Anda di halaman 1dari 20

CARDIORESPIRATORY

ARREST
Putu Indri Manikasari Mulya
1570121063
SGD VII
SCA (Sudden Cardiac Arrest)

SCA atau Henti Jantung adalah hilangnya fungsi jantung


secara tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi pada
seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit
jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa
diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu
muncul tanda dan gejala
Penyebab Henti jantung mendadak

Penyebab utama henti jantung mendadak adalah aritmia


(kelainan ritme jantung) yang terjadi karena gangguan pada pusat
pembangkit listrik (sinus node) jantung.
Sinus node berfungsi sebagai pengatur aliran listrik dalam
jantung yang membantu mengontrol ritme dan proses pemompaan.
Jika terjadi masalah, otomatis ritme jantung menjadi tidak teratur
sehingga kemampuan jantung untuk memompa darah pun akan
terganggu.
Terdapat dua jenis artimia yang bisa
terjadi:

• Fibrilasi Ventrikel. Ini adalah kondisi di mana ventrikel (serambi


bawah jantung) bergetar berlebih dan mengganggu ritme Hal ini
melemahkan atau bahkan menghentikan kemampuan jantung
memompa darah, sehingga dapat mengakibatkan kematian
mendadak pada penderitanya.
• Fibrilasi Atrium. Kondisi ini terjadi saat atrium (bilik atas jantung)
berhenti memompa darah saat sinus node yang terletak pada atrium
kanan tidak mengirim aliran listrik yang mencukupi ke bagian jantung
lainnya.
Gejala Henti Jantung Mendadak
• Pusing.
• Muntah.
• Napas pendek.
• Merasa lemas atau lelah.
• Merasakan palpitasi jantung (ritme jantung tidak teratur).
Faktor Risiko Gagal ginjal dan pemakaian obat
Henti Jantung obat tertentu secara berlebihan
seperti salisilat, etanol, alkohol,
• Penyakit jantung koroner, antidepresan akan menyebabkan
• Gangguan irama jantung asidosis.
• Kelainan otot jantung. Kadar kalium (K) berlebih atau
• Hypovolemia atau kehilangan sangat rendah
sejumlah darah Hipoglikemia atau hiperglikemia
• Kekurangan oksigen secara Trauma paru yang menyebabkan
mendadak perdarahan di paru dan emboli
• Asidosis udara ke paru (pulmonary
embolisme)
THE CHAIN OF SURVIVAL
CPR / RJP
• CPR (cardiopulmonary Resuscitation) atau RJP
(Resusitasi Jantung Paru)

• Resusitasi jantung paru (RJP) adalah upaya


mengembalikan fungsi sirkulasi dan atau nafas yang
berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu
memulihkan kembali kedua-dua fungsi jantung dan
paru ke keadaan normal (ROSC/Return of
Spontaneous Circulation)
C Cek Nadi Karotis atau Nadi Brachialis
Dewasa: Nadi Karotis, Bayi: Nadi Brachialis
Apabila tidak teraba, lakukan kompresi dada.
1. Posisikan korban telentang, pada permukaan yang
keras, datar dan stabil, tangan korban terletak di
disamping tubuh
2. Memposisikan tangan untuk kompresi

Dewasa
 Letakkan tangan non-
dominan tepat di tengah Anak
sternum dada, tangan
dominan menopang diatas • Letakkan satu telapak tangan
tangan non-dominan di atas dada tepat di tengah
 Kaitkan jari tangan yang di sternum
atas ke jari tangan yang di • Siku lurus, kekuatan dorongan
Bayi
bawah
dari bahu  Letakkan jari tengah dan jari
 Siku lurus, kekuatan
dorongan dari bahu • Tangan yang tidak melakukan manis di tengah sternum (± 1
CPR berpegangan paha agar jari dibawah putting susu)
 Gunakan berat badan kita stabil
untuk menekan dada korban  Ujung jari lurus
Posisikan tangan untuk kompresi dada

Dewasa Anak Bayi


Pada Dewasa
Kecepatan kedalaman
Kompresi min kompresi
100x/ menit ± 4-5 cm

Pada Anak
kedalaman
kompresi
± 3-4 cm

Dilakukan 30 Pada Bayi


kedalaman
kompresi dulu kompresi
± 1/3 antero-
posterior dada
A
Buka Jalan Nafas ( Airway )
Head Tilt Chin Lift, Finger Swab, Pasang orofaring,
kalau perlu suction
Look : Lihat
mengembangnya dada, ada
atau tidak. Jumlah normal
atau tidak

Listen : Mendengar
Adanya suara nafas atau
tidak, tidak terdengar
obstruksi

Look : Rasakan adanya


Menilai Nafas hembusan nafas atau tidak

B Beri Bantuan Nafas


2x dengan tiap
pemberian selama 10
detik
Start Kompresi dada :
Ada ventilasi
30 : 2
Nadi kompresi1
Hasil 2x 30x 2x
Nafas
Tdk Nafas
Ada
Nadi kompresi 5 kompresi 2
30x 30x

2x
2x Nafas
Nafas

kompresi 4 kompresi 3
30x 2x 30x
Kompresi + Nafas Nafas
Hingga 5 Siklus
Ada Tdk
Nadi Ada
Nadi

Hentikan CPR CPR 5 Siklus


Lalu Cek Nafas

Tdk
Tdk Ada
Ada Nadi
Ada
Nafas
Nafas
CPR 5 Siklus

Recovery Beri nafas aktif Tdk


Position 10x/menit Ada
Sampai nafas Nadi
normal
Kapan CPR di Hentikan ?

1.Bila Nadi sudah teraba


2.Jika ada penolong yg lebih kompeten
datang ( Ambulan datang dg alat lengkap)
3.Jika Penolong kelelahan dan tidak ada yang
menggantikan
4.Jika tanda – tanda kematian nampak,
padahal penolong sdh bergantian memberi
bantuan cukup lama
Pengobatan Pasca Henti Jantung
• Obat-obatan. Dokter biasanya akan memberikan
obat-obatan saat masa kritis hingga jangka panjang
seperti obat anti-aritmia untuk meredakan masalah
ritme jantung, beta-antagonis untuk meredakan risiko
serangan mendadak berulang,
• Implantasi defibrilator jantung (ICD). alat dengan
tenaga baterai yang dipasang pada bagian tulang
dada kiri dan disambungkan ke jantung
• Angioplasti koroner. Tindakan ini dilakukan untuk
membuka pembuluh darah koroner yang terhambat
agar darah dapat mengalir dengan mudah ke jantung
dan mengurangi risiko terserang aritmia.
• Operasi bypass Operasi ini biasa dilakukan untuk membuat
suatu saluran baru di atas pembuluh darah yang tersumbat
guna mengembalikan aliran darah yang sempat tersumbat.
Tindakan ini mampu membantu mengurangi frekuensi
terjadinya aritmia.
• Corrective heart surgery. Jika penderita mengalami kelainan
jantung bawaan, dokter mungkin akan menyarankan untuk
melakukan tindakan operasi perbaikan jaringan atau katup
jantung
• Olahraga dan perubahan pola makan. Untuk mendukung
pengobatan yang diberikan, dokter mungkin akan
menyarankan untuk melakukan jenis olahraga tertentu dan
mengubah pola makan sehari-hari agar dapat menguatkan
jantung dan terhindar dari bahaya kolestrol atau penyakit
mematikan lainnya.
Referensi

• AHA. 2015. Pembaharuan Pedoman American Heart Association 2015 untuk


CPR dan ECC. Diakses melalui https://eccguidelines.heart.org/wp.../2015-
AHA-Guidelines-Highlights-Indonesian.pdf pada 21 Mei 2019.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. Pedoman
Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi 3. Diakses melalui
www.inaheart.org/upload/file/Buku-ACS-2018.pdf pada 20 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai