Anda di halaman 1dari 59

Laporan Kasus

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Oleh :
Yusmaharanis
1811901047

Pembimbing :
dr. Devi Gusmaiyanto, Sp. A, M. Biomed

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUMAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
2019
 Anemia  masalah kesehatan di dunia baik dinegara maju maupun negara berkembang

 Dinegara berkembang: Indonesia  anemia terbanyak disebabkan oleh kekurangan zat


nutrisi  Anemia defisiensi besi

 Adanya infeksi parasit: Cacing  memperburuk keadaan anemia seseorang

 Anemia defisiensi besi akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak

 Diperlukan pencegahan anemia


Bab II
Tinjauan Pustaka
 Anemia didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau jumlah

sel darah merah perkubik milliliter. Disebut anemia bila kadarnya kurang dari 2

standar deviasi dibawah rata-rata menurut umur dan jenis kelamin populasi normal
Morfologi Sel Darah Merah
1. Pucat
2. Infeksi
3. Pencetus (obat, bahan kimia, radiasi)
Anamnesis
4. Makanan
5. Perdarahan
P
E
M
E
R
I
K
S
A
A
N

F
I
S
I
k
 Pemeriksaan darah tepi lengkap: hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit dan
hitung jenis leukosit, retikulosit

 Pemeriksaan indeks eritrosit: mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular


hemoglobin (MCH), mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), red cells
distribution width (RDW)

 Gambaran apusan darah tepi


Pucat

Akut Kronik

Pikirkan anemia hemolitik/perdarahan


Pikirkan gangguan produksi SDM
akut
atau perdarahan kronis
Periksa Hb, leukosit,
Retikulosit atau terdapat trombosit, indeks eritrosit,
hitung retikulosit, gambaran Retikulosit ↓, N atau
eritrosit berinti sedikit ↑
darah tepi

MCV ↓ MCV N MCV ↓ MCV↑/


normal
Defek membran Anemia defisiensi besi Anemia aplastik
Thalasemia Defek enzim Anemia peny. Kronik
Keracunan timbal
HemoglobinopatiKelain Thalasemia trait Anemia megaloblastik
an imun Anemia penyakit Hipersplenisme
Infeksi kronik Keganasan
Kehilangan darah kronis

Shah SN, Pallor. In: Flesiher GR, Ludwig S, eds. Textbook of pediatric emergency medicine. 6 th ed.
Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins, 2010: 484-490
Penegakkan diagnosis
anemia berdasarkan
MCV dan hitung
retikulosit

Lanzkowsky P. Manual of Pediatric Hematology


and Oncology 2011
ANEMIA DEFISIENSI BESI
(ADB)
Anemia yang terjadi karena
kekurangan zat besi (Fe) yang
diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah.
Kebutuhan yang meningkat
Transfusi Feto-maternal
secara fisiologis

Kurangnya besi yang


Iatrogenic blood loss
diserap

Perdarahan
ANAMNESIS  Pucat berlangsung lama tanpa manifestasi perdarahan
 Mudah lelah, lemas, mudah marah, tidak ada nafsu makan, daya
tahan tubuh menurun, gangguan prilaku
 Gemar makan makanan yang tidak biasa (pica)  es batu, kertas,
tanah, rambut
 Kurang makan Makanan zat besi & makanan yang menghambat
penyerapan zat besi
 Infeksi malaria  parasit (ankylostoma dan shistosoma)
 Kadar Hb < 5 g/dl  Anoreksia
 Riwayat ASI
PEMERIKSAAN
FISIK

 Bila kadar Hb < 7 g/dl  pucat


 Glositis
 Spoon nail
 Disfagia
 Gangguan Pertumbuhan
 Stomatitis angularis
 Darah lengkap yang terdiri dari: hemoglobin rendah; MCV, MCH, dan MCHC
rendah, RDW tinggi >14,5%, Apusan darah tepi
 Kadar besi serum yang rendah, TIBC tinggi, serum ferritin <12 ng/mL,
dipertimbangkan sebagai diagnostik defisiensi besi
 Serum transferrin receptor (STfR)
 Kadar zinc protoporhyrin (ZPP)
 Terapi besi (therapeutic trial):
WHO Cook dan Monsen Lankowsky

