Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI GINJAL,

PEMBENTUKAN URIN
C

DAN RETENSI URIN


FUNGSI GINJAL
C
• Mempertahankan keseimbangan air seluruh tubuh; mempertahankan volume plasma
yang tepat melalui pengaturan ekskresi garam dan air ⇒ pengaturan tekanan darah
jangka panjang.
• Mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES, spt: ion Na+, Cl-, K+, HCO -, Ca2+,
Mg2+, SO 2-, PO 3-, 344 dan H+ ⇒ mengatur osmolalitas cairan tubuh.
• Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion H+
dan HCO -. 3
• Membuang hasil akhir dari proses metabolisme, seperti: ureum, kreatinin, dan asam
urat yang bila kadarnya meningkat di dalam tubuh dapat bersifat toksik.
• Mengekskresikan berbagai senyawa asing, seperti obat, pestisida, toksin, & berbagai
zat eksogen yang masuk ke dalam tubuh.
• Menghasilkan beberapa senyawa khusus:
- eritropoietin: hormon perangsang kecepatan pembentukan, pematangan &
penglepasan eritrosit
- renin: enzim proteolitik yg berperan dlm pengaturan volume CES & tekanan darah
- kalikrein: enzim proteolitik dlm pembentukan kinin, suatu vasodilator
- beberapa macam prostaglandin & tromboksan: derivat asam lemak yang bekerja
sebagai hormon lokal; prostaglandin E2 & I1 di ginjal menimbulkan vasodilatasi, ↑
ekskresi garam & air, & merangsang penglepasan renin; tromboksan bersifat
vasokonstriktor
• Melakukan fungsi metabolik khusus:
• Mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-vitamin D3), suatu
hormon yang merangsang absorpsi kalsium di usus
• Sintesis amonia dari asam amino → untuk pengaturan imbangan asam-basa
- sintesis glukosa dari sumber non-glukosa(glukoneogenesis) saat puasa
berkepanjangan
• Menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon, spt: angiotensin II, glukoagon,
insulin, & hormon paratiroid
PEMBENTUKAN URIN
C
Filtrasi Reabsorpsi Sekresi Tubulus
Glomerulus Tubulus

• Proses • Perpindahan • Perpindahan


penyaringan zat dari zat dari
besar- lumen plasma
besaran tubulus kapiler
plasma menuju menuju
(hampir plasma lumen
bebas kapiler tubulus
protein) dari peritubulus
kapiler
glomerulus
ke dalam
kapsula
bowman
RETENSI URIN
C
Retensi urin adalah kesulitan miksi (berkemih)
karena kegagalan mengeluarkan urin dari
vesika urinaria
1. FASE PENGISIAN

Proses miksi

Urine Kontraksi
m.destrusor buli dan
FISIOLOGIS relaksasi OUE
Masuk ke VU
MIKSI

Dinding buli Aktivasi


meregang parasimpatis

2. FASE
Saraf sensorik PENGOSONGAN Vol. urin bertambah,
desakan dinding VU

Impuls dibawa ke
pusat saraf Desakan berkemih
dapat ditunda
beberapa waktu
Kortikal : Subkortikal :
Produksi urin Dinding VU
melambat meregang
Etiologi
Retensi urin dapat dibagi menurut lokasi kerusakan
syaraf:

a) Supravesikal
Berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinalis
sakralis S2–S4 setinggi Th1- L1. Kerusakan terjadi pada
saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian atau
seluruhnya.
b) Vesikal
Berupa kelemahan otot destrusor karena lama
teregang, berhubungan dengan masa kehamilan dan
proses persalinan (trauma obstetrik).
c) Infravesikal (distal kandung kemih)
Berupa kekakuan leher vesika, fimosis, stenosis meatus
uretra, trauma uretra, batu uretra, sklerosis leher
kandung kemih (bladder neck sclerosis)
PATOFISIOLOGI
PROSES BERKEMIH

PENGISIAN & PENGOSONGAN


PENYIMPANAN

SIMPATIS PARASIMPATIS

RELAKSASI OTOT KONTRAKSI OTOT


URETRA TRIGONAL DETRUSOR
DAN PROKSIMAL

RELAKSASI OTOT
POLOS & SKELET
SPHINCTER INTERNA

RETENSI URIN
Pemeriksaan kunci
• Ureum dan elektrolit : fungsi ginjal
• Kultur + sensitivitas MSU : berhubungan dengan infeksi, termasuk sitologi jika
dicurigai terdapat tumor.
• Sistografi : katup uretra, striktur
• IVU : batu ginjal / kandung kemih
• Urodinamik : memberikan identifikasi dan penilaian masalah neurologis,
penilaian BPH
• Sistoskopi
A.BPH
B. Striktur Uretra
C.Batu Kandung Kemih
D.Trauma
E. Tumor
F. GGA
Referensi
• Hapsin, K. 2017. Fisiologi Pembentukan Urin. Palembang: FK UNSRI
• Nirina, P. 2016. Penyakit-penyakit kondisi Retensi Urin. Padang: FK UNAND
• Dorona, F. 2016. Mekanisme Retensi Urin. Padang. FK UNAND

Anda mungkin juga menyukai