Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI TRANSAKSI

IJARAH

1. MUHAMMAD SAIFUDDIN (1820210046)


2. EKA MULYANI (1820210067)
3. MUHAMMAD MIFTAHUR ROZAQ (1820210074)
PENGERTIAN AKAD IJARAH
Ijarah dapat didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dan jasa, dalam waktu tertentu dengan
pembayaran upah sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
Aset yang di sewakan (objek ijarah) dapat berupa rumah, mobil,
peralatan, dan lain sebagainya, karena yang ditransfer adalah
manfaat dari suatu aset, sehingga segala sesuatu yang dapat
ditransfer manfaatnya dapat menjadi objek ijarah. Bentuk lain dari
objek ijarah adalah manfaat dari suatu jasa yang berasal dari hasil
karya atau dari pekerjaan seseorang.
JENIS AKAD IJARAH
Berdasarkan objek yang disewakan
a. Manfaat aset yang tidak bergerak seperti rumah atau aset
bergerak seperti mobil, motor, pakaian, dan sebagainya.
b. Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan
seseorang.
Berdasarkan PSAK 107
1. Ijarah merupakan sewa menyewa objek ijarah tanpa
pemindahan risiko dan manfaat yang terkait kepemiliakn aset
terkait, dengan atau tanpa wa’ad untuk memindahkan
kepemilikan dari pemilik (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir)
pada saat tertentu.
2. Ijarah Muttahiya Bin Tamlik dalah ijarah dengan wa’ad
perpindahan kepemilikan aset yang diijarahkan pada saat
tertentu.
Skema ijarah

1
Penyewa/
Pemberi 2 pengguna
sewa/jasa 3 jasa

Keterangan:
1. Penyewa dan pemberi sewa melakukan kesepakatan ijarah
2. Pemberi sewa menyerahkan objek sewa pada penyewa
3. Penyewa melakukan pembayaran
Perpindahan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari pemilik kepada
penyewa, dalam Ijarah Muttahiya Bin Tamlik dapat dilakukan jika seluruh
pembayaran sewa atas objek Ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek
ijarah telah diserahkan kembali kepada pemberi sewa.
Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui:
a. Hibah
b. Penjualan
di mana harga harus disepakati kedua belah pihak sebelum akad penjualan,
namun pelaksanaan penjualan dapat dilakukan:
 Sebelum akad berakhir
 Setelah akad berakhiir
 Penjualan secara bertahap sesuai dengan wa’ad (janji) pemberi sewa.
3. Jual dan ijarah adalah transaksi menjual objek kepada pihak lain,
kemudian menyewa kembali objek ijarah tersebut yang telah dijual
tersebut.
4. Ijarah lanjut menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain atas aset
yang sebelumnya disewakan dari pemilik.
SUMBER HUKUM AKAD IJARAH
1. Al-Quran
“apakah mereka yang membagi-bagi rahmat tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat menggunakan yang lain. Dan
rahmat tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS 43:32)
2. As-Sunah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang
bekam itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
RUKUN IJARAH
Rukun ijarah ada tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi
jasa/lessor/mu’jjir/pengguna jasa/lesser/musta’jir.
2. Objek akad ijarah berupa: manfaat aset/ma’jur dan pembayaran
sewa; atau manfaat jasa dan pembayaran upah.
3. Ijab kabul/serah terima.
KETENTUAN SYARIAH IJARAH

1. Pelaku
 Terdiri atas penyewa dan pemberi sewa.
 Memiliki kompetensi berupa akil baligh.
 Memiliki kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila
dan tidak sedang dipaksa.
2. Objek akad ijarah.
a. manfaat atas aset/jasa
 Bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
 Bersifat dibolehkan secara syariah.
 Dikenali secara spesifik.
 Jangka waktu penggunaan manfaat ditentukan dengan jelas.
b. Sewa dan upah
 Harus jelas besarannya dan diketahui oleh para pihak yang berakad.
 Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa .
 Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berbeda untuk ukuran waktu,
tempat dan jarak serta lainnya yang berbeda.
3. Ijab kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-
pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui
korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
BERAKHIRNYA AKAD IJARAH
1. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak
masih dapat berlaku walaupun dalam perjanjian sudah selesai
dengan beberapa alasan, misalnya keterlambatan masa panen
jika menyewa lahan, untuk pertanian, maka dimungkinkan
berakhirnya akad setelah panen selesai.
2. Periode akad belum selesai tatapi pemberi sewa dan penyewa
sepakat menghentikan akad ijarah.
3. Terjadi kerusakan aset.
4. Penyewa tidak dapat membayar sewa.
5. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan
untuk meneruskan akad karena memberatkannya. Kalau ahli waris
merasa tidak masalah maka akad tetap berlangsung. Kecuali
akadnya adalah menyusui maka bila sang bayi atau yang menyusui
meninggal maka akadnya menjadi batal.
PERBEDAAN IJARAH DENGAN SEWA
NO KETERANGAN IJARAH SEWA
1 Objek Manfaat barang dan jasa Manfaat barang saja

