Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FARMAKOTERAPI 1

PNEUMONIA

OLEH KELOMPOK 7 : Ica Bela Octavia (1601069)


Poppy Nur Azizah (1601080)
Qonita Qotrun Nada (1601081)
Rahma Deanni Yunardi (1601082)
Ratih Nur Ramadhan (1601083)
Regina Syafinatullah (1601084)

KELAS : VI.B
PERTEMUAN/HARI/JAM :2/SENIN/10.00 - 11.40

Dosen Pengampu :Ifora,M.Farm,Apt


DEFINISI
PNEUMONIA

Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan pada paru yang


timbul karena invasi dari beberapa patogen dan salah satu
penyebab yang paling banyak yaitu bakteri sehingga bisa
menyebabkan gangguan fungsi organ pernapasan seperti
kesulitan untuk bernapas karena kekurangan oksigen (World
Health Organization, 2014).
KLASIFIKASI

a. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah


pneumonia pada orang dewasa yang
penyebabnya seperti S.pneumoniae, H.influenza,
Respiratory Syncytial virus (RSV), biasanya
diperoleh dari luar rumah sakit. Sedangkan pada
anak-anak patogen penyebab pneumonia yang
sering ditemukan seperti
M.pneumoniae,C.pneumoniae.
b. Nosokomial Pneumonia
Adalah pneumonia yang diperoleh dari rumah
sakit. Patogen penyebabnya yaitu bakteri
nosokomial yang resisten terhadap antibiotik
yang ada di rumah sakit seperti E.coli, Klebsiella
sp, Proteus sp. Pada pasien yang dahulu
mendapatkan terapi sefalosporin generasi ketiga,
umumnya dijumpai bakteri enterik yaitu
Citrobacter sp., Serratia sp., Enterobacter sp.,
P.aeruginosa adalah patogen yang jarang
dijumpai, tetapi sering dijumpai pada pneumonia
yang fulminan. S. aureus khususnya yang resisten
terhadap methicilin seringkali dijumpai pada
pasien yang dirawat di ICU.
c. Pneumonia Aspirasi
Adalah salah pneumonia yang diakibatkan
aspirasi sekret oropharyngeal dan cairan lambung,
biasanya didapat pada pasien dengan status
mental terdepresi, maupun pasien dengan
gangguan refleks menelan. Patogen yang
menginfeksi pada Community Acquired Aspiration
Pneumoniae adalah kombinasi dari flora mulut
dan flora saluran napas atas, yakni meliputi
Streptococci anaerob. Sedangkan pada
Nosocomial Aspiration Pneumoniae bakteri yang
lazim dijumpai adalah campuran antara Gram
negatif batang dan S. aureus anaerob.
Tanda dan Gejala
• Batuk
• Dyspnea
• nyeri dada
• dahak berwarna kuning
• perdarahan mukus
Faktor Resiko
• Malnutrisi
• Paparan asap rokok
• Imunisasi tidak lengkap
• Gangguan imun
• Pertusis
Etiologi
a. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus
pneumonia, Mycoplasma pneumonia,
Hemophilus influenza, Legionella
pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob
oral, adenovirus, influenza tipe A dan B.
b. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram
negative (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, anaerob oral
PATOFISIOLOGI
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan
invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan
respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun
lebih dari seratus jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit
dari mereka yang bertanggung jawab pada
sebagian besar kasus.Penyebab paling sering
pneumonia adalah virus dan bakteri.
• Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk
berkembang biak.Biasanya virus masuk
kedalam paru-paru bersamaan droplet udara
yang terhirup melalui mulut dan hidung.setelah
masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli.
Invasi ini sering menunjukan kematian sel,
sebagian virus langsung mematikan sel atau
melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut
apoptosis.
•Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika
droplet yang berada di udara
dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru
melalui aliran darah ketika ada
infeksi pada bagian lain dari tubuh.

•Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi
hal ini mungkin terjadi pada
individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan
AIDS,obat-obatan imunosupresif
atau masalah kesehatan lain
•Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi
paru-paru.Parasit ini secara khas memasuki tubuh
melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki
tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya
melalui darah.
Terapi non farmakologi
• Istirahat
• Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi
• Terapi oksigen
• Penanganan tambahan meliputi makanan kaya
kalori,asupan cairan yang cukup
Terapi farmakologi
a. Antibiotik ,terutama untuk pneumonia bakteri. Antibiotik
yang biasa diberikan adalah penisilin,
ampisilin,tetrasiklin,gentamisin dan lain-lain.
b. Analgesik bisa digunakan untuk meredakan nyeri dada
pleuritik.
c. Mukolitik
Membantu mengencerkan sekresi sehingga sekresi dapat
keluar pada saat batuk.
d. Bronkodilator
Untuk meningkatkan diameter lumen percabangan
trankeobronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap
aliran udara.
e. Kortikosteroid
Berguna untuk keterlibatan luas dengan hipoksemia.
DIAGNOSA
1. Gambaran klinis
a. Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40°C, batuk dengan dahak mukoid
atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri
dada.
b. Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru.
Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup,
pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki
basah kasar pada stadium resolusi.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang
utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat
berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram",
penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti.
Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab
pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis
etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral ataugambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan
meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
b.Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat
peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari
10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan
pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke
kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita
yang tidak diobati. Analisis gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai