Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
• PP 47/2016 TENTANG FASYANKES • PMK 42/2016 TENTANG PERUBAHAN PASAL 9 PMK 46/2015
• PMK 11/ 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
• PP 2/2018 TENTANG SPM
• PMK 27/2016 TENTANG PPI
• PERPRES 72/ 2012 TENTANG SKN
• PMK 28/2017 TENTANG BIDAN
• PERMENDAGRI 61/2007 TENTANG BLU
• KEPMENKES 514 /2015 TENTANG PANDUAN YANKES BAGI
DOKTER DI FKTP
• KEPMENKES 432/2016 TENTANG KOMISI AKREDITASI FKTP
KONSEP KESELAMATAN PASIEN
PELAYANAN KESEHATAN SARAT DENGAN RISIKO YANG
DAPAT MENIMBULKAN CEDERA BAIK BAGI PASIEN,
KELUARGA PASIEN, PETUGAS KESEHATAN, SASARAN
KEGIATAN UPAYA KESEHATAN, BAHKAN MASYARAKAT
DAN LINGKUNGAN SEBAGAI AKIBAT PENYELENGGARAAN
PELAYANAN ATAU KEGIATAN UPAYA KESEHATAN. CEDERA
TERSEBUT TERJADI KARENA TINDAKAN YANG TIDAK AMAN,
YAITU KESALAHAN YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG
DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN, DAN/ATAU
AKIBAT KEGAGALAN SISTEM, SEBAGAIMANA
DIGAMBARKAN OLEH REASON DALAM SWISS CHEEZE
MODE, SEBAGAI BERIKUT:
Multi-Causal Theory
“Swiss Cheese” diagram
(Reason, 1991)
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat
ASUHAN pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
PERMENKES NOMOR 11
TAHUN 2017 TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
K3 KESELAMATAN PASIEN
• KALAU PASIEN DATANG KEPLESET, JATUH • KP BERKAITAN DENGAN ASUHAN PASIEN
DARI TANGGA, JATUH DARI KAMAR MANDI • ASUHAN ADALAH KONTAK PROFESIONAL
• FUNGSI K3 MEMBUAT FASYANKES TERJAMIN ANTARA PPA DENGAN PASIEN,
KESELAMATANNYA MULAI BANGUNANNYA • CIRI ASUHAN MEMILIKI UNIVERSAL
(TANGGA CURAM, LANTAI LICIN), TERMASUK PROFESSIONAL GUIDELINES = STANDAR
BAHAN2 NYA, ADA GAS BERACUN, PROFESSIONAL SECARA UMUM (SOP)
RADIASI
• KORBANNYA HANYA PASIEN
• UAPAYA AGAR TIDAK MENCEDERAI SEMUA
YG ADA DI FASYANKES • JADI CIRI KHAS KP ADALAH : ADA
ASUHAN/KONTAK PROFESIONAL YANG
• K3 TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN. SALAH / KESALAHAN PPA DALAM MEMBERI
ASUHAN ( TIDAK MENGIKUTI SOP),
KORBANNYA HANYA PASIEN
• 3.System approach
• 4.“ Just Culture “ / no blaming culture
• 5.Organizational Learning by reporting
8
BAB II
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN
Pasal 3
(1) Dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan, Menteri membentuk Komite
Nasional Keselamatan Pasien untuk meningkatkan keselamatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.
PMK
(2) Komite Nasional Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan organisasi fungsional dibawah
11/2017
koordinasi Direktorat Jenderal, serta bertanggung jawab kepada
Menteri.
(3) Keanggotaan Komite Nasional Keselamatan Pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Menteri atas usulan Direktur Jenderal
(4) Keanggotaan Komite Nasional Keselamatan Pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang terdiri dari unsur
Kementerian Kesehatan, kementerian/lembaga terkait, asosiasi
fasilitas pelayanan kesehatan, dan organisasi profesi terkait.
BAB II
KOMITE NASIONAL
KESELAMATAN PASIEN
Pasal 4
(1) Komite Nasional Keselamatan
PMK Pasien sebagaimana dimaksud
TUGAS dalam Pasal 3 memiliki tugas
11/2017 memberikan masukan dan
pertimbangan kepada Menteri dalam
rangka penyusunan kebijakan
nasional dan peraturan Keselamatan
Pasien.
BAB II
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN
Pasal 5
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Komite Nasional
Keselamatan Pasien menyelenggarakan fungsi:
PMK
11/2017 BAB III
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN
Pasal 5
Pasal 5 (1) Setiap fasilitas pelayanan
kesehatan harus menyelenggarakan
Keselamatan Pasien.
BAB III
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN
Pasal 16
(1) Penanganan Insiden sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dan Keselamatan Pasien.
(2) Penanganan Insiden di fasilitas pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui pembentukan tim
PMK TIM Keselamatan Pasien yang ditetapkan oleh
11/2017 KP
pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan sebagai pelaksana kegiatan
penanganan Insiden.
