Gejala :
Perasaan limbung, Pandangan berkunang-kunang
Telinga berdenging, Nafas tidak teratur
Muka pucat, Biji mata melebar
Lemas, Keringat dingin
Menguap berlebihan,Tak respon (beberapa menit), Denyut nadi lambat
Penanganan :
Baringkan korban dalam posisi terlentang
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
Beri udara segar
Periksa kemungkinan cedera lain
Selimuti korban
Korban diistirahatkan beberapa saat
Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi
kesehatan
ASMA
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala :
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
Terdengar suara nafas tambahan
Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
Irama nafas tidak teratur
Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan :
Tenangkan korban
Bawa ketempat yang luas dan sejuk
Posisikan ½ duduk
Atur nafas
Beri oksigen (bantu) bila diperluka.
Berikan obat untuk pelega pernafasan.
MAAG
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala :
Perut terasa nyeri/mual
Berkeringat dingin
Lemas
menyesak
Penanganan :
Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring
sesuai kondisi korban
Beri minuman hangat (teh)
Berikan obat untuk meneralkan asam lambung.
Jangan beri makan terlalu cepat
LUKA
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba
karena kekerasan/injury.
Gejala :
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
Penanganan :
Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
Tutup luka dengan kasa steril/plester
Balut tekan (jika pendarahannya besar)
Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
Keluarkan tanpa menyinggung luka
Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka
mulai menutup.Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
PERDARAHAN
Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah
kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Penghentian darah dengan cara
Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit
dll
Fisika:
Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi
pendarahan
Bio Kimia: Obat-obatan seperti vitamin K
PATAH TULANG
Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala :
Perubahan bentuk, Nyeri bila ditekan dan kaku, Bengkak
Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
Ada memar (jika tertutup)
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
Terbuka (terlihat jaringan luka)
Tertutup
Penanganan :
Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
Ukur bidai disisi yang sehat
Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka lalu Ikat bidai
Untuk patah tulang terbuka
Tutup tulang dengan kasa steril balut Untuk
selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
Mencegah pergeseran tulang yang patah
memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
mengurangi rasa sakit
Mempercepat penyembuhan
LUKA BAKAR
Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-
zat yang bersifat membakar)
Penanganan :
Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
Perhatikan keadaan umum penderita
Pendinginan
Membuka pakaian penderita/korban
Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk
daerah wajah, cukup dikompres air
Mencegah infeksi
Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat
melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain putih
Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi
dari tubuh.
Bawa ke instansi gawat darurat.
HIPOTERMIA
Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala :
Menggigil/gemetar
Perasaan melayang
Nafas cepat, nadi lambat
Pandangan terganggu
Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan :
Bawa korban ketempat hangat
Jaga jalan nafas tetap lancar
Beri minuman hangat dan selimut
Jaga agar tetap sadar
Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih
kedinginan)
KERACUNAN MAKANAN ATAU
MINUMAN
Gejala
Mual, muntah
Keringat dingin
Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
Bawa ke tempat teduh dan segar
Korban diminta muntah
Segera bawa pasien ke instansi gawat darurat.
Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
Beri oksigen untuk mengurangi sesak.
Pertolongan pertama
Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan yang
diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah
keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan
perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan
Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan
sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita
sembuh dari penyakit yang dialami.Pertolongan Pertama
biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat.
Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab
penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh
bahkan kematian.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban
kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila
kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk
membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah
tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi
korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat
memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat
lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi
korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara
tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau
memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung
korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan
pernafasan bantuan.
Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat
membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan
menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan
tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah
saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau
apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-
luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan
bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala
lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila
korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar,
baringankan telungkup dengan letak kepala lebih
rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga
dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan
akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-
parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada
dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan
dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-
buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya
sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang
dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang
patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah
supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan
jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh
kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral
pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban
setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan,
puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa
pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan
keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau
tenaga medis yang berkompeten.