• Kadar Hb kurang dari normal sesuai • Anemia mikrositik hipokrom • Pemeriksaan apus darah tepi
usia • Saturasi transferin (ST) <16% hipokrom mikrositer
• Konsentrasi Hb eritrosit rata- • Nilai FEP > 100 µg/dl eritrosit • MCV, MCH, dan MCHC yang menurun
rata < 31% (N:32-35%) • Kadar feritin serum < 12 µg/d • Feritin serum menurun
• Kadar Fe serum <50 ug/dl (N:80- • Fe serum menurun, TIBC meningkat,
180ug/dl) • Respon terhadap pemberian preparat
• *Minimal 2 dari 3 kriteria harus besi
• Saturasi Transferin <15% (N:20-
dipenuhi (ST, Ferritin seum, FEP). •Retikulositosis
50%)
• Sumsum tulang
•Tertundanya maturasi sitoplasma
• *1,3,4 •Pada pewaranaan tidak ditemukan
besi
Oral  Diberikan
setelah makan
ES : Gastrointestinal
Preparat Besi
3 – 6 mg/kgBB/hari

Parenteral
ES : Syok Anafilatik
 Pemberian Preparat Besi

Keterangan : * Dosis maksimum untuk bayi: 15 mg/hari, dosis tunggal


# Khusus remaja perempuan ditambah 400µg asam folat
Anemia berat Hb ≤ 4 g/dl

PRC dengan dosis 2-3 ml/kgBB persatu kali pemberian


disertai pemberian diuretik seperti furosemid
 Meningkatkan penggunaan ASI Eksklusif hingga 6 bulan

 Pemberian vitamin C, asam sitrat, dan asam laktat merupakan peningkat


absorpsi zat besi.

 Pengenalan makanan padat yang diperkaya zat besi pada usia 6 bulan, diikuti
dengan transisi ke jumlah susu sapi yang terbatas dan peningkatan makanan
padat pada usia 1 tahun, dapat membantu mencegah anemia defisiensi besi.
 Prognosis baik  bila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja & diketahui penyebabnya
serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
 Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinan sebagai berikut:
 Diagnosis salah
 Dosis obat tidak adekuat
 Preparat Fe yang tidak tepat dan kadaluwarsa
 Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak berlangsung menetap
 Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaian besi (seperti: infeksi, keganasan, penyakit
hati, penyakit ginjal, penyakit tiroid, penyakit karena defisiensi vitamin B12, asam folat)
 Gangguan absorpsi saluran cerna (seperti pemberian antasid yang berlebihan pada ulkus peptikum dapat
menyebabkan pengikatan terhadap besi).
Bab III
Ilustrasi Kasus
 No. MR : 18.47.07
 Tanggal Masuk : Rabu, 01 Mei 2019
 Nama : An. H.N.A
 Umur : 1 Tahun 11 bulan
 Jenis kelamin : Perempuan
 Anak Ke :2
 Agama : Islam
 Alamat : Empang Pandan RT 08/03, Koto Gasib – Siak
 Tanggal Keluar : Di Rujuk RSUD AA Pekanbaru (Selasa, 07 Mei 2019)
Ayah Ibu
- Nama : Tn. T - Nama : Ny. Y.P
- Umur : 32 tahun - Umur : 30 tahun
- Pekerjaan : Petani - Pekerjaan : IRT
- Agama : Islam - Agama : Islam
 Alloanamnesis (Ibu)

 Demam sejak ± 10 hari yang lalu


Pasien anak usia 1 tahun 11 bulan rujukan dari puskesmas KG dengan diagnosis demam

tifoid + anemia dengan terapi yang diberikan IVFD RL 20 tpm/menit tetapi gagal. Pasien

dengan keluhan demam sejak ± 10 hari yang lalu. Demam naik – turun, demam dirasakan

meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Pasien sudah diberi obat penurun panas

yang dibeli di apotik tetapi demam kaang turun kemudian naik lagi. Riwayat bintik – bintik

merah dikulit tidak ada, mual, muntah tidak ada, BAB cair dan berdarah tidak ada. BAK

tidak ada gangguan.


