A.Pengertian dan Landasan Hukum Pilkada Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan.Sehingga demokrasi dapat diartikan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di indonesia. 1. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilu dan pilkada selama ini telah dilakukan secara langsung. 2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. 3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) dan bagi rakyat (civic education). 4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. 5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. B. Pelaksanaan dan Penyelewengan Pilkada Dalam pelaksanaannya selalu saja ada masalah yang timbul. Sering kali ditemukan pemakaian ijazah palsu oleh bakal calon. Hal ini sangat memprihatinkan sekali. Seandainya calon tersebut dapat lolos bagaimana nantinya daerah tersebut karena telah dipimpin oleh orang yang bermental korup. Dana yang seharusnya untuk pelaksanaan pemilu ternyata dikorupsi. Dari sini kita dapat melihat rendahnya mental para pejabat. Dengan mudah mereka memanfaatkan jabatannya untuk kesenangan dirinya sendiri. Misalnya agar bisa lolos seleksi maka harus membayar puluhan juta. C.Solusi Untuk menggulangi permasalah yang timbul karena pemilu antara lain : 1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjagaketertiban dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini. 2. Semua warga saling menghargai. Dalam berdemokrasi wajar jikamuncul perbedaan pendapat. Hal ini diharapkan tidak menimbulkan konflik 3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan. Dengan adanya sosialisasi inidiharapkan masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat. 4. Memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus memilih denganhati nurani sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. D.Pengertian Korupsi Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. • 2.Faktor penyebab korupsi • Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu: • 1. faktor internal • 2. faktor eksternal 1. faktor internal Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri. 1.1. Sifat Tamak Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap harinya pasti manusia meinginkan kebutuhan yang lebih. Akhirnya munculah sifat tamak ini di dalam diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih dengan cara korupsi. 1.2. Gaya hidup konsumtif Manusia pasti memiliki kebutuhan masing masing dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus mengonsumsi kebutuhan tersebut,dengan perilaku tersebut tidak bisa di imbangi dengan pendapat yang diperoleh yang akhirnya terjadilah tindak korupsi. 2. Faktor eksternal 2.1. faktor politik Di dalam sebuah politik akan ada terjadinya suatu persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Dengan berbagai cara mereka lakukan untuk menduduki posisi tersebut. Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap menyuap dalam mendapatkan kekuasaan. 2.2. faktor hukum Di hukum sendiri banyak kelemahan dalam mengatasi suatu masalah. Sudah terbukti bahwa banyak praktek praktek suap menyuap lembaga hukum terjadi dalam mengatasi suatu masalah. Sehingga dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa praktek korupsi sangatlah mungkin terjadi karena banyak nya kelemahan dalam sebuah hukum yang mendiskriminasi sebuah masalah. 2.3. faktor ekonomi Pemimpin ataupun penguasa berkesempatan jika mereka memiliki kekuasaan sangat lah ingin memenuhi kekayaan mereka. Di kasus lain banyak pegawai yang gajinya tidak sesuai dengan apa yang di kerjakannya yang akhirnya ketika ada peluang, mereka di dorong untuk melakukan korupsi. 2.4. faktor organisasi Di dalam suatu struktur organisasi akan terjadi suatu tindak korupsi jika di dalam struktur tersebut belum adanya kejujuran dan kesadaran diri dari setiap pengurus maupun anggota. E.Hubungan Antara Pilkada dan Korupsi Besarnya biaya yang mesti dikeluarkan oleh Calon Kepala Daerah selama kampanye mendorong kepala daerah yang terpilih bernafsu untuk mengembalikan modal dan melakukan korupsi. Sebab, walaupun penghasilan resminya yang mencakup gaji dan tunjangan-tunjangan lain itu sudah cukup besar menurut ukuran penghasilan rata-rata orang Indonesia, penghasilan itu tetap tidak akan cukup untuk sekedar “impas” menutupi ongkos politik yang sudah dikeluarkan guna meraih jabatan kepala daerah F.Upaya Mencegah Korupsi Pilkada Dengan mengawasi secara ketat pelaksanaan pilkada, mulai dari tahap awal pendaftaran atau penyaringan nama-nama bakal calon kepala daerah sampai saat pemilihan berlangsung. Jika ada yang terbukti melakukan praktik politik uang, pihak-pihak yang berkepentingan harus dengan tegas memberikan sanksi. Misalnya sanksi hukum dan calon tidak diperbolehkan untuk ikut dalam proses pilkada.