Anda di halaman 1dari 141

PEMBORAN

Oleh :
Najamuddin Nawawi
• Bagi industri pertambangan, pemboran adalah
suatu aktivitas yg harus dilakukan, baik untuk
pengambilan sample untuk eksplorasi (kualitas
dan kuantitas) maupun pemboran produksi.
Pemboran tidak saja dilakukan dalam industri
pertambangan tetapi juga untuk bidang lain, yaitu :
1). Eksplorasi mineral dan batubara, 2). Ekplora
si & produksi air tanah, 3). Eksplorasi & produksi
gas, 4). Eksplorasi & produksi minyak,
5). Peledakan, 6). Geoteknik (bangunan),
7). Ventilasi tambang, 8). Penirisan tambang
9). Keperluan perhitungan cadangan, 10). Data
geologi, 11). Pengontrolan tambang dan,
12). Pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan
kabel listrik untuk PLN, dll
• MAKSUD DAN TUJUAN PEMBORAN, kegiatan
pemboran adalah untuk mengetahui : a). Bagai
mana kegiatan pengeboran berlangsung,
b). tahap – tahap kegiatan pemboran, dan
c). mengetahui peralatan – peralatan yg
digunakan. Sehingga saat dilapangan nanti atau
pelaksanaannya, maka sudah mengetahui apa
saja yg harus dikerjakan dan dipersiapkan.
Dalam pencapaian target dari tujuan tsbt, maka
dibutuhkan : a). Perlengkapan dan peralatan,
b).tipe serta kapasitas mesin yg berbeda pula,
baik dari pemboran yg vertical ke atas, ke
bawah maupun yg horizontal atau miring dg
sudut tertentu.
• Setiap jenis dan macam kegiatan pemboran
(air tanah, mineral logam, batuan, batubara,
dan lainx), maka yg harus dfiperhatikan :
• 1. Peralatan pemboran, meliputi: jenis
mesin bor, pompa atau kompresor, stang
bor (rod), casing (pipa selubung), mata bor
(bit), dan perlengkapan lainx.
• 2. Lumpur pemboran
• 3. Teknis pemboran, meliputi metode
atau klasifikasi pemboran dan tahapan-
tahapan pemboran.
• 1. PERALATAN PEMBORAN, peralatan pemboran
yg diperlukan untuk kegiatan pemboran : 1. Mesin Bor,
2). Pompa atau Kompresor, 3). Stang Bor, 4). Pipa
Casing, 5). Mata Bor, dan 6) Perlengkapan lainx.
• 1. MESIN BOR, hal penting yg harus diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam pemilihan mesin bor yang
digunakan, diantaranya meliputi:
• • Tipe/model mesin bor
• Diameter lubang
• Sliding stroke
• Berat mesin bor
• Power unit
• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
• Hoisting capacity (kapasitas)
• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)
• Jenis mesin bor, terdiri dari : 1. Mesin Bor
Tumbuk (percussion), 2. Mesin Bor Putar
(rotary), dan 3. Mesin Bor Putar – Hidrolik
• 1. Mesin Bor Tumbuk, juga dinamai cable
tool atau spudder rig, dioperasikan dg cara
mengangkat dan menjatuhkan pemberat ber
ulang ke lubang bor. Mata bor memecahkan
batuan terkosolidasi/kompak menjadi keping
an kecil, atau melepaskan butiran – butiran
pada lapisan. Bentuk mata bor menyerupai
pahat dan kuat, dan rod juga harus kuat,
sebab terbebani kontinu oleh tumbukan.
• Kepingan atau hancuran tersebut
merupakan campuran lumpur dan
fragmen batuan pada bagian dasar
lubang, jika di dalam lubang tidak
dijumpai air, perlu ditambahkan air
guna membentuk fragmen batuan
(slurry). Penambahan volume slurry
sejalan dengan kemajuan pemboran
yang pada jumlah tertentu (banyak
dan bertumpuk) akan mengurangi
daya tumbuk bor.
• Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi
sangat lambat, slurry diangkat ke permukaan
dg menggunakan timba (bailer) atau sand pump.
Beberapa factor yg mempengaruhi kecepatan
laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran
tumbuk diantaranya adalah: 1). Kekerasan
lapisan batuan; 2). Diameter kedalam lubang
bor; 3). Jenis mata bor; 4). Kecepatan & jarak
tumbuk; dan 5). Beban pada alat bor.
Kapasitas mesin bor tumbuk sangat tergantung
pada : 1). berat perangkat penumbuk yg
merupakan fungsi dari diameter mata bor, dan
2). diameter dan panjang drill-stemnya.
Jenis-Jenis Mesin Bor Tumbuk (PERCUSSION DRILLING)
A. Cable Tool Drilling Rig
B. Hammer Drill atau Wagon Drill
C. Downhole Hammer Drilling Rig
D. Hammer Drilling Rig with Drive Sampler
A. Alat Bor Tumbuk Talikawat (Cable Tool Rig), biasa juga
disebut churn drilling rig adalah alat bor paling tua yg
digunakan untuk pemboran minyak , eksplorasi mineral,
dan kini masih dipakai. Bentuknya sederhana yg terdiri
suatu menara, berbentuk segitiga atau bentuk lain yg
pada puncaknya dilengkapi dg sistim katrol. Pada katrol
ini dibentangkan tali kawat baja yg disambungkan dg
suatu mesin motor penggerak lewat suatu roda gila
sehingga memberikan gerakan turun naik pada ujung
talikawat di bawah menara bor ini. Pada ujung talikawat
ini digantungkan mata bor berupa pahat yg dilengkapi
batang logam sebagai pemberat di atasnya.
• Penetrasi pada formasi dilakukan dg menarik tali
kawat ke atas oleh mesin penggerak, dan kemudian
melepasnya dan pahat menumbuk formasi di bawahx.
Setelah gerakan ini dilakukan beberapa kali, maka
pahat diganti dengan suatu alat pengambil sampel
yang disebut bailer suatu tabung atau bumbung baja
yang dibawahnya diberi sistim katup. Dg
menjatuhkanx bailer ini ke dalam lubang maka
hancuran batuan ataupun sedimen lepas masuk ke
dalam tabung dan terperangkap oleh katup dan dapat
diangkat untuk memperolehx. Air sering dimasukkan
ke dalam lubang bor untuk membersihkan lubang,
tetapi tidak dalam tekanan yg terlalu tinggi (maksimum
100 l/menit) digantungkan suatu mata bor berupa
pahat yg dilengkapi batang logam sebagai pemberat
di atasnya.
• B. Hammer Drill (Bor Palu), juga dinamai
Wagon Drill (Chaucier dan Morer, 1987), terdiri dari palu
yg bergerak vertikal dan dipasang sepanjang suatu
peluncur (slide) yg dipasang pada suatu kendaraan
seperti truk atau traktor. Palu ini memukul-mukul suatu
rangkaian batang bor yg pada ujungx dipasangi suatu
mata bor. Jenis Wagon Drills yg ringan (Atlas BVB)
dapat mencapai kedalaman rata-rata 30 meter dan
maksimum 50-60 meter. Jenis Wagon Drills yg besar
(Altas Roc 601) rata-rata 70 sampai 100 meter. Sampel
yg didapatkan adalah serpihan batuan yg ditiup oleh
udara yg dikompresikan melalui pipa bor, dan ditangkap
diluar oleh alat khusus yg disebut cyclone sample
chamber. Kelemahan dari Wagon Drill, perolehan conto
yg kecil (5kg/m), karena diameter lubang yg didapatkan
adalah 40-50 mm.
• C. Down-Hole Hammer Drill (Alat Bor Palu Dalam Lubang),
palu didapatkan langsung dipasang di atas drive
sampler, berbentuk suatu silinder yg bergerak turun
naik secara lancar (smooth) dan digerakan oleh udara
tertekan dari compressor melalui pipa bor. Mata bor
dapat pula melakukan gerak rotasi atau putar.
Kedalaman rata-rata yg dapat dicapai alat ini 80=100
m, tetapi dapat pula dirancang untuk mencapai
kedalaman 300-1000 m, dg menggunakan pipa
selubung (casing). Diameter lubang yg dibuat adalah
65-170 mm, sehingga dapat perolehan sampel
(sample recovery) yg lebih besar dari pada Wagon
Drill. Namun biayanya 3 - 4 kali biaya pemboran per
meter dari pada Wagon Drill. Diklasifikasikan sebagai
bor palu ringan (Light Hammer Drill, Ingersoll type).
• D.Hammer Drilling Rig with Drive Sampler (Bor
Tumbuk dengan Drive Sampler)
• Perkembangan dari bor tumbuk atau percussion
drilling adalah pemasangan apa yang disebut drive
sampler sebagai pengganti matabor. Cocok
dipergunakan untuk lapisan tanah atau sedimen lepas.
Alat ini berupa sepotong pipa dg ujungx terbuka dan
tajam. Tabung baja ini mempunyai bentuk dengan
panjang yang berlainan, kurang lebih 91,44 cm dan
diameternya (bagian luar) 7,62 cm. Dilengkapi dengan
cincin (ring) yang gunax untuk penyesuaian bila
diameterx akan mencapai 12,7 cm. Sedangkan pada
sampler bagian atas terdapat lubang untuk lewat
air/lumpur pemboran, yg dilengkapi dengan katub
pengatur, katub ini gunanya untuk :
• - Masuknya lumpur pemboran pada saat diangkat
- Mencegah cebakan udara dan air dalam tabung yg akan
menjadi pengganggu naiknya sampel atau rusaknya
sampel batuan.
• Katup bola pengatur tidak selalu effektif penuh, karena
kadang hal itu akan menyumbat katub dan menahan untuk
tetap terbuka. Drive sampler ini yg bertindak sebagai alat
bor, mempunyai dinding dg ketebalan 5 inci, alat ini
diselubungi dengan pipa pelindung (casing). Ada beberapa
macam peralatan drive sampler, alat ini telah
dikembangkan untuk berbagai macam soil, yaitu dg
menggunakan dinding sampler yg tipis. Membuat dinding
yg setipis mungkin ini dimaksudkan untuk pengendalian
sisipan sampel batuan. Banyak juga drive sampler telah
dikembangkan untuk berbagai mekanisme guna
mendapatkan sampel batuan sebaik mungkin.

• Kelebihannya:
• Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
-Biaya transportasi lebih murah
- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
• Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
• Tanpa sistem sirkulasi.
• Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
• Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya:
• Kecepatan laju pemboran rendah/lambat
• Sering terjadi sling putus
• Tidak bisa mendapatkan core/inti
• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
• Pada formasi yang mengalami swelling/pengembangan clay
akan menghadapi banyak hambatan
• 2 . Mesin Bor Putar, jenis mesin bor yg
mempunyai mekanisme paling sederhana,
untuk memecahan batuan menjadi
kepingan kecil, mata bor hanya
mengandalkan putaran mesin dan beban
rangkaian stang bor. Jika pemboran
dilakukan pada formasi batuan keras,
maka rangkain stang bor dapat ditambah
dg stang pemberat. Kepingan batuan yg
hancur oleh gerusan mata bor akan
terangkat ke permukaan oleh dorongan
fluida.
• Contoh yg populer dari jenis ini adalah
meja putar dan elektro motor. Jenis
meja putar, putaran vertical yg dihasilkan
mesin penggerak dirubah menjadi
putaran horizontal oleh sebuah meja
bulat yg ada di bagian bawahnya ter
dapat alur – alur yg berpola konsentris,
sedangkan pada elektro motor, energi
mekanik yg digunakan untuk memutar
rangkaian rod berasal dari generator
listrik yg dihubungkan elektro motor.
• Ada berbagai macam jenis mesin bor putar, dari
yang portable sampai pemboran raksasa seperti
pada pemboran minyak yang dapat mencapai
kedalaman beberapa kilometer (ribuan meter).
• Jenis mesin bor putar, adalah mulai dari
packsack (dapat diangkat di atas punggung)
sampai bor besar harus dipreteli atau diangkat
di truck. Alat pemboran ( drilling-rig) dinilai dari :
1. kemampuanx untuk mencapai kedalaman,
2. kemampuan pengambilan conto batuan,
3. kemampuan menentukan arah, dan
4. kemampuan bergerak di medan.
• Mesin-mesin pemboran putar ini
mempunyai prinsip yg sama, namun
berdasarkan kemampuannya dapat
dibagi sebagai berikut :
• Bor mesin ringan (portable drilling rig)
• Bor mesin inti (diamond drilling rig)
• Bor mesin rotari (rotary drilling rigs)
• Bor mesin alir-balik (counterflush
drilling rig)
Gambar : Salah satu jenis mesin putar sederhana, untuk
kondisi geologi tertentu (material tidak terlitikasi/pasir dan
tanah) dan kedalaman terbatas/dangkal.
Gambar : Salah jenis mesin bor putar yang digunakan
untuk formasi batuan (migas), kemampuan ratusan –
ribuan meter.
• Prinsip Operasi Mesin bor (Jumad, 4/6/15), pemboran
mesin putar mempunyai prinsip yang sama, yaitu :
• 1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari
pahat untuk mengerus batuan dan menembus dg suatu
rangkaian batang bor (rod) yang berlobang (pipa).
• 2. Rangkaian rod disambungkan pada mesin sumber
penggerak dg berbagai macam alat transmisi, seperti
kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
• 3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dsb) atau
dengan perantaraan kompresor/motor listrik.
• 4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara), pelumas
dipompakan lewat pipa, keluar lewat pahar bor kembali
lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
• 5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
• 6. Pipa/batang bor di atas tanah ditahan/diatur dg
menggantungkannya pada suatu menara/derrick dg
sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack)
untuk keperluan menyambungnya atau mencabut
serta melepaskannya dari rangkaian.
• 7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa
bor ditekan secara hidrolik, mekanik maupun karena
bebannya sendiri.
• 8. Conto batuan hasil kerukan bit didapatkan
sebagai : a. Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yg
dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air
pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh
air pembilas ke permukaan sambil mendinginkan
mata bor. b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui
bumbung pengambil inti (core barrel).
• 9. Untuk pengambilan inti mata bor yang
digunakan bersifat bolong di tengah sehingga
batuan berbentuk cilinder masuk ke
dalamnya dan ditangkap oleh core barrel.
Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari
intan atau baja tungsten.
• 10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke
permukaan a. Dicabut dengan mengangkat
seluruh rangkaian batang bor ke permukaan
setiap kali seluruh bumbung terisi. b. Dicabut
lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa
dengan kabel).
• 11. Pipa selubung penahan runtuhnya
dinding lubang bor (casing) dipasang
setiap kedalaman tertentu tercapai, untuk
kemudian dilanjutkan dengan matabor
yang berukuran kecil (telescoping). Pipa
selubung dipasang untuk mengatasi
adanya masalah seperti masuknya air
formasi secara berlebihan (water influks),
kehilangan sirkulasi lumpur pemboran
karena adanya kekosongan, dalam
formasi, atau lemahnya lapisan yang
ditembus.
• Dalam mendesain program pemboran dan
memilih jenis alat bor harus diperhatikan :
• 1. Kapasitas kedalaman (tergantung dari) :
• a. Besarnya kekuatan mesin sumber pengerak
yang dinyatakan dengan Tenaga Kuda (HP).
• b. Kekuatan alat penyangga atau menara serta
derek untuk menarik beban rangkaian sampai
kedalaman yang dituju.
• c. Besarnya garis tengah pipa bor sesuai
dengan besarnya inti yang diminta.
• d. Kekuatan pompa untuk dapat menyalurkan
lumpur sampai kedalaman yang dituju.
• 2. Mobilitas, dapat bergerak sendiri (skids, truck)
atau kemungkinan untuk dipreteli atau/dan
diangkat dengan tenaga manusia ataupun
dengan helicopter.
• 3. Kemampuan pemboran miring.
• 4. Keperluan dan besarnya inti yang diminta.
• 5. Perolehan inti (core recovery) (tergantung dari
jenis core barrel).
• Komponen – komponen utama dari mesin
bor putar adalah: 1. Swivel, 2. Kelly bar,
3. Stabilizer, 4. Mata bor, 5. Stang bor, dan
6. Stang pemberat
• PERALATAN ATAU KOMPONEN MESIN BOR.
Mata Bor : a. Macam-macam, terdiri dari intan, baja, dan
bentuk, termasuk kadang-kadang untuk tanpa
Pengambilan inti. b. Ukuran mata bor : AX, BX sampai
NX, sesuai dengan corebarrel.

Jenis dan ukuran Bumbung Inti (Core barrel) : :


a. Ukuran sesuai mata bor
b. Jenis :
1. Double-tube core-barrel
2. Triple-tube core-barrel (recovery faktor lebih dari 90%)
a. Dengan batang bor
b. Dengan tali-kawat (Wire-line)
Pipa bor dan Selubung :
1. Berbagai ukuran
2. Berbagai jenis logam
• Menara Bor : Tergantung tujuan kedalaman akhir
pemboran serta kenampakannya maka mesin pemboran
dilengkapi suatu menara untuk mengendalikan pipa bor
yang berupa sistim rak, kaki tiga sederhana maupun
derrek.
Cara Penekanan :
1. Mekanis (dongkrak)
2. Hidraulis
3. Bobot rangkaian pipa
Sumber Tenaga Penggerak :
1. Diesel
2. Bensin
3. Pneumatic (compressor)
4. Listrik
Besar/kecilnya sumber penggerak menentukan
kapasitas kedalaman.
• Sistem pembilas atau pembersihan
sumur: pembilasan dapat dilakukan
dengan udara, air maupun lumpur.
Pemboran dengan udara (air
drilling) : untuk daerah-daerah yang
sulit air, ataupun pemboran didalam
terowongan dapat dipertimbangkan
penggunaan udara sebagai pembilas
an atau pendingin matabor, dalam hal
mana disiapkan mesin compressor..
Pemboran dengan air atau lumpur :
harus dipersiapkan mesin pompa dg
kapasitas tekan dan penyedotan lumpur
pemboran yg sesuai dg kedalaman yg
dituju. Selain itu diperhatikan jarak dari
sumber air yg memerlukan sistim pompa
dan rangkaian pipa air untuk penyaluran,
maupun penggunaan truk tangki air.
Lumpur biasax dipakai bentonit yg
diperdagangkan secara komersial.
Kekentalan dari lumpur dapat diatur dg
menentukan berat jenisnya.
• Penggolongan Mesin Bor Putar terdiri dari : 1. Mesin
Bor Ringan (Portable Drilling Rig), Khas dari
pemboran ini selain mudah diangkut secara manual
adalah pada umumx menggunakan top drive dg
motor bakar kecil (2 tak) yg ikut turun naik dg
turun/naikx batang bor yg dipandu oleh rel atau
rack. Tekanan pada matabor dapat ditingkatkan dg
menyuruh orang mendudukix (awak mesin bor 20-
26). Alat bor dapat dipreteli dalam bahagian2 kecil
dan dapat diangkut oleh orang secara manual.
Kapasitas alat bor ini hanya maksimum 50 meter,
banyak digunakan untuk pemboran seismik (shot
holes) dan sering merupakan rakitan sendiri dg
menggunakan mesin pompa. Laju tembus adalah
30-40 m/hari, relatif sangat murah.
• Termasuk alat bor kecil dengan top
drive ini adalah yg dipasang pada
truck, dg memasangi rak (rel) yg
memandu batang bor, dimana motor
penggeraknya dipasang pada ujung
atas batang bor, dan mesin bergeser
ikut dg turunnya dg batang bor.
Dengan top drive ini pemboran miring
dimungkinkan secara terbatas
dengan memiringkan raknya.
• BERBAGAI JENIS ATAU MEREK MESIN BOR :
1. Bor Mesin Portable, terdiri dari :
a. Packsack (kapasitas 10 meter), dapat diangkut
sendiri; b. Koken, YBM, dan c. Rakitan lokal.
2. Mesin Pemboran Inti (Diamond Drilling Rigs), alat
ini adalah alat standart dan yg paling populer untuk
eksplorasi cebakan mineral. Nama Diamond Drilling
Rig digunakan karena alat ada yg paling banyak
dipakai untuk pengintian (coring) yg menggunakan
matabor dari intan. Berukuran relatif kecil dan
dipasang pakai roda atau batang luncur (skids), ditarik
dg bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dg
winch pada tempat yg sulit dijangkau, atau digantung
dg sling di bawah helicopter, atau juga dapat dipreteli
menjadi beberapa bahagian kecil dan dapat dipikul
secara manual.
• Gerakan putar mesin ditransmisikan pada
pipa bor dg chuck, sehingga dapat membor ke
semua arah, termasuk ke atas (dari
terowongan). Untuk pengoperasiannya sering
dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk
mengendalikan pemasangan atau pencabutan
batang bor dg menggantungkanx pada sistem
katrol dg swivel yg disambungkan pada pipa
selang untuk menyalurkan cairan pembilas dari
pompa lumpur. Kelemahan dari alat bor ini
berkecepatan rendah, terutama sewaktu
operasi pengambilan inti (coring operations).
• Jenis matabor yg digunakan : blade type, roller
type dan matabor intan dan tungsten-carbida.
Matabor jenis bilah (Blade type) membor lebih
cepat. Palu pemukul berputar di dalam lubang
(Rotary percussion downhole hammers) juga
tersedia untuk formasi-formasi yg keras. Dapat
dipasangi bumbung inti jenis tripple stationary
inner split tube yang ditarik talikawat.
Beberapa merk alat bor Diamond Drilling Rig :
Altas-Capco, dengan triple yang simple
Longyear dan Tone, berbagai ukuran : 1. Junior
2. Ly 24,34,38,44-(kapasitas 100 – 900 m)
Tone : U.U.5 (75 m), T.AS 70 dan lain-lain.
• Mesin Bor Rotari (Rotary Drilling Rigs), dinamakan
demikian karena gerak putar dari sumber
penggerak/mesin ditransmisikan pada batang bor
dg meja putar (rotary table), sehingga hanya dapat
membor ke vertikal ke bawah. Mesin bor ini pada
umumnya lebih besar dan berkekuatan lebih besar,
harus dipasang pada truk dan tidak cocok untuk
lokasi-lokasi yang sulit dicapai. Alat pemboran jenis
ini juga termasuk pemboran untuk minyak dan
gasbumi. Pada umumnya digunakan untuk operasi
tanpa pengambilan inti (non coring operation).
Kecepatan pemboran tinggi, terutama jika tidak
dilakukan pengambilan inti, namun jika diperlukan
bumbung inti (core barrel) dapat dipasang.
• Berbagai jenis Alat Bor Rotari : 1. Mayhew 1000
Rig; Alat ini dipasang pada truk (6 X 6
Cusromline Carrier Truck), memakai lumpur
berbasis air atau udara dg menggunakan
kompressor berkapasitas rendah. Kecepatan
tembusnya sangat tinggi (175 m/hari tanpa
pengintian, 35 m/hari dg pengintian). 2. Dando
250 : Dipasang di atas traktor, yg tidak terlalu
stabil sehingga memerlukan dukungan
bulldozer. Memiliki kompressor berkapasitas
tinggi dan dapat dg mudah mencapai kedalam
akhir (TD) 120 m. Namun mempu nyai laju
tembus (penetration rate) lebih rendah (130
m/hari tanpa coring, 30 m/hari dg coring)
• Pemboran Aliran Bilas Balik
(Counterflush Drill), Air pembilas
masuk dari casing, keluar melalui
pipa bor, membawa sampel, yg
tidak tercampur dg rontokan dari
dinding lubang bor, namun untuk
mendapatkan ke dalam sampel
ini harus memperhitungkan
kecepatan tidak seteliti bor inti.
• Pengambilan Sampel Dan Perekaman
Data Dari Lubang Bor (Drill-Hole Logging),
Tujuan utama dari pemboran eksplorasi
adalah mengambil dan merekam data
geologi yg ditembus lubang bor. Data ini
berupa rekaman catatan hasil pengamatan
pada sampel batuan, khususnya litologi serta
gejala geologi lainnya. Jenis sampel yang
didapatkan adalah : 1. Serbuk bor (Cuttings)
Sampel ini adalah hasil kerukan dari matabor
yang kemudian dibawa oleh air pembilas ke
permukaan.
• Setiap kemajuan selang kedalaman
tertentu suatu sampel yang diambil
mewakili selang kedalaman tertentu dan
dicatat. Sampel ini dibersihkan dan
dideskripsikan. Hasil deskripsi sampel ini
tidak akurat mengingat :
1. Sampel tersebut harus menempuh jarak
dari kedalaman sampai ke permukaan,
sedang dalam waktu yang sama matabor
sudah maju lebih dalam lagi. Kedalaman
yang diwakili sampel itu harus dikoreksi atau
disetel terhadap data lain, seperti laju
kecepatan pemboran atau log tali kawat
• 2. Sampel tersebut sering tercampur dg
serbuk dari selang kedalaman yang ada di
atasnya, sehingga kadangkala diketemu
kan lebih dari 2 jenis litologi yg berasal
kedalaman yang berbeda. Untuk ini
persen berbagai jenis litologi ini harus
dicatat untuk mengetahui litologi mana
merupakan guguran dan mana yg dari
kedalaman asli. Untuk ini dapat pula
dilakukan pembandingan dengan hasil
tafsiran litologi dari log talikawat maupun
data lain seperti laju kecepatan pemboran
• 3. Sampel ini merupakan serbuk, keratan
atau hancuran dari batuan, sehingga
hanya deskripsi tekstur dan susunan
mineral yg dapat diamati, sedangkan
gejala-gejala geologi spt struktur,
kekompakan dan lain-lain tidak teramati.
Pengamatan litologi dari serbuk pemboran
adalah bersifat baku dalam eksplorasi
minyak dan gasbumi, dan juga dilakukan
pada pemboran eksplorasi batubara
terutama pada selang kedalaman yg tidak
dilakukan pengintian.
• Adakalanya dalam eksplorasi batubara
tidak dilakukan pengintian/coring
(openhole), sehingga data geologi
didapatkan dari penafsiran log
talikawat/geofisika dan dibantu dari
pengamatan sampel ini. Namun pada
pemboran eksplorasi cebakan mineral
tidak lazim dilakukan karena lebih
mengandalkan pada pengamatan sampel
inti dilakukan secara penuh dari
permukaan sampai kedalaman akhir
(batas kedalaman pemboran inti).
• Inti bor (drill core), Pada eksplorasi
cebakan mineral termasuk batubara,
data geologi biasanya didasarkan
atas pengamatan dan pendeskripsian
sampel inti bor. Pengintian Penuh
(Full Coring), pengambilan inti
dilakukan secara penuh dari
permukaan sampai kedalaman akhir
pemboran. Ini yg biasa dilakukan
dalam eksplorasi untuk cebakan
mineral.
• Pengintian Setempat (Spot Coring),
pemboran dilakukan sebagai lubang
terbuka (open hole) yg kemudian diikuti