 Selain itu ibu pasien mengatakan pasien terlihat pucat kira – kira sejak ± 3 minggu yang

lalu, namun ibu pasien baru sadar 2 hari setelah ada keluhan demam, tampak lemas, nafsu

makan tidak ada dan banyak tidur. Riwayat pasien sering bemain tanah dan sering tidak

menggunakan alas kasur (-). Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-), gusi berdarah,

mimisan disangkal.
 Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
 Penyakit selama hamil : Disangkal
 Pemeriksaan selama kehamilan : Riwayat ANC rutin di bidan
 Riwayat konsumsi obat saat hamil : vitamin dari bidan puskesmas
 Lama hamil : 34 minggu
 Riwayat persalinan : Ditolong oleh Bidan Panjang badan 40

cara lahir Normal Lingkar kepala 30

Berat lahir 1500 gram Lingkar dada 30

Langsung menangis saat lahir ya Indikasi -


Riwayat pemberian ASI :
 ASI ekslusif sampai umur 6 bulan
 ASI + susu formula 6-8 bulan
 ASI + susu formula+ nasi lumat 8 bulan -1 tahun
 Diatas 1 tahun sampai sekarang mulai makan nasi keras
Imunisasi Umur

BCG (+) umur 1 bulan (scar BCG + lengan kanan)

Polio -

DPT -

Hepatitis -

Campak (+) umur 9 bulan

Hib -
Riwayat tumbuh kembang Umur Riwayat tumbuh kembang Umur
Tertawa 3 bulan Lari 1 tahun 2 bulan
Miring 3 bulan Gigi pertama tumbuh 7 tahun
Tengkurap 3 bulan Bicara Belum bisa
Duduk Ibu lupa Membaca Belum bisa
Merangkak Ibu lupa Sekolah Belum sekolah
Berjalan 1 tahun
AYAH IBU
Umur 32 Tahun 30 Tahun
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Petani IRT
Penghasilan - -
Perkawanian Menikah Menikah
Penyakit yang pernah diderita - -
 Rumah tempat tinggal : Pasien tinggal dilingkungan padat penduduk, tidak kotor,

rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup

 Sumber air minum : Air galon isi ulang

 MCK : WC ada diluar rumah, kira-kira 4 meter dari dapur

 Perkarangan : Sempit

 Pengelolaan Sampah : Sampah dikumpulkan lalu bakar


 Keadaan umum : Tampak sakit sedang  Data Antropoemetri
 Kesadaran : Composmentis  Berat Badan : 7,8 kg
 Frekwensi Nadi : 110 x/menit  Tinggi Badan : 80 cm
 Frekwensi nafas : 30x/menit  BB/U : < - 3 SD : Gizi Buruk
 Suhu tubuh : 39,1 OC  TB/U : - 2 SD S/d < 2 SD : Normal
 Edema : (-) BB/TB : - 3 SD s/d < - 2 SD : Kurus
 Ikterus : (-)  Status gizi : Gizi buruk
 Anemia : (+)
 Sianosis : (-)
 Kepala : Normocephal
 Mata : CA (+/+), SI (-/-), edema palpebra (-/-), mata cekung -/-,
pupil isokor
 Telinga : Nyeri (-) sekret (-)
 Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-),
deviasi septum (-), darah (-)
 Mulut : Bibir kering, lidah kotor (-), bibir pucat (+), cheilosis (+)
sianosis (-), gusi berdarah (-), Atropi papil lidah (+),
 Leher : Simetris, trakea lurus ditengah, Pembesaran KGB (-)
Toraks (pulmo)
 Inspeksi : simetris , retraksi intercostal (-)
 Palpasi : massa (-), jejas (-)
 Perkusi :-
 Auskultasi : vesicular kanan = kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Toraks (cardio)
 Inspeksi : ictus cordis terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 midclavicularis sinistra
 Perkusi : -
 Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi : Permukaan datar, distensi (-)
 Auskultasi : BU (+) normal
 Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, asites(-)
 Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-) splenomegaly (-)
Kulit
Turgor kulit baik, Ptekie (+), sianosis (-), ikterik (-)
Ekstremitas
 Superior : akral hangat, edema (-), CRT <2’’ sianosis (-), Koilonichya (-)
 Inferior : akral hangat edema (-), CRT <2’’ , sianosis (-)
01 Mei 2019 (IGD) 02 Mei 2019 (Bangsal) Nilai Normal
WBC 14,3 K/uL 11,2 K/uL 6,0 – 17,5 K/uL
RBC 4,66 M/uL 4,51 M/uL 4,1 – 5,2 M/uL
Hemoglobin 6,7 g/dL 6,3 g/dL 11,1 – 14,1 g/dL
Hematokrit 25,4 % 24,4 % 31,0 – 41,0 %
MCV 54,5 fL 54,1 fL 79,0 – 99,0 fL
MCH 14,4 pg 14,0 pg 27,0 – 31,0 pg
MCHC 26,4 g/dL 25,8 g/dL 33,0 – 37,0 g/dL
Trombosit 180 K/uL 327 K/uL 150 – 450 K/uL
Widal
Tubex TF Skor 2 - ≤ 2 (negatif)
3 (Boderline)
4-5 (positif)
6-10 (positif)
Morfologi
Eritrosit Polimerisasi (+) Kesan: Anemia Hipokrom
Hipokrom (+) mikrositer
Normositer (+)
Leukosit Dalam Batas normal
Trombosit Jumlah : Cukup
Bentuk : Normal
Pasien anak usia 1 tahun 11 bulan rujukan dari puskesmas KG dengan diagnosis
demam tifoid + anemia dengan terapi yang diberikan IVFD RL 20 tpm/menit tetapi gagal.
Pasien dengan keluhan demam sejak ± 10 hari yang lalu. Demam naik – turun, demam
dirasakan meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Pasien sudah diberi obat
penurun panas yang dibeli di apotik tetapi demam kaang turun kemudian naik lagi. Riwayat
bintik – bintik merah dikulit tidak ada, mual, muntah tidak ada, BAB cair dan berdarah
tidak ada. BAK tidak ada gangguan.
Selain itu ibu pasien mengatakan pasien terlihat pucat kira – kira sejak ± 3 minggu
yang lalu, namun ibu pasien baru sadar 2 hari setelah ada keluhan demam, tampak lemas, nafsu
makan tidak ada dan banyak tidur. Riwayat pasien sering bemain tanah dan sering tidak
menggunakan alas kasur (-). Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-), gusi berdarah, mimisan
disangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sakit sedang dengan suhu 39,1oC,
status gizi buruk, Konjungtiva anemis (+/+), bibir pucat (+), cheilosis (+), Atropi papil lidah (+).
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan anemia mikrositik hipokrom.
DIAGNOSIS KERJA
Observasi Febris Hari ke-10 + Anemia Defisiensi Besi

DIAGNOSIS BANDING
 1. Thalasemia
 2. Anemia Penyakit Kronis
 Diet ML  BB = 7,8  780 Kkal

 IVFD KA EN 1B

 BB = 7,8 kg 

105 𝑐𝑐/𝑘𝑔𝐵𝐵/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 7,8 𝑘𝑔 819 cc/kgBB/hari


