Anda di halaman 1dari 43

UNIT PERAWATAN

INTENSIF PSIKIATRI (UPIP)


PENDAHULUAN

 Perlunya pelayanan intensif:


 Prevalensi gangguan jiwa di masyarakat
 Butuh pelayanan akut/intensif baik untuk yang akut
maupun eksaserbasi akut
 Dengan penanganan yang tepat diharapkan pulih
segera, hendaya minimal
 PICU di rumah sakit umum
 Rujukan ke atas ke RSJ, rujukan ke bawah
dengan CMHN/Puskesmas
KONSEP KEPERAWATAN JIWA DI
UPIP

 Pengertian kedaruratan dan intensif


 Pengertian kedaruratan jiwa dan intensif jiwa

 Pola manajemen pelayanan keperawatan di


UPIP
 Pola manajemen asuhan keperawatan di UPIP

 Alur pelayanan kepada pasien di UPIP


KEDARURATAN
 Ancaman segera terhadap kehidupan,
kesehatan, harta benda atau lingkungan
 Kehilangan kehidupan, gangguan

kesehatan, kerusakan harta benda dan


lingkungan
 Cenderung peningkatan bahaya yang tinggi
dan segera terhadap kehidupan, kesehatan,
harta benda atau lingkungan
TINDAKAN INTENSIF
 Tindakan diberikan secara terus
menerus pada pasien dengan kondisi
darurat.
 Disesuaikan dengan level kedaruratan
yang dialami pasien.
 Tiga fase tindakan intensif
DARURAT PSIKIATRI

TINDAKAN INTENSIF
• Gangguan pikiran, perasaan,
perilaku dan atau sosial yang
membahayakan diri sendiri atau
orang lain yang membutuhkan
tindakan intensif yang segera.
kondisi darurat dan
tindakan intensif yang segera.
.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
 Planning: Visi, misi, filosofi, rencana jangka panjang,
menengah, dan pendek (rencana harian)
 Organizing: case management:
 Struktur Organisasi
 Daftar Pasien
 Daftar Dinas
 Directing:
 Komunikasi
 Supervisi
 Penyelesaian konflik
 Manajemen waktu
 Delegasi
 Controlling:
 Indikator mutu umum
 Indikator mutu khusus
 Audit dokumentasi
COMPENSATORY REWARD
 Proses rekruitmen di UPIP
 Proses seleksi di UPIP
 Proses orientasi di UPIP
 Penilaian kinerja di UPIP
 Pengembangan staf perawat UPIP
PROFESIONAL RELATIONSHIP
 Struktur tim keswa di UPIP
 Hubungan dan aktivitas tim

 Hubungan professional antar anggota tim UPIP


DIAGRAM HUBUNGAN PROFESIONAL UPIP

Perawat -
Perawat

Dokter
Profesi Lain
Umum/Psikiater
PROSES KEPERAWATAN DI UPIP

Pengkajian

Evaluasi Diagnosis

Implementasi Perencanaan
Pengkajian Diagnosis Tindakan Monitoring
• Demografi • Rufa 1-10 • Intensif 1 dan
• GAF • Rufa 11-20 • Intensif 2 Evaluasi
• RUFA • Rufa 21-30 • Intensif 3 • Intensif 1
• Intensif 2
• Intensif 3
 INTENSIF 1: 24 jam pertama
 INTENSIF 2: 24 – 72 jam
 INTENSIF 3: 72 jam – 10 hari

KRITERIA PASIEN DARURAT PSIKIATRI: GAF (Global Assessment of


Functioning Scale)

 21-30 Behavior is considerably influenced by delusions


or hallucinations OR serious impairment in communication or
judgment OR inability to function in almost all areas.
 11-20 Some danger of hurting self or others OR occasionally
fails to maintain minimal person hygiene OR gross impairment
in communication.
 1 - 10 Persistent danger of severely hurting self or others OR
persistent inability to maintain minimal personal hygiene OR
serious suicidal act with clear expectation of death.
RESPONS UMUM FUNGSI ADAPTASI
(RUFA)
(Global Assessment of Response Functioning)