dengan pengintian hanya dilakukan pada
selang kedalaman tertentu yg diinginkan,
misalnya beberapa meter di atas zone
cebakan dan beberapa meter dibawahnya.
Untuk ini sering diperlukan lapisan
petunjuk stratigrafi berdasarkan log
geofisika dari sumur terdekat yg sengaja
dibor sebagai pilot drill hole, untuk operasi
ini sering dilakukan pilot and part-coring.
• Pengintian Sentuh (Touch Coring), dimulai
segera setelah matabor mencapai beberapa
meter di atas target pengintian (bentuk
pengintian setempat yg kurang dpt dipercayai).
Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core
Sample), dg menggunakan alat tertentu,
dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli
dari sampel didalam tanah dapat ditentukan.
Sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan
struktur geologi dari lapisan maupun dari
rekahan atau jalur2 mineralisasi. Perolehan Inti
(Core Recovery), dlm operasi sampling coring
tidak selalu seluruh selang kedalaman dapat
diwakili oleh panjang inti yg diperoleh.
• Hal ini sering dilakukan untuk
mempelajari kedudukan struktur
geologi dari lapisan maupun dari
rekahan atau jalur-jalur
mineralisasi. Perolehan Inti (Core
Recovery). Dalam operasi pengam
bilan inti pemboran tidak selalu
seluruh selang kedalaman dapat
diwakili oleh panjang inti yg
diperoleh.
• Hal ini disebabkan kemungkinan
gugurnya bahagian bawah dari inti
sewaktu diangkat dalam bumbung
inti (core barrel). Besarnya peroleh
an inti (core recovery) dinyatakan
dalam persen (% core recovery),
dengan mengukur panjang sampel
inti yang diperoleh dan memban
dingkannya dengan panjang
bumbung.
• Perolehan inti yang buruk dapat
disebabkan karena adanya jalur-
jalur retak atau keadaan batuan
yang rapuh dan dapat dipakai
sebagai indikator untuk keadaan
struktur dari batuan, dan
menggunakan bumbung inti yang
diperbaiki seperti triple tube core-
barrel.
• Keunggulan dari sampel inti pemboran
adalah : 1. Pengamatan litologi lebih
lengkap dan terperinci sehingga
perselingan berbagai jenis litologi, dapat
dideskripsi secara rinci, centimeter demi
centimeter. 2. Pengamatan rinci dapat
dilakukan terhadap struktur maupun
tekstur batuan dalam 3-Dimensi, terutama
jika menggunakan sampel yang
terorientasikan, misalnya adanya rekahan,
urat-urat kecil, penjaluran mineral (mineral
zoning), dsb.
• 3. Penentuan kedalaman serta selang-selang
kedalaman dari berbagai batas perubahan litologi
lebih baik daripada serbuk pemboran. Namun masih
tetap kurang akurat jika dibandingkan dengan hasil
penlogan talikawat, disebabkan kemungkinan
perolehan inti yang buruk selain juga terjadinya
dekompaksi seperti halnya dalam batubara.
4. Keuntungan sampel inti bor ini adalah selain
mendapatkan kedalam sampel yang lebih teliti, juga
dimungkinkan untuk dilakukan uji kualitas yang
berkisar luas (wide range of quality test), untuk
menentukan sifat-sifat keteknikan batuan, misalnya
kekuatan lantai dan atap dari cebakan (batubara)
dan batuan penutup (overburden rocks).
• 5. Penentuan kedalaman serta
selang-selang kedalaman dari
berbagai batas perubahan litologi
lebih baik daripada serbuk pemboran.
Namun masih tetap kurang akurat jika
dibandingkan dengan hasil penlogan
talikawat, disebabkan kemungkinan
perolehan inti yang buruk selain juga
terjadinya dekompaksi seperti halnya
dalam batubara.
6. Keuntungan sampel inti bor ini
adalah selain mendapatkan kedalam
sampel yang lebih teliti, juga
dimungkinkan untuk dilakukan uji
kualitas yang berkisar luas (wide
range of quality test), untuk
menentukan sifat-sifat keteknikan
batuan, misalnya kekuatan lantai dan
atap dari cebakan (batubara) dan
batuan penutup (overburden rocks).
• 7. Penentuan kedalaman serta
selang-selang kedalaman dari ber
bagai batas perubahan litologi lebih
baik daripada serbuk pemboran.
Namun masih tetap kurang akurat jika
dibandingkan dengan hasil penlogan
talikawat, disebabkan kemungkinan
perolehan inti yang buruk selain juga
terjadinya dekompaksi seperti halnya
dalam batubara.
• 8. Keuntungan sampel inti bor ini
adalah selain mendapatkan kedalam
sampel yang lebih teliti, juga
dimungkinkan untuk dilakukan uji
kualitas yang berkisar luas (wide
range of quality test), untuk
menentukan sifat-sifat keteknikan
batuan, misalnya kekuatan lantai dan
atap dari cebakan (batubara) dan
batuan penutup (overburden rocks).
• Kekurangan dari pengambilan sampel inti :
1. Pengambilan inti bor sangat memperlambat
operasi pemboran, terutama jika tidak
menggunakan wireli core barrel. 2. Harus
menggunakan matabor dari intan atau baja
tungsten yg lebih mahal daripada matabor
jenis lainx. Secara keseluruhan pemboran inti
jauh lebih mahal dan lebih lambat dari operasi
pemboran lainnya, sehingga harus benar-
benar diperhitungkan dalam menentukan taktik
eksplorasi. Keunggulan jenis data yg diperoleh
harus diperhitungkan terhadap biaya yg harus
dikeluarkan.
• Perekaman Data Bor : Penlogan Lubang Bor. Ada
2 cara mencatat/merekam data geologi yg
dihasilkan pemboran: 1. Penggologan Visual
(Visual Logging), dilakukan thdp pengamatan dan
deskripsi litologi dari sampel serbuk pemboran
dan dari sampel inti bor. Jika dilakukan
pengeboran inti penuh (full core drilling) penlogan
dilakukan hanya dari pengamatan sampel inti,
dan jika dilakukan spot-coring maka hanya bagian
yg tidak diinti pengamatan dari serbuk bor yg
dicatat. Pencatatan dilakukan pada kolom-kolom
kertas panjang yg disebut Log Pemboran (drilling-
log) dan jika khusus berdasarkan inti saja disebut
Log Inti (Core-log).
• Data geologi pada Log Inti tidak
terbatas pada deskripsi litologi saja,
tetapi menyangkut struktur, mineralisasi
dan sebagainya. Selain data geologi
juga dicatat data teknis lainnya, seperti
data laju kecepatan pemboran, data
perolehan inti (core-recovery), keadaan
air pembilas, pergantian matabor,
selang pengambilan inti-bor, titik-titik
penempatan pipa selubung (casing)
serta tanggalnya.
• Data geologi pada Log Inti tidak
terbatas pada deskripsi litologi saja,
tetapi menyangkut struktur, mineralisa
si dsb. Selain data geologi juga
dicatat data teknis lainx, spt data laju
kecepatan pemboran, data perolehan
inti (core-recovery), keadaan air pem
bilas, pergantian matabor, selang pe
ngambilan inti-bor, titik-titik penempa
tan pipa selubung serta tanggalnya.
• Setiap jenis catatan pengamatan
diberi kolom tersendiri, dan
sedapat mungkin dalam bentuk
simbol grafis. Khususnya jenis
litologi diberi kolom yg di isi
simbol grafis, laju pemboran dg
kurva, perolehan inti dalam
bentuk kolom sempit yg memper
lihatkan % inti thdp kedalaman.
• Struktur geologi digambarkan pada kolom
litologi maupun dicatat dalam kolom
tersendiri, demikian juga selang-selang
mineralisasi, jenis mineralisasi serta
estimasi persen juga dicatat. Sebetulnya
tidak ada standard bentuk log yang baku,
tergantung dari jenis cebakan yang
dijadikan obyek pemboran, maupun juga
tergantung perusahaannya masing-
masing. Sering kolom khusus disediakan
untuk mencatatkan hasil analisa geokimia
atau ‘assays’.
• Dewasa ini dengan komputerisasi, data
yang direkam diusahakan dalam format
digital maupun alfanumerik yang mudah
diinputkan dalam suatu database yang
disimpan sebagai file dalam disket atau
tape, dan setiap waktu dapat dengan
mudah dibuatkan log grafis dengan
mencetaknya pada rol kertas (paper log
print-out), maupun diproses menjadi peta
atau penampang geologi.
Log Visual ini sering dikombinasi dengan
log Talikawat menjadi log Komposit.
• Penlogan Talikawat (Wire-Line Logging)
Penlogan talikawat dewasa ini sudah sangat
lumrah dilakukan untuk pemboran inti,
terutama untuk batubara. Jenis-jenis log yang
dapat dilakukan bisa dibagi dalam :
- Penlogan Geofisika (Geophysical Logging)
- Penlogan Citra (Imaging, hasil dari
pemotretan kamera yang diturunkan ke dalam
lubang pada tali serat optik dan dapat
merekam citra visual sekeliling lubang bor)
- Log orientasi lubang sumur (yang
menunjukkan arah dari lubang sumur dalam
derajat kemiringan dan azimuth)
Sejak pertengahan tahun tujuh-puluhan penlogan
geofisika untuk lubang pemboran kecil telah
dikembangkan. Terutama untuk eksplorasi
batubara.
1. Penlogan geofisika lebih teliti dalam penentuan
kedalaman dari target pemboran terutama dalam
hal lapisan batubara daripada penlogan visual dari
inti pemboran karena kemungkinan dekompaksi
dan pendapatan inti yang buruk. 2. Penafsiran
litologi lebih baik dari pengamatan serbuk bor atau
pendapatan inti yg buruk. 3. Korelasi antar lubang
bor bersifat jauh lebih objektif daripada log visual.
4. Untuk eksplorasi batubara log geofisika dapat
digunakan untuk mengestimasi parameter kualitas
batubara.
• JENIS JENIS LOG YANG DIPAKAI, TERUTAMA
UNTUK BATUBARA ADALAH :
1. Log Radioaktif (gamma, neutron, densitas)
2. Log Listrik (Resistivitas/SP)
3. Log Kaliper

Density Log
LSD ; baik untuk korelasi
HRD ; informasi optimum untuk ketebalan batubara
BRD ; kompromi antara LSD dan HRD
Natural Gamma Log, menunjukkan kadar lempung
Neutron Log, merespon terhadap hidrogen, karbon
dan kelembaban total moisture, derajat porositas
(yang membedakan batupasir dari serpih)
• Caliper Log, jenis log ini
memungkinkan untuk memisahkan
batuan kompeten dari yg tidak
kompeten. Log ini juga digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu
lapisan batubara pada lokasi tertentu
untuk dapat dilakukan pengintian,
berdasarkan atas derajat keretakan
nya yang diperlihatkan oleh garis
tengah dari lubang bor yang
menembus lapisan tersebut.
Dalam eksplorasi batubara log densitas
banyak dipergunakan. Ini disebabkan
karena : 1). Density log dapat menentukan
secara teliti selang kedalaman dan
ketebalan lapisan batubara yg ditembus
nya. 2).Density log menghasilkan penent
uan kerapatan batuan (density determina
tion) dan dg demikian menunjukkan
kualitas dari lapisan. Kemudian density
dikorelasikan dengan lubang bor yg telah
diambil intinya dan perkiraan kadar abu
dapat diekstrapolasikan dengan lubang
bor terbuka yang dilog. Kombinasi dari
• Kemudian density dikorelasikan
dengan lubang bor yg telah diambil
intinya dan perkiraan kadar abu dapat
diekstrapolasikan dengan lubang bor
terbuka yang dilog. Kombinasi dari
gamma alami, log densitas dan log
neutron memberikan jalan untuk
korelasi lapisan batubara serta
lapisan sedimen yg menyelubungi
nya.
• 3. Mesin Bor- Hidrolik, pembebanan pada
mata bor terutama diatur oleh sistem hidrolik
yang terdapat pada unit mesin bor, disamping
beban yang berasal dari berat stang bor dan
mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini
adalah mengombinasikan tekanan hidrolik,
stang bor dan putaran mata bor di atas
formasi batuan. Formasi batuan yang
tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke
permukaan melalui rongga anulus atau
melalui rongga stang bor yang bergantung
pada sistem sirkulasi fluida bor yang
digunakan.