 = = 34,125 cc/kgBB/jam  34 tpm/mikro
24 24

 Inj. Cefriaxone 2 x 350 mg

 Paracetamol syr 3 x 1 cc
 Ad vitam : bonam
 Ad fungsionam : bonam
 Ad sanationam : bonam
Kamis, KU : Sakit sedang Observasi Planning therapy:
02/05/2019 Kes : Composmentis Febris Hari Diet MB 780 Kkal
Vital Sign : ke-11 + Kompres bila demam
Demam hari HR : 118 x/mnt Anemia - Diet ML 780 Kkal
ke-11 (+),  RR : 36 x/mnt Defisiensi - IVFD KA EN 1B  34
Lemas (+),  T : 38,60C Besi tpm/mikro
Pucat (+),  Mata : CA +/+, SI -/- - Inj. Cefriaxone 2 x
Subjektif Objektif Assessment Planning nafsu makan  Bibir pucat 350 mg 2
Rabu, KU : Sakit sedang Observasi Planning therapy: masih Ekstremitas : hangat - Paracetamol syr 4 x
01/05/2019 Kes : Composmentis Febris Hari - Diet ML 780 Kkal menurun BB = 7,8 kg 1 cc
Vital Sign : ke-10 + - IVFD KA EN 1B  - Apyalys drop 1 x 1
Demam hari HR : 110 x/mnt Anemia 34 tpm/mikro Pemeriksaan darah ml
ke-10 (+),  RR : 30 x/mnt Defisiensi - Inj. Cefriaxone 2 • WBC : 11,2 K/uL
pucat (+),  T : 39,10C Besi x 350 mg 1 • RBC : 4,51 M/uL
lemas (+),  Mata : CA +/+, SI - Paracetamol syr • HB : 6,3 g/dL
nafsu makan -/- 3 x 1 cc • HCT : 24,4 g/dL
menurun  Bibir pucat • MCV : 54,1 fl
Ekstremitas : hangat • MCH : 14,0 pg
BB = 7,8 kg • MCHC: 25,8 g/dL
• PLT : 327 K/uL
Pemeriksaan darah Morfologi :
• WBC : 14,3 K/uL  Eritrosit : Polimerisasi (+),
• RBC : 4,66 M/uL Hipokrom (+),
• HB : 6,7 g/dL Normositer (+)
• HCT : 25,4 g/dL  Leukosit : Dalam Batas
• MCV : 54,5 fl Normal
• MCH : 14,4 pg  Trombosit : jumlah
• MCHC:26,4 g/dL cukup, bentuk normal
• PLT : 180 K/uL kesan : anemia mikrositer
Tubex TF score 2 hipokrom
Jumat, KU : Sakit Observa Planning therapy: Sabtu, KU : Sakit Observasi Planning therapy:
03/05/201 sedang si Febris Diet MB 780 Kkal 04/05/2019 sedang Febris Hari Diet MB 780 Kkal
9 Kes : Hari ke- Kompres bila Kes : ke-13 + Kompres bila demam
Composmenti 12 + demam Demam hari Composmentis Anemia - Diet ML 780 Kkal
Demam s Anemia - Diet ML 780 Kkal ke-13 (+), Vital Sign : Defisiensi - IVFD KA EN 1B 
hari ke-12 Vital Sign : Defisiens - IVFD KA EN 1B Lemas (+), HR : 116 x/mnt Besi 34 tpm/mikro
(+), Lemas HR : 120 x/mnt i Besi  34 tpm/mikro Pucat (+),  RR : 32 - Paracetamol syr 4
(+), Pucat  RR : 38 - Inj. Cefriaxone 2 nafsu makan x/mnt x 1 cc
(+), nafsu x/mnt x 350 mg  aff masih  T : 38,90C - Inj. Cefotaxime 2
makan  T : 39,00C - Paracetamol menurun,  Mata : CA x 200 mg 2
masih  Mata : CA syr 4 x 1 cc batuk +/+, SI -/- - Zamel syr 2 x ½
menurun +/+, SI -/- - Inj. Cefotaxime berdahak  Bibir pucat cth
 Bibir pucat 2 x 200 mg 1 (+), pilek (+) Ekstremitas : - Inj. Viccilin 2 x 350
Ekstremitas : - Apyalys drop 1 hangat mg 1
hangat x 1 ml  aff BB = 7,8 kg
BB = 7,8 kg - Zamel syr 2 x ½
cth
Senin, KU : Sakit sedang Observasi Planning therapy:
06/05/2019 Kes : Composmentis Febris Hari Diet MB 770 Kkal
Minggu, KU : Sakit sedang Observasi Planning therapy: Vital Sign : ke-15 + Kompres bila demam
05/05/2019 Kes : Febris Hari Diet MB 780 Kkal Demam hari HR : 114 x/mnt Anemia - Diet ML 780 Kkal
Composmentis ke-14 + Kompres bila ke-15 (+),  RR : 22 x/mnt Defisiensi - IVFD KA EN 1B 