 Pengkajian keperawatan untuk menentukan


kondisi darurat pasien
 Menentukan tindakan yang harus diberikan

kepada pasien
 RUFA untuk setiap diagnosa keperawatan

 Skore 1 – 10 memerlukan tindakan intensif 1


 Skore 11 – 20 memerlukan tindakan intensif 2

 Skore 21 – 30 memerlukan tindakan intensif 3


TINDAKAN INTENSIF 1
Indikasi :
 Pasien dengan skor 1-10 skala
RUFA
Prinsip tindakan :
 Life saving
 Mencegah cedera pada pasien,
orang lain dan lingkungan
TINDAKAN INTENSIF 1 (LANJUTAN..)
 Tindakan Intensive 1:
 Observasi ketat (setiap 15 – 30 menit)
 Pemenuhan kebutuhan dasar (makan,
minum, perawatan diri)
 Manajemen pengamanan pasien yang
efektif
 Terapi modalitas: terapi musik.
 Psikofarmakoterapi intensif:: efektif dan
rasional (titrasi psikofarmaka)
 Evaluasi
 Evaluasi RUFA setiap shift untuk indikasi
tindakan intensif 2
TINDAKAN INTENSIF 2

Indikasi :
 Pasien dengan skor 11-20 skala
RUFA
Prinsip tindakan
 Observasi lanjutan dari fase krisis
(tiap 30 menit – 1 jam)
 Pencegahan cedera pada pasien,
orang lain dan lingkungan
TINDAKAN INTENSIF 2
(LANJUTAN..)

 Tindakan intensif 2:
 Observasi 30 menit – 1 jam
 Tindakan keperawatan intensif 2
 Terapi modalitas: terapi musik dan
terapi olah raga.
 Psikofarmaka dengan dosis optimal
(mungkin masih perlu parenteral)
 Evaluasi
 Evaluasi RUFA setiap shift untuk
indikasi tindakan intensif 2
TINDAKAN INTENSIF 3

 Indikasi :
 Pasien dengan skor 21-30 skala
RUFA
 Prinsip tindakan
 Observasi setiap 2 – 4 jam
 Awal perawatan mandiri pasien
TINDAKAN INTENSIF 3
(LANJUTAN..)

 Tindakan intensif 3:
 Observasi setiap 2 – 4 jam
 Tindakan keperawatan intermediate
dimulai (Sp 1, 2)
 Terapi modalitas: terapi musik, terapi olah
raga dan life skill therapy.
 Psikofarmaka: dosis optimal, per oral.
 Evaluasi
 Evaluasi RUFA setiap shift untuk indikasi
rujukan:
 Ke perawat CMHN di Puskesmas
 Ke ruang rawat intermediate
 Perilaku Kekerasan dan Risiko Perilaku
Kekerasan
 Halusinasi
 Waham
 Risiko Bunuh Diri
 Isolasi Sosial
 Ansietas Berat – Panik
 Putus Zat/ Over dosis
 Defisit Perawatan Diri
RUFA PERILAKU KEKERASAN
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Orang lain / Orang lain / Orang lain /
makhluk lain makhluk lain makhluk lain
mengancam mengancam mengancam
Perasaan Marah dan Marah dan Kadang marah
jengkel terus- jengkel dan jengkel,
menerus (seringkali) sering tenang
Tindakan Terus-menerus Hanya Kadang-kadang
mengancam mengancam masing
orang lain secara verbal mengancam
(verbal) Tidak ada secara verbal.
Terus-menerus tindakan Komunikasi
berusaha kekerasan fisik cukup koheren
mencederai Komunikasi
orang lain (fisik) kacau
Komunikasi
sangat kacau
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
PERILAKU KEKERASAN
Intensif I Intensif II Intensif III

• Kendalikan • Dengarkan • Dengarkan


secara verbal keluhan pasien keluhan pasien
• Pengikatan tanpa • Latih cara
ATAU Isolasi menghakimi mengendalikan
• Psikofarmaka: • Latih cara fisik marah dengan
anti psikotik mengendalikan cara verbal,
parenteral, anti marah: nafas spiritual.
ansietas dalam • Pertahankan
• Beri pemberian
psikofarmaka: psikofarmaka
antipsikotik oral: anti
oral psikotik
RUFA HALUSINASI
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Sangat dikendalikan oleh Lebih Masih bisa
isi halusinasi dikendalikan oleh mengendalikan
halusinasi, diri
kadang-kadang
masih bisa
mengendalikan
diri
Perasaan Takut, marah, “lucu” Takut, marah, Takut, marah,
(tergantung isi “lucu” (tergantung “lucu”
halusinasi) isi halusinasi) (tergantung isi
halusinasi)
RUFA HALUSINASI
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30
Tindakan •Perilaku terteror •Perilaku lebih •Meningkatnya
semacam panik. dikendalikan oleh tanda-tanda sistem
•Risiko tinggi isi halusinasi. syaraf terhadap
bunuh diri atau •Kesulitan ansietas:
membunuh orang berhubungan meningkatnya
lain. dengan orang lain. denyut jantung,
•Aktivitas fisik •Rentang perhatian pernafasan, dan
merefleksikan hanya beberapa tekanan darah).
halusinasi detik atau menit. •Perhatian mulai
(kekerasan, agitasi, •Gejala fisik seperti sedikit menyempit.
menarik diri, ansietas berat •Asyik dengan
katatonia) (keringat dingin, pengalaman
•Tak mampu tremor, tak mampu sensori dan belum
berespon thd mengikuti mampu
perintah yang perintah). membedakan
kompleks halusinasi dan
•Tak mampu kenyataan
berespon terhadap
lebih dari satu
orang
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
HALUSINASI
Intensif I Intensif II Intensif III

• Dengarkan • Dengarkan • Dengarkan


ungkapan pasien keluhan pasien keluhan pasien
tanpa membantah tanpa menghakimi • Latih cara
atau mendukung • Latih cara mengontrol
• Yakinkan pasien mengontrol halusinasi dengan
dalam keadaan halusinasi dengan bercakap dengan
aman menghardik orang lain, dan
• Berikan • Beri psikofarmaka: melakukan
psikofarmaka antipsikotik oral aktivitas terjadwal.
parenteral: anti • Pertahankan
psikotik pemberian
psikofarmaka oral:
anti psikotik
RUFA WAHAM
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Terus menerus Pikiran Pikiran kadang-
terfiksasi dengan didominasi oleh kadang
wahamnya isi waham, dikendalikan
kadang masih wahamnya
memiliki pikiran
yang rasional
Perasaan Sangat Lebih Kadang masih
dipengaruhi oleh dipengaruhi dipengaruhi
wahamnya wahamnya wahamnya
Tindakan Komunikasi Komunikasi Komunikasi
sangat kacau, masih kacau. sering terganggu
selalu Tidak waham
dipengaruhi oleh mencederai
waham. orang lain
Mungkin
mengancam
orang lain
Mencederai
orang lain
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
WAHAM
Intensif I Intensif II Intensif III

• Dengarkan • Dengarkan • Dengarkan


ungkapan klien keluhan pasien keluhan pasien
walaupun terkait tanpa • Bantu identifikasi
wahamnya tanpa menghakimi stimulus waham
membantah atau • Komunikasi dan usahakan
mendukung sesuai kondisi menghindari
• Berkomunikasi obyektif pasien stimulus tersebut
sesuai kondisi • Beri • Pertahankan
obyektif psikofarmaka: pemberian
• Psikofarmaka: antipsikotik oral psikofarmaka
anti psikotik oral: anti psikotik
parenteral, anti
ansietas
RUFA RISIKO BUNUH DIRI

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Terus-menerus Sering Kadang-kadang
berpikir bunuh dipengaruhi berpikir untuk
diri pikiran bunuh diri bunuh diri
Perasaan Terus menerus Seringkali putus Kadang-kadang
putus asa asa putus asa
Tindakan Mencoba bunuh Mengancam Isyarat bunuh diri
diri dengan cara bunuh diri
yang lethalitasnya
tinggi
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA RISIKO
BUNUH DIRI

