Anda di halaman 1dari 14

 Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang

digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau


hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi yang sering
diderita sebagian orang, ditandai dengan tekanan darah
yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80
milimeter merkuri (mmHg). Tekanan darah yang melebihi
batas normal dapat menekan dinding arteri. Jika
dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang
lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung, hingga penyakit ginjal.
 Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala dan tanda.
Hal inilah mengapa sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan adakalanya
melalui pemeriksaan laboratorium dan tambahan seperti
fungsi ginjal dan pembuluh darah
Pada hipertensi yang tergolong ringan
hingga sedang,akan menyarankan
pasien untuk melakukan perbaikan gaya
hidup, seperti :
 mengonsumsi makanan-minuman rendah
garam
 berolahraga,
 menjaga berat badan tetap ideal
 berhenti merokok
 membatasi konsumsi minuman beralkohol,
Namun, bila perbaikan gaya hidup tidak
mampu
memperbaiki nilai tekanan darah, maka akan
Memberikan obat
 ACE (angiotensin-converting enzyme
inhibitors) inhibitor
 Alpha-2 receptor agonist
 Angiotensin II receptor blockers (ARB)
 Antagonis kalsium (calcium channel
blockers)
 Diuretik
 Penghambat adrenergik perifer
 Penghambat alfa (alpha-blockers)
 Penghambat beta (beta-blockers)
 Penghambat renin.
 ACE inhibitor
ACE akan menjaga pembuluh darah terbuka lebar sehingga
aliran darah masuk dengan lancar. ACE inhibitor bekerja
dengan cara menghambat terbentuknya hormon
angiotensin yaitu hormon yang memicu pembuluh darah
untuk menyempit.
 Alpha-2 receptor agonist
Contoh obat alpha-2 receptor agonist adalah metildopa
dan clondoline. Obat ini bekerja dengan menekan aktvitas
jaringan yang memproduksi hormon adrenalin, sehingga
tekanan darah turun. Metildopa biasanya diberikan kepada
ibu hamil yang menderita hipertensi, karena obat ini dinilai
tidak terlalu membahayakan bagi ibu hamil dan janin.
 Antagonis kalsium (calcium channel blocker)
Antagonis kalsium digunakan untuk menangani hipertensi,
gangguan jantung, dan gangguan pembuluh darah. Obat
ini bekerja dengan menghambat jalan masuk kalsium ke
dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga
menyebabkan denyut jantung melambat dan pembuluh
darah melebar.
 Diuretik
Diuretik merupakan obat yang cukup sering digunakan untuk
menangani hipertensi Obat ini bekerja dengan membuang kelebihan
garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh untuk menormalkan
tekanan darah.
 Penghambat adrenergik perifer
Obat ini jarang diberikan kepada pasien hipertensi. Namun, apabila
pengobatan dengan obat-obatan antihipertensi lain belum berhasil,
maka dokter bisa menyarankan konsumsi penghambat adrenergik
perifer kepada pasien. Satu-satunya jenis penghambat adrenergik
perifer yang terdaftar di Indonesia ialah reserpine.
 Penghambat alfa (alpha-blocker)
bekerja dengan cara menghambat hormon katekolamin agar tidak
mengikat dengan reseptor alfa. Hasilnya, sirkulasi darah berjalan lancar,
jantung berdenyut secara normal, dan tekanan darah menurun. Dua
jenis obat penghambat alfa ialah doxazosin dan terazosin.
 Penghambat beta (beta-blocker)
merupakan golongan obat yang bekerja dengan menghambat
hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Penghambat beta
dibagi menjadi dua yakni selektif dan nonselektif.
 Penghambat renin
Penghambat renin merupakan obat antihipertensi yang lebih baru
penemuannya dibandingkan jenis antihipertensi lain. Obat ini bekerja
dengan menghambat senyawa kimiawi di dalam tubuh yang disebut
renin. Seperti obat-obat antihipertensi lain, penghambat renin bekerja
dengan melebarkan pembuluh darah sehingga menyebabkan
tekanan darah turun. Contoh obat ini adalah aliskiren.
 Wanita hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter
terlebih dahulu sebelum menggunakan obat
antihipertensi.
 Harap berhati-hati jika menderita diabetes, sedang
menjalani pengobatan dengan insulin, atau menderita
disfungsi ereksi
 Jangan menghentikan konsumsi obat antihipertensi
secara mendadak tanpa seizin dokter.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan
lain, termasuk suplemen dan produk herba, untuk
menghindari terjadinya reaksi obat yang merugikan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah
menggunakan obat antihipertensi, segera temui dokter.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda.
Kebanyakan pasien dapat menoleransi obat antihipertensi
dengan baik. Namun pada beberapa kasus, beberapa obat
antihipertensi dapat menimbulkan sejumlah efek samping
berupa:
 Batuk
 Sakit kepala, pusing, atau pening
 Mual atau muntah
 Diare atau konstipasi
 Gugup
 Ruam kulit
 Lelah, lemah, mengantuk, dan kurang bertenaga
 Berat badan turun drastis atau naik signifikan secara tiba-
tiba
 Diabetes melitus adalah suatu
penyakitsaat kadar gula
darahseseorang berada di atas kadar
normal. Penyakit ini lebih dikenal
sebagai penyakit kencing manis.
 Penyakit initimbul ketika di dalam darah
tidak terdapat cukup insulin atau ketika
sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal
terhadap insulin dalam darah.
 A. Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 adalah jenis diabetes yang tergantung insulin
sehingga disebut insulin dependent diabetes melitus (IDDM). Tipe ini
terjadi karena berkurangnya kadar insulin di dalam darah akibat
kerusakan sel beta pankreas. Penyakit ini bisa terjadi pada anak-anak
maupun orang dewasa, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada usia
di bawah 40 tahun sehingga penyakit ini sering disebut dengan
diabetes remaja
 B. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang tidak tergantung
insulin (non dependent diabetes melitus). Diabetes tipe ini tidak
disebabkan oleh rasio insulin dalam darah tetapi karena kelainan sistem
metabolisme