2 Metode Tergantung atau tidak tergantung pada Tidak tergantung pada kondisi
pembayaran kondisi barang jasa yang disewa barang yang disewa

3 Perpindahan a. Ijarah a. Sewa guna operasi


kepemilikan Tidak ada perpindahan kepemilikan Tidak ada transfer
b. IMBT kepeemilikan
Janji untuk menjual/menghibah di b. Sewa guna dengan opsi
awal akad memilih opsi membeli atau
tidak membeli di akhir masa
sewa.
4 Jenis leasing a. Lease Purchase a. Lease Purchase
lainnya tidak dibolehkan karena akadnya dibolehkan
gharar, yaitu antara sewa dan beli. a. Sale and lease back
a. Sale and lease back dibolehkan
dibolehkan
ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD IJARAH
Kasus Ijarah
Transaksi Pemberi sewa penyewa
(dalam ribuan rupiah)
Tanggal 2 januari 2017 pemberi sewa Saat pembeli aset dari PT B:
dan penyewa menandatangani akad Aset ijarah 150.000
ijarah atas mobil selama tiga tahun. Kas 150.000
Disepakati bahwa pembayaran
dilakukan setiap bulan sebesar
Rp12.500.

Pemberi sewa membeli mobil yang Saat menerima pendapatan darip


disewakan sebesar Rp150.000 dari PT penyewa:
B. Kas 12.500 Beban sewa 12.500
Pendapatan sewa 12.500 Kas 12.500

Setiap penerimaan pendapatan sewa Kas 12.500 Beban sewa 12.500


pada awal bulan pendapatan sewa 12.500 kas 12.500
Transaksi Pemberi sewa penyewa
(dalam ribuan rupiah)

Pada akhir periode dilakaukan alokasi untuk Beban penyusutan 12.500


beban depresiasi selama 5 tahun sesuai Akmls penyusutan 12.500
masa manfaat mobil dengan metode garis
lurus

Penyajian pada akhir tahun pertama untuk Aset ijarah 150.000


aset ijarah Akmls penyusutan 30.000
=120.000

Pada saat akhir kontrak aset ijarah Aset non kas


dikembalikan kepada pemberi sewa. (eks ijarah) 150.000
Sehingga dibuatkan ayat jurnal reklasifikasi Aset ijarah 150.000
KASUS IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK
Transaksi Pemberi sewa penyewa
(dalam ribuan rupiah)
Tanggal 2 januari 2017 pemberi sewa dan Saat pembelian aset dari PT B
penyewa menandatangani akad ijarah atas Aset Ijarah 150.000
mobil selama tiga tahun. Disepakati bahwa kas 150.000
pembayaran dilakukan setiap bulan sebesar
Rp12.500.

Pembderi sewa membeli mobil yang disewakan Saat menerima pendapatan dari
sebesar Rp150.000 dari PT b. dan disepakati penyewa:
bahwa pada akhir masa sewa akan dibeli oleh Kas 12.500 Beban sewa 12.500
penyewa. pendapatan sewa 12.500 kas 12.500

Setiap penerimaan sewa pada awal bulan Kas 12.500 Beban sewa 12.500
pendapatan sewa 12.500 kas 12.500
Transaksi Pemberi sewa penyewa
(dalam ribuan rupiah)
Pada akhir periode dilakukan Beban penyusutan 30.000
alokasi untuk beban depresiasi Akumulasi penyusutan 30.000
selama 5 tahun sesuai masa
manfaat mobil dengan metode
garis lurus.
Penyajian pada akhir tahun Aset ijarah 150.000
untuk aset ijarah, jurnal untuk Akumulasi penyusutan 30.000
tahun ke-2 dan ke-3 sama =120.000
dengan pencatatan diatas
Pada saat akhir kontrak aset Kas 65.000 Aset non kas 65.000
ijarah dijual kepada pemberi Akmls penyusutan 90.000 keuntungan 65.000
sewa secara tunai Rp65.000 aset ijarah 150.000
dilakukan dengan akad jual beli keuntungan penjualan 5.000
Apabila pada saat akhir kontrak Beban ijarah 60.000 Aset non kas 40.000
aset ijarah dihibahkan dari Akumulasi penyusutan 90.000 keuntungan 40.000
pemberi sewa kepada penyewa aset ijarah 150.000
dan nilai wajar Rp40.000
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Sri; Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat, 2015.

Yaya, Rizal; Martawireja, Aji Erlangga; Abdurahim, Ahim., Akuntansi


Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer), Jakarta: Salemba Empat,
2016.

Anda mungkin juga menyukai