Anda di halaman 1dari 12

Kerusakan Tanah

oleh Oli Bekas


OLEH :

VIONA CHANGGARA (180301262)

A N G E L YO H A N N A ( 1 8 0 3 0 1 2 6 4 )

S U LT H A N WA F I I R A J A S I R E G A R ( 1 8 0 3 0 1 2 6 6 )
BENGKEL SEPEDA MOTOR
Tempat : Jl Bunga Cempaka
TEKSTUR DAN BENTUK TANAH YANG RUSAK AKIBAT OLI BEKAS
Pengertian Oli/Pelumas
Oli/Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua
benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak
bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Kandungan yang terkandung pada oli ialah
Kandungan senyawa hidrokarbon dalam seperti Hidrokarbon Alifatik. Sikloalkana, Hidrokarbon
Aromatik, dan Hidrokarbon Poli-Aromatik.
Pelumas merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Pelumas atau oli merupakan
sejenis cairan kental yang berfungsi sebagai pelicin, pelindung, dan pembersih bagi bagian dalam
mesin.
Dampak Oli Bekas
Bahaya dari pembuangan oli bekas sembarangan memiliki efek yang lebih buruk daripada
efek tumpahan minyak mentah biasa. Ditinjau dari komposisi kimianya sendiri, oli adalah
campuran dari hidrokarbon kental ditambah berbagai bahan kimia aditif. Oli bekas lebih dari itu,
dalam oli bekas terkandung sejumlah sisa hasil pembakaran yang bersifat asam dan korosif,
deposit, dan logam berat yang bersifat karsinogenik.
FAKTOR PENYEBAB TUMPAHNYA OLI

Beberapa faktor penyebab terjadinya ceceran adalah oli tercecer


mengenai tangan pada saat pembukaan baut pembuangan oli, pengaruh baut
yang digunakan pada motor bervariasi, oli yang tercecer dari wadah
penampungan, pengaruh motor yang sudah tua mengakibatkan kondisi
standar lari masuk sehingga mendekati baut pembuangan oli .Faktor lain
tersebut ialah :
(1). Penggunaan tangan ketika membuka baut pembuangan oli bekas,
(2). Tersenggol atau tumpah ketika proses ganti oli sedang berlangsung,
(3). Ditemukan tetesan oli yang keluar melalui pinggiran wadah ataupun
mesin oli.
Cara Pengendalian Oli Bekas

1. Reduksi 
  Reduksi dilakukan untuk mengurangi jumlah timbulan limbah B3
bengkel dan mengurangi sifat bahaya dari racun yang dapat dilakukan.
Usaha reduksi untuk limbah B3 bengkel yaitu menggunakan kembali
onderdil – onderdil bekas yang masih dapat digunakan kembali,
menerapkan sistem K3 untuk menghindari terjadinya ceceran pelumas
atau bahan bakar dari motor sehingga mengurangi penggunaan majun
yang terkontaminasi dan menggunakan kembali majun yang masih
belum terlalu kotor. 
2. Pewadahan Limbah B3 
Pewadahaan limbah dan kriteria wadah untuk limbah B3 direncanakan sesuai
Kep-01/Bapedal/09/1995. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pewadahan
limbah B3 antara lain ukuran wadah dan perhitungan rata-rata limbah B3. 
a. Rata - rata Volume Limbah Oli Bekas tiap bengkel = 9,4 L / Hari 
b. Rata – rata jumlah majun bekas tiap bengkel = jumlah pekerja = 5 buah 
Wadah atau drum atau tabung container yang di gunakan untuk menampung
oli bekas harus dalam kondisi yang baik, tidak bocor atau rusak dan memiliki
penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat di lakukam
pemindahan. Drum seharusnya ditandai dengan symbol dan label yang sesuai
dengan ketentuan kemasan limbah B3.  
3. Pengumpulan Limbah B3 
  Definisi pengumpulan limbah menurut SNI 19-2454-2002 adalah aktifitas
penanganan yang tidak hanya mengumpulkan limbah dari wadah individual
dan atau wadah komunal (bersama) melainkaan juga mengangkutnya
ketempat terminal tertentu , baik dengan pengangkutan langsung maupun
tidak langsung. ( Malia , 2017 )
Sebagai upaya penanganan pencemaran tanah dapat dilakukan berbagai cara, remediasi
misalnya. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Remidiasi terdiri dari berbagai macam cara, yaitu, fitoremidiasi, bioremidiasi, dan lain-lain.
Bioremediasi dapat diaplikasikan untuk membersihkan lahan yang terkontaminasi
bahan-bahan kimia berbahaya. Produk akhir bioremediasi adalah berupa CO2,air, dan massa
sel mikroorganisme.
Bioremediasi adalah proses pengolahan yang menggunakan mikroorganisme alami
(seperti ragi, jamur, atau bakteri) untuk memecah atau mendegradasi substansi substansi
toksik menjadi substansi yang toksisitasnya lebih rendah atau non toksik.
ng akibat aktivitas enzim yang di suplai oleh mikroorganisme untuk mengkatalis
pemusnahan bahan-bahan kontaminan. Reaksi kimia tersebut merupakan reaksi oksidasi-
reduksi yang penting untuk menghasilkan energi bagi mikroorganisme. Bioremediasi dapat
dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar (in-situ).Bioremediasi membutuhkan kehadiran
sumber energi yang sesuai, sistem donor-akseptor elektron, dan nutrien. (Sofia , 2015)
DAMPAK PENCAMARAN TANAH OLEH OLI

Dampak dari pencemaran tanah oleh oli : 


Matinya faktor biologis yang terdapat dalam tanah.
Perubahan fungsi tanah.
Perubahan struktur dan susunan tanah.
Perubahan kimiawi  tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. 
DAFTAR PUSTAKA
Malia , Eva Lavenia.2017.Studi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Khusus Oli
Bekas pada Bengkel Motor di Kota Makassar.Universitas Hasanuddin.Gowa.
Sofia , Aya.2015.Bioremediasi Solusi Penanggulangan Pencemaran Limbah Oli pada
Tanah.Universitas Negeri Semarang.Semarang.

Anda mungkin juga menyukai