Riwayat Kebiasaan
• Merokok :-
• Minum alkohol :-
• Narkotik :-
• Olahraga :-
Keadaan Pra Bedah (Follow Up Anestesi 14 Mei
2019)
B3 (Brain)
B2 (Blood)
B1 (Breath) Sensorium :Compos
Akral mentis
Airway :Clear :Hangat/merah/kerin GCS : 15
Frekuensi g
RC : +/+
pernafasan :30 x/i Tekanan darah : Pupil : ɵ 3 mm,
100/80 mmHg bentuk bulat, isokor
Suara pernafasan :
Vesikuler Frekuensi nadi : 102 Reflek fisiologis
x/i :+/+
Suara tambahan Reflek patologis :-
T/V : Cukup
: (-) /-
Temperatur : 37,0 oC
Riwayat Riwayat kejang/
asma/sesak/batuk/ Konj.palp inferior muntah proyektil/
pucat/hiperemis/ikte nyeri kepala/
alergi: -/-/-/- rik : -/-/- pandangan kabur : -/
-/ -/ -
B5 (Bowel)
B4 (Bladder) Abdomen : soepel (+),
distensi (-), nyeri B6 (Bone)
Urine :+ tekan (-), teraba
Volume massa (-) Fraktur : -
: ± 100 cc Peristaltik : (+) N Luka bakar : -
Warna : Kuning Mual/Muntah : +/+ Oedem : -
Kateter : - BAB/Flatus : +/+
NGT :-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
Hematologi
• Hb : 12,9 gr/dl (N: 12-16 gr/dl)
• Ht : 38,1 % (N : 37-47 %)
• Eritrosit : 4,78 juta/ul (N: 4,3-6,0 juta/ul)
• Leukosit : 9760 /ul (N: 4800-10800/ul)
• Trombosit : 301.000/ul (N: 150000-
400000/ul)
• LED :-
• MCV : 79,7 fl (N: 80-96 fl)
• MCH : 27,0 pg (N: 27-32 pg)
• MCHC : 33,9 g/dl (N: 32-36 g/dl)
Hematologi
• Waktu protrombin : 3 menit
• APTT : 7 menit
Kimia klinik
• SGOT (AST) : 31,00 mU/dl (N: 0-40 mU/dl)
• SGPT (ALT) : 27,00mU/dl (N: 0-40mU/dl)
• Albumin : 4,50 (N: 3,6-5.0 g/dL)
• Ureum : 12 mg/dl (N: 10-50 mg/dl)
• Creatinin : 0,62 mg/dl (N: 0,6-1,2 mg/dl)
• Asam Urat : 3,2 mg/dL (N: 3,50-7.00)
• Glukosa Darah adr : 88 mg/dl (N:<140 mgdl)
• Natrium : 140,40 mmol/dl (N : 136-155
mmol/dl)
• Kalium : 5,19 mmol/dl (N:3,5-5,5
mmol/dl)
• Chlorida : 112,30 mmol/dl (N: 95-103
mmol/dl)
Imunologi
• HbsAg Kualitatif :-
• HIV Kualitatif :-
• Anti HCV :-
• Rontgen Thorax : Pneumonia
• EKG :-
• Echo :-
• Spirometri :-
DIAGNOSIS KERJA
• Post Colostomy d/t Ateresia Ani
PENGGOLONGAN STATUS FISIK PASIEN MENURUT
ASA
• ASA I
RENCANA TINDAKAN
• PSA
RENCANA ANESTESI
• GA – ETT
ANASTESI
Persiapan pasien
Sebelum Operasi (14 Mei 2019)
• Pasien di konsultasikan ke spesialis anestesi
bagian bedah untuk menilai kondisi fisik pasien,
apakah pasien dalam kondisi fisik yang layak
untuk dilakukan tindakan operasi.
• Setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis
anestesi, pasien di periksa 1 hari sebelum operasi
(kunjungan pre-operatif), hasil dari kunjungan
pre-operatif ini telah dijabarkan sebelumnya.
Diruang perawatan (14 Mei 2019)
• Informed consent : Bertujuan untuk memberitahukan
kepada keluarga pasien tindakan medis apa yang akan
dilakukan kepada pasien bagaimana pelaksanaannya,
kemungkinan hasilnya, resiko tindakan yang akan
dilakukan.
• Surat persetujuan operasi : merupakan bukti tertulis
dari orang tua pasien atau yang menunjukkan
persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan
sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
keluarga pasien tidak akan mengajukan tuntutan.
• Pasien dipuasakan sejak pukul 03.00 WIB tanggal 15
Mei 2019, tujuannya untuk memastikan bahwa
lambung pasien telah kosong sebelum pembedahan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya muntah
dan aspirasi isi lambung yang akan membahayakan
pasien
Di Ruang OK (15 April 2019)
• Identifikasi Pasien
• Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di
ruang persiapan.
• Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan :
TD=90/80 mmHg, nadi = 100x/menit, suhu=37.10C,
RR = 26x/menit
• Pendataan kembali identitas pasien di ruang
operasi. Anamnesa singkat kepada keluarga yang
meliputi BB, umur, riwayat penyakit, riwayat alergi,
dan lainnya.
• Pasien masuk kamar operasi dan dibaringkan di
meja operasi kemudian dilakukan pemasangan EKG,
manset, infus, dan oksimeter.
Persiapan Alat
• Laringoskop
• Stetoskop
• ETT no. 3.0-4.0
• Plester/Tape : Hypafix
• Suction
• Ambu bag
• Spuit 3 cc, 5 cc dan 10 cc
• Gel lubricating
• Sarung tangan
• Face mask
• Pack
• Forcep Magill
• Mesin anestesi
• EKG monitor
• Sfigmomanometer digital
• Oksimeter/saturasi
• Infuse set dan cairan infus – Ringer Laktat
• Abocath no.22 G
• Plester
• Alcohol
Obat – obat yang dipakai
Premedikasi :
• SA 0,13 mg
Induksi :
• Fentanyl 3,5 mg
Medikasi :
• Dexamethasone 1 mg
• Roculax 4 mg
• Fentanyl 7 mg
Pelaksanaan Anestesi
JAM (WIB) 10. 00
• Pasien dari ruang tunggu masuk ke ruang operasi
• Pindahkan pasien ke meja operasi dengan posisi
supinasi
• Pasang infus pada tangan kiri menggunakan
abocath no.22G yang tersambung dengan cairan RL
• Memasang monitor EKG dan oksimeter pulse
• Mengukur tekanan darah, nadi, saturasi prainduksi
(TD: 90/70 mmHg, Nadi : 100x/m, SPO2 : 99%)
• Pemberian obat SA 0,13 mg IV (premedikasi).
Pukul 10.05
• Induksi dengan fentanyl 3,5 mg iv.
• Memastikan pasien sudah tidak sadar dengan cara memeriksa
refleks bulu mata, kemudian diberikan dexamethasone 1 mg
IV.
• Dilakukan preoksigenasi dengan sungkup muka menggunakan
O2
• Setelah relaksasi pasien diintubasi dengan ETT no.4.0, untuk
memastikan ETT terpasang dengan benar dengarkan suara
nafas dengan stetoskop bahwa paru kanan dan kiri sama dan
dinding dada kanan dan kiri bergerak simetris pada setiap
inspirasi buatan. Setelah berhasil, fiksasi dengan hypavix
• Tutup mata kanan dan kiri pasien dengan plester.
• ETT dihubungkan dengan konektor ke sirkuit nafas alat
anestesi, kemudian N2O dibuka 2 liter/menit dan O2 2
liter/menit
• Nafas pasien dikendalikan dengan respirator.
Pukul 10.15
• Operasi dimulai
• Nafas pasien dikendalikan dengan respirator.
• Perhatikan apakah gerakan nafas pasien simetris antara yang
kanan dan kiri.
• TD 90/70 mmHg, HR: 100x/menit, SP02 : 99%
Pukul 10.30
• TD : 90/80 mmHg, nadi : 104x/menit SPO2 : 99%
• Memasukkan roculax 4 ml
Pukul 10.45
• TD : 120/100 mmHg, nadi : 96x/menit SPO2 : 99%
• Memasukkan fentanyl 7 mg IV
Pukul 11.00
• TD : 100/80 mmHg, nadi : 96x/menit SPO2 : 99%
Pukul 11.15
• Operasi selesai
• TD : 90/70, Nadi 104 x/menit, SPO299%
Pukul 11.30
• Pemberian obat anastesi dihentikan, pemberian O2
dipertahankan
• TD 90/70 mmHg, Nadi 108x/menit, SPO299%, ETT
dicabut setelah pasien dapat dibangunkan. Lendir
dikeluarkan dengan suction lalu pasien diberi
oksigen murni selama 5 menit. Setelah semua
peralatan dilepaskan (EKG, manset tensimeter,
oksimeter) pasien dibawa ke ruang recovery.
Infus RL o/t regio dorsum manus dextra
Monitor Perdarahan
Klasifikasi yang digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang Pasien ini digolongkan dalam ASA 1 karena
berasal dari The American Society of Anesthesiologists (ASA). tidak terdapat penyakit sistemik ringan dan
Klasifikasi sebagai berikut : sedang
ASA 1 : pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia
ASA 2 : pasien dengan penyakit sistemik ringan dan sedang
ASA 3 : pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga
aktivitas rutin terbatas
ASA 4 : pasien dengan penyakit sistemik berat yang tak dapat
melakukan aktivitas rutin dan penyakit merupakan ancaman
kehidupannya setiap saat
ASA 5 : pasien sekarat yang diperkirakan dangan atau tanpa
pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam