Anda di halaman 1dari 17

PENGGUNAAN

TERAPI BERMAIN
DAN TERAPI SENI
UNTUK
MENGURANGI
KECEMASAN
HOSPITALISASI
ANAK

SAP KEPERAWATAN ANAK


KELOMPOK G.18
KECEMASAN
Kecemasan adalah perasaan takut
yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Kecemasan adalah perasaan tidak
nyaman atau ketakutan yang disertai oleh
respon autonom (penyebab sering tidak
spesifik atau tidak diketahui pada setiap
individu) perasaan cemas tersebut timbul
akibat dari antisipasi diri terhadap bahaya.
Kecemasan ini dapat dikurangi dengan
terapi seni dan terapi bermain.
1. Terapi Seni

 Berbagai penelitian membuktikan bahwa


terapi seni melalui gambar dapat
meningkatkan kesadaran diri,
menyelesaikan konflik emosional dan
mampu menye-lesaikan permasalahan
(The American Art Therapy Association,
2003) serta efektif meningkatkan harga
diri (Dow, 2008).
Merujuk pada pendapat Hovland
(Azwar, 2000), bahwa perhatian,
pemahaman dan penerimaan pesan yang
disampaikan akan menentukan apa yang
akan dipelajari oleh individu mengenai isi
pesan tersebut, maka terapi seni yang
diberikan pada anak akan memengaruhi
sikap dan perilaku anak.
LIMA MODEL PELAKSANAAN
TERAPI SENI
(1) sesi mengenal diri sendiri,
(2) aku di antara teman-teman,
(3) aku dan lingkungan sekitarku,
(4) aku dan bangsa Indonesia serta
(5) cita-citaku.
2. Terapi Bermain
Landreth (2011), berpendapat bahwa
bermain sebagai terapi merupakan salah
satu sarana yang digunakan dalam
membantu anak mengatasi masalahnya,
sebab bagi anak bermain adalah simbol
verbalisasi. Terapi bermain dapat dilakukan
didalam ataupun diluar ruangan.
Tahapan Bermain

Periode Bayi : permainan sensorimotor


 Hingga bayi berusia sekitar tiga bulan,
permainan mereka terdiri atas melihat
orang dan benda serta melakukan usaha
acak untuk menggapai benda yang
diacungkan kepadanya.
 Contoh : mainan yang berwarna warni
Periode kanak-kanak awal
 Pada masa kanak-kanak awal (mulai usia
2-6 tahun), kemampuan untuk membuat
symbol begitu sentral. Mereka
memainkan permainan imajinasi yang
menandakan kemajuan dalam
perkembangan intelektual dan bahasa.
 CONTOH : bermain drama/peran
Periode kanak-kanak akhir
 Ketika anak berusia 7 hingga 11 tahun
mereka mulai memainkan permainan
yang didalamnya terdapat aturan
permainan tersebut memerlukan latihan,
kemampuan mengontrol impuls,
kemampuan toleransi terhadap frustrasi,
kemampuan membuat strategi,
perencanaan, organisasi, kemampuan
berpikir logis dan dapat memecahkan
masalah.
Manfaat Bermain
 Perkembangan aspek fisik
 Perkembangan aspek motorik kasar dan halus
 Perkembangan aspek sosial
 Perkembangan aspek emosi atau kepribadian
 Perkembangan aspek kognisi
 Mengasah ketajaman penginderaan,
menjadikan anak kreatif, kritis
 Sebagai media terapi
 Sebagai media intervensi
Materi Bermain
 Mainan untuk memudahkan
ekspresi
 Mainan yang mendorong
kreativitas
 Mainan untuk menyalurkan emosi
 Mainan yang dapat
mengekspresikan sifat agresi
Pelaksanaan Terapeutik
Bermain
1. Pelaksanaan sesi terapi bermain
pada subjek dimulai dengan
langkah-langkah yang berurutan
yaitu:
 Pembuatan rancangan treatmen
 Pelaksanaan treatment
 Evaluasi treatment
Beberapa tahap kemajuan yang biasanya dilewati
oleh anak pada pelaksanaan terapi :
 Tahap 1 : perasaan marah, cemas atau emosi
yang tidak mengenakan. Tingkah laku yang
muncul anak nampak destruktif/ merusak mainan
atau sebaliknya nampak ketakutan pada sesuatu.
 Tahap 2: perasaan marah sudah terarah pada
orang tertentu, bisa terapisnya atau permainan
simbol.
 Tahap 3 : nampak ekspresi positif dan negatif
berjalan bersama. Misalnya: suatu saat anak
menyuapi boneka, disaat yang lain dia memukuli
boneka tersebut.
 Tahap 4 : anak sudah dapat memilih dan
memisahkan perasaan positif dan negatif
tentang orang dan situasi dalam realitas
2. Pendekatan Terpadu dalam
proses terapi bermain meliputi :
 Relating
 Releasing
 Re-creating
 Reexperiencing
 Resolving
Karakteristik Terapis
 Berminat/ peduli/ relasi hangat dengan anak
 Penerimaan terhadap anak
 Mampu menciptakan rasa aman
 Sensitif dan memberikan kesempatan ekspresi
pada perasaan anak
 Percaya kapasitas anak untuk berkembang
 Percaya kemampuan anak untuk kontrol
perilaku
 Paham terapi bermain proses yang bertahap
 Mampu memberikan batasan yang tepat
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai