Anda di halaman 1dari 17

PILKADA DAN KORUPSI

Nama anggota kelompok :


1.Fuad Hawari (1710512021)
2.Hadil Abiyyu Daffa (1710511033)
3.Noval Atala Nosa (1710511003)

Dosen Pengampu : Dr.Mardenis, S.H., M.Si.


A.Pengertian dan Landasan Hukum
Pilkada
Kata demokrasi berasal dari bahasa
Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan
kratos yang berarti pemerintahan.Sehingga
demokrasi dapat diartikan pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ada lima pertimbangan penting
penyelenggaraan pilkada langsung bagi
perkembangan demokrasi di indonesia.
1. Pilkada langsung merupakan jawaban
atas tuntutan aspirasi rakyat karena
pemilu dan pilkada selama ini telah
dilakukan secara langsung.
2. Pilkada langsung merupakan perwujudan
konstitusi dan UUD 1945.
3. Pilkada langsung sebagai sarana
pembelajaran demokrasi (politik) dan
bagi rakyat (civic education).
4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk
memperkuat otonomi daerah.
5. Pilkada langsung merupakan sarana
penting bagi proses kaderisasi
kepemimpinan nasional.
B. Pelaksanaan dan
Penyelewengan Pilkada
Dalam pelaksanaannya selalu saja ada
masalah yang timbul. Sering kali ditemukan
pemakaian ijazah palsu oleh bakal calon. Hal
ini sangat memprihatinkan sekali. Seandainya
calon tersebut dapat lolos bagaimana
nantinya daerah tersebut karena telah
dipimpin oleh orang yang bermental korup.
Dana yang seharusnya untuk
pelaksanaan pemilu ternyata dikorupsi. Dari
sini kita dapat melihat rendahnya mental
para pejabat. Dengan mudah mereka
memanfaatkan jabatannya untuk kesenangan
dirinya sendiri. Misalnya agar bisa lolos
seleksi maka harus membayar puluhan juta.
C.Solusi
Untuk menggulangi permasalah yang timbul
karena pemilu antara lain :
1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah
sampai pusat, bersama sama
menjagaketertiban dan kelancaran
pelaksanaan pilkada ini.
2. Semua warga saling menghargai. Dalam
berdemokrasi wajar jikamuncul perbedaan
pendapat. Hal ini diharapkan tidak
menimbulkan konflik
3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan.
Dengan adanya sosialisasi inidiharapkan
masyarakat dapat memperoleh informasi
yang akurat.
4. Memilih dengan hati nurani. Dalam
memilih calon kita harus memilih
denganhati nurani sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain.
D.Pengertian Korupsi
Korupsi adalah tindakan seseorang yang
menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan
keuntungan.
• 2.Faktor penyebab korupsi
• Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu:
• 1. faktor internal
• 2. faktor eksternal
1. faktor internal
Faktor internal merupakan sebuah sifat yang
berasal dari diri kita sendiri.
1.1. Sifat Tamak
Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki
manusia, di setiap harinya pasti manusia
meinginkan kebutuhan yang lebih. Akhirnya
munculah sifat tamak ini di dalam diri
seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih
dengan cara korupsi.
1.2. Gaya hidup konsumtif
Manusia pasti memiliki kebutuhan masing
masing dan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut manusia harus mengonsumsi
kebutuhan tersebut,dengan perilaku tersebut
tidak bisa di imbangi dengan pendapat yang
diperoleh yang akhirnya terjadilah tindak
korupsi.
2. Faktor eksternal
2.1. faktor politik
Di dalam sebuah politik akan ada terjadinya
suatu persaingan dalam mendapatkan
kekuasaan. Dengan berbagai cara mereka
lakukan untuk menduduki posisi tersebut.
Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap
menyuap dalam mendapatkan kekuasaan.
2.2. faktor hukum
Di hukum sendiri banyak kelemahan dalam
mengatasi suatu masalah. Sudah terbukti
bahwa banyak praktek praktek suap menyuap
lembaga hukum terjadi dalam mengatasi
suatu masalah. Sehingga dalam hal tersebut
dapat dilihat bahwa praktek korupsi
sangatlah mungkin terjadi karena banyak nya
kelemahan dalam sebuah hukum yang
mendiskriminasi sebuah masalah.
2.3. faktor ekonomi
Pemimpin ataupun penguasa berkesempatan
jika mereka memiliki kekuasaan sangat lah
ingin memenuhi kekayaan mereka. Di kasus
lain banyak pegawai yang gajinya tidak sesuai
dengan apa yang di kerjakannya yang
akhirnya ketika ada peluang, mereka di
dorong untuk melakukan korupsi.
2.4. faktor organisasi
Di dalam suatu struktur organisasi akan
terjadi suatu tindak korupsi jika di dalam
struktur tersebut belum adanya kejujuran dan
kesadaran diri dari setiap pengurus maupun
anggota.
E.Hubungan Antara Pilkada dan
Korupsi
Besarnya biaya yang mesti dikeluarkan oleh
Calon Kepala Daerah selama kampanye
mendorong kepala daerah yang terpilih
bernafsu untuk mengembalikan modal dan
melakukan korupsi. Sebab, walaupun
penghasilan resminya yang mencakup gaji
dan tunjangan-tunjangan lain itu sudah cukup
besar menurut ukuran penghasilan rata-rata
orang Indonesia, penghasilan itu tetap tidak
akan cukup untuk sekedar “impas” menutupi
ongkos politik yang sudah dikeluarkan guna
meraih jabatan kepala daerah
F.Upaya Mencegah Korupsi Pilkada
Dengan mengawasi secara ketat pelaksanaan
pilkada, mulai dari tahap awal pendaftaran
atau penyaringan nama-nama bakal calon
kepala daerah sampai saat pemilihan
berlangsung. Jika ada yang terbukti
melakukan praktik politik uang, pihak-pihak
yang berkepentingan harus dengan tegas
memberikan sanksi. Misalnya sanksi hukum
dan calon tidak diperbolehkan untuk ikut
dalam proses pilkada.

Anda mungkin juga menyukai