Anda di halaman 1dari 14

1.

Baiq Siti Nur Munira ( F1A 017 029 )


2. Cahaya Al Fani ( F1A 017 031 )
3. Dea Ulhusna ( F1A 017 032 )
4. Deni Ramadi Putra ( F1A 017 033 )
5. Dhani Izha Rusyandi ( F1A 017 035 )
Bambu merupakan tanaman sebangsa rumput yang
banyak tumbuh di Indonesia. Bambu secara botanis
dapat digolongkan pada family Graminese (rumput).
Tanaman ini dapat tumbuh di daerah beriklim panas
maupun dingin. Bambu tumbuh secara bergerombol
membentuk rumpun. Pada umumnya bambu
ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya
bebas dari genangan air. Dari kurang lebih 1.000
species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species
dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara
SIFAT FISIK SIFAT MEKANIK
 Titik jenuh serat bambu 20- Sifat Mekanis Lambang Nilai (psi)
30%.
 Bagian buku-buku (nodes)
mengandung +10% lebih Kekuatan tekan maksimal - 8.000

sedikit kadar airnya dari pada


bagian ruasnya Tegangan tekan yang diijinkan S 4.000
 daya serap airnya bisa
mencapai 300%, Kekuatan tekanan maksimum - 18.000
 Bambu perlu diawetkan agar
dapat mencapai mutu dan
umur yang diharapkan, Tegangan tarik yang diijinkan S 4.000

 Ketahanan lebih terhadap api


di bandingkan kayu. Tegangan ikatan yang diijinkan U 50
 Pemuaian dan penyusutan
bambu hampir sama dengan Modulus elastisitas E 2.5×106
kayu.
 Bambu memiliki nilai seni yang tinggi
 Bahan alami yang dapat diperbaharui
 Ramah lingkungan karena memiliki siklus
hidup kurang dari 6 tahun
 Material yang ringan dan murah
 Kuat tarik bambu bisa disandingkan dengan
baja
 Sangat cepat pertumbuhannya
 Karena mengandung selulosa yang lebih
sehingga rentan terhadap kumbang bubuk,
dan menjadi mudah lapuk
 Rawan terkena hama jamur, lumut dsbg
 Umurnya relatif pendek
 Dalam pengerjaannya ada beberapa hal sulit
seperti teknik penyambungan antar bambu
1. Pengawetan
ada dua metode pengawetan bambu yaitu:
a. Metode Non-Kimia
1. Pengeringan dan perendaman
Bambu utuh yang baru ditebang disandarkan
dengan kemiringan 75 derajat agak tegak di bawah naungan
pohon yang teduh dan dibiarkan sampai kadar airnya
berkurang dan berubah warna menjadi kuning dan kering
atau setengah kering. Bambu disandarkan ditempat terbuka
dengan tujuan agar bambu tersebut tidak melengkung dan
menghindari kekeringan yang tidak merata. Bambu yang
sudah berubah warna dan benar-benar kering selanjutnya
direndam dalam kubangan air (kolam) yang menggenang
atau mengalir selama 1-6 bulan
2. Perebusan
Tempat perebusan untuk
pengawetan bambu dapat berupa drum
bekas atau wadah lain yang ditaruh di atas
tungku. Drum berisi air sebanyak 75%
bagian, kemudian direbus hingga mendidih
Pengawetan secara kimiawi bertujuan mencegah
kerusakan bambu dari serangan serangga atau jamur.
1. Pengawetan dengan Soda Api (NaOH)
Cara pengawetan ini adalah dengan
memasukkan soda api ke dalam air, kemudian direbus
hingga mendidih sambil diaduk agar bahan tersebut larut
dalam air. Kemudian potongan bambu dicelupkan dalam
larutan selama 5-30 menit. Selanjutnya diangkat, dicuci
bersih dan dikeringkan.
2. Pengawetan dengan Prusi
Prusi merupakan bahan kimia berwarna biru
berupa gumpalan (bongkahan) kecil seperti gula
batu. Bambu direbus dalam air mendidih yang
mengandung prusi sebanyak 5%-10% selama 5-30
menit. Setelah itu diangkat, dicuci bersih dan
dikeringakan.
3. Pengawetan dengan Soda Abu atau Natrium Bisulfit
Cara ini juga hampir sama dengan
pengawetan soda api. Soda abu dimasukkan ke
dalam air mendidih kemudian memasukkan bambu
selama 60 menit.Setelah direbus kemudian bambu
tersebut diangkat, dicuci bersih dan dikeringkan.
4. Metoda Butt Treatment
Bagian bawah batang bambu yang baru
dipotong diletakkan di dalam tangki yang berisi
larutan pengawet. Cabang daun pada batang tetap
disisakan. Karena prosesnya memakan waktu yang
lama, metode ini hanya tepat diterapkan pada batang
bambu yang pendek dan berkadar tinggi.
a) Bambu yang dipilih sebaiknya yang sudah matang ( 3-5
tahun). Dari segi fisik dapat dilihat dari warna daun,
kelopak,dan jika dipukul terdengar bunyi yang nyaring (
tanda sudah tua atau kering).
b) Tanda bambu yang matang juga bisa diukur menggunakan
alat ukur kepadatan batang. Alatnya berupa jarum yang
ditembakkan ke dalam batang bambu, cukup akurat, tetapi
alatnya masih sangat mahal.
c) Setelah ditebang bambu sebaiknya dibiarkan beberapa hari
diatas sebuah alas dengan posisi tegak, alas batu misalnya.
Tujuannya menurunkan semua cairan alami yang terdapat
dalam bambu. Alas juga berfungsi untuk menjaga
kelembaman tanah tidkak masuk kembali ke dalam serat
batang bambu.
d) Sebaiknya bambu yang sudah dipilih dibersihkan dari
kotoran yang melekat pada permukaan batang bambu.
e) Bambu matang mempunyai kerapatan daging batang yang
baik, sehingga tidak menyebabkan kisut jika sudah kering.
a) Sebagai tiang/kolom rumah, untuk rumah sebaiknya
gunakan bambu yang cukup kuat dan umurnya tua
sehingga struktur kolom bisa kuat dan tahan lama
b) Sebagai dinding rumah yang disebut sebagai gedeg
c) Sebagai lantai bangunan dengan cara membelah bambu
atau secara utuh ditata sehingga membentuk lantai yang
kuat
d) Struktur rangka atap, seperti dalam pembuatan kuda-
kuda bambu, reng bambu, usuk bambu,dan bagian
lainnya sehingga membentuk atap bambu yang kokoh
e) Sebagai furniture seperti kursi atau meja bambu
f) Sebagai pagar rumah
g) Sebagai plafon, dijadikan sebagai rangka sekaligus
penutup langit-langit menggunakan lembaran anyaman
bambu.
.

Anda mungkin juga menyukai