 C. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional (GDM) adalah jenis diabetes yang terjadi
hanya pada saat hamil dan akan sembuh setelah melahirkan. Meskipun
terjadi hanya sementara, jika tidak ditangani dengan baik bisa
membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
Beberapa gejala yang umum terjadi
adalah sering merasa lelah, sering merasa
lapar dan haus, frekuensi buang air kecil
meningkat terutama di malam hari,
pandangan kabur, luka yang lama
sembuh, brat bdan menurun secara
drastis, dan tekanan darah yang tinggi.
 A. Pengobatan diabetes melitus tipe 1
Untuk saat ini, satu-satunya cara
pengobatan diabetes melitus tipe 1 adalah
dengan menggunakan insulin. Terdapat
beberapa jenis insulin, yaitu : insulin kerja
panjang yang dapat bertahan satu hari,
insulin kerja singkat yang dapat bertahan
maksimal delapan jam, dan insulin kerja
cepat yang tidak bertahan lama, tapi
bereaksi cepat. Biasanya jenis-jenis insulin
itu digunakan secara kombinasi
Insulin diberikan dengan cara injeksi(suntikan).
 B. Pengobatan diabetes melitus tipe 2
Terdapat beberapa macam obat yang
bisa digunakan dalam pengobatan
diabetes melitus tipe 2
1. Metformin
2. Sulfonilurea
3. Pioglitazone (thiazolidinedione)
4. Gliptin (dipeptidyl peptidase-4 inhibitor)
5. Agonis GLP-1
6. Acarbose untuk memperlambat
pencernaan karbohidrat
7. Nateglinide dan repaglinide
8. Terapi Insulin
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai