Anda di halaman 1dari 53

Hemiparese Dextra Tipe

Spastik et causa Stroke


Hemoragik (ICH)

Oleh:
Muhammad Aditya Alfarizki
Pembimbing:
Dr. Isma Yulianti, Sp.S
BAB I
STATUS PENDERITA
NEUROLOGI
Identifikasi

Nama : Ibu. II

Umur : 56 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Ki marogan, Lrg. Kepandean, RT 46/09, Palembang

Agama : Islam

MRS Tanggal : 18 Mei 2019


Anamnesa

ANAMNESA (Autoanamnesa) (Tanggal 22 Mei 2019)

Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI


karena tidak bisa beraktifitas yang disebabkan karena kelemahan
pada lengan tangan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-
tiba.
± 4 jam SMRS, saat penderita bangun tidur, tiba-tiba mengalami
kelemahan pada tungkai dan lengan kanan secara tiba-tiba tanpa disertai
penurunan kesadaran. Saat serangan, penderita merasa sakit kepala, Penderita
mengalami kejang ± 30 menit, kejang dimulai dari lengan kanan dan menjalar
ke tungkai kanan, saat kejang lengan penderita gelonjotan. Tidak ada gangguan
rasa pada sisi yang lemah, diikuti rasa baal, nyeri, kesemutan dan lain-lain.
Pada sisi yang lemah, anggota gerak sulit untuk dikendalikan karena sulit untuk
dikendalikan karena terus menerus bergerak. Kelemahan pada lengan kanan
dan tungkai kanan dirasakan tidak sama berat. Sehari-hari penderita bekerja
menggunakan tangan kanan. Penderita masih bisa mengungkapkan isi
pikirannya secara lisan, tulisan maupun isyarat. Penderita dapat mengerti isi
pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Saat
bicara mulut penderita tidak mengot dan bicara tidak pelo.
– Saat serangan, penderita tidak mengalami jantung yang berdebar-debar disertai
sesak napas. Penderita tidak sering mengeluh sakit kepala bagian belakang yang
timbul pada pagi hari dan berkurang pada malam hari. Penderita tidak pernah
mengalami koreng di kemaluan yang tidak gatal, tidak nyeri seerta sembuh
sendiri. Penderita tidak pernah mengalami bercak merah yang tidak gatal, tidak
nyeri serta sembuh sendiri pada kulit. Penderita tidak pernah mengalami nyeri
pada tulang panjang. Penderita tidak pernah mengalami keguguran pada usia
kehamilan lebih dari 16 minggu.
Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat kencing manis
tidak ada. Riwayat penyakit jantung tidak ada. Riwayat trauma
tidak ada.
Penderita mengalami keluhan seperti ini untuk yang
pertama kalinya dan serangan ini adalah yang pertama.
Pemeriksaan Fisik
Status Praesens Status Internus
Kesadaran : E4M6V5 Jantung : BJ I & II normal,
murmur (-), gallop (-)

Gizi : Cukup Paru-paru : Vesikuler (+),ronkhi (-),


wheezing (-)

Suhu Badan : 36,5C Hepar : tidak teraba

Nadi : 94x/menit Lien : tidak teraba

Pernapasan : 26x/menit Anggota : akral hangat


gerak
Tekanan Darah : 140/90mmHg Genitalia : tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap : Cukup Ekspresi muka : Wajar

Perhatian : Ada Kontak psikis : Ada


Status Neurologikus

KEPALA
Bentuk : Brachiocephali

Ukuran : Normocephali

Simetris : Simetris

LEHER
Sikap : Normal Deformitas : Tidak ada

Torticollis : Tidak ada Tumor : Tidak ada

Kaku kuduk : Tidak ada Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran


SYARAF-SYARAF OTAK

1.N. Olfaktorius Kanan Kiri

Penciuman : Normal Normal

Anosmia : Tidak ada Tidak ada

Hyposmia : Tidak ada Tidak ada

Parosmia : Tidak ada Tidak ada


2. N. Optikus Kanan Kiri

Visus : Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Campus visi :

Anopsia : Tidak ada Tidak ada

Hemianopsia : Tidak ada Tidak ada

Fundus okuli

- Papil edema : Tidak diperiksa

- Papil atrofi : Tidak diperiksa

- Perdarahan retina : Tidak diperiksa


3. N. Oculomotorius, Trochlearis dan Abducens

Kanan Kiri
Diplopia : Tidak ada Tidak ada
Celah mata : Simetris Simetris

Ptosis : Tidak ada Tidak ada


Sikap bola mata

- Strabismus : Tidak ada Tidak ada

- Exopthalmus : Tidak ada Tidak ada

- Enopthalmus : Tidak ada Tidak ada

- Deviation conjugae : Tidak ada Tidak ada

Gerakan bola mata : Ke segala arah Ke segala arah


3. N. Oculomotorius, Trochlearis dan Abducens

Pupil Kanan Kiri


- Bentuk : Bulat Bulat
- Diameter : Ø 3 mm Ø 3 mm
- Iso/anisokor : Isokor Isokor

- Midriasis/miosis : Tidak ada Tidak ada

- Refleks cahaya :
 Langsung : Positif Positif
 Konsensuil : Positif Positif
 Akomodasi : Positif Positif
- Argyl Robetson : Negatif Negatif
4. N. Trigeminus

Motorik Kanan Kiri


- Menggigit : Kuat Kuat

- Trismus : Tidak ada Tidak ada

- Refleks kornea : Normal Normal

Sensorik

- Dahi : Normal Normal

- Pipi : Normal Normal

- Dagu : Normal Normal


5. N. Facialis

Motorik Kanan Kiri

- Mengerutkan dahi : Simetris Simetris


- Menutup mata : Simetris Simetris

- Menunjukkan gigi : Simetris Simetris


- Lipat nasolabialis : Simetris Simetris
- Bentuk muka :

 istirahat : Simetris

 bicara/bersiul : Simetris

Sensorik

- 2/3 depan lidah : Tidak diperiksa

Otonom
- Salivasi : Positif
- Lakrimasi : Positif
Chvostsek’s sign : Negatif
6. N. Cochlearis

Kanan Kiri

Suara bisikan : Terdengar Terdengar

Detik arloji : Terdengar Terdengar

Test Weber : Tidak dilakukan pemeriksaan

Test Rinne : Tidak dilakukan pemeriksaan


7. N. Vagus
Arcus pharynx : Simetris

Uvula : Di tengah
Gg. Menelan : Tidak ada

Suara bicara : Normal

Denyut jantung : Regular

Refleks :
- Muntah : Normal

- Batuk : Normal

- Oculocardiac : Normal

- Sinus caroticus : Normal


Sensorik
- 1/3 belakang lidah Tidak diperiksa
8. N. Acessorius
Kanan Kiri
- Mengangkat bahu Kuat Kuat
- Memutar kepala Kuat

9. N. Hypoglossus
Kanan Kiri

Menjulurkan lidah : Deviasi tidak ada

Fasikulasi : Tidak ada

Atrofi papil lidah : Tidak ada

Dysarthria : Tidak ada


COLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : Tidak diperiksa
Scoliosis : Tidak diperiksa
Lordosis : Tidak diperiksa
Gibbus : Tidak didapatkan
Deformitas : Tidak didapatkan
Tumor : Tidak didapatkan
meningocele : Tidak didapatkan
Hematoma : Tidak didapatkan
Nyeri ketok : Tidak ada
Motorik
Lengan
Kanan Kiri
- Gerakan : Cukup cukup
- Kekuatan : 4 5
- Tonus : Hipertoni Eutoni
- Refleks fisiologis

 Biceps : Hiperrefleks Normal


 Triceps : Hiperrefleks Normal
 Periost Radius : Hiperrefleks Normal
 Periost Ulna : Hiperrefleks Normal
- Refleks patologis :

 Hoffman Tromner : Negatif Negatif


- Trofik : Eutrofi Eutrofi
Tungkai Kanan Kiri
- Gerakan : Cukup Cukup
- Kekuatan : 5 5
- Tonus : Eutoni Eutoni
- Klonus : Negatif Negatif
 Paha : Negatif Negatif
 Kaki : Negatif Negatif
- Refleks fisiologis

 KPR Positif Positif


 APR Positif Positif
- Refleks patologis

 Babbinsky : Positif Positif


 Chaddock : Negatif Negatif
 Oppenheim : Negatif Negatif

 Gordon : Negatif Negatif


 Schaeffer : Negatif Negatif
 Rossolimo : Negatif Negatif
 Mendel Bechtereyev : Negatif Negatif

- Refleks kulit perut


 Atas : Tidak ada kelainan
 Tengah : Tidak ada kelainan
 Bawah : Tidak ada kelainan
 Tropik : Tidak ada kelainan
SENSORIK
Tidak ada kelainan rasa pada sisi yang lemah
(defisit sensorik)
Gerakan : Cukup
Kekuatan : 5
Refleks fisiologis :
Biceps : Hiperefleks
Triceps : Hiperefleks

- Gerakan : Cukup
Kekuatan : 5
Refleks fisiologi : normal
Refleks patologis
Babinsky (+)
Chaddock (-)
Oppenheim (-)
Gordon (-)
Schaeffer (-)
Rossolimo (-)
Mendel Bechterew (-)
- Gejala Rangsang Meningeal : tidak ada kelainan

- Gait dan keseimbangan : tidak diperiksa

- Gerakan abnormal : tidak ada


J. Fungsi Vegetatif

- Miksi : Normal

- Defekasi : Normal

- Ereksi : Negatif

K. Fungsi Luhur
- Afasia motorik : Tidak ada

- Afasia motorik : Tidak ada

- Afasia nominal : Tidak ada

- Apraksia : Tidak ada

- Agrafia : Tidak ada


- Alexia : Tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

Hb 11,3 g/dl 12 – 14
Hematokrit 34 % 38 – 54

Trombosit 381.000 /ul 150.000 - 400.000


Hitung Jenis 0/0/0/86/10/4 % 0-1/1-3/2-6/50-
70/20-40/2-8
Leukosit 9.900 /ul 5.000-10.000
Creatinin 0,7 Mg/dl 0,6 – 1,2
Ureum 31 Mg/dl 10 - 50
Kolesterol 215 Mg/dl 125 – 250
HDL 56 Mg/dl 35 – 55
LDL 142 Mg/dl < 150

Trigliserida 85 Mg/dl 72 – 172


Pemeriksaan CT SCAN

CT Scan kepala non kontras:


Tampak lesi hyperdens dengan
perifocal oedem parietal kiri
Kesan: ICH di parietal kiri dengan
ICH
Diagnosis

Diagnosa klinik : Hemiparese Dextra Tipe Spastik

Diagnosa topik : Korteks Hemisferium Cerebri Sinistra

Diagnosa : CVD Hemoragik


etiologi
Pengobatan

Medikamentosa
Perawatan
– IVFD RL gtt 20x/m
– Bed rest total – Inj. Citicoline 2x500 mg/iv

– Diet bubur – Inj. Ranitidine 2x100 mg/iv


– Inj. Asam Tranexamat 3500 mg/iv
– Inj. Dexamethasone 3x1 amp
– Inf. Manitol 4x125 cc
– Fenitoin cap 3x100 mg
– Neurodex tab 1x1
– Trihexyphenidyl 3x2 mg
– Clobazam 1x10 mg
– Haloperidol 3x0,5 mg
Prognosa

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functionam : Bonam


Diskusi Kasus
A. Diagnosis Banding Topik
1) Lesi di korteks hemisferium serebri Pada penderita ditemukan gejala :
dekstra, gejalanya :
- Defisit motorik - Hemiparese dextra tipe spastik
- Gejala iritatif - Kejang pada sisi yang lemah
- Gejala fokal (kelumpuhan tidak - Kelemahan dirasakantidak sama
sama berat) berat
- Gejala deficit sensorik pada sisi yang - Tidak ditemukan deficit sensorik
lemah pada sisi yang lemah
Jadi, kemungkinan lesi di korteks hemisferium serebri sinistra belum dapat
disingkirkan
2) Lesi di subkorteks hemisferium serebri Pada penderita ditemukan gejala :
dekstra, gejalanya :
- Ada gejala defisit motorik - Hemiparese dextra tipe spastik
- Ada afasia motorik subkortikal - Tidak ada afasia motorik
Jadi, kemungkinan lesi di subkorteks hemisferium serebri sinistra dapat disingkirkan

3) Lesi di capsula interna hemisferium Pada penderita ditemukan gejala :


serebri dekstra, gejalanya :
- Ada hemiparese/hemiplegia typical - Hemiparese dextra tipe spastik

- Parese N.VII - Tidak ada parese N.VII


- Parese N.XII - Tidak ada parese N.XII
- Kelemahan ditungkai dan lengan sama - Kelemahan di tungkai dan lengan
berat tidak sama berat
Jadi, kemungkinan lesi di capsula interna hemisferium serebri sinistra dapat
disingkirkan

Kesimpulan :
Diagnosis topik yaitu lesi di korteks hemisferium serebri sinistra
B. Diagnosis Banding Etiologi
1) Hemorrhagia cerebri Pada penderita ditemukan gejala :
- Kehilangan kesadaran >30menit - Tidak ada kehilangan kesadaran
- Terjadi saat beraktifitas - Terjadi saat istirahat
- Didahului sakit kepala, mual, muntah - Ada sakit kepala tanpa disertai mual
dan muntah
- Riwayat hipertensi - Tidak terdapat riwayat hipertensi
Jadi kemungkinan etiologi Hemorrhagia cerebri belum dapat disingkirkan

2) Emboli cerebri Pada penderita ditemukan gejala :


- Kehilangan kesadaran <30menit - Tidak ada kehilangan kesadaran
- Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi
- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat istirahat
Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan

3) Thrombosis cerebri Pada penderita ditemukan gejala :


- Tidak ada kehilangan kesadaran - Tidak ada kehilangan kesadaran
- Terjadi saat istirahat - Terjadi saat istirahat
Jadi kemungkinan etiologi thrombosis cerebri belum dapat disingkirkan
Kesimpulan :
Diagnosis etiologi yaitu Hemorragik cerebri *
Kesimpulan Diagnosis

Diagnosis Klinis
Hemiparese Dextra Tipe Spastik
Diagnosis Topik
Korteks Hemisferium Cerebri Sinistra
Diagnosis Etiologi
CVD Hemoragik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perdarahan Otak

Otak diperdarahi oleh dua arteri, yaitu dua arteri


carotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat
arteri terletak di dalam ruang subarachnoid, dan
cabang-cabangnya beranastomosis pada permukaan
ionferior otak untuk membentuk circulus willisi.
STROKE

Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak


fokal maupun global secara mendadak dan akut
yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan
aliran darah otak.
KLASIFIKASI
STROKE
Stroke
Stroke Iskemik
Hemoragik
• Perdarahan • Manifestasi
Intrakranial Klinis
• Perdarahan • Kausal
Subarakhnoid
FAKTOR RISIKO

Tidak Bisa
Bisa dikendalikan
dikendalikan
• Umur • Hipertensi
• Jenis kelamin • Penyakit jantung
• Herediter • Fibrilasi atrium
• Ras dan etnis • Merokok
• Pernah mengalami • Trasient Ischemic
stroke sebelumnya Attack
Gejala Stroke
Hemoragik Iskemik
intraserebral Subaraknoid Trombosis Emboli
 Sering pada usia  Penyebab terbanyak  Sering didahului  Gejala
dekade 5-8 pecahnya aneurisma dengan TIA mendadak
 Tidak ada gejala  Sering terjadi pada dekade  Sering terjadi pada  Sering terjadi
prodormal yang jelas. 3-5 dan 7 waktu istirahat dan pada waktu
Kadang hanya berupa  Gejala prodormal yaitu bangun pagi bergiat
nyeri kepala hebat, nyeri kepala hebat  Biasanya kesadaran  Umumnya
mual, muntah.  Kesadaran sering terganggu bagus kesadaran bagus
 Sering terjadi waktu  Rangsang meningeal positif  Sering trjadi pada  Sering terjadi
siang, waktu bergiat, dekade 6-8 pada dekade 2-3
waktu emosi dan 7.
 Sering diertai  Harus ada
penurunan kesadaran sumber emboli

Hasil CT Scan: hiperdens Hasil ct scan: hiperdens Hasil ct scan hipodens Hasil ct scan
hipodens
BAB III
ANALISA KASUS
• Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena sukar
beraktivitas yang disebabkan kelemahan pada lengan kanan dan tungkai
kanan yang terjadi secara tiba-tiba.  deficit neurologis yang
menyebabkan hemiparese pada tubuh.

• ± 4 jam SMRS, saat penderita bangun tidur, tiba-tiba mengalami


kelemahan pada tungkai dan lengan kanan secara tiba-tiba tanpa disertai
penurunan kesadaran. Saat serangan, penderita merasa sakit kepala,
Penderita mengalami kejang ± 30 menit, kejang dimulai dari lengan kanan
dan menjalar ke tungkai kanan, saat kejang lengan penderita gelonjotan. 
gejala stroke perdarahan (hemoragik).
• Tidak ada gangguan rasa pada sisi yang lemah, diikuti rasa baal, nyeri,
kesemutan dan lain-lain. Pada sisi yang lemah, anggota gerak sulit untuk
dikendalikan karena sulit untuk dikendalikan karena terus menerus
bergerak  kejang tipe parsial

• Penderita masih bisa mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan


maupun isyarat. Penderita dapat mengerti isi pikiran orang lain yang
diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat  tidak adanya gangguan
pada area broca dan area wernic.
• Sehari-hari penderita melakukan pekerjaan dengan menggunakan tangan kanan.
Saat bicara mulut penderita tidak mengot dan suaranya tidak pelo  tanda
tidak adanya parese N. VII (N. Fasialis) dan bicara tidak pelo merupakan
parese N.XII (N. Hypoglossus).
Siriraj Skor
• Rumus = (2.5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0.1 x 90) – (3 x 0) – 12 = -
3 (stroke hemoragik)

Gajah Mada Skor


• Nyeri kepala (+), Penurunan Kesadaran (-), Refleks Babinski
(+) stroke dengan perdarahan.
• Pada pemeriksaan refleks patologis terdapat refleks babinsky
yang positif  adanya kerusakan pada upper motor neuron.
• Injeksi Citicoline  memperbaiki membran saraf lewat sintesis
fosfatidikolin dan perbaikan neuron kolinergik yang rusak

• Injeksi Ranitidine  gastroprotektor dan mencegah efek samping dan


interaksi dari obat lain

• Injeksi Asam traneksamat/antifibrinolitik  mencegah terjadinya resiko re-


bleeding,  menghambat aktivasi plasminogen menjadi plasmin,
mencegah break-up dari fibrin dan menjaga stabilitas menggumpal
• Manitol  Manitol diperkirakan menurunkan TIK  mengurangi kadar air
keseluruhan dan volume cairan serebrospinal  mengurangi volume darah
melalui vasokonstriksi, meningkatkan perfusi otak dengan mengurangi
viskositas.

• fenitoin,dan clobazam yang  stabilisasi pada semua membrane neuronal


(saraf perifer) dan bekerja pada membrane yang eksitabel maupun yang
tidak eksitabel  mengontrol kejang dengan menyeimbangkan aliran listrik
yang ada di dalam otak.
• Haloperidol  mengatasi kecemasan  menekan penglepasan
hormon hipotalamus dan hipofisa  Reticular Activating System
(RAS)  mempengaruhi metabolisme basal, temperatur tubuh,
kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.

• Tryhexylphenidyl  mencegah terjadinya sindrom pyramidal


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai