Anda di halaman 1dari 22

PENYERTAAN MODAL

PEMERINTAH DAERAH PADA


BUMD
KELOMPOK 4
MULYANA UTAMI (1801203010068)
MUETIA HUSNA (1801203010037)
MUGTAFILLAH RM (1801203010044)
ZAINUDDIN (1801203010030)
PENDAHULUAN

• Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Daerah memerlukan


langkah dan upaya untuk menambah sumber pendapatan daerah guna
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kegiatan pembangunan dalam
bidang perekonomian.
• Ruang lingkup keuangan negara/daerah terdiri atas keuangan negara/daerah
yang dikelola langsung dan keuangan negara/daerah yang dipisahkan. Yang
termasuk dalam keuangan negara/daerah yang dipisahkan adalah Badan Umum
Milik Negara (BUMN)/Badan Umum Milik Daerah (BUMD)
• Salahsatu upaya daerah yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan memupuk sumber
pendapatan daerah adalah dengan melakukan penyertaan modal sebagai
kekayaan daerah yang dipisahkan pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
• Penyertaan modal Daerah itu dapat dilakukan untuk pembentukan BUMD dan
penambahan modal BUMD. Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang
dan barang milik Daerah.
SUBSTANSI
KEDUDUKAN BADAN USAHA DALAM
PEMERINTAHAN
• Kedudukan Badan Usaha telah menjadi instrumen penting kebijakan sosial
dan ekonomi di negara-negara berkembang meskipun disisi lain menimbulkan
kekahwatiran bagi komite publik.
• Yair (1981) menyatakan: “Penggunaan badan usaha sebagai instrumen
kebijakan publik dan bentrokan yang terjadi antara perusahaan dan
perusahaan swasta di satu sisi dan pemerintah dan pengontrol lainnya disisi
sering menimbulkan kekhawatiran.
• Komite-komite
publik di berbagai negara serta organisasi internasional
banyak melakukan penelitian mengenai teori positif untuk panduan dalam
menangani banyak masalah yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan
ini.
• Model teoritis telah membuat kontribusi penting untuk pembentukan masalah
tertentu dan klasifikasi informasi yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
Sayangnya, model teoritis ini hanya memiliki sedikit relevansi untuk solusi
masalah nyata yang penting.
APA ITU BUMD?

• Salah satu bentuk badan usaha adalah Badan Usaha Milik Daerah
(selanjutnya disebut sebagai BUMD). Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
• Pemerintahdaerah tidak harus memiliki BUMD, namun perlu diingat bahwa
mendirikan atau memiliki BUMD merupakan pertimbangan penting bagi
sebuah daerah sebagai sarana mereka untuk memberikan pelayanan bagi
masyarakat di daerahnya.
APA TUJUAN BUMD?

BUMD didirikan tentunya dengan maksud dan tujuan tertentu, berdasarkan UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah secaara umum, pemerintah daerah
mendirikan BUMD dengan harapan mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
• Memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya;
• Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik,
dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang
baik; dan
• Memperoleh laba dan/atau keuntungan.
APA DASAR HUKUM BUMD?

• Pada awalnya, dasar hukum BUMD diatur didalam UU No. 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah, pada saat itu BUMD disebut sebagai Perusahaan Daerah.
Namun, dengan berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 menggantikan UU No. 5 Tahun
1962, Perusahaan daerah berubah menjadi BUMD dan dengan diterbitkannya
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1990 yang mengubah penggunaan
istilah perusahaan daerah diubah menjadi BUMD dan Menteri Dalam Negeri
memerintahkan Kepala Daerah untuk mengganti bentuk Perusahaan Daerahnya
menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) atau Perusahaan Perseroan Daerah
(Perseroda).
APA ITU PERUMDA DAN PERSERODA?

• Perumda adalah BUMD yang seluruh modalnya dimiliki oleh satu daerah dan tidak terbagi
atas saham. Ketika Perumda hak miliknya dimiliki oleh lebih dari satu daerah, Perumda
tersebut harus merubah bentuk hukum menjadi Perseroda. Perumda juga dapat membentuk
anak perusahaan dan/atau memiliki saham pada perusahaan lain.
• Perseroda adalah BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam
saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh satu daerah. Modal
Perseroda terdiri dari saham-saham, dalam hal pemegang saham perusahaan perseroan
daerah terdiri atas beberapa daerah dan bukan daerah, salah satu daerah merupakan
pemegang saham mayoritas.
CATATAN
Meskipun peraturan terkini terkait dengan pengaturan BUMD adalah UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, peraturan yang terdahulu masih banyak yang tidak dihilangkan sepenuhnya dan masih dijadikan pedoman.
Yudytasari (2016) menyatakan, untuk pengelolaan BUMD dalam bentuk perseroan terbatas, peraturannya tidak boleh
bertentangan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain itu dinyatakan pada Pasal 405 UU
No. 23 Tahun 2014, peraturan pelaksana dan/atau turunan dari UU No. 5 Tahun 1962 dinyatakan masih berlaku,
diantaranya:

• Permendagri No. 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD;

• Permendagri No. 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah;

• Permendagri No. 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);

• Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah; dan

• Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1990 tentang Perubahan Bentuk BUMD ke Dalam Dua Bentuk Perumda
dan Perseroda.
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
PADA BUMD
Secara umum penyertaan modal adalah upaya untuk memiliki perusahaan yang
baru atau yang sudah berjalan, dengan menyetorkan modal ke perusahaan
yang dimiliki.
Penyertaan modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan
kekayaan Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan
menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham daerah.
BENTUK PENYERTAAN MODAL

• Penyertaan
modal dapat dilakukan dalam rangka pembentukan BUMD
maupun dalam rangka penambahan modal BUMD, modal yang diberikan
kepada BUMD dapat berupa uang bahkan barang milik daerah.
• Terkaitdengan barang milik daerah, UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan barang tersebut harus dinilai sesuai nilai
riil pada saat barang milik daerah tersebut akan dijadikan penyertaan
modal.
TUJUAN PENYERTAAN MODAL

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah merupakan upaya peningkatan produktivitas


pemanfaatan kekayaan milik Pemerintah Daerah dengan membentuk usaha bersama dan saling
menguntungkan. Tujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah untuk meningkatkan:
• sumber Pendapatan Asli Daerah;
• pertumbuhan ekonomi;
• pendapatan masyarakat; dan
• penyerapan tenaga kerja.
CATATAN: Untuk mencapai tujuan tersebut, penyertaan modal Pemerintah Daerah harus
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yaitu transparan dan akuntabel.
PRINSIP PENYERTAAN MODAL

Penyertaan modal Pemerintah Daerah kepada BUMD dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan
dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang penyertaan modal
daerah berkenaan. Mahmudi dalam buku Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan dalam pelaksanaan
investasi daerah terdapat lima prinsip yang penting sebagaimana dinyatakan yaitu:
• Legalitas
• Keamanan
• Likuiditas
• Keuntungan
• Kesesuaian
PENGATURAN PELAKSANAAN PENYERTAAN
MODAL PEMERINTAH DAERAH
Beberapa peraturan perundang-undangan yang saling terkait, mengenai pelaksanaan
penyertaan modal pemerintah daerah diantaranya:
• Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003)
• Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU 1/2004)
• Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU 40/2007)
• UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU 23/2014)
LANJUTAN

• Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (PP


8/2008)
• Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (PP 27/2014)
• PP 54/2017
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah (Permendagri 52/2012)
KINERJA KEUANGAN PADA BUMD

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian bagaimana kinerja keuangan BUMD
pada realisasnya
Kinerja keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur
prestasi perusahaan dan mengunakan modal secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan perusahaan (Sudarno, dkk, 2010).
Makin banyak penyertaan modal jika digunakan untuk investasi maka akan
meningkatkan kegiatan operasional perusahaan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja perusahaan (Ahmad, 2004 dalam Sudarno, dkk, 2010).
• Dalam menjalankan operasionalnya sebuah badan Usaha baik milik negara maupun daerah
memiliki kendala yang harus dihadapinya. Assagaf (2017) menjelaskan dalam penelitiannya
menemukan bahwa variabel subsidi pemerintah dan pengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja keuangan yang berarti bahwa BUMN sulit untuk mengelola perusahaan secara
mandiri jika program subsidi dan tambahan modal pemerintah terus dilakukan setiap tahun.
• Hasil penelitian juga menemukan bahwa profitabilitas strategis dan efek positif signifikan
terhadap kinerja keuangan, yang berarti bahwa manajemen perusahaan masih cenderung
melakukan praktik manajemen laba untuk mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
LANJUTAN

• Variabel struktur modal menunjukkan pengaruh positif dan tidak berpengaruh


signifikan terhadap kinerja keuangan untuk keputusan investasi badan usaha yang
dibiayai dengan hutang cenderung tidak layak secara finansial sehingga tidak
mempengaruhi kinerja keuangan.
• Dalam penelitiannya Assagaf (2017) juga menemukan bahwa subsidi pemerintah
memperkuat hubungan variabel struktur modal dengan kinerja keuangan, karena
subsidi pemerintah memperkuat hubungan antara utang dengan kinerja keuangan,
karena pemerintah mendorong BUMN untuk mencari pinjaman ke mengurangi beban
subsidi pemerintah atau modal tambahan.
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai