kemoradioterapi

Dhingra PL et. Dhingra S. Tumor Nasopharynx. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. edisi keedam. Halaman 250-3. 2016.
Roezin A et. Adham M. Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Edisi Ketujuh. Halaman 158-163. 2015.
Bansal M. Nasopharyngeal carcinoma. Disease Ear Nose and Throat. Edisi pertama. halaman 440,441. 2013.
PROGNOSIS KARSINOMA NASOFARING
• Prognosis (angka bertahan hidup 5 tahun)
– 76,9% - stadium I
– 56,0% - stadium II
– 38,4% - stadium III
– 16,4% - stadium IV
• Faktor utama yang berpengaruh prognosis
KNF:
– keagresifan tumor
– karakteristik pejamu(host)
– terapi atau penatalaksanaan yang diberikan.

Arnold W. et. Ganzer U. tumor of nasopharynx. otorhinolaryngology, head & Neck Surgery. European manual of medicine. edisi pertama. halaman 328,329. 2010
Eka Arie Yuliyani, I Gde Ardika Nuaba, I Made Sudipta. Faktor Prognosis dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai