Anda di halaman 1dari 25

FINANCIAL

QUOTIENT Kecerdasan
Finansial
PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi mempelajari perilaku manusia dalam


memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada hakikatnya,
ilmu ekonomi mempelajari tiga hal, yaitu : produksi,
distribusi, dan konsumsi.
Produksi adalah menciptakan sesuatu (barang dan jasa)
yang memiliki nilai guna bagi masyarakat.

Dalam berproduksi, kita mengeluarkan sejumlah uang


sebagai modal, namun kelak akan kembali dengan nilai
yang diharapkan lebih besar. Selisihnya adalah laba, yang
dalam bahasa ekonomi adalah nilai tambah (value added).
Dalam perekonomian modern dewasa ini. aktivitas
distribusi dapat dikategorikan sebagai aktivitas
produktif, karena distribusi menciptakan nilai tambah
(value added). Ini berarti, pelaku distribusi adalah aktor-
aktor bisnis yang menciptakan uang dengan cara
creating value.
Konsumsi adalah tindakan menghabiskan nilai guna suatu
barang. Konsumsi berarti mengorbankan sejumlah uang
yang tidak akan pernah kembali.

Lantas apa yang kita peroleh ?

Kepuasan, nilai guna atau utilitas.


Kecerdasan finansial
adalah kemampuan untuk
mengenali, menciptakan
dan mempraktikkan sistem
atau cara untuk
mengakumulasi aset.
8 INTISARI
FQ
1. MEMILAH TUJUAN PRODUKTIF DAN KONSUMTIF
2. MEMBEDAKAN ASET DAN LIABILITAS
3. MEMAHAMI ALIRAN UANG
4. CARI EMAS YANG TERSEMBUNYI
5. MILIKI DAYA UNGKIT
6. BIARKAN UANG BEKERJA
7. CIPTAKAN ASET YANG TIDAK BISA HILANG
8. PAHAMI INDIKATOR-INDIKATOR EKONOMI MAKRO
1. MEMILAH TUJUAN PRODUKTIF dan
KONSUMTIF
Tindakan kita sehari-hari, yang bersifat mengeluarkan uang,
dapat dikategorikan ke dalam dua jenis; produktif atau
konsumtif.

Cobalah membuat daftar apa yang biasa kita lakukan setiap hari.
Pilah kegiatan-kegiatan tersebut menjadi aktivitas produksi atau
konsumsi.
Sementara itu adakah yang termasuk kegiatan produktif ?

Jangan kaget, 90% item kegiatan kita sehari-hari adalah


aktifitas konsumtif.

Poinnya adalah, yang penting bagi kita mempertimbangkan


kembali setiap item kegiatan konsumtif. Benarkah uang
layak dikeluarkan ?
2 MEMBEDAKAN ASET DAN LIABILITAS
• Pelajaran terpenting dari pakar kecerdasan finansial
seperti R. Kiyosaki adalah teorinya untuk memisahkan
dengan tegas antara aset dan liabilitas.

• Banyak liabilitas yang tampak seolah-olah sebagai aset,


sehingga kita merasa kaya (tetapi sebenarnya tidak).
• Apa yang membedakan aset dan liabilitas ?

 Cash flow. Sekali lagi, aliran uang kas.

• Aset adalah harta yang memberikan aliran kas secara


rutin. Ibaratnya, aset adalah mitra yang produktif, yang
setiap waktu membantu kita meraih kesuksesan secara
finansial.
• Sedangkan liabilitas adalah harta yang menguras isi
kocek kita secara rutin. Sebagian besar daftar konsumsi
kita pada prinsipnya bisa dikategorikan sebagai
liabilitas,
• Pangkaslah liabilitas, dan milikilah sebanyak mungkin
aset yang bisa memberikan cash inflow (pendapatan
tunai). Pengeluaran yang dihemat itu bisa dialokasikan
sebagai investasi, untuk menambah sisi pendapatan
tunai kita.
• Kalau memang liabilitas tidak mungkin dihindari,
gunakan cara pembayaran tunai agar kita tidak dikenai
bunga untuk sesuatu yang bersifat konsumtif.

• Kalau kita harus membayar bunga, usahakan


semaksimal mungkin agar benda yang dibeli memiliki
nilai produktif, sehingga benda tersebut bisa membayar
sendiri cicilannya.
3 MEMAHAMI ALIRAN UANG
• Lihatlah sekeliling, dan perhatikanlah bagaimana roda
bisnis berputar.

• Cermati transaksi yang terjadi setiap waktu.

• Pahamilah mengapa orang rela mengorbankan sejumlah


uang tertentu untuk mendapatkan barang atau jasa
tertentu.
Berikut ini hal-hal yang mungkin kita temukan :

• Kaum berpenghasilan tetap (karyawan swasta. pegawai


negeri) memiliki pola belanja yang hampir sama. baik siklus
waktu maupun barang yang ingin mereka beli.

• Terjadi pola aliran uang, pada awal bulan uang mengucur dari
employer ke employee. Tetapi itu hanya terjadi dalam
beberapa hari. Selebihnya, aliran uang berbalik kembali ke
kalangan employer, yaitu mereka yang memiliki dan
mengelola bisnis.
• Dibandingkan kaum employer, justru employee yang
berpendapatan tetap, yang paling berani berutang.

