Anda di halaman 1dari 18

Disusun oleh:

Didza Saraswati 030.12.079


Tiara Larasati Widyaswara 030.13.190
Wiwiet Prayudhani 030.13.208
APA ITU PENYAKIT DEMAM BERDARAH . . ?

• Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD)


adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus
ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di
daerah beriklim tropis dengan suhu lembab.
• Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever"
atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam
tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami
nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah
gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala;
kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri
otot dan persendian.
TERMINOLOGI DEMAM BERDARAH

Istilah "breakbone fever" pertama


kali digunakan oleh Benjamin Rush,
seorang dokter dan merupakan
Bapak Pendiri Amerika Serikat
"Bapak Pendiri". Pada 1789, Rush
menggunakan istilah "breakbone
fever" dalam laporan mengenai
kejadian luar biasa dengue 1780 di
Philadelphia. Kasus penyakit ini
pertama kali ditemukan di Manila,
Filipina pada tahun 1953. Kasus di
Indonesia pertama kali dilaporkan
terjadi di Surabaya dan Jakarta
dengan jumlah kematian sebanyak
24 orang.
EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH

Host (Pejamu) :

1. Gizi
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Etnik/genetik
5. Kekebalan

Agent (Penyebab) : Environment (Lingkungan):


1. Kelembaban nisbi
1. Tipe Virus 2. Cuaca
2. Virulensi Virus 3. Ketinggian Tempat Tinggal
3. Galur Virus 4. Perilaku Masyarakat
5. Kepadatan Larva + nyamuk
dewasa
ETIOLOGI DEMAM BERDARAH
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue. Virus
tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne
viruses (arboviruses). Virus yang banyak berkembang
di masyarakat adalah virus dengue. Deman berdarah
adalah adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypt. Nyamuk yang menggigit dan
menularkan virus ini adalah dari jenis betina.
Nyamuk ini hidup dan berkembang pada tempat-
tempat penampungan air bersih yang tidak
berhubungan dengan tanah, seperti : bak mandi/WC,
tempat penyimpanan air.
Nyamuk penyebab deman berdarah ini menggigit pada
pagi dan sore hari. Nyamuk ini dapat menggigit
beberapa kali setiap hari sehingga dia bisa menularkan
virus dari satu orang ke orang kali dalam satu hari (dr.
Suhendro, SpPD,2007). Perkembangan nyamuk dari
telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12
hari. Kemampuan terbang berkisar antara 40-100
meter dari tempat berkembang biaknya. Tempat
istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang
bergantung di dalam rumah, seperti gordyn, kelambu,
baju/pakaian kamar yang gelap dan lembab.
PATOGENESIS DEMAM BERDARAH
Nyamuk Aedes yang sudah terinfesi virus dengue,
akan tetap infektif sepanjang hidupnya dan terus
menularkan kepada individu yang rentan pada saat
menggigit dan menghisap darah.
Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus de-
ngue akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer
hepar, endotel pembuluh darah, nodus limpaticus,
sumsum tulang serta paru-paru.
Beberapa penelitian menunjukkan, sel monosit dan
makrofag mempunyai peran pada infeksi ini,
dimulai dengan menempel dan masuknya genom
virus ke dalam sel dengan bantuan organel sel dan
membentuk komponen perantara dan komponen
struktur virus.
Setelah komponen struktur dirakit, virus dilepaskan
dari dalam sel. Infeksi ini menimbulkan reaksi
immunitas protektif terhadap serotipe virus tersebut
tetapi tidak ada cross protective terhadap serotipe
virus lainnya.
PATOGENESIS DEMAM BERDARAH
Bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam
berdarah dengue dan sindrom renjatan dengue :
Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :
a) Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses
netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi
antibody. Antibody terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi
virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent enhancement
(ADE);
b) Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berepran dalam respon imun seluler
terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma,
IL-2 dan limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10;
c) Monosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi.
Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin
oleh makrofag;
d) Selain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan
C5a.
GEJALA DEMAM BERDARAH
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari.
b. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C)
c. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura
pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
d. Hepatomegali (pembesaran hati).
e. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik
sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
f. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000
/mm3.
g. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
h. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual,
muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
i. Pendarahan pada hidung dan gusi.
j. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah.
DIAGNOSIS
Penyakit Demam Berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam
tinggi dan munculnya ruam. Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang
3-14 hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang
belakang dan perasaan lelah.
PENGOBATAN
Pengobatan penderita Demam Berdarah adalah dengan cara :
· Penggantian cairan tubuh (pemasangan infus dan tranfusi darah).
· Penderita diberi minum sebanyak 1,5-2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau
susu).
· Gastroenteritis oral solution/kristai diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1
sendok makan setiap 3-5 menit.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1. Lingkungan
Metode Iingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain
sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang/ikan kepala timah), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain lain.
PENCEGAHAN DBD YANG EFEKTIF

3M :
1.MENGURAS
2.MENUTUP
3.MENGUBUR
/MENDAUR
ULANG
PLUSNYA
Penggunaan bubuk abate
Penggunaan lotion anti nyamuk
Jangan menggantung pakaian di dalam rumah, dll
TINDAKAN PENCEGAHAN DBD

1. Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M.

2. Pemberantasan vektor/nyamuk dengan penyemprotan (fogging fokus).

3. Kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan jentik dan pembagian bubuk abate.

4. Penyuluhan dan kerja bakti untuk melakukan kegiatan 3M.


KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah
Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien
yang menderita DBD.
b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya
kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh
biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/
program kartu sehat.
c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD (endemis DBD).
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD.
Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk
melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik.
e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras,
Menutup, Mengubur).
f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-
unsur :
- Ikatan Dokter Anak Indonesia
- Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia
- Asosiasi Rumah Sakit Daerah
g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing di luar bantuan gratis
ke rumah sakit.
KESIMPULAN
1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue
2. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF (Dengue Hemoragic Fever)
terutama pada musim penghujan terutama pada derah endemis karena dapat menyebabkan
kematian
3. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan "3M Plus" yang melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan
dengan kondisi setempat.

Anda mungkin juga menyukai