Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL DEPARTEMEN ANAK

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL


LOMPAT TALI TERHADAP
PERKEMBANGAN PERILAKU EMOSIONAL
ANAK PRASEKOLAH
DI TK ISLAM TERPADU CENDEKIA
LAMONGAN

Oleh :
MA’UNAH
NIM : 15.02.01.2019
Anak adalah pemilik masa kini dan masa depan bangsa sekaligus pemilik bangsa,
perkembangannya dari mulai lahir hingga memasuki pendidikan dasar merupakan masa
yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial,
emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama (Mukhtar, 2013). Pada
periode prasekolah, anak dituntut untuk menyesuaikan dengan berbagai orang dari
berbagai tatanan, misal keluarga, sekolah, dan teman sebaya, perkembangan kelekatan
anak dengan pengasuh pertama ketika masih bayi adalah sangat penting dalam
mengembangkan emosinya dalam tatanan lingkungan yang baik di dalam maupun
diluar keluarga. Emosi dapat muncul dalam diri seperti sedih, gembira, kecewa, benci,
cinta, marah. Kemampuan untuk membedakan emosi seseorang tidak hanya
berkembang sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi juga bagaimana emosi orang-
orang di sekitarnya. (Yudrik, 2011).

• Riskesdas 2018 di Negara Thailand • Survey awal pada tanggal 15 november


pada Tahun 2015 79,4% didapatkan 2018 di TK Islam Terpadu Cendikia
bahwa indeks perkembangan Lamongan terdapat 10 dari 60 anak di
emosional pada anak usia 36-59 bulan lakukan tes perkembangan emosional ada
• Di indonesia terdapat 69,9% indeks 7(70%) anak yang mengalami masalah
perkembangan emosional pada anak emosional dan 3(30%) anak normal.
 Susanto, (2014) menyatkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan perkembangan emosi anak adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran kognitifnya yang telah meningkat memungkinkan pemahaman
terhadap lingkungan berbeda dari tahap semula,
2. Imajinasi atau daya khayalnya lebih berkembang
3. Berkembangnya sosial anak.

Umumnya mereka telah memasuki lingkungan tempat teman sebaya mulai


berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Tidak mengherankan orang
berpendapat bahwa perkembangan umumnya hidup dalam latar belakang
kehidupan keluarga, sekolah, dan teman sebaya.
Mengingat betapa krusialnya pendidikan bagi anak serta betapa penting dan
fundamentalnya rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan anak untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, maka bermain menjadi kegiatan yang
sangat penting dan merupakan sentral dari segala kegiatan karena aktifitas
bermain merupakan tahap awal dari proses panjang belajar pada anak-anak
yang dialami oleh semua manusia.
• Permainan tradisional sebagai permainan yang telah diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dengan permainan tersebut mengandung
nilai baik, positif, bernilai, dan diinginkan.Ada konsensus bahwa
permainan tradisional merujuk pada aktifitas-aktifitas seperti lompat tali,
engklek, permainan kelereng, permainan karet, dan sebagainya. Untuk itu
(Iswinarti, 2017) mengatakan bahwa ada banyak permainan yang
meningkatkan emosi anak, dan salah satu permainan yang dapat
meningkatkan pengendalian diri, mengontrol emosi adalah lompat tali,
melalui konsep dualitas emosi ini bahwa dalam setiap permainan, kita
dapat belajar mengenal dua sisi emosi positis dan emosi negatif. Dalam
bermain lompat tali dapat mengaplikasikan seseorang untuk tidak marah
atau emosi ketika tidak bisa melanjutkan ke tahapan berikutnya, serta tidak
melakukan pelanggaran yaitu memegang tali bagi pemain yang melompat.
Tujuan penelitian
1) Mengidentifikasi perkembangan emosional anak sebelum dilakukan permainan lompat
tali di TK Islam Terpadu Cendikia Lamongan.
2) Mengidentifikasi perkembangan emosional anak sesudah di lakukan permainan lompat
tali di TK Islam Terpadu Cendikia Lamongan.
3) Menganalisa pengaruh permainan lompat tali terhadap pengembangan emosional anak
usia prasekolah di TK Islam Terpadu Cendikia Lamongan.

 Manfaat
1. Bagi akademis
2. Bagi praktis
1) Bagi profesi keperawatan
2) Bagi peneliti
3) Bagi peneliti lainnya
(1) konsep anak usia prasekolah, (2) konsep perkembangan emosional, (3) konsep permainan
tradisional, (4) konsep lompat tali, (5) kerangka konsep dan (6) hipotesis penelitian.

Hipotesis adalah kesimpulan


teoritis yang masih harus di
buktikan kebenarannya
melalui analisis terhadap
bukti-bukti empiris.
Kemudian setelah melalui
pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis ini
dapat di katakan benar atau
salah, dapat diterima atau
ditolak. (Setiyadi, 2013)
H1 di terima yang artinya
penelitian ini adalah: ada
pengaruh permainan lompat
tali terhadap perilaku
emosional anak prasekolah di
TK Islam Terpadu Cendikia
Lamongan.
Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu (Sugiyono, 2017). Pada bab ini akan disajikan 1) Desain Penelitian, 2) Waktu dan
TempatPenelitian, 3) Kerangka Kerja, 4) Populasi, Sampel, dan Sampling, 5) Identifikasi Variabel, 6)
Definisi Operasional, 7) pengumpulan data dan instrumen penelitian. 8) Pengolahan Data dan Analisa
Data, 9) Etika Penelitian.
‫جزا كم هللا خيرا كثيرا‬

Anda mungkin juga menyukai