Anda di halaman 1dari 24

PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN

Kelompok 7:

Shesa Rahayuningsih 7211418065

Dewi Nailur Rachmah 7211418066

Amanati Nurfitrianingsih 7211418145


DASAR HUKUM PBB
Undang-undang No.12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No.12 tahun 1994.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, maka kewenangan dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota.
PBB sektor Pertambangan, Perhutanan, dan Perkebunan (PBB P3) masih di bawah
wewenang pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan bangunan
yang muncul karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial
ekonomi bagi seseorang atau badan yang memiliki suatu hak atasnya, atau
memperoleh manfaat dari padanya.
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat kebendaan.
Artinya, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek yaitu bumi
dan/atau bangunan.
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR 13 TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN


KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
* Daerah adalah Kota Semarang.
* Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
* Walikota adalah Walikota Semarang.
* Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan Daerah
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
KETENTUAN UMUM
* Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
* Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan, yang selanjutnya disebut Pajak Bumi dan
Bangunan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
KETENTUAN UMUM
* Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta
laut Wilayah Daerah.
* Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.
* Nilai Jual Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat NJOP, adalah harga rata-rata
yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak
terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan
objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.
SUBJEK PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN
Orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki,
menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan

BUMI
untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan BANGUNAN
pertambangan.
Contoh objek bangunan yaitu:
Contoh objek bumi yaitu:

OBJEK
1. Rumah tinggal
1. Tanah
2. Bangunan usaha
2. Pekarangan
3. Sawah
PBB 3. Gedung bertingkat
4. Pusat perbelanjaan.
4. Empang
5. Pagar mewah
5. Kebun
6. Kolam renang
6. Ladang
7. Jalan tol
Objek Pajak Yang Tidak Dikenakan Pajak Bumi Dan
Bangunan
Objek pajak yang :
1. digunakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan
pemerintahan;
2. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
3. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
4. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, dan tanah negara
yang belum dibebani suatu hak;
5. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
6. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.
DASAR PENGENAAN, TARIF DAN
CARA MENGHITUNG PAJAK
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK
KENA PAJAK (NJOPTKP)

Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.
NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)
Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).
Penetapan NJOP dapat dilakukan dengan :
a. perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu pendekatan/metode
penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara membandingkannya dengan objek pajak lain
yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya;
b. nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak
dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut
pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi pisik
objek tersebut;
c. nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak
yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.
TARIF PAJAK
• untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) ditetapkan sebesar 0,1% ( nol koma satu persen);

• untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)


ditetapkan sebesar 0,2 % (nol koma dua persen).
CONTOH
Wajib pajak A mempunyai objek pajak berupa:
- Tanah seluas 800 dengan harga jual Rp 300.000,00/ ;
- Bangunan seluas 400 dengan nilai jual Rp 350.000,00/ ;
- Taman seluas 200 dengan nilai jual Rp 50.000,00/ ;
- Pagar sepanjang 120 dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual
Rp 175.000,00/ .
Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut:
NJOP Bumi 800 x Rp. 300.000,00 = Rp 240.000.000,00
NJOP Bangunan : Rumah dan garasi 400 x Rp. 350.000,00 = Rp 140.000.000,00
Taman 200 x Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00
Pagar (120 x 1,5) x Rp 175.000,00 = Rp 31.500.000,00 +
Total NJOP Bumi dan Bangunan Rp.421.500.000,00
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp. 10.000.000,00 -
Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak Rp.411.500.000,00

Tarif pajak yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 0,1 %


Pajak Bumi dan Bangunan terutang :
0,1% x Rp 411.500.000,00 = Rp 411,500,00
CONTOH
Pak Bagaskara memiliki rumah di daerah CitraSun Garden Semarang
dengan objek pajak berupa:
- Tanah seluas 1.000 dengan harga jual Rp 1.700.000,00/ ;
- Bangunan seluas 500 dengan nilai jual Rp 800.000,00/ ;
- Taman seluas 350 dengan nilai jual Rp 500.000,00/ ;
- Pagar sepanjang 200 dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual
Rp 350.000,00/ .
Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut:
NJOP Bumi 1.000 x Rp. 1.100.000,00 = Rp 1.100.000.000,00
NJOP Bangunan : Rumah dan garasi 500 x Rp. 800.000,00 = Rp 400.000.000,00
Taman 200 x Rp. 500.000,00 = Rp 100.000.000,00
Pagar (200 x 1,5) x Rp 350.000,00 = Rp 105.000.000,00 +
Total NJOP Bumi dan Bangunan Rp 1.705.000.000,00
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 10.000.000,00 -
Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak Rp 1. 695.000.000,00

Tarif pajak yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah 0,2 %


Pajak Bumi dan Bangunan terutang :
0,2% x Rp 1. 695.000.000,00 = Rp 339.000.000,00
Contoh
Kasus
Tak Setorkan Uang PBB, Pamong Blok di Blitar
Dipolisikan

Seorang pamong blok Desa/Kecamatan Wonodadi Kabupaten


Blitar dilaporkan ke polisi. Pamong blok adalah perangkat
desa yang diberi tugas melakukan pungutan pembayaran
PBB-P2.
Penyebab Kronologis
Your Picture Here Kasus ini terungkap
saat Kepala Desa
Pamong berinisial Wonodadi
AF ini diduga mengadakan rapat
menggelapkan evaluasi PBB di
uang Pajak Bumi kantor desa, Rabu
dan Bangunan (14/1/2016). Rapat
(PBB)-Pedesaan ini dihadiri oleh
dan Perkotaan perangkat desa dan
(P2) tahun 2015 tim evaluasi PBB
sebesar Rp tahun 2015. Dalam
15.969.380. Uang rapat tersebut
Kemudian pada tanggal 15 Januri 2016, Kades Wonodadi
menugaskan Ali Mashudi selaku Kepala Urusan (Kaur)
Ekobang untuk mengklarifikasi kepada wajib pajak di wilayah
tersebut, memastikan siapa yang sudah menitipkan
pembayaran dan yang belum menitipkan ke AF.
Dari hasil klarifikasi tersebut ditemukan wajib pajak yang
sudah membayar kepada AF sejumlah Rp 15.969.380. Atas
dasar hasil klarifikasi tersebut, pada tanggal 23 Pebruari 2016
Kades Wonodadi pun mengirim surat ke Camat Wonodadi
dengan surat nomor 973/16/048.088/2016 perihal laporan
Barang Bukti Penyelesaian Masalah
Your Picture Here

Saat ini polisi telah Dari target


memegang barang capaian PBB-P2
bukti, di antaranya tahun 2017 yang
surat Camat mencapai Rp 28,5
Wonodadi ke miliar baru
Dispenda tentang terealisasi
perkembangan sebesar Rp 22
PBB-P2 Tahun miliar.
2015, surat Kades Kekurangan Rp
Wonodadi ke 6,5 miliar harus
Camat Wonodadi segera disetorkan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai