Pembimbing:
Dr. Andry Sp.U
IDENTITAS
NAMA Tn. B
UMUR 49 tahun
AGAMA Islam
PEKERJAAN wiraswasta
NO. RM 031xxx
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
■ TANDA VITAL
Tensi : 100/70 mmHg
Laju napas : 20 kali/menit
Denyut nadi : 98 kali/menit
Suhu : 39.1°C
Saturasi O2 pulse : 98%
LEHER : KGB tidak teraba
KULIT : sawo matang
Membesar, JVP R +2 cmH2O,
WAJAH : simetris
kaku kuduk (-)
MATA: konjungtiva pucat (-/-), sklera
JANTUNG ikterik (-/-), lakrimasi (-)
Bunyi jantung I-II reguler, bising (-), murmur MULUT : sianosis (-)
(-), batas jantung kesan normal
ABDOMEN
THORAKS: bentuk dada normochest,
I: Dinding perut = dinding dada
simetris (+), retraksi (-)
A: bising usus (+) 12x/menit,
PARU ANTERIOR bruit (-)
I : Bentuk dada normochest, P : timpani, pekak alih (-), undulasi (-)
pengembangan dada kiri=kanan, P: NT (+) suprapubik, NKCV (+
P: Fremitus raba kanan=kiri
) kiri supel
P: sonor/sonor
A: SDV (+/+), RBK (-/-), WHZ (-/-) EKSTREMITAS
PARU POSTERIOR Oedem tangan (-/-) ikterik (-/-)
I : Bentuk dada normochest, Oedem kaki (-/-) ikterik (-/-)
pengembangan dada kiri=kanan, Akral dingin (-/-) (-/-), CRT < 2 detik
P : fremitus raba kiri=kanan
P : sonor/sonor, penanjakan diafragma 5 Rektal toucher
cm Massa (-), lunak, tidak berbenjol, tonus
A: SDV (+/ +) , RBK (-/-), WHZ (-/-) baik, STLD (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah (30 Desember 2018) di RS UNS
HEMATOLOGI
MCV 83.2 fL 79 – 99
MCH 28.7 pg 27 – 31
MCHC 34.5 g/dL 33 - 37
Radiologi Foto Thorax
30 Des 2018
■ Cor :
– CTR < 50%
– Bentuk dan letak jantung normal
■ Pulmo :
– Corakan vaskuler normal
– Tak tampak bercak pada kedua lapang paru
– Hemidiafragma kanan setinggi costa 10 posterior
– Sinus costophrenicus kanan kiri lancip
■ Kesan:
– Cor tak melebar
– Pulmo tak tampak kelainan
Radiologi Foto Polos Abdomen AP
30 Des 2018
■ Kesan :
Curiga multiple vesicolithiasis ukuran 4.1 x
2.93 cm dan 3.3 x 2.97 cm
EKG
30 Des 2018
■ Pasang DC cathether
■ Injeksi Antalgin 500 mg/8 jam
■ Injeksi Ranitidin 25 mg/ 12 jam
■ Injeksi Asam tranexamat 100 mg / 6 jam
■ Injeksi Tramadol 200 mg 1 kali
■ Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam
PLAN
■ Terdiri dari
Fundus
Korpus
verteks
FISIOLOGI MIKSI
■ Kapasitas kandung kemih : 300-600 ml
Perangsangan
Vesika urinaria terisi
reseptor tegang
= 250 ml
pada dinding VU
Sfingter uretras
eksterna relaksasi
DEFINISI
■ adalah masa yang berbentuk kristal yang terbentuk atas material mineral dan
protein yang terdapat pada urin.
EPIDEMIOLOGI
■ Kasus batu kandung kemih pada orang dewasa sekitar 5% dan terutama diderita
oleh pria, sedangkan pada anak-anak insidensinya sekitar 2-3%
■ masih banyaknya kasus batu endemik yang disebabkan diet rendah protein, tinggi
karbohidrat dan dehidrasi kronik
ETIOLOGI
•Riwayat keluarga
•Iklim
•Diet
•Benda asing
eksogen •Pekerjaan
•Obat obatan
•Gangguan miksi
•infeksi
PATOFISIOLOGI
Faktor endogen / eksogen
Keinginan
miksi
berulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BNO IVP
USG SISTOSKOPI CT scan
• Gambaran objek hiperekoik • Memvisualisasikan batu, • Dilakukan karena alas an lain
yang berbayang pada bagian menilai ukuran serta posisi (misalnya, nyeriperut, massa panggul,
posterior batu atau dicurigai abses) tetapi mungkin
juga dapat menunjukkan vesikolitiasis
bila dilakukan tanpa kontras.
USG
SISTOSKOPI
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEM FISIK PENUNJANG
Litotripsi • ESWL
• Transurethral
Cystolitholapaxy
Operasi • Precutaneus Suprapubic
Cystolitholapaxy
• Suprapubic Cystostomy
KOMPLIKASI
ISK
Sindrom Gagal
auremia ginjal
PENCEGAHAN
■ Mencegah dan meminimalisir faktor eksternal pembentukan batu.
OBAT-
OBATAN
ATASI
DIET
PENYEBAB
HIPERPLASIA PROSTAT
BENIGNA
Kelenjar prostat
■ Seperti buah kenari, berat normal pada dewasa 20
gram
■ Letak inferior buli-buli, melingkari uretra posterior
■ Bila mengalami pembesaran menyumbat uretra pars
prostatika aliran urin terhambat
■ Kelenjar ini terdiri dari : Jaringan Fibromaskular dan
Glandular
■ Pembagian Zona-zona Prostat (McNeal 1976)
– Perifer:
– Sentral:
– Transisional:
– Fibromuskuler anterior:
– Periuretra:
■ Storage (Iritatif )
1. Frekwensi
2. Uergensi
3. Nokturi
■ Pasca Miksi
1. Incomplete emptying ( volume sisa > 100ml )
2. Terminal dribbling Dasar-dasar Urologi Basuki B. Purnomo
Gejala Sal. Kemih Atas pada BPH
■ Terdapat gejala obstruksi : nyeri pinggang , benjolan di pinggang,
demam (insfeksi atau urosepsi)
Pemeriksaan Fisik
■ Buli-buli penuh
■ Urin menetes tanpa disadari
■ Colok dubur ( yang diperiksa )
1. Tonus sfingter ani / refleks bulbo-kavernosus (u/ menyingkirkan
kelainan buli neurogenik)
2. Mukosa rektum
3. Keadaan Prostat ( nodul, krepitasi, simetri antar lobus dan batas
prostat)
Pada BPH : Konsistensi Prostat kenyal seperti cuping hidung,
, lobus Dekstra & Sinistra simetri.
Pada Ca. Prostat : terdapat nodul keras, dan tidak simetris.
■ Pada Ca. Prostat yang sudah metastasisi ada nyeri tulang, fraktur
patologis atau pun gejala lain sesuai metastasisnya.
Rektal tuse BPH
■ BPH grade I : Sulcus medianus prostat masih peraba
■ BPH grade II : Sulcus medianus sudah tidak teraba , pull
posterior prostat masih teraba
■ BPH grade III : Sulcus medianus tidak teraba , pull
posterior prostat tidak teraba
■ Obstruksi Ureter
■ Obstruksi Kandung Kemih
35
■ Obstruksi uretra
Etiologi AKI
■ AKI Pre-Renal (55%)
– Aliran plasma ginjal yang tidak adekuat atau obat yang
menganggu autoregulasi ginjal.
– Keadaan yang lama bisa menyebabkan iskemik > nekrosis tubular
akut.
■ AKI Renal/Intrinsik
– Pada penderita GN disebabkan beberapa faktor dan terjadi proses
inflamasi
■ AKI Post-Renal (5%)
– Obstruksi
35
Etiologi AKI
35
Diagnosis aki
A Kriteria RIFLE Kriteria AKIN Kriteria KDIGO
Kriteria Diagnosis Peningkatan serum kreatinin ≥ Peningkatan serum kreatinin ≥ Peningkatan serum kreatinin ≥
1.5x dari nilai dasar, dalam 7 0,3 mg/dl dalam 48 jam; atau 0,3 mg/dl dalam 48 jam; atau
hari; atau GFR berkurang peningkatan serum kreatinin ≥ peningkatan serum kreatinin ≥
>25%; atau Volume urin <0.5 1.5x dari nilai dasar dalam 48 1.5x dari nilai, dianggap sudah
ml/kg/jam dalam 6 jam jam; atau Volume urin <0.5 terjadi dalam 7 hari; atau
ml/kg/jam dalam 6 jam Volume urin <0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
36
Diagnosis aki
Kriteria RIFLE Kriteria AKIN Kriteria KDIGO
Injury : Stage 2 : Stage 2 :
Serum kreatinin meningkat Serum kreatinin meningkat Serum kreatinin meningkat
2,0-2,9 x dari nilai dasar; atau 2,0-2,9 x dari nilai dasar; 2,0-2,9 x dari nilai dasar;
GFR berkurang 50-75%; atau atau output urin <0,5 atau output urin <0,5
output urin <0,5 ml/kg/jam ml/kg/jam dalam 12 jam ml/kg/jam dalam ≥12 jam
dalam 12 jam
36
Diagnosis aki
■ Pemeriksaan Klinis
– AKI Pra-Renal :
■ Penggunaan obat-obatan NSAID, ACE Inhibitor, ARB
■ Hipotensi dan Takikardi
■ Tanda gagal jantung
– AKI Renal/Intrinsik:
■ Nyeri sudut kostovertebra
■ Hipertensi
■ Oliguria
– AKI Post Renal:
■ Keluhan terkait prostat
36
Diagnosis aki
■ Pemeriksaan Penunjang
36
TEORI dan kasus
■ TEORI ■ Kasus
– Berdasarkan KDIGO , – Pasien dirujuk dari RS Ansari
Peningkatan serum kreatinin ≥ Saleh. Hasil Lab menunjukan
3x mg/dL dari nilai dasar, atau Serum Kreatinin pasien 4,6
peningkatan serum kreatinin ≥ mg/dL
4.0 mg/dL – Pada pasien hasil BUN (Ureum
– Perbandingan BUN/Kreatinin : 2.14)/ Kreatinin,
menunjukkan hasil < 20:1, menunjukkan hasil < 20:1
artinya bukan AKI Pra-renal
44
TEORI dan kasus
■ TEORI ■ Kasus
– Pada hasil sedimen urin di AKI. – Hasil sedimen menunjukkan
Hasil abnormal yaitu terdapat peningkatan eritrosit (eritrosit
adanya RBC menunjukkan abnormal)
penentuan etiologi AKI yaitu,
glomerulonefritis, vaskulitis,
hipertensi maligna dan
trombosis mikroangiopathi
44
Penatalaksanaan AKI
45
RETENSI URINE
THANK YOU