Intensif I Intensif II Intensif III

• Tempatkan di • Dengarkan keluhan • Dengarkan keluhan


tempat yang pasien tanpa pasien
mudah diawasi menghakimi • Latih cara
• Awasi kondisi • Buat kontrak mengendalikan
pasien dengan keamanan dorongan bunuh
ketat • Tingkatkan harga diri
• Observasi variatif diri pasien • Awasi dengan ketat
• Berikan • Kerahkan • Pertahankan
psikofarmaka dukungan sosial pemberian
• Pertimbangkan • Awasi dengan ketat psikofarmaka oral:
mengusulkan ECT • Beri psikofarmaka: anti depresan
jika perlu anti depresan oral
RUFA PANIK
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Tidak mampu Hanya berkonsentrasi Konsentrasi berkurang
berkonsentrasi sedikitpun pada hal tertentu
Perasaan Teror Khawatir berat Khawatir
Takut
Tindakan Napas pendek, rasa Napas pendek, napas pendek,mulut
tercekik dan palpitasi, berkeringat, tekanan kering, anoreksia,
nyeri dada, sakit kepala, darah naik diare/konstipasi
pucat dan gemetar Persepsi sangat sempit, Banyak bicara dan cepat
Persepsi sangat kacau, merasa tidak mampu Sering merasa gelisah,
takut menjadi gila, takut menyelesaikan masalah gerakan tersentak-sentak
kehilangan kendali Bicara cepat terkadang (meremas tangan)
Bloking, berteriak blocking Adanya perasaan tidak
Ketakutan Tegang aman
Agitasi, mengamuk, Gelisah, kurang atau Hanya berfokus pada
marah sama sekali tak mampu masalahnya
berkonsentrasi
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
PANIK
Intensif I Intensif II Intensif III

• Yakinkan • Yakinkan • Dengarkan


pasien dalam pasien aman keluhan pasien
keadaan aman • Respons tenang • Latih cara
• Reaksi tenang • Berikan anti mengendalikan
• Berikan anti ansietas oral ansietas dengan
ansietas • Ajarkan verbal dan
parenteral tentang cara spiritual.
relaksasi: nafas • Pertahankan
dalam pemberian
psikofarmaka
oral: anti
ansietas
RUFA PUTUS ZAT
Domain Intensif I ( 1 – 10) Intensif II (11 – 20) Intensif III (21 – 30)
Pikiran Keinginan memakai zat sangat Keinginan memakai zat kuat Keinginan memakai zat agak kuat
kuat
Perasaan Putus asa Putus asa Putus asa
Tindakan Mual menetap kadang-kadang Mual ringan tanpa muntah Adanya nyeri otot yang berat,
muntah Goose flesh jelas dan dapat diraba Merasa kedinginan,tangan kedinginan
Goose flesh jelas pada tubuh dan Butir-butir keringat jelas di dahi dan berkeringat
tangan Gelisah dan kurang istirahat yang Tidak ada rasa sakit, bowel sound
Berkeringat basah di muka dan moderat, sering bertukar posisi normal
dada Mata berair, air mata di sudut mata Tidak menguap
Sepanjang waktu melakukan Adanya tremor yang moderat pada Tidak ada penyumbatan hidung & bersin
pergerakan atau berpindah atau saat lengan diekstensikan atau Tidak mual dan tidak muntah atau
bolak-balik dilebarkan Mual yang hilang timbul
Air mata mengalir ke muka Midriasis Kadang-kadang ada goose flesh tapi
Adanya tremor berat walaupun Kadang-kadang bersin tidak teraba dan tidak jelas atau Tidak
lengan tidak diekstensikan atau Kadang-kadang menguap tampak goose flesh
dilebarkan Adanya gelombang rasa sakit, Jarang keringat yang jelas,telapak
Midriasis abdominal cramp tangan basah atau Keringat tidak
Bersin dengan konstan dan berair Adanya perubahan suhu yang tidak kelihatan
Sering menguap terkontrol Aktivitas lebih dari normal,gerakan kaki
Adanya rasa sakit, abdominal Nyeri otot yang ringan (nyeri naik turun, kadang-kadang berubah
cramp, diare,hiperaktivitas dan sedang) posisi atau Aktifitas
bising usus meningkat Sistolik di bawah 160 normal
Tidak ada perubahan suhu Nadi 70-89 x/ menit Tidak keluar air mata
Tidak ada kejang otot, otot Tremor tidak terlihat atau tremor tidak
lengan dan leher tidak kaku kelihatan tapi dapat dirasakan dari
sewaktu istirahat (nyeri berat) ujung-ujung jari
Sistolik 160-180
Nadi 90-110 x /menit Sistolik dibawah 130
Nadidi bawah 70 x permenit
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
PUTUS ZAT
Intensif I Intensif II Intensif III