Demam hari ke- Vital Sign : susoect demam Lemas (+),  T : 38,40C Besi 34 tpm/mikro
14 (+), Lemas HR : 100 x/mnt Anemia - Diet ML 780 Pucat (+),  Mata : CA +/+, SI -/- - Paracetamol syr
(+), Pucat (+),  RR : 30 x/mnt Defisiensi Kkal nafsu makan  Bibir pucat 4 x 1 cc
nafsu makan  T : 38,30C Besi - IVFD KA EN 1B masih Ekstremitas : hangat - Inj. Cefotaxime 2
masih menurun,  Mata : CA  34 menurun, BB = 7,7 kg x 200 mg 4
batuk berdahak +/+, SI -/- tpm/mikro batuk - Zamel syr 2 x ½
(+), pilek (+)  Bibir pucat - Paracetamol berdahak (+), Pemeriksaan darah cth
Ekstremitas : syr 4 x 1 cc pilek (+) • WBC : 10,9 K/uL - Inj. Viccilin 2 x 350
hangat - Inj. • RBC : 4,30 M/uL mg 3
BB = 7,8 kg Cefotaxime 2 • HB : 6,5 g/dL
x 200 mg 3 • HCT : 24,8 g/dL
- Zamel syr 2 x • MCV : 57,7 fl
½ cth • MCH : 15,1 pg
- Inj. Viccilin 2 x • MCHC: 26,2 g/dL
350 mg 2 • PLT : 407 K/uL
Serologi :
 CRP  Negatif
Selasa, KU : Sakit sedang Observasi Planning therapy:
07/05/2019 Kes : Composmentis Febris Hari ke-
Diet MB 770 Kkal
Vital Sign : 16 + Anemia Kompres bila demam
Demam hari ke- HR : 106 x/mnt Defisiensi Besi
- Diet ML 780 Kkal
16 (+), Lemas (+),  RR : 26 x/mnt - IVFD KA EN 1B  34
Pucat (+), nafsu  T : 38,5 0C RUJUK  tpm/mikro
makan masih  Mata : CA +/+, SI -/- RSUD Arifin - Paracetamol syr 4 x 1 cc
menurun, batuk Bibir pucat - Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg 5
Ahmad
berdahak (+), Ekstremitas : hangat - Zamel syr 2 x ½ cth
pilek (+) BB = 7,7 kg
19.30 WIB - Inj. Viccilin 2 x 350 mg 4
Pemeriksaan Diff Count:
 Basofil : 0
 Eosinofil : 3
 N. Batang : 2
 N. Segmen : 16
 Limfosit : 75
 Monosit : 4
Pemeriksaan MDT :
 Eritrosit : Mikrositik Hipokrom, poikiloitosis, tear drop cell (+), sel target (+), sel
pensil (+), Basofilik stipling (+), ditemukan eritrosit berinti 1/100 leukosit
 Leukosit : jumlah cukup, Limfositosis relatif
 Trombosit : Jumlah cukup, Morfologi dalam batas normal
Kesimpulan  Anemia sedang Mikrositik Hipokrom e.c Suspect Hb Pathy
DD  anemia Defisiensi Fe, Anemia penyakit Kronis
Saran  Analisis Hb
Selasa, 07 Mei
Nilai Normal
2019
Darah lengkap
Hemoglobin 5,8 g/dl 11,1 – 14,1 g/dl
Leukosit 16,19 K/uL 6,0 – 17,5 K/uL
Trombosit 319 K/uL 150 – 450 K/uL
Eritrosit 3,85 M/uL 4,1 – 5,3 M/Ul
Hematokrit 23,7 % 31,0 – 41,0 % Selasa, 07 Mei 2019  Gambaran Darah Tepi
MCV 61,6 fL 79,0 – 99,0 fL
Sediaan
MCH 15,1 pg 27,0 – 31,0 pg Wright G
dipulas
MCHC 24,5 g/dL 33,0 – 37,0 g/dL
RDW-CV 27,6 % 11,5 – 14,5 % Anisositosis, Mikrositik, sel pensil, sel
Eritrosit
RDW-SD 55,9 fL 35,0 – 47,0 fL sferosid
Hitung Jenis Leukosit Jumlah meningkat, vakuolisasi monosit
Basofil 0,4 % 0–1%
Trombosit Jumlah cukup, clumps (+)
Eosinofil 3,9 % 2,0 – 4,0 %
Neutrofil 10,1 % 50 – 70 % Gambaran Anemia Susp. Hemolitik dengan
Kesan
Limfosit 69,2 % 25 – 40 % proses inflamasi
Monosit 16,4 % 2 – 8% DD Anemia Defisiensi besi
Kimia Klinik
Saran Retikulosit, Bilirubin, LDH, status Besi
GDS 117 mg/dL 74 – 106 mg/ dL
Kamis, 09 Mei 2019
Urinalisa
Nilai Normal
Mikroskopis
Warna Kuning muda Kuning Muda
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia Urin