• Sebagian besar utang mereka adalah utang konsumtif (yaitu


cicilan rumah, angsuran kendaraan, dan kartu kredit), Jumlah
nominalnya mungkin tidak seberapa. Banyak di antara mereka
menggadaikan pendapatan di masa depan untuk
kenikmatan/utilitas yang dinikmati saat ini.
4 CARILAH EMAS YANG
TERSEMBUNYI
• Mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang
merupakan salah satu hal yang harus dilakukan seorang
entrepreneur.

• Orang yang cerdas secara finansial, mampu melihat apa


yang tidak mampu dilihat orang awam.
• Banyak pemain bisnis sektor properti yang mencari
emas tersembunyi. Mereka mencari lahan yang tidak
ada nilainya bagi orang lain, kemudian disulap menjadi
emas. Mereka menciptakan lingkungan dan menjualnya
dengan mudah.
• Yang mereka jual sebetulnya adalah gagasan, bukan
rumah atau taman.
5 MILIKI DAYA UNGKIT
• Daya ungkit adalah sesuatu yang membuat aset Anda akan
tumbuh berlipat ganda. Daya ungkit muncul dari sistem yang
diciptakan sedemikian rupa, sehingga tidak lagi bergantung
pada orang tertentu.

• Contoh : Seorang penjual bakso maksimal mencapai omzet Rp


1 juta sehari. Ia ingin melipatgandakan penjualannya menjadi
Rp 20 juta. Bagaimana caranya ?
6 BIARKAN UANG YANG BEKERJA
Kalau sistem sudah bekerja dengan baik, kini tiba waktunya
untuk beternak uang. Yang berkerja kini bukan orangnya,
tetapi uangnya. Tapi prinsipnya, uang hasil jerih lelah selama
ini, sudah waktunya untuk menjadi aset utama yang
memberikan uang tunai secara rutin.
• Caranya ? Sebarkan uang tersebut ke berbagai
instrumen investasi. Sebarkan menurut skala risiko yang
diinginkan, guna menghindari total loss. Kalau uangnya
cukup banyak, pilihan yang tersedia semakin beragam.

• Deposito dan obligasi pemerintah adalah alternatif


investasi yang diyakini berisiko minimal. Kemudian ada
obligasi swasta dan saham, yang resikonya lebih tinggi.
• Bidang properti adalah alternatif investasi yang selama ini menjadi
primadona. Membeli apartemen, rumah real estat, atau tanah kosong di
lokasi strategis, biasanya akan memberi keuntungan lumayan. Namun
lokasinya harus strategis. Jauh lebih mudah menjual aset mahal di
lokasi strategis daripada aset murah di lokasi yang kurang berkembang.
• Dibandingkan deposito, saham dan valas, properti lebih lambat
diuangkan.. Namun, ada keuntungan ganda yang bisa kita peroleh.
Pertama adalah pendapatan sewa properti, yang kedua adalah equity
yang pasti kita dapatkan seiring kenaikan harga properti.
• Properti adalah satu-satunya aset/aktiva yang nilainya tidak pernah
turun.
7 CIPTAKAN ASET YANG TIDAK BISA
HILANG ATAU DIRAMPOK ORANG
• Kunci menuju kebebasan finansial adalah bagaimana menciptakan aset
yang bisa memberikan arus kas positif. Namun, aset dalam pengertian
fisik bisa saja setiap saat hilang. Entah dicuri orang, dirampok, atau
hilang nilainya karena sudah tidak lagi produktif.
• Karena itu, perlu bagi kita untuk menciptakan aset yang tidak bisa dicuri,
hilang, atau dirampok. Misalnya saja bangkrut total, terkena musibah
hingga seluruh milik rata dengan tanah, namun jika kita masih
mempertahankan cara berpikir dan cara bertindak cerdas secara
finansial, maka semua yang hilang itu bisa kembali.
8 PAHAMI INDIKATOR-INDIKATOR
EKONOMI MAKRO
• Dunia bisnis adalah bagian tak terpisahkan dari sistem
perekonomian secara umum. Jadi, sangat penting untuk
memahami tanda-tanda makro perekonomian.
• Mulailah mengamati apa yang terjadi dengan perekonomian
makro kita. Indikator-indikator yang harus diamati setiap saat
adalah : tingkat pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah terhadap
mata uang asing, laju inflasi, suku bunga perbankan, indeks
saham, dan tingkat pengangguran.
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuka peluang bagi banyak
bidang. Apalagi bila suku bunga cukup rendah, sehingga uang tunai
mengalir ke seluruh bidang bisnis. Masyarakat relatif lebih gampang
mengeluarkan uangnya. Indeks saham akan meningkat, yang menandai
dunia bisnis memasuki masa booming. Inilah saatnya berinvestasi pada
saham atau bisnis sektor riil secara umum.
• Inflasi tinggi akan diikuti oleh kenaikan suku bunga dan melemahnya
nilai rupiah. Uang akan tersedot dari peredaran (uang ketat), sehingga
jualan apapun menjadi lebih sulit.
• Inilah saatnya menempatkan uang tunai dalam bentuk deposito atau
valuta asing. Atau, waktunya membeli properti yang nilainya telah
mengalami koreksi.

Anda mungkin juga menyukai