Anda di halaman 1dari 44

TINEA PEDIS, TINEA

UNGUIUM, TINEA
KRURIS
Tarida Putri Rahmadani
1310211192
TINEA PEDIS
DEFINISI

 Sinonim : Athlete’s foot, ringworm of the


foot, kutu air.

 Dermatofitosis pada kaki, terutama pada


sela-sela jari dan telapak kaki. (Ilmu
penyakit Kulit dan Kelamin FK UI)

 Infeksi jamur superfisial pada pergelangan


kaki, telapak, dan sela-sela jari kaki.
(Saripati Penyakit Kulit)
EPIDEMIOLOGI & FAKTOR
RESIKO

 Dermatofitosis yang paling sering.


 Biasanya orang dewasa.
 Sering pada bangsa yang hidup di daerah
tropis.
 Sering pada orang yang menggunakan sepatu
tertutup atau kaki sering basah.
ETIOLOGI

 Golongan jamur dermatofita : Microsporum,


Trichophyton, Epidermophyton.
 Trichophyton rubrum
 Trichophyton mentagrophytes
 Epidermophyton floccosum
Trichophyton rubrum
 Kingdom : Fungi
 Filum : Ascomycota
 Kelas : Euascomycetes
 Ordo : Onygenales
 Famili : Arthrodermataceae
 Genus : Trichophyton
 Spesies : Trichophyton rubrum

Epidermophton floccosum
 Genus : Epidermophyton
 Spesies : Epidermophyton floccosum
GEJALA KLINIS
1. Interdigitalis
 Jari 4 & 5  fisura yang dilingkari sisik
halus dan tipis.
 Dapat meluas ke bawah jari & sela jari lain.
 Terlihat maserasi. Aspek klinis  kulit
putih & rapuh.
2. Moccasin foot
 Seluruh kaki, kulit menebal, bersisik halus.
 Eritema ringan, terlihat di tepi lesi.
 Tepi lesi dapat terlihat papul, kadang vesikel
3. Akut ulserasi
 Adanya maserasi.
 Vesikel pustule dan ulser bernanah pada
permukaan plantar karena infeksi sekunder
(Gram negatif dengan Trichophyton
mentagrophytes).
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Px Fisik
 Lokalisasi : interdigitalis; antara jari 3, 4,
5 dan telapak kaki.
 Efloresensi :
o Fisura pd sisi kaki, beberapa mm sampai
0,5cm.
o Sisik halus putih kecoklatan.
o Vesikula milier & dalam.
o Hiperkeratotik telapak kaki.
3. Px Penunjang
a. Histopatologi : migrasi leukosit, edema
intraselular, spongiosis, parakeratosis.
b. Kerokan kulit + KOH 20% hifa positif.
c. Biakan agar Sabouraud  mikrospora
bentuk tetesan air mata di sepanjang sisi
hifa, koloni merah.
DIAGNOSIS BANDING

1. Kandidiasis  skuama putih di sela jari 4 &


5, ada lesi satelit.
2. Akrodermatitis persistans  radang,
vesikel dalam, dibedakan dengan
histopatologi.
3. Pustular-bacterid  klinis sulit dibedakan,
dibedakan dengan biakan.
TATALAKSANA
1. Antifungal

a. Mikonazol 2%
 Gol. azol
 Derivat imidazol.
 Fungisid kuat
 Menghambat sintesis sterol di membran sel
fungi.
 Dosis : 2 dd 2-4 mgg.
 ES : iritasi, alergi, rasa terbakar.
b. Ketokonazol
 Spektrum kerja mirip mikonazol.
 Dosis oral 1x sehari 200mg sebelum makan
sampai 7 hari setelah gejala hilang.
 Max 400mg/hari.
 Dosis anak : 3,3-6,6mg/kgBB/x.
2. Salep Whitfield (5-10%)
 Salisilat 5%, benzoat 5% dalam lanolin
vaselin ana 90%.
 Fungistatis & bakteriostatis.
 Keratolisis.

3. Griseofulvin
 Fungistatis, menghambat mitosis sel jamur.
 Dosis : 500-1000mg/hr (dewasa), 10-
15mg/hr (anak) p.c selama 4-8mgg
 KI : kehamilan
PENCEGAHAN

 Kebersihan kaki.
 Menjaga kaki tetap kering.
 Membersihkan kuku kaki.
 Kaus kaki kering & bersih.
PROGNOSIS

 Pencegahan & pengobatan yang adekuat


memberikan prognosis yang baik.
TINEA UNGUIUM
DEFINISI

 Sinonim : Dermatophytic onychomycosis,


ringworm of the nail.

 Kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur


dermatofita. (Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin
FK UI)
EPIDEMIOLOGI & FAKTOR
RESIKO

 Prevalensi meningkat seiring pertambahan


usia  1% <18thn, 50% >70thn.
 Pada orang yang sering kontak dengan air
kotor.
ETIOLOGI

 Golongan jamur dermatofita.


 Trichophyton rubrum.
 Trichophyton mentagrophytes.
GEJALA KLINIS

1. Subungual Distalis
 T. rubrum
 Paling sering terjadi.
 Mulai dari tepi distal kuku  proksimal 
terbentuk sisa kuku yang rapuh di bawah
kuku.
2. Subungual Proksimalis
 T. rubrum
 Pangkal kuku bag proksimal (kutikula 
matriks).
 Khas : kuku bag. distal utuh, proksimal
rusak.
 Sering dikaitkan dengan keadaan
immunocompromised.
3. Leukonikia Trikofita
 T. Mentagrophytes
 Menginvasi permukaan dorsal kuku.
 Gambaran putih, seperti tepung/serbuk
kapur, mudah retak.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis

2. Px Fisik
 Lokalisasi : semua kuku jari tangan & kaki.
 Efloresensi : kuku rusak, rapuh, suram;
permukaan menebal; infeksi ringan  bercak
putih & kasar di permukaan.

3. Px Penunjang
 Kerokan kuku + KOH 20%.
 Biakan kerokan skuama di bawah/di atas kuku
 koloni jamur.
 Histopatologi
DIAGNOSIS BANDING

1. Psoriasis pada kuku  tebal, pitting nail,


salmon patch.
2. Onikodistrofi akibat trauma  dimulai
dengan trauma, disusul kerusakan kuku.
TATALAKSANA
1. Salep Whitfield
2. Flukonazol
 Derivat difluortriazol.
 Menghambat sintesis ergosterol.
3. Itrakonazol
 Derivat triazol.
 Fungisid luas terhadap dermatofit.
4. Griseofulvin
5. Terbinafin
 Gol. Alilamin
 Fungisid, fungistatik pada c.albicans
DOSIS
PROGNOSIS

 Baik, meskipun sulit diobati & butuh


pengobatan dalam waktu yang panjang.
TINEA KRURIS
DEFINISI

 Sinonim : Eczema marginatum, dhobie itch,


jockey itch, ringworm of the groin.

 Dermatofitosis pada lipat paha, daerah


perineum, dan sekitar anus. (Ilmu penyakit
Kulit dan Kelamin FK UI)
EPIDEMIOLOGI

 Pria > wanita = 3 : 1


 Dewasa > anak.
ETIOLOGI

 Golongan jamur dermatofita.


 Epidermophyton floccosum
GEJALA KLINIS

 Gatal hebat pd daerah kruris (lipat paha),


lipat perineum, bokong, genitalia.
 Ruam kulit berbatas tegas, bersisik,
eritematosa.
 Menahun  bercak hitam sedikit sisik, erosi,
keluar cairan.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Px Fisik
 Lokalisasi : regio inguinalis bilateral,
simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus,
intergluteal. Dapat meluas ke supra pubis &
abdomen bagian bawah.
 Efloresensi : makula eritematosa numular
sampai geografis, berbatas tegas, tepi
papula atau pustula. Kronik  makula
hiperpigmentasi dengan skuama
3. Px Penunjang
 Kerokan kulit + KOH 20%  elemen jamur
(hifa, spora, miselium).
 Biakan agar Sabouraud  koloni kuning
kehijauan.
DIAGNOSIS BANDING

1. Eritema  batas lesi tegas, jarang disertai


infeksi.
2. Kandidiasis  lesi lebih basah, berbatas
jelas dengan lesi satelit.
3. Psoriasis intertriginosa  skuama lebih
tebal & berlapis-lapis.
TATALAKSANA

1. Seperti pengobatan jamur lainnya.


2. Obat topikal (salep Whitfield).
3. Griseofulvin 500-1000mg selama 2-4mgg.
4. Ketokonazol dosis dewasa 200mg/x/hr max
400mg, anak 3,3-6,6mg/kgBB/x selama 2-
4mgg.
PROGNOSIS

 Baik, asalkan kelembapan & kebersihan kulit


selalu dijaga.
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
REFERENSI
 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI
 Saripati Penyakit Kulit

Anda mungkin juga menyukai