Pasal 17
(5) Dalam hal tim Keselamatan Pasien belum dapat
dibentuk karena keterbatasan tenaga, fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memiliki petugas yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan pasien sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan.
PROGRAM – KEGIATAN KESELAMATAN PASIEN
& MANAJEMEN RISIKO DI FKTP
MANAJEMEN RESIKO 1.2.5; 2.3.13; 5.1.5; 7.1.1; 7.4.3; 7.6.2; 7.9.2.; 8.1.2; 8.1.8; 8.2.3; 8.2.4;
8.2.5; 8.3.2; 8.5.2; 8.5.3; seluruh bab IX
AUDIT INTERNAL Standar akreditasi Bab 3, Kriteria 3.1.4. EP 2, EP 3, dan EP 4
mensyaratkan dilakukan audit internal secara periodik
KESELAMATAN PASIEN sebagian besar bab VII, bab VIII dan bab IX
STANDAR
KESELAMATAN PASIEN
SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
PERMENKES 46/2016 TENTANG
AKREDITASI PUSKESMAS,
KLINIK PRATAMA & TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI DOKTER/DRG
KAFKTP = KOMISI AKREDITASI FKTP
Tim Mutu, Keselamatan Pasien, Audit Internal
17
dan PPI di dalam struktur Organisasi Puskesmas
KEPALA PUSKESMAS
KASUBBAG TU
PJ UKM PJ UKP PJ
JEJARING/JARINGAN
7
No STANDAR KESELAMATAN PASIEN STANDAR AKREDITASI FKTP
1 HAK PASIEN Kriteria 7.1.3 Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas
dipertimbangkan dan diinformasikan pada saat pendaftaran
EP 1: Hak dan kewajiban pasien/keluarga diinformasikan selama proses
pendaftaran dengan cara dan bahasa yang dipahami oleh pasien dan/keluarga
EP8 :Terdapat upaya Puskemas memenuhi hak dan kewajiban pasien/keluarga, dan
petugas dalam proses pemberian pelayanan di Puskesmas
2 MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA Kriteria 7.4.3:Rencana layanan terpadu disusun secara komprehensif oleh tim
kesehatan antar profesi dengan kejelasan tanggung jawab dari masing-
masing anggotanya.
EP 7: Rencana layanan yang disusun juga memuat pendidikan/penyuluhan pasien.
7
No STANDAR KP STANDAR AKREDITASI
4 PENGGUNAAN METODA-METODA PENINGKATAN Bab 3,6,9
KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
5 PERAN KEPEMIMPINAN DALAM Kriteria 9.2.1:Fungsi dan proses layanan klinis yang utama
MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN diidentifikasi dan diprioritaskan dalam upaya perbaikan mutu layanan
klinis dan menjamin keselamatan.
EP 5:Kepala Puskesmas bersama dengan tenaga klinis menyusun rencana
perbaikan pelayanan prioritas yang ditetapkan dengan sasaran yang
jelas
EP 6Kepala Puskesmas bersama dengan tenaga klinis melaksanakan
kegiatan perbaikan pelayanan klinis sesuai dengan rencana
STANDAR KESELAMATAN PASIEN DALAM
STANDAR AKREDITASI 24
7
No STANDAR KP STANDAR AKREDITASI
6 MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN • Standar Bab 9 Kriteria 9.2.1: Mutu layanan klinis dan keselamatan
PASIEN dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua pihak yang
berkepentingan.
EP 2: Terdapat dokumentasi tentang komitmen dan
pemahaman terhadap peningkatan mutu dan keselamatan
secara berkesinambungan ditingkatkan dalam organisasi
EP 3: Setiap tenaga klinis dan manajemen memahami
pentingnya peningkatan mutu dan keselamatan dalam layanan
klinis
7 KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAF • Kriteria 7.1.3. Hak dan Kewajiban Pasien,
UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN keluarga,…..dipertimbangkan dalam pelayanan
EP 1: Hak dan kewajiban pasien/keluarga diinformasikan selama
proses pendaftaran dengan cara dan bahasa yang
dipahami oleh pasien dan/keluarga
• Kriteria 7.1.4. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada
pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan.
EP 2: Sejak awal pasien/keluarga memperoleh informasi dan
paham terhadap tahapan dan prosedur pelayanan klinis
7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN
LANGKAH I BANGUN BUDAYA KESELAMATAN
26
IDENTITAS PASIEN
GELANG NAMA (NAMA, NO RM, UMUR)
MINIMAL 2 IDENTITAS PASIEN
PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
1. pemberian obat
2. pemberian darah / produk
darah
3. pengambilan darah dan
spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan
pengobatan
5. Sebelum memberikan
tindakan
SASARAN 2:
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Elektrolit Konsentrat :
LASA / NORUM
CHECK BACK
5 BENAR
JANGAN GUNAKAN
SINGKATAN
YANG DILAKUKAN PADA SKP- 3
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang
perlu diwaspadai
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan
kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi
label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
SASARAN 4:
MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR,
PROSEDUR YANG BENAR, PEMBEDAHAN
PADA PