Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

“SNAKE BITE”
Dipresentasikan oleh :
Cindy Amnda Pelupessy
Alex Stendly Nuburi
Delviyani Sampe Buntu
Handayani Nurfitriana
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. HI
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 54 tahun
 Agama : KP
 Asal : Sentani
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Kampung Kameyaka
 Tgl MRS : 11/02/2018
ANAMNESA

 KU: Digigit ular


 RPS: Pasien datang diantar keluarga karena digigit oleh ular pada
kaki sebelah kanan saat sedang membersihkan kebun sekitar
pukul 16.00 WIT. Pasien masuk IGD pukul 22.40 WIT. Pasien
mengatakan bahwa ular berwarna hitam kecoklatan dengan
bintik-bintik dengan panjang ± 50 cm. Pasien digigit ular
sebanyak 1 kali. Pasien mengatakan panas dan kemerahan
disekitar luka gigitan ular. Awalnya tdk merasakan nyeri, tetapi
saat malam hari SMRS mengeluh sedikit nyeri pada luka tsb.
 Muntah (+), lemah otot (+), pusing (+), demam (+), kesemutan
(+) dan bengkak di sekitar luka gigitan (+). Kesulitan menelan (+)
dan kesulitan bernapas disangkal. BAB dan BAK dalam batas
normal.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang


 Kesadaran: Compos mentis (GCS E4V5M6)
Vital sign
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 90 x/menit
 Respirasi : 24 x/menit
 Suhu : 39º C
 SpO2 : 98%
STATUS GENERALIS

 Bentuk kepala: Normochepali


 Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor, refleks cahaya (+/+)
 Hidung: pernafasan cuping hidung (-), mukosa
hiperemis (-), sekret(-)
 Mulut: Sianosis (-), perdarahan gusi (-), lidah kotor (-)
 Telinga: otorhea (-) serumen (-)
LEHER
 JVP : Peningkatan JVP (-)
 KGB : Pembesaran KGB (-)

THORAX
 Inspeksi : Normocheast, simestris, retraksi interkostal (-)
 Palpasi : Vokal fremitus = simetris (KA=KI)
 Perkusi : Sonor kedua lapang paru
 Auskultasi : SN Vesikuler(+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

JANTUNG
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi :
 Perkusi : Kardiomegali (-)
 Auskultasi : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
 Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi: simetris, datar, benjolan (-)
 Auskultasi: bising usus (+) normal
 Palpasi: massa (-)
 Nyeri tekan seluruh lapang perut (-), supel
 Perkusi: timpani (+)
STATUS LOKALIS

Ekstremitas Inferior a/r pedis dextra


 Inspeksi : tampak vulnus morsum luka gigitan
melingkar (-), hiperemis (-), edema (+), kehitaman (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+), akral hangat (+) CRT <2”
DIAGNOSA KERJA

Vulnus morsum e.c snake bite a/r


pedis dextra
USULAN PEMERIKSAAN

 LABORATORIUM
 Darah Lengkap: HB: 8,9 g/dl, WBC: 14.100/uL, PLT:
122.000/uL, DDR (-)
 CT BT
TERAPI

 IVFD RL 20 tpm + neurobat 1 ampul/8 jam


 Inj. Ranitidine 2x50 mg
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
 Inj. Dexametason 3x1 ampul
 inj. Ketorolac 3x1 ampul
 Paracetamol 3x500 mg (po)
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad Funcionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
SNAKE BITE
PENDAHULUAN

 Kasus gigitan ular termasuk kasus kegawatan yang


sering dijumpai di UGO terutama banyak dialami oleh
negara di daerah tropis adan subtropis dimana
pekerjaan utamanya adalah agrikultural. Diperkirakan
sekitar 5 juta kasus gigitan ular terjadi di seluruh dunia
setiap tahunnya.

 Daerah Indonesia yang mayoritas merupakan area


persawahan
BISA ULAR
Kumpulan dari protein yang mempunyai efek fisiologik
yang luas atau bervariasi yang mempengaruhi sistem
multiorgan terutama neurologik kardiovaskuler sistem
pernapasan.

RACUN MULUT RACUN EKOR

• BERSIFAT OFENSIF YANG • BERSIFAT DEFENSIVE DAN


BERTUJUAN BERTUJUAN MENGUSIR
MELUMPUHKAN PREDATOR, RACUN
MANGSANYA, SERING KALI BERSIFAT KURANG TOKSIK
MENGANDUNG FAKTOR DAN MERUSAK
LETAL.
Tanda dan gejala khusus pada
gigitan family ular :
a. Gigitan Elapidae (ular kobra,
b. Gigitan Viperidae/Crotalidae
ular weling, ular welang, ular c. Gigitan Hydropiidae (ular laut)
(ular tanah, ular hijau, ular
sendok, ular anang, ular cabai, coral cirinya:
bandotan puspo), cirinya:
snakes, mambas, kraits), cirinya:
•Semburan kobra pada mata dapat •Gejala lokal timbul dalam 15 menit, •Segera timbul sakit kepala, lidah
menimbulkan rasa sakit yang atau setelah beberapa jam berupa terasa tebal, berkeringat, dan
berdenyut, kaku pada kelopak bengkak di dekat gigitan yang muntah.
mata, bengkak di sekitar mulut. menyebar ke seluruh anggota •Setelah 30 menit sampai beberapa
•Gambaran sakit yang berat, badan. jam biasanya timbul kaku dan
melepuh, dan kulit yang rusak. •Gejala sistemik muncul setelah 50 nyeri menyeluruh, dilatasi pupil,
•15 menit setelah digigit ular menit atau setelah beberapa jam. spasme otot rahang, paralisis otot,
muncul gejala sistemik. 10 jam •Keracunan berat ditandai dengan mioglobulinuria yang ditandai
muncul paralisis urat- urat di pembengkakan di atas siku dan dengan urin warna coklat gelap
wajah, bibir, lidah, tenggorokan, lutut dalam waktu (ini penting untuk diagnosis),
sehingga sukar bicara, susah •2 jam atau ditandai dengan ginjal rusak, henti jantung.
menelan, otot lemas, kelopak perdarahan hebat.
mata menurun, sakit kepala, kulit
dingin, muntah, pandangan kabur,
mati rasa di sekitar mulut dan
kematian dapat terjadi dalam 24
jam.
ULAR BERBISA ULAR TAK BERBISA
Kepala berbentuk segitiga Kepala membulat/oval
Pupil berbentuk elips Pupil bulat
Memiliki sepasang cekungan untuk Tidak memiliki pit
mendeteksi panas pada setiap sisi
dari kepala (pit)
Memiliki taring yang keluar dari Memiliki deretan gigi tanpa taring
maksila
Warna belang dengan komponen Warna tidak khas
cincin merah, kuning, hitam dengan
cincin merah bersebelahan dengan
cincin kuning -> ular coral
GEJALA KLINIS GIGITAN ULAR
BERBISA

 Gejala Lokal: edema, nyeri tekan pada Iuka gigitan,


ekimosis (dalam 30 menit - 24 jam), Ptekia, Bula,
Nekrosis jaringan
 Gejala sistemik : hipotensi, kelemahan otot,
berkeringat, mengigil, mual, hipersalivasi, muntah,
nyeri kepala, dan pandangan kabur
 Gejala khusus gigitan ular berbisa : Hematotoksik
 Neurotoksik
 Kardiotoksik
Derajat Venerasi Luka Nyeri Udem/eritema Tanda sistemik
gigit
0 0 + +/- <3cm/12jam 0
I +/- + + <3cm/12jam 0
II + + +++ >12cm- +. Neurotoksik,
25cm/12jam mual, pusing, syok

111 ++ + +++ >25cm/12jam ++, syok,


petekie,
ekimosis

IV +++ + +++ Pada satu ++, gangguan


ekstremitas faal ginjal,
secara koma,
menyeluruh perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 PEMERIKSAAN DARAH
 HB,LEUKOSIT,TROMBOSIT, KREATININ,UREUM
ELETROLIT
 PT APTT DAN FAKTOR KOAGULASI
 PEMERIKSAAN URIN
 EKG
 FOTO THORAK
 Tujuan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular
berbisa adalah :
 Menghalangi/ memperlambat absorbsi bisa ular
 Menetralkan bisa ular yang sudah masuk ke dalam
sirkulasi darah
 Mengatasi efek lokal dan sistemik
Sebelum penderita dibawa ke pusat
pengobatan

 Penderita diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap


Iuka gigitan
 Penderita dilarang berjalan dan dilarang minum minuman
yang mengandung alkohol
 Apabila gejala timbul secara cepat sementara belum
tersedia antibisa, ikat daerah proksimal dan distal dari
gigitan. Kegiatan mengikat ini kurang berguna jika
dilakukan lebih dari 30 menit pasca gigitan. Tujuan ikatan
adalah untuk menahan aliran limfe bukan menahan aliran
vena atau arteri
TERAPI SUPORTIF

 FFP
 Transfusi darah dan trombosit , vit K
 Natrium bikarbonat pada keadaan myolisis
 Fasiotomi pd kompartement syndrome
 Tetaus profilaksis
 Analgetik
 Antibiotik broad spektrum
 Alih rawat dengan Sp,S jika terdapat neurotoksik

Dengan Sp,Ort jika terdapat indikasi fasiotomi


DERAJAT SABU

0-1 TIDAK PERLU


SABU,OBSERVASI
 CARA PEMBERIAN SABU 1X24 JAM JIKA
 2 VIAL DILARUTKAN DALAM DERAJAT
MENINGKAT
NACL MAKA BERIKAN
 0,9% ATAU DEXTROSE 5% SABU
(500CC) 2 3-4

 DENGAN KECEPATAN 40-80


 TETES PERMENIT (1 vial 5 cc) 3 5-15

4 11-20
EFEK SABU

 Umum : pasien merasa lebih baik,mual,muntah,nyeri


dapat hilang secara cepat
 Perdarahan spontan terhenti 15-30 mnt
 Koagulasi darah : berhenti 3-9 jam,perdarahan dari
luka berhenti cepat
 Syok : tekanan darah naik 30-60 mnt pertama dan
aritmia dan sinus bradikardi dpt teratasi
 Gejala neurotoksis dapat hilang 30 mnt
 Hemolisis aktif dan rhabdomiolisis kembali normal
Kriteria pengulangan dosis SABU

 Koagulopati menetap atau berulang setelah 6 jam /


perdarahan 1-2 jam terdapat perburukan
neurologik/kardiovaskular
 Pasien mengalami perdarahan cepat

((diulangi dengan dosis yang sama))


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai