Anda di halaman 1dari 16

MATERIAL POLIMER

I
 Definisi dan Konsep Dasar Polimer
 Sejarah Penemuan dan Aplikasi
terkini
 Gaya-gaya molekular dan ikatan-
ikatan kimiawi dalam polimer
Definisi dan Konsep Dasar Polimer
Definisi dan Konsep Dasar Polimer
Istilah PLASTIK dan POLIMER seringkali dipakai
secara bergantian
Faktanya, plastik adalah suatu material rekayasa
yang tidak sederhana dalam struktur molekulnya
melainkan memiliki komposisi yang rumit,yg dgn
sengaja diatur untuk memenuhi aplikasi – aplikasi
spesifik yang diinginkan.

PLASTIK = POLIMER + ADITIF


PLASTIK = POLIMER + ADITIF

Aditif adalah material yang ditambahkan untuk


meningkatkan kemampuan (properties) dari
polimer
Jenis-jenis aditif:

(i) bahan pengisi (filler)


(ii) penstabil (stabilizer)
(iii) pewarna (colorants)
(iv) penghambat nyala/api (flame retardant)
(v) pemlastik (plasticizer)
(vi) pelumas (lubricant)
(viii) dll
KARAKTERISTIK UMUM POLIMER

• Densitas yang rendah, dibandingkan dengan


logam dan keramik.

• Rasio kekuatan terhadap berat (strength to


weight) yang baik untuk beberapa jenis
polimer.

• Ketahanan korosi yang tinggi.

• Konduktivitas listrik dan panas yang rendah.


MENGAPA POLIMER PENTING?
 Plastik dapat difabrikasi dengan cetakan menjadi
bentuk-bentuk yang rumit, umumnya tanpa proses
pengerjaan lanjutan:
 Atas dasar kriteria volumetric basis, polimer:
• sangat kompetitif dalam hal harga dibandingkan
logam.
• umumnya membutuhkan energi proses yang lebih
sedikit dibandingkan logam.
 Beberapa jenis plastik sangat transparan seperti
polymethyl methacrylate PMMA atau akrilik, yang
sangat kompetitif dibandingkan dengan gelas/kaca.
KETERBATASAN POLIMER SEBAGAI
MATERIAL REKAYASA:

 Kekuatan yang relatif lebih rendah daripada logam dan


keramik.
 Kekakuan yang rendah.
 Temperatur penggunaan terbatasi hanya beberapa ratus
derajat C saja.
 Perilaku viskoelastis, merupakan keterbatasan khusus
dalam aplikasi struktur penanggung beban.
 Beberapa jenis polimer mengalami degradasi ketika di-
ekspos dalam cahaya matahari dan radiasi lainnya.
KLASIFIKASI POLIMER
 Secara umum, polimer dibagi menjadi 2 (dua)
kategori: PLASTIK dan KARET.
 Berdasarkan kriteria material rekayasa, polimer
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori:
1. TERMOPLASTIK
2. TERMOSET
3. ELASTOMER
dimana (1) dan (2) adalah plastik; sementara (3)
adalah karet
KLASIFIKASI POLIMER

Dewasa ini sangat banyak terdapat polimer sintetis. Sifat-sifat


dan kemampuan mereka ditentukan oleh formulasi kimia
molekul penyusun dan struktur ikatan primer/sekunder antar
rantai-rantainya

Elastomer
TERMOPLASTIK:

 Berupa material padatan pada temperatur ruang tetapi


berubah menjadi cairan kental ketika dipanaskan pada
temperatur beberapa ratus derajat saja.
 Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan
ekonomis difabrikasi menjadi beragam bentuk.
 Dapat diberikan siklus pemanasan-pendinginan berulang
kali tanpa degradasi berarti.
 Contoh: Polyethylene (PE), polyvinylchloride (PVC),
polypropylene (PP), polystyrene (PS), dan nylon
TERMOSET:
 Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti
termoplastik:
• Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan
mampu mengalir di dalam cetakan.
• Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang
mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi padatan
yang tidak mampu lebur kembali (infusible solid).
• Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali
melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang.
 Contoh: phenolics, epoxies, dan beberapa jenis polyesters
ELASTOMER:
 Material yang mampu memanjang secara elastis ketika
dikenakan tegangan mekanis yang relatif rendah.
 Lebih umum dikenal sebagai karet (rubber).
 Beberapa elastomer dapat diregangkan hingga 10 kali
lipat dan masih mampu kembali sempurna ke ukuran
asal.
 Meskipun perilakunya cukup berbeda dengan termoset,
namun elastomer memiliki struktur yang lebih mirip
dengan termoset, dibandingkan dengan termoplastik.
 Contoh:
• Karet alam: vulcanized natural rubber.
• Karet sintetis: Styrene-Butadiene (SBR), Nitrile
butadiene rubber (NBR), Silicone rubber.
HOMOPOLIMER DAN KOPOLIMER

Bila semua monomer adalah dari jenis yang sama, maka polimer
yang dihasilkan disebut homopolimer. Sedangkan bila polimer
tersebut disusun oleh lebih dari satu jenis monomer maka
hasilnya disebut kopolimer.
PERILAKU DAN SIFAT POLIMER

Beberapa faktor molekuler yang mengontrol perilaku dan


sifat-sifat polimer, baik dalam kondisi padatan maupun
lelehan, adalah:
1. KOMPOSISI KIMIA MOLEKUL;
2. STRUKTUR SUSUNAN MOLEKUL;
3. UKURAN/BERAT MOLEKUL;

Anda mungkin juga menyukai