Anda di halaman 1dari 32

OLEH :

dr. Ari Riski Setiawan


dr. Riyan Agus F. Hasibuan
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Usaha kesehatan sekolah merupakan bagian dari
program kesehatan anak usia sekolah.Anak usia sekolah
yg berusia 6-19 tahun, yang sesuai dengan proses
tumbuh kembang nya di bagi atas 2 sub kelompok yakni
pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun)
TUJUAN UKS
TUJUAN UMUM
Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan
sehat,dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan harmonis yang
optimal
TUJUAN KHUSUS
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat
dan meningkatkan derajat kesehatan siswa yang
memyangkup:
1. Memiliki pengetahuan ,sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat
serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan sekolah.
2. Sehat fisik, mental maupun sosial.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari penyalah gunaan NAPZA.
DOKTER REMAJA
Dokter remaja adalah siswa yang memenuhi
kriteria yang telah terlatih untuk ikut
melaksanakan sebahagian usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diri
sendiri, teman,keluarga dan lingkungannya.
TUJUAN DOKTER REMAJA
TUJUAN UMUM
Meningkatpartisipasi siswa dalam program UKS
Tujuan khusus:
1. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat
di sekolah, di rumah dan lingkungan nya.
2. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri,
sesama siswa dan orang lain untuk dapat hidup
sehat.
TUGAS DAN KEWAJIBAN DOKTER REMAJA
1. Selalu bersikap dan berprilaku sehat.
2. Dapat menggerakkan sesama teman- teman siswa
untuk bersama- sama menjalankann usaha
kesehatan dirinya masing- masing.
3. Berusaha bagi tercapai nya kesehatan lingkungan
yang baik di sekolah maupun di rumah.
4. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu
pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah.
5. Berperan aktif dalam rangka peningkatan
kesehatan,antara lain: pekan kebersihan, pekan gizi,
pekan kesehatan gigi, pekan kesehatan mata.
KEGIATAN DOKTER REMAJA
 Menggerakkan dan membimbing teman
melaksanakan.
a. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
b. Pengukkuran berkala tinggi badan dan berat
badan.
c. Penyuluhan kesehatan.
 Membantu petugas kesehatan melaksanakan
pelayanan kesehatan di sekolah,antara lain:
a. Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
c. Pertolongan pertama pada penyakit.
d. Pengenalan dini tanda- tanda penyakit.
e. Pengamatan kkebersihan ruang UKS , warung sekolah
dan lingkungan sekolah.
f. Melaporkan hal-hal khusus yang di temui kepada
guru uks/ kepala sekolah/ guru yang di tunjuk.
HISTERIA
 Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat
(berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan
mencari perhatian.
Gejala :
 Seolah-olah hilang kesadaran
 Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di
tanah)
 Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
 Tenangkan korban
 Pisahkan dari keramaian
 Letakkan di tempat yang tenang
 Awasi
MIMISAN
 Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang
hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu
dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala :
 Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
 Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung
tersumbat oleh darah
 Kadang disertai pusing
Penanganan :
 Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
 Tenangkan korban
 Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
 Diminta bernafas lewat mulut
 Bersihkan hidung luar dari darah
 Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan
Pertolongan Pertama
KERAM
 Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala:
 Nyeri pada otot
 Kadang disertai bengkak
Penanganan:
 Istirahatkan
 Posisi nyaman
 Relaksasi
 Pijat dengan menggunakan balsem hangat atw kompres air
panas.
MEMAR
 Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah
kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :
 Warna kebiruan/merah pada kulit
 Nyeri jika di tekan
 Kadang disertai bengkak
Penanganan :
Kompres hangat
Pingsan
 Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak
kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala :
 Perasaan limbung, Pandangan berkunang-kunang
 Telinga berdenging, Nafas tidak teratur
 Muka pucat, Biji mata melebar
 Lemas, Keringat dingin
 Menguap berlebihan,Tak respon (beberapa menit), Denyut nadi lambat