• Pada mesin bor putar – hidrolik, pembe
banan pada mata bor diatur oleh sistem
hidrolik yg terdapat pada mesin bor,
disamping beban yg berasal dari berat rod
dan mata bor. Cara kerjanya mengkom
binasikan tekanan hidrolik, stang bor dan
putaran mata bor di atas formasi batuan.
• Formasi batuan yg tergerus akan terbawa
oleh fluida bor ke surface melalui rongga
anulus/rongga stang bor yg bergan tung
pada sistem sirkulasi fluida bor yg
digunakan.
• Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah:
• a. Top Drive
• Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik
pada menara, tenagax berasal dari unit transmisi hidrolik
yg digerakkan oleh pompa. Penetrasinya dapat langsung
sepanjang stang bor yg dipakai (umumx sepanjang 3,6m
– 9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yg paling baik.
• b. Spindle
• Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan
pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle
(umumnya antara 60 m – 100 m), dan tekanan hidrolik
yang dibutuhkan.
• Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:
• Merk, Kapasitas, Berat, Kemampuan rotasi, Dimensi,
Diameter lubang, Tipe/ model
• b. Spindle, pada jenis ini
pemutarannya bersifat statis, kemaju
an pemboran sangat dipengaruhi oleh
panjang spindle, umum nya antara
60 m – 100 m, dan tekanan hidrolik
yang dibutuhkan.
• Spesifikasi mesin bor yg digunakan : :
1. Merk, 2. Kapasitas, 3. Berat,
4.Kemampuan rota, 5.Dimensi, 6.
Diameter lubang, dan 7. Tipe/ model

GAMBAR MESIN BOR PUTAR – HIDROLIK, Product Details:Tempat
asal:Cina Nama merek:Cortech Sertifikasi:CE, ISO9001 Nomor
model:CMR1000A.
• 2. POMPA ATAU KOMPRESOR
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada
pompa diantaranya adalah:
a. Tipe acting piston
b. Diameter piston
c. Power
d. Dimensi
e. Berat
f. Volume/ pressure
g. Working pressure
• Hal yang penting diperhatikan pada kompresor
adalah:
a. Tekanan udara yang dihasilkan
b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu

Gambar : Kenampakan mesin penggerak dan mesin bor putar hidrolik
top-drive, serta mesin penggerak pompa dan pompa sirkulasi.
Pada tahap pemboran, lumpur dan kompresor berfungsi
sebagai sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor.
Jika fluida bor yg digunakan adalah lumpur, maka
sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, & jika
fluida bor yg digunakan adalah udara maka sumber
tenaganya adalah kompresor. Adapun pompa/
kompresor yang digunakan adalah:
• • Merk
• Model
• Kapasitas
• Dimensi
• Diameter piston
• Berat
• Power
• Volume/ pressure
• Working pressure
• 3. STANG BOR, Stang bor (rod) merupakan
pipa yg terbuat dari baja, dimana bagian pipa
ujung – ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya
sebagai penghubung antara dua buah stang bor.
Pada kegiatan pemboran, stang bor berfungsi :
• 1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan
tumbuka yang dihasilkan oleh mesin bor menuju
mata bor.
2. jalan keluar – masuknya fluida bor.
Panjang stang bor yg umum digunakan dalam
pemboran adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m),
tetapi hal ini bisa berubah tergantung dg tujuan
dan efisiensi pemboran.
Gambar : Kenampakan stang bor (rod), mata bor (bit), dan
swivel.
• Kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan
ukuran, meliputi:
a. Tujuan pemboran
b. Kedalaman pemboran
c. Kekerasan batuan
d. Metode sirkulasi fluida
e. Diameter lubang bor
• Rangkaian stang bor yg digunakan dalam pemboran
tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan.
Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper
semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air.
Stang bor yg dipakai pada pemboran mempuyai banyak
ukuran, hal ini berkaitan dg diameter luar, diameter
dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya
memiliki klasifikasi yang berbeda.

• Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk
terdiri dari: 1. Mata bor pahat; 2. Drill stem,
sebagai pemberat dan pelurus lubang; 3. Drilling
jars, sepasang batang baja yang bertaut yang
dimasukkan untuk melepaskan bit jika tejepit
dengan sentakan ke atas; 4. Swivel socket,
adalah penghubung antara sling dan alat bor,
diperlukan untuk meneruskan putaran kabel ke
alat bor, agar pahat dapat menumbuk ke segala
sisi sehingga lubang bor lurus.
Stang bor yg digunakan dalam pemboran air
tanah tersebut adalah : Panjang stang bor yg di
gunakan adalah 30 ft atau yang 9 m.

• 4. PIPA CASING, pipa casing berfungsi
untuk menjaga lubang bor dari colaps
(keruntuhan) dan peralatan pemboran
lain dari gangguan–gangguan. Ada dua
tipe untuk menghubungkan pipa casing,
yaitu: 1). Tipe Flash Joint,
penghubungan antara pipa satu dengan
pipa lainya dilakukan secaraLangsung;
2). Tipe Flash Coupled, penghubungan
antara pipa mengguna kan sebuah
coupling.

Gambar : Kenampakan mesin penggerak/genset dan pompa
sirkulasi lumpur, kolam sirkulasi lumpur, stang bor (rod), mesin
penggerak/genset dan mesin bor.
• Komponen yang terdapat dalam casing :
1. Casing Swivel, alat ini untuk menghubung
kan antara pipa casing dan stang bor; 2. Casing
Head, alat ini dipasang di bagian atas casing,
untuk melindungi drat casing bagian atas;
3. Casing Shoe, alat untuk melindungi casing
bagian bawah dari kerusakan; 4. Casing Cutter,
Digunakan saat didalam lubang casing terjadi
masalah, fungsinya untuk memotong casing
pada titik yang diinginkan; 5. Casing Band,
alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing
selama operassi pengangkatan dan
Penurunan

• Gaya putar dapat dihasilkan pada mekanisme
pemboran putar dg bantuan mesin putar
mekanik yg dapat memutar bit (setelah
ditransmisikan oleh stang bor) dan dg bantuan
gaya dorong static mengabrasi batuan yg
ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yg
secara tidak langsung turut menunjang gaya-
gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang
bor dan berat rig. Faktor- faktor yg harus
diperhatikan dalam pemilihan mata bor (bit)
yaitu: 1. Ukuran dan bentuk mata bor, 2.
Ukuran gigi mata bor, 3. Berat mata bor, dan 4.
Kekerasan matriks.

• Gaya putar dapat dihasilkan pada mekanisme
pemboran putar dengan bantuan mesin putar
mekanik yang dapat memutar bit (setelah
ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan
bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan
yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static
yang secara tidak langsung turut menunjang
gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari
stang bor dan berat rig. Faktor- faktor yang
harus diperhatikan dalam pemilihan bit yaitu:
1. Ukuran dan bentuk mata bor, 2. Ukuran gigi
mata bor, 3. Berat mata bor, dan 4. Kekerasan
matriks.
• 5. MATA BOR (BIT), mata bor merupakan
salah satu komponen dalam pemboran yang
digunakan khususnya sebagai alat pembuat
lubang (hole making tool). Gaya yang
bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai
dengan yang diharapkan secara garis besar
terbagi atas 2 (dua) macam, yaitu gaya
dorong dan gaya putar. Keekfetifan penetrasi
yang dilakukan pada pemboran tergantung
pada kedua gaya jenis ini. Gaya dorong
dapat dihasilkan melalui tumbukan yg
dilakukan pada pemboran tumbuk, pemuatan
bit, tekanan dibawah.
• Gaya putar dapat dihasilkan pada mekanisme
pemboran putar dengan bantuan mesin putar
mekanik yg dapat memutar bit (setelah
ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan
bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan
yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static
yg secara tidak langsung turut menunjang gaya-
gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang
bor dan berat rig. Faktor- faktor yang harus
diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu: 1.
Ukuran dan bentuk mata bor; 2. Ukuran gigi
mata bor; 3. Berat mata bor
4. Kekerasan matriks.
• Adapun beberapa jenis mata bor
diantaranya :1. Mata Bor Rotasi,
Mata Bor Pisau, Air Coring Bits,
Roller Bits; 2. Mata Bor Tumbuk,
Cross Bit, Button Bit, Chisel Bit; 3.
Mata Bor Auger, Tipe Kelly, Tipe
Auger’; 4. Mata Bor pada Pengebor
an Kabel, Mata Bor Tabung, Mata
Bor Chisel; 5. Mata Bor Intan, Mata
Bor Formasi Lunak, Surface Set Bits,
Impregnated Bits
Gambar : kenampakan berbagai tipe mata bor (bit) three cone
Gambar : Kenampakan mata bor (bit) yang biasa
digunakan pada pemboran inti
Gambar : Kenampakan sistim kerja pemboran air tanah,
dengan menggunakan jenis mata bor three cone
• 6. PERALATAN PELENGKAP
• Beberapa peralatan pelengkap yang sering
dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya
meliputi: a. Water Swivel, Alat ini digunakan
untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari
pompa menuju ke dalam stang bor.
b. Hoisting Water Swivel, Alat ini didesain
untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang
sedang berputar selama proses pengangkatan
dan penurunan. c. Hoisting Plug, Alat ini
dihubungkan pada rope socket dan digunakan
ketika proses pengangkatan dan penurunan
stang bor.
• d. Hoisting Rope Socket , Bagian atas alat ini
dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas
menggunakan babbit metal, bagian bawahnya
dihubungkan dengan hoisting plug.
e. Pipe Wrench, Alat ini digunkan untuk mengunci
dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain – lain.
f. Snatch Block, Alat ini diletakkan di puncak
menara pemboran dan digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel
dan mata bor.
Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau
diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu
digunakan crown block atau traveling block untuk
membantu proses pengangkatan dan penurunan.

• g. Travelling Block, digunakan bersama dua/tiga
buah kabel untuk mengangkat/menurunkan per
alatan pemboran; h. Come Along, digunakan
untuk menurunkan stang bor pada pemboran
dangkal; i. Rod Coupling Tap, digunakan untuk
mengeluarkan rod bor yg rusak dan dibiarkan
tertinggal dalam lubang bor; j. Rod Band, diguna
kan untuk menjepit batang bor yg tertinggal di
lubang bor; k. Knocking Block, digunakan untuk
menerima pengaruh saat hammering untuk
melindungi peralatan bor; l. Drive Hammer
with Chain, digunakan untuk hammering ketika
peralatan bor mengalami kemacetan.
m. Menara, Terdapat dua menara yg biasa
digunakan dalam pemboran diantaranya
adalah derrick; n. Permale Wrench,
digunakan untuk mengunci dan
melepaskan pipa – pipa yang kecil, spt
kabel core barrael tanpa merusak tabung;
o. Rod Holder, digunakan untuk menjepit
stang bor saat pengangkatan atau
penurunan; dan p. Super Strong,
digunakan untuk mengunci dan
melepaskan pipa – pipa dg ukuran besar
( diameter berukuran >100 mm).
Gambar : Kenampakan 2 (dua) jenis menara yang
berbeda.
• METODA KERJA PEMBORAN AIR TANAH
• Pelaksanaan Pemboran
• a. Sistem kerja, pemboran dilakukan
dengan sistem bor putar (rotary drilling) yg
menggunakan tenaga mesin. Tenaga mesin sumur
bor di dapat dari gerak putar horisontal/lateral mesin
diesel yg dimodifikasi untuk menghasilkan tenaga
putar tegak lurus yg akan menjalankan stang bor
(rod) dan mata bor (bit).
• b. Casing Bor & Fluida Pembilas, pengeboran
dilakukan secara langsung tanpa menggunakan
casing ( Open Hole Drilling ). Selama pelaksanaan
pengeboran, unit bor akan menyediakan larutan bor/
larutan pembilasan untuk membersihkan lubang bor
dari kotoran / sisa cutting.
• c. Bak Sirkulasi, adalah Untuk menampung fluida
pembilas yang akan digunakan dalam proses
pengeboran, maka akan dibuat satu unit bak sirkulasi
ukuran p.200 cm x L.100 cm x T.100 cm. Berupa galian
ke dalam tanah yang dilapis dengan adukan semen
untuk mengurangi porositas / kebocoran bak.
• Sebelum memulai penggalian bak, akan dilakukan
pengecekan terhadap gambar lokasi terhadap
kemungkinan adanya kabel pipa utulitas yang tertanam
pada lokasi bak sirkulasi. Apabila ada indikasi jalur pipa
atau kabel maka akan diadakan pemindahan lokasi
galian bak sirkulasi atas persetujuan bersama.
• Apabila gambar detail untuk tujuan tersebut tidak
tersedia, maka pembuatan bak akan dimulai dengan
galian kecil sekeliling bak untuk mengurangi resiko
rusaknya kabel atau pipa yang tertanam.
• d. Protective Casing, protective casing atau pipa
conductor ukuran 14’’ atau drum ukuran 16’ akan
dipasang sampai dengan kedalaman 6 meter (atau
lebih apabila diperlukan) untuk melindungi lubang
bor dari longsornya tanah urugan atau tanah
penutup di atas.
• e. Bor Hole, Pelaksanaan pembuatan lubang bor
dengan pekerjaan pilot hole sampai dengan
kedalaman sumur yang diinginkan. Setelah
pekerjaan pilot selesai, maka dilanjutkan dengan
pembuatan reaming hole, yaitu perbesaran lubang
sepanjang kedalaman pipa jambang sumur.
• Untuk kesempurnaan penyelesaian sumur, lubang
bor harus lebih besar dari rencana ukuran casing
yang akan dipasang.
• TAHAPAN KEGIATAN PEMBORAN AIR TANAH :
• 1. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10.TAHAP FINISHING. TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10.TAHAP FINISHING
Gambar : Kenampakan sumur bor air tanah yg menembus lapisan air tanah
tertekan (confined aquifer), dan yg menembus lapisan air tanah tidak tertekan
( unconfined aquifer).
• I. TAHAP PERSIAPAN, adalah meliputi :
1. Mobilisasi, sebelum pekerjaan
lapangan dimulai, di lakukan mobilisasi
atau mendatangkan peralatan dan bahan-
bahan pemboran dan personelnya ke
lokasi pemboran. Dilakukan secara
bertahap sesuai dg kebutuhan lapangan.
2. Persiapan Lokasi adalah terdiri dari : a.
Pembersihan, perataan dan pengerasan
lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control
dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.