• Bina hubungan • Diskusikan obat • Mendiskusikan


saling percaya untuk mengatasi mekanisme
• Dengarkan gangguan nutrisi terjadinya reaksi
keluhan pasien • Mendiskusikan putus zat
• Jelaskan cara mengatasi • Mendiskusikan
mekanisme gejala fisik yang rencana
terjadinya nyeri masih muncul rehabilitasi yang
hebat akan dijalani oleh
• Ajarkan teknik pasien
relaksasi untuk
mengatasi nyeri
• Psikofarmaka:
analgesik +
diazepam
RUFA OVER DOSIS

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran Keinginan pakai tinggi

Perasaan Putus asa

Tindakan 1. Tingkat kesadaran 1. Tingkat kesadaran 1. Tingkat kesadaran compos


koma somnolen mentis
2. Komunikasi koheren baik
2. Komunikasi tidak ada 2. Komunikasi terbatas :
verbal maupun non verbal
3.Tanda-tanda vital : non verbal dan bicara serta gelisah
Respirasi hipoventilasi kacau 3.Tanda-tanda vital (gejala
kurang dari 12 kali 3. Tanda-tanda vital : putus zat ): respirasi normal,
permenit, Heart rate respirasi normal, heart heart rate takikardi,suhu
bradikardi, suhu badan rate bradikardi , suhu badan fluktuatif, tekanan
darah meningkat dari normal
hipotermia dan tekanan badan fluktuatif, tekanan
4.Respon fisik (gejala putus
darah menurun darah hipotensi zat) : pupil dilatasi,
(hipotensi) 4. Respon fisik : pupil gooseflesh,yawning,lakrimasi,
4. Respon fisik :pupil dilatasi berkeringat, rhinorea, emosi
miosis (pinpoint pupil), labil, nyeri abdomen, diare ,
bibir dan tubuh mual dan atau muntah dan
tremor
membiru
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
OVER DOSIS
Intensif I Intensif II Intensif III

• Komunikasi terapeutik • a) Komunikasi terapeutik • a) Kaji tingkat nyeri pasien dengan menggunakan
• ● Bicara dengan tenang • ● Bicara dengan tenang skala nyeri 1-10 (1-3 nyeri ringan , 4-7 nyeri
• ● Gunakan kalimat singkat dan jelas • ● Gunakan kalimat singkat dan jelas sedang, 8-10 nyeri berat)
• b) Kaji keadekuatan pernafasan, ventilasi dan • b) Kaji lokasi nyeri, intensitas nyeri dan
oksigensiasi dan tingkat kesadaran pasien karakteristik nyeri
• b) Kaji keadekuatan pernafasan, ventilasi dan • c) Diskusikan dengan klien penyebab nyeri yang
• c) Pasang O2 100% sesuai kebutuhan oksigensiasi dan tingkat kesadaran pasien terjadi
• d) Observasi adanya needle track bekas suntikan • c) Pasang O2 100% sesuai kebutuhan • d) Diskusikan pengalaman pasien dalam mengatasi
pada lengan dan kaki pasien • d) Obsevasi tanda-tanda vital setiap 4 jam nyeri
• e) Kolaborasi : untuk ambil darah untuk analisis • e) Observasi drip naloxon dalam IVFD NaCl 0,9% • e) Ajarkan teknik distraksi ( ngobrol, melakukan
kimia darah atau dextrose 5 % 500 ml per 6 jam kegiatan yang menyenangkan)
• f) Observasi TTV setiap 5 menit selama 4 jam • f) Kolaborasi terapi medis lainnya secara • f) Ajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam
• g) Kolaborasi :Pertimbangkan intubasi simtomatik • g) Obsevasi CINA setiap 4 jam
endotrakheal bila ragu keadekuatan pernafasan,
oksigenasi kurang dan hipoventilasi menetap • h) Kolaborasi pemberian therapy analgesik
• h) Kolaborasi : pasang IVFD (NaCl 0,9% atau (sesuai keluhan)
dextrose 5 %) untuk mendukung tekanan darah, • a. Tramal 3x50 mg
mencegah koma dan dehidrasi • b. Jika perlu , injeksi diazepam 1 ampul IM atau
• i) Pasang kathether untuk analisis urine untuk IV.
menentukan jenis zat yang digunakan terakhir • i) Libatlan pasien dalam terapi modalitas : Living
• j) Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi skill dan terapi musik
• k)Coba untuk mendapat riwayat penggunaan obat
dari orang lain yang ikut bersama pasien.
• l) Kolaborasi terapi medis pemberian antidotum
naloxon
RUFA ISOS

Domain Intensif I Intensif II Intensif III


1 - 10 11 - 20 21 - 30
Pikiran 1. Selalu berfikir 1. Sering berfikir 1. Kadang-
bahwa orang lain orang lain akan kadang berfikir
akan mencelakakan mencelakakan orang lain akan
dia dia mencelakakan
Perasaan 1.Afek datar 2. Afek tumpul 3.Afek tumpul
RUFA ISOS
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30

Tindakan 1.Respon terhadap 1.Respon terhadap 1.Respon terhadap


lingkungan apatis lingkungan apatis lingkungan ada tapi
jarang
2. Respon motorik kataton
2. Respon motorik 2.Respon motorik ada
dan stupor
mulai ada tapi jarang
pergerakan tubuh
3. Komunikasi dengan
3. Komunikasi 3 Komunikasi dengan
orang lain tidak ada
orang lain verbal
dengan orang lain
seperlunya
ada tapi non verbal

4. Kemampuan perawatan 4. Kemapuan


4. Kemampuan
diri total care perawatan diri total
perawatan diri care
care
Tindakan Keperawatan pada Isos
Intensif 1 Intensif 2 Intensif 3

Penuhi kebutuhan dasar pasien Kaji tingkat masalah isolasi Bantu pasien mengenal
(tidur, makan, personal hygiene sosial pada pasien penyebab isolasi
) Penuhi kebutuhan dasar Bantu pasien mengenal
Kolaborasi dengan dokter pasien (tidur, makan, keuntungan berhubungan
untuk pemberian obat yang personal hygiene) dengan orang lain
dibutuhkan pasien. Latih pasien berhubungan Bantu pasien mengenal
dengan perawat kerugian bila tidak
berhubungan dengan
orang lain
Bantu pasien berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
TERAPI MODALITAS

Rekreasi Living Olah


•Intensif I Skill Raga
•Intensif II •Intensif I •Intensif I
•Intensif •Intensif II •Intensif II
III •Intensif •Intensif
III III
Diagnosis dan Terapi Medis di Intensif

Psikotik Depresi Delirium Adiksi


Ansietas
• Intensif I • Intensif I • Intensif I Napza
• Intensif II • Intensif II • Intensif II Intensif I
• Intensif • Intensif • Intensif Intensif I
III III III Intensif
Intensif
II
II
Intensif
Intensif
III
III
NO TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx.Kpr
14/13-10 Hall : Suara bisikan setan, Kadang S : Mau melatih utk berkenalan,
1. GSP : dikendalikan, merasa takut, sulit bercakap-cakap dg orla dan pukul
Hall, berhubungan dg orla (Rufa 2); Mampu bantal
RPK, menghardik (B)
Isolasi, RPK : Mondar-mandir, tegang, terkadang O : Mengontrol Hall dg bicara
DPD mengancam secara verbal (Rufa 3); orla, melatih pukul bantal tepat
Mampu nafas dalam (M) dilakukan, berkenalan kurang
Isos : Komunikasi seperlunya, ada pikiran tepat dilakukan
takut (Rufa 3), Mampu cara berkenalan
(B/Motivasi) A : Hall (+) mampu lat bicara dg
Th/kepr : orla, RPK (+) mampu pukul bantal
Melatih mengontrol hall dg bercakap- dan bicara asertif, Isos (+) tidak
cakap dg orla mampu berkenalan dg orla
Melatih pukul bantal, verbal
Melatih berkenalan dg 1 orang P : Klien :
Latih Sp 2 Hall 3 x/hr
RTL : Latih Sp2 RPK 4 x/hr
Evaluasi/validasi kemampuan dan motivasi
Latih Sp 2 Isos (Nama dan Paraf)
Lanjutkan Sp 3 Hall, Sp2 RPK

Anda mungkin juga menyukai