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Kamis, 09 Mei 2019
Bilirubin Negatif Negatif
Urinalisa Urobilinogen 0,2 Umol/L 0,2 Umol/L
Nilai Normal
HEMATOLOI pH 6,0 4,5 – 8,0
Retikulosit 4,16 % 05 – 1,5 % BJ 1,005 1,003 – 1,030
KIMIA KLINIK Darah Negatif Negatif
Iron 15 ug/dL 50 – 175 ug/dL Keton Negatif Negatif
TIBC 265 ug/dL 250 – 450 ug/dL Nitrit Negatif Negatif
Albumin 2,9 g/dl 3,4 – 5,0 f/dl Leukosit Estrase Negatif
AST 45 U/L 15 – 37 U/L Sedimen
ALT 21 U/L 14 – 63 U/L Eritrosit 0 – 1 /LBP 0 – 1 /LBP
Ureum 4 mg/dL 14 – 41 mg/dL Leukosit 1 – 2 /LBP 0 – 5 /LBP
Kreatinin 0,30 mg/dL 0,55 – 1,30 mg/dL Sel epitel 2 – 3 /LBP <15 /LBP
IMUNOLOGI Kristal 0 /LBP
CRP Non-Reaktif < 6 <6 Silinder 0 /LBP
Laki-laki: 68 – 434 Bakteri 0 /LBP
Feritin 21,7 mg/mL Perempuan produktif: 9,3 – 159 Jamur 0 /LBP
Perempuan Menapouse: 24,4 – 278
Bab IV
Pembahasan
Dari alloanamneisis didapatkan pasien usia 1 tahun 11 bulan rujukan dari
puskesmas KG dengan diagnosis demam tifoid + anemia dengan terapi yang
diberikan IVFD RL 20 tpm/menit tetapi gagal. Pasien dengan keluhan demam
sejak ± 10 hari yang lalu. Demam naik – turun, demam dirasakan meningkat pada
malam hari dan turun pada pagi hari. Pasien sudah diberi obat penurun panas yang
dibeli di apotik tetapi demam kaang turun kemudian naik lagi. Riwayat bintik –
bintik merah dikulit tidak ada, mual, muntah tidak ada, BAB cair dan berdarah
tidak ada. BAK tidak ada gangguan.
Selain itu ibu pasien mengatakan pasien terlihat pucat kira – kira sejak ± 3 minggu yang
lalu, namun ibu pasien baru sadar 2 hari setelah ada keluhan demam, tampak lemas, nafsu
makan tidak ada dan banyak tidur. Riwayat pasien sering bemain tanah dan sering tidak
menggunakan alas kasur (-). Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-), gusi berdarah, mimisan
disangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sakit sedang dengan suhu 39,1oC, status
gizi buruk, Konjungtiva anemis (+/+), bibir pucat (+), cheilosis (+), Atropi papil lidah (+). Dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan tanda-tanda dari Anemia Defisiensi besi dimana
anemia defisiensi besi salah satunya disebabkan karena malnutrisi. Tampak dari hasil statsu
gizi pasien. Sedangkan pemeriksaan fisik juga mengarahkan ke anemia defisiensi besi.
Selain itu dari pemeriksaan penunjang pasien terjadi penurunan pada nilai
hemoglobin (6,7 g/dL), hematokrit (25,4 g/dL), dan penurunan nilai MCV (54,5 fL),
MCH (14,4 pg) dan MCHC (26,4 g/dL). Dan kesan dari pemeriksaa morfologi darah
tepi yaitu anemia mikrositik hipokrom. Pemeriksaan labor lain juga ditemukan
penurunan nilai iron (15 ug/dL), Albumin (2,9 g/dl), Ferritin (21,7 mg/mL), dan
peningkatan pada retikulosit (4,16%), TIBC (265 ug/dL), yang mengarahkan ke
Anemia Defisiensi Besi.
Untuk tatalaksana diberikan antibiotik dikarenakan pada pasien ini dicurigai
adanya infeksi sehingga diberikan ceftriaxone lalu ditambahakn Viccilin pada hari
ke-4, untuk keluhan demam diberikan antipiretik yaitu paracetamol. Juga
ditambahkan vitamin yaitu zamel karena tidak nafsu makan.

Anda mungkin juga menyukai