• c. Penanaman casing pengaman
sedalam 1-2 m pada posisi titik bor
apabila formasi lapisan tanah paling
atas yg akan dibor merupakan
lapisan formasi yg mudah runtu. d.
Penyetelan) bor beserta menara (rig),
penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya. e.
Penyedian air serta pengadukan
Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
• II. TAHAP PEMBORAN AWAL, Sistem
pemborannya adalah bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down
pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi
Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pemboran tahap
awal dg diameter lubang kecil sampai
kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot
hole biasanya antara 4 sampai dengan 8
inchi, Selain itu juga ditentukan dengan
kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang
digunakan. akuifer)
• Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan
pemboran pilot hole adalah :Kekentalan
(viskositas) Lumpur bor Kecepatan mata bor
dalam menebus formasi lapisan tanah setiap
meternya (penetrasi waktu permeter) Contoh
gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap
meternya. Contoh (sample) pecahan formasi
lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik
kecil atau kotak sample dan masing-masing
diberi nomor sesuai dengan kedalamanya.
Adapun maksud pengambilan sample cutting
adalah sebagai data pendukung hasil electrical
logging untuk menentukan posisi kedalaman
sumber air (akuifer)
• III. TAHAP ELECTRICAL LOGING, tujuannya
untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi
saringan (screen). Electrical Loging dilakukan
menggunakan suatu alat, dimana alat tsb
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana
eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor
dan elektroda yg lain ditanam dipermukaan.
Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yg
kemudian menyebar kedalam formasi disekitar
lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda
di permukaan dengan arus yg telah mengalami
penurunan. Penurunan inilah yang diukur.
• IV. TAHAP PEMBESARAN LUBANG BOR
(REAMING HOLE), yaitu memperbesar lubang
bor sesuai dengan diameter konstruksi pipa
casing dan saringan (screen) yg direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan
reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan
reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak
perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang
bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah masuknya
konstruksi pipa casing dan saringan (sreen)
serta masuknya penyetoran kerikil pembalut
(gravel pack).
• VI. TAHAP PENYETORAN KERIKIL
PEMBALUT(GRAVEL PACK), Maksud dan
tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel
pack) adalah menyaring masuknya air dari
formasi lapisan akuifer kedalam saringan
(screen) dan mencegah masuknya partikel
kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan.
Cara penyetoran kerikil pembalut adalah
dibarengi dg sirkulasi (spulling) air yg encer
supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat
tersusun dg sempurna pada rongga antara
konstruksi pipa casing dg dinding lubang bor.

• VII. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN
(WELL DEVELOPMENT), dimaksudkan untuk
dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer
serta kerikil pembalut dari partikel halus, agar
seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat
terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir
kedalam lubang saringan dg sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development adalah :
Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan
(clogging) akuifer pada dinding lubang bor.
Meningkatkan porositas dan permeabilitas
akuifer disekeliling sumur. Menstabilakan forma
si lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga
pemompaan bebas dari kandungan pasir.
• Pelaksanaan tahap Well Development
dilakukan dg cara : 1. Water Jetting, Peralatan
yg digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu
alat dari pipa yang mempunyai 4 lobang
(dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur
dalam pada tiap-tiap interval saringan secara
berurutan dari bawah ke atas dg penghantar
pipa bor yg dihubungkan dg pompa yg dihu
bungkan dg pompa tekan yg memompa kan air
bersih kedalam sumur dalam. Pada pengopera
sianx, alat ini digerakkan berputar-putar atau
dg memutar-mutar pipa penghantar nya dan
naik turun sepanjang saringan (screen).
• 2. Air Lift, Pada metode air lift ini
dimulai dengan pelepasan tekan an
udara kedalam sumur dalam dari
tekanan kecil kemudian per lahan-
lahan diperbesar. Pekerja an air lift ini
dilakukan mulai dari interval saringan
paling atas ke bawah secara
berurutan hingga ke dasar sumur
dalam.
• VIII. TAHAP PENGECORAN (GROUTING), adalah : -
Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing,
dan - Untuk menutup (mencegah) masuknya air
permukaan (air atas) kedalam pipa casing melalui
saringan (screen).

IX. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST),


adalah untuk mengetahui kondisi akuifer dan
kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk
memilih jenis serta kapasitas pompa yg sesuai.
Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
a. Muka air tanah awal (pizometrik awal); b. Debit
pemompaan; c. Penurunan muka air tanah selama
pemompaan (draw-down); d. Waktu sejak dimulai
pemompaan; e. Kenaikan muka air tanah setelah
pompa dimatikan; f. Waktu setelah pompa dimatikan.
• Uji pemompaan dilakukan melalui 2
tahap : 1) Uji pemompaan bertahap (step
draw-doen test). Uji pemompaan yg dilakukan 3
step, masing-masing selama 2 jam dg variasi
debit yg berbeda. 2) Uji pemompaan panjang.
Uji pemompaan ini umumx dilakukan selama 2x
24 jam dg debit tetap. Pada uji pemompaan ini
diambil sample air 3 kali, yaitu pada awal
pemompaan, pertengahan dan akhir
pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan
sample air adalah analisa kuaitas, apakah air yg
dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi
standar air minum yg diizinkan.
• Kualitas air yang dianalisa adalah :
- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. TAHAP FINISHING, meliputi :


o Pemasangan pompa submersible permanent,
panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.
o Pembuatan bak control (manhole) apabila well
head posisinya dibawah level tanah, pembuatan
apron apabila well head posisinya diatas level
tanah.
o Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta
Well Cover.
o Pembersihan dan perapihan lokasi.

Gambar : Konstruksi sumur bor air tanah dan posisi pompa celup
(submersible).
Gambar : pompa celup (submersible) dan motor (penggerak)
Gambar : Jenis dan ukuran (inchi) pompa celup (submersible)
Gambar : Tata letak sumur bor dan bak penampungan air.

Anda mungkin juga menyukai