Anda di halaman 1dari 30

BIOKIMIA RESPIRASI:

METABOLISME SELULAR

Dr. Fransiska Lanni, MS


Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana
Sub Topik Bahasan

A. Aspek Biokimia Respirasi


B. Protein Pengikat Oksigen (Hb, Mb, Cyt)
C. Metabolisme selular ; Perantara & Energy
D. Respirasi Selular ; Aerob & Anaerob

Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
1. memahami konsep biokimiawi respirasi
2. menyebut dan mendiskripsikan Protein pengikat Oksigen
3. memahami dan mendiskripsikan Konsep metabolisme selular
4. memahami dan menerangkan konsep Respirasi selular; Glikolisis, Siklus Kreb \
& fosforilasi oksidatif
Respirasi :
Pertukaran gas O2 dari atmosfer dengan CO2 sebagai hasil samping
metabolisme selular dalam tubuh

Tujuan Respirasi
 Menyediakan O2 untuk metabolisme seluler (oksidatif)  untuk
pembentukan energi selular (ATP) dan reaksi lainnya.
 Mengeluarkan atau mengubah CO2 hasil samping metabolisme.
 Regulasi pH darah  CO2 bila ber reaksi dengan H2O akan menjadi asam
Karbonat yang berperan dalam keseimbangan asam basa cairan tubuh
Komposisi udara pernapasan

-Persentase komposisi gas bervariasi


untuk tiap tahapan respirasi
Mekanisme Pertukaran Gas
- O2 dari udara masuk paru  jantung
 darah arteri  jaringan
terjadi respirasi selular (metabolisme)
- CO2 sisa metabolisme dari jaringan
 darah vena  jantung  paru
 expirasi

Protein Pengikat O2
1. Hemoglobin (Hb)
 mengikat O2 dari paru  jaringan
2. Myoglobin (Mb)
 mengikat O2 di otot
3. Cytochrome
 mengikat O2 dalam mitokondria
dalam transport elektron
A. Hemoglobin :
- Protein fungsional  pigment yg menyebabkan warna merah pada eritrosit
- Terdiri dari senyawa “ Heme” dan Protein “Globin”
- Berfungsi sebagai pengikat O2 dan CO2 dalam eritrosit
- Total BM ± 64.500 Dalton
- Jumlah kira-kira 280 juta molekul/erytrosit

1. Heme
- terdiri dari Cincin porfirin yang mengandung ion Fe2+ ,
- berfungsi sebagai pengikat Oksigen - Setiap heme mampu
mengikat 1 molekul O2

2. Protein Globin
- Terdiri dari 4 rantai polypeptida (22):
* 2 rantai alpha (α) dgn 141 Asam amino
& 2 rantai beta (β) dgn 146 Asam Amino
* Kesamaan komposisi AA rantai  dan  globin < 50%
- Setiap rantai terikat dengan gugus prostetik heme
dengan atom 1 besi ditengahnya
- berfungsi untuk menstabilkan konformasi heme
dalam pengikatan O2
B. Myoglobin (Mb)
- Mengikat dan menyimpan O2 di dalam sel otot  MbO2
- Memberi warna merah pada otot, semakin tinggi kadar Mb maka otot makin merah
- terdiri - satu rantai globin - dengan 153 Asam Amino
- 1 molekul heme  1 atom besi  warna merah otot
- bentuk besi adalah Fe2+ (Fero)  affinitas oksigen lebih tinggi dibandingkan
dengan Hb  sehingga mampu merebut O2 dalam kapiler (HbO2)
ke jaringan (jika teroksidasi menjadi Fe3+  Methemoglobin  tidak dapat
mengikat O2)
- Myoglobin dapat menyimpan oksigen dalam otot dan baru melepas O 2
pada saat respirasi selular tinggi (di mitokondria)  selama latihan (exercise)
- Pada saat istirahat Myoglobin akan mengikat O2 kembali
C. Cytochrome C
- Protein transport elektron di membran dalam (inner
membrane) mitokondria
- mengandung gugus heme (besi)
- dibutuhkan dalam rantai respirasi  fosforilasi oksidatif)
- pengikat oksigen dalam mitokondria
Transport O2 dan CO2
-Mekanisme berlawanan;
O2 dari paru ke jaringan
CO2 dari jaringan ke Paru
-Difusi pasif dari (tekanan tinggi  tekanan rendah)
Transport O2
1. Pada paru
- O2 dari Alveolus berdifusi ke kapiler darah;
* 2-3 % terlarut dalam plasma
* 97-98% berdifusi ke erytrosit  terikat dengan Hb  Hb O2
diangkut dalam sirkulasi (darah) oleh hemoglobin (Hb)
- ikatan Hb dengan O2 bersifat reversibel
- Setiap molekul Hb maksimal mampu mengikat 4 molekul O 2  oxyhemoglobin

Hb + 4O2        Hb.4O2  sering ditulis HbO8

2. Pada Jaringan Perifer


- HbO2 dalam eritrosit terurai kembali menjadi Hb dan O 2
- O2 dalam eritrosit dan plasma darah berdifusi ke dalam sel jaringan
- Pada sel otot, O2 akan diikat Myglobin (Mb), setiap molekul Mb hanya mampu mengikat 1
molekul oksigen menjadi

Mb + O2  MbO2

- Selanjutnya Oksigen masuk


ke mitokondria diikat oleh
Cytochrome-C sebagai
aseptor ion H+ dalam
oxidasi NADH dan FADH
( NAD+ & FAD+)
Transport CO2
1. CO2 hasil dari respirasi selular berdifusi dari sel ke pembuluh darah Kapiler ;
- 7% terlarut dalam plasma dalam bentuk CO2
- 93% berdifusi dalam Plasma;
* 23% berikatan dengan Hb membentuk HbCO2
* 70% diubah menjadi H2CO3 oleh enzim Carbonic Anhydrase (CA)
- selanjutnya H2CO3 akan terurai menjadi ion H+ dan HCO3-
- H+ akan digunakan dalam sistem buffer,
- ion HCO3- akan keluar dari eritrosit bersamaan dengan masuknya ion Cl -;
peristiwa pertukaran ion ini disebut “Chloride shift”
Faktor yang berpengaruh pada Afinitas Hb
- Ketika Hb terikat dengan O2 disebut Oxyhemoglobin  Relaxed (R)
- Jika Hb tidak mengikat O2 disebut Deoxyhemoglobin  Tense (T)
- Jika Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+  maka Hb tidak dapat mengikat O2 
Methemoglobin
- CO dan NO mempunyai affinitas Fe2+ lebih tinggi dari dengan O2, sehingga
dapat menggantikan kedudukan O2 dalam Hb  bersifat toksik
Ikatan Hb dengan CO

- Carbon monoxida (CO) terikat secara kompetitif pada situs


pengikatan O2 dan CO2
- Afinitas (daya ikat) Hb terhadap CO = 200x lebih besar dibandingkan dengan
O2 sukar lepas  bersifat irreversibel
- Afinitas heme (tanpa globin ) terhadap CO = 25.000 x O 2
- Jika ada CO maka Hb tidak dapat mengikat O2 dan CO2
- Batas toleransi tubuh sangat rendah (  1% situs pengikatan O2 ditempati CO)
Ikatan Hb dengan CN (Sianida)
- CN dapat terikat secara irreversibel dengan Hb  Hb-CN
- CN bersifat kompetitif dengan O2, sehingga Hb tidak bisa mengikat O2
- Dengan MetHb  CN- akan membentuk CyanmetHb (tidak dapat direduksi)
- Pengikatan Hb dengan CN- dalam waktu singkat
- mengganggu transport O2 ke sel
- menghambat aktivitas Cytochrome Oksidase  respirasi oksidatif
terganggu
Methemoglobin (MetHb)
- Kegagalan mereduksi Fe3+  Fe2+ sehingga Hb tetap bermuatan Fe3+ -
- Jika Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+,
3+, maka Hb tidak dapat mengikat O
2
maka harus selalu direduksi menjadi Fe dengan bantuan enzim
2+

MetHb-Reductase.

Penyebab terbentuknya MetHb:


1. Senyawa sulfonamida (-S(=O)2-NH2,  obat golongan Sulfa) dapat oksidasi Fe2+  Fe3+
2. Kelainan herediter Hb M  banyak variant
Hb MIwate, α87His→Tyr (posisi rantai α globin AA no. 87, histidine diganti tyrosine);
Hb M Hyde Park, β92His→Tyr; Hb MBoston, α58His→Tyr; Hb MSaskatoon, β63His→Tyr; Hb MMilwaukee-1,
β67Val→Glu.
3. Menurunnya aktivitas enzim MetHb reduktase
yang berperan untuk mereduksi Fe3+  Fe2+
Metabolisme Seluler
Polimer : Protein,
Asam Nukleat,
Polisakarida, Lipid
 Manusia menggunakan ANABOLISME KATABOLISME
molekul organik sebagai
sumber energi dan
biosintesis  bersifat
Monomer : Asam amino,
Heterotrof Nukleotida, Monosakarida,
 Terdiri dari anabolisme Asam Lemak, Gliserol
(Biosintesis) dan
katabolisme (degradasi)
 Sifat ;
* Aerobik: tergantung Metabolit intermediet : Piruvat,
pada keberadaan oksigen Asetil CoA, Intermediet siklus
 respirasi TCA
* Anaerob: tanpa adanya
oksigen

Energi Energi

Molekul sederhana :
H2O, CO2, NH3
Metabolisme Perantara
* integrasi rangkaian reaksi
pembentukan,penyimpanan
, penggunaan energi serta
pembentukan molekul
/senyawa antara
Metabolisme Energy
- Bagian metabolisme
perantara yang
bertanggung jawab
pada pembentukan
energi
- Jalur utama
a. Glikolisis,
b. Oksidasi asam lemak.
c. Siklus asam sitrat
d. Transport elektron
& fosforilasi oksidatif
e. Glukoneogenesis
Pembentukan Energy Selular (ATP)
1. ATP adalah Energy Selular
(Universal currency of energy)
2. ATP dibentuk dari oxidasi
Glukosa, Asam Lemak dan
Asam amino ; -> acetyl CoA ;
electron carrier -> NADH
(Nicotinamide Adenin
Dinucleotide) dan FADH2
(Flavin Adenin Dinucleotide)
3. Jalur sintesis dan degradasi
biomolekul berada pada lokasi
berbeda ; Cytoplasma,
Mitokondria, Cytoplasma plus
Mitokondria

Note : Equivalensi
NADH = 3 ATP
FADH2 = 2 ATP
19
Respirasi selular  pembentukan energy
 Melalui 3 mekanisme :
1. Glycolysis (anaerob)  pemecahan
glukosa  2 molekul pyruvat
2. Anaerob
- fermentasi
3. Aerob
- Siklus Asam sitrat  pemecahan
sempurna glukosa
- Fosforilasi Oxidative 
rantai repirasi / transfer elektron 
sebagian besar synthesis ATP
Respirasi selular  pembentukan energy

Electrons Electrons carried


carried via NADH and
via NADH FADH2

Oxidative
Glycolysis Citric phosphorylation:
acid electron transport
Glucose Pyruvate cycle and
chemiosmosis
Mitochondrion
Cytosol

ATP ATP ATP

Substrate-level Substrate-level Oxidative


phosphorylation phosphorylation phosphorylation

 Proses Utama pembentukan ATP  oxidative phosphorylation melalui reaksi


redox
 Oxidative phosphorylation menghasilkan sekitar 90% produksi ATP dalam
respirasi cellular
 Sejumlah Kecil ATP dihasilkan dalam glycolysis dan Siklus asam sitrat 
substrate-level phosphorylation
Metabolisme Anaerob ( Glykolisis & Fermentasi)