Penanganan :
 Baringkan korban dalam posisi terlentang
 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi
kesehatan
ASMA
 Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala :
 Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
 Terdengar suara nafas tambahan
 Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
 Irama nafas tidak teratur
 Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
 Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan :
 Tenangkan korban
 Bawa ketempat yang luas dan sejuk
 Posisikan ½ duduk
 Atur nafas
 Beri oksigen (bantu) bila diperluka.
 Berikan obat untuk pelega pernafasan.
MAAG
 Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala :
 Perut terasa nyeri/mual
 Berkeringat dingin
 Lemas
 menyesak
Penanganan :
 Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring
sesuai kondisi korban
 Beri minuman hangat (teh)
 Berikan obat untuk meneralkan asam lambung.
 Jangan beri makan terlalu cepat
LUKA
 Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba
karena kekerasan/injury.
Gejala :
 Terbukanya kulit
 Pendarahan
 Rasa nyeri
Penanganan :
 Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
 Tutup luka dengan kasa steril/plester
 Balut tekan (jika pendarahannya besar)
 Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
 Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
 Keluarkan tanpa menyinggung luka
 Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
 Evakuasi korban ke pusat kesehatan
 Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka
mulai menutup.Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
PERDARAHAN
 Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah
kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Penghentian darah dengan cara
 Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit
dll
 Fisika:
 Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi
pendarahan
 Bio Kimia: Obat-obatan seperti vitamin K
PATAH TULANG
 Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala :
 Perubahan bentuk, Nyeri bila ditekan dan kaku, Bengkak
 Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
 Ada memar (jika tertutup)
 Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Jenisnya
 Terbuka (terlihat jaringan luka)
 Tertutup

Penanganan :
 Tenangkan korban jika sadar
 Untuk patah tulang tertutup
 Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bias digerakan/diangkat)
 Sensasi (respon nyeri)
 Sirkulasi (peredaran darah)
 Ukur bidai disisi yang sehat
 Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
 Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka lalu Ikat bidai
Untuk patah tulang terbuka
Tutup tulang dengan kasa steril balut Untuk
selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

Tujuan Pembidaian
 Mencegah pergeseran tulang yang patah
 memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
 mengurangi rasa sakit
 Mempercepat penyembuhan
LUKA BAKAR
 Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-
zat yang bersifat membakar)
Penanganan :
 Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
 Perhatikan keadaan umum penderita
 Pendinginan
 Membuka pakaian penderita/korban
 Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk
daerah wajah, cukup dikompres air
 Mencegah infeksi
 Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat
melekat pada luka
 Penderita dikerudungi kain putih
 Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi
dari tubuh.
 Bawa ke instansi gawat darurat.
HIPOTERMIA
 Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala :
 Menggigil/gemetar
 Perasaan melayang
 Nafas cepat, nadi lambat
 Pandangan terganggu
 Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Penanganan :
 Bawa korban ketempat hangat
 Jaga jalan nafas tetap lancar
 Beri minuman hangat dan selimut
 Jaga agar tetap sadar
 Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih
kedinginan)
KERACUNAN MAKANAN ATAU
MINUMAN
 Gejala
 Mual, muntah
 Keringat dingin
 Wajah pucat/kebiruan
 Penanganan
 Bawa ke tempat teduh dan segar
 Korban diminta muntah
 Segera bawa pasien ke instansi gawat darurat.
 Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
 Beri oksigen untuk mengurangi sesak.
Pertolongan pertama
Pertolongan pertama merupakan tindakan pertolongan yang
diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah
keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan
perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan
Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan
sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita
sembuh dari penyakit yang dialami.Pertolongan Pertama
biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat.
Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab
penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh
bahkan kematian.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban
kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila
kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk
membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah
tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi
korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat
memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat
lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi
korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara
tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau
memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung
korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan
pernafasan bantuan.
Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat
membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan
menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan
tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah
saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau
apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-
luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan
bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala
lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila
korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar,
baringankan telungkup dengan letak kepala lebih
rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga
dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan
akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-
parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada
dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan
dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-
buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya
sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang
dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang
patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah
supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan
jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh
kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral
pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban
setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan,
puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa
pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan
keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau
tenaga medis yang berkompeten.

Anda mungkin juga menyukai