I. Karena Pembayaran
Yang dimaksud dengan pembayaran oleh hukum perikatan tidaklah seperti yang
ditafsirkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pembayaran sejumlah uang,
tetapi setiap tindakan, pemenuhan prestasi walau bagaimana pun sifat dari
prestasi itu; Penyerahan barang oleh penjual. Dengan pembayaran, maka
terlaksanalah perjanjian kedua belah pihak.
Selain dalam Ps. 1402, subrogasi juga dapat juga terjadi seperti yang
tersebut dalam Ps. 1106, 1202 dan 1840.
a. Penawaran pembayaran
Undang-undang memberikan kemungkinan kepada debitur yang tidak
dapat melunasi utangnya karena tidak mendapatkan bantuan dari
kreditur, untuk membayar utang nya dengan jalan penawaran
pembayaran diikuti dengan penitipan.
Syarat-syarat novasi,
Ps. 1414 KUHPerdata
“pembaharuan utang hanya dapat terlaksana antara orang-orang yang cakap
untuk mengadakan perikatan
V. Percampuran utang
Menurut Ps. 1439 KUHPerdata, maka pembebasan utang itu tidak boleh
dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan.
Misalnya sebagaimana yang disebutkan oleh Ps. 1439 KUHPerdata,
pengembalian sepucuk tanda piutang asli secara sukarela oleh kreditur
merupakan tanda bukti tentang pembebasan hutangnya.
Meskipun demikian, jaminan secara umum itu sering dirasakan kurang aman, karena
selain bahwa kekayaan si berutang pada suatu waktu bisa habis. Selain itu jaminan
secara umum itu berlaku untuk semua kreditur, sehingga jika banyak kreditur, ada
kemungkinan beberapa orang dari mereka tidak mendapat bagian
Oleh karena itu maka seringkali kreditur meminta diberikan jaminan khusus, dan
jaminan khusus ini dapat berupa jaminan kebendaan, diantaranya; Gadai, Hipotik,
Fiduciair dan bisa juga berupa jaminan perorangan atau biasa disebut dengan
penanggungan utang (Borgtocht)
Hak tersebut pada hakikatnya tak dapat dibagi-bagi dan terletak diatas semua benda
tak bergerak yang diikatkan dalam keseluruhannya, di atas masing-masing dari
benda-benda tersebut, dan diatas tiap bagian daripadanya. Benda-benda itu tetap
dibebani dengan hak tersebut, didalam tangannya siapapun ia berpindah
FIDUSIA
Tiada penanggungan, jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah.
Namun dapatlah seorang mengajukan diri sebagai penanggung untuk suatu
perikatan, biarpun perikatan itu dapat dibatalkan dengan suatu tangkisan
yang hanya mengenai dirinya pribadi si berutang, misalnya dalam hal
kebelumdewasaan (1821 KUHPerdata)
Penitipan
Definisi
Penitipan adalah terjadi, apabila seorang menerima sesuatu barang dari
seorang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan
mengembalikannya dalam wujud asalnya
Macam-macam Penitipan
1. Penitipan yang sejati
2. Sekestrasi
Penitipan barang dengan sukarela terjadi karena sepakat timbal balik antara pihak
yang menitipkan barang dan pihak yang menerima titipan
Penitipan barang karena terpaksa adalah penitipan yang terpaksa dilaksanakan oleh
seorang karena timbulnya suatu malapetaka, misalnya kebakaran, runtuhnya gedung,
perampokan, dsb.
Ad. Sekestrasi
Adalah penitipan barang tentang mana ada perselisihan, ditangannya seorang pihak
ketiga yang mengikatkan diri untuk, setelah perselisihan ini diputus, mengembalikan
barang itu kepada siapa yang akan dinyatakan berhak, beserta hasil-hasilnya.
Penitipan ini ada terjadi dengan perjanjian dan ada pula yang dilakukan atas perintah
hakim
Sekestrasi terjadi dengan perjanjian, apabila barang yang menjadi sengketa diserahkan
kepada seorang pihak ketiga oleh satu orang atau lebih secara sukarela.