Energy investment phase


Glucose

2 ADP + 2 P 2 ATP used

Energy payoff phase


4 ADP + 4 P 4 ATP formed

2 NAD+ + 4 e– + 4 H+ 2 NADH + 2 H+

2 Pyruvate + 2 H2O

Net
Glucose 2 Pyruvate + 2 H2O
4 ATP formed – 2 ATP used 2 ATP
2 NAD+ + 4 e– + 4 H+ 2 NADH + 2 H+
Siklus Asam sitrat
 Apabila terdapat Oksigen  piruvat masuk ke mitokontria
 Sebelum masuk ke Siklus Krebs, Piruvat akan diubah menjadi Acetyl CoA
 Terbentuk 1 NADH dan 1 CO2

CYTOSOL MITOCHONDRION

NAD+ NADH + H+

1 3

Acetyl CoA
Pyruvate CO2 Coenzyme A

Transport protein
Siklus Asam sitrat Pyruvate

CO2
 Disebut juga Siklus Krebs, NAD+
CoA
 terjadi dalam matrik
NADH
mitochondria matrix + H+ Acetyl CoA
 Terjadi oksidasi Acetyl CoA CoA
yg berasal dari Piruvat hasil
glikolisis menjadi 1 ATP, 3 CoA
NADH dan 1 FADH2 per
putaran
 Terbentuk 2 CO2
Citric
acid
cycle 2 CO2

Note : FADH2 3 NAD+


 NADH = 3 ATP
FAD 3 NADH
 FADH2 = 2 ATP + 3 H+
ADP + P i
Total 1 siklus = 12 ATP ATP
Siklus Asam sitrat
Acetyl CoA

CoA—
• Terdiri dari 8 SH

langkah/step masing2 NADH


+H+ 1 H2 O

dikatalisis enzyme spesifik NAD+


Oxaloacetate
8
• Gugus acetyl dari acetyl 2

CoA bergabung dgn Malate Citrate

oxaloacetate,  Isocitrate
NAD+
membentuk citrat Citric
acid 3
NADH
cycle + H+
NADH dan FADH2
7
• H2 O
CO2

dibentuk dari electrons Fumarate


dari makanan  electron CoA—
SH
-Keto-
transport chain 6
4
glutarate

CoA—
SH
FADH2 5
CO2
NAD+
FAD
Succinate NADH
P
i
GTP GDP Succinyl + H+
CoA

ADP

ATP
Fosforirasi oksidatif;
- terdiri dari 2 tahap ;

1. Rantai transport elektron  redox


2. Chemiosmosis  pembentukan ATP

H+
H +

H+
H+
Cyt c
Protein
complex
of electron
V
carriers
Q
 
ATP
 synthase
2 H+ + 1/2O2 H2O
FADH2
NAD+ FAD
NADH ADP + P i
ATP
(carrying
electrons H+
from food)
1 Electron transport 2 Chemiosmosis
chain

Oxidative
phosphorylation
Rantai transport electron (RTE)

 terjadi pada bagian cristae NADH

mitochondria 50
2 e–
Sebagian protein carrier  NAD+
 FADH2

multiprotein complexes 2 e– FAD


Multiprotein
 Carrier dapat berubah 40 FMN  FAD complexes

Free energy (G) relative to O2 (kcal/mol)


Fe•S 
menjadi bentuk tereduksi dan Fe•S
Q
teroksidasi  bertindak Cyt b


sebagai reseptor atau donor 30 Fe•S

electrons Cyt c1
Cyt c
IV

 Electrons berubah menjadi Cyt a

energy bebas  keluar dari 20


Cyt a3

rantai respirasi  akhirnya


berubah menjadi O2  H2O
10 2 e–
(from NADH
or FADH2)

0 2 H+ + 1/2 O2

H2O
INTERMEMBRANE SPACE
Chemiosmosis  reaksi coupling
 Electron transfer pd RTE  H+
Stator
ion H+ dipompa keluar dari
Rotor
matrik ke ruang intermembrane

 Kemudian H+ masuk kembali ke


membran melalui terowongan 
enzim ATP Syntase
 ATP synthase menggunakan
exergonic flow dari H+ untuk Internal
mendukung fosforilasi ATP  rod
disebut chemiosmosis,
Cata-
lytic
knob

ADP
+
P ATP
i

MITOCHONDRIAL MATRIX
Rangkuman Respirasi Selular (ex. Glukosa)

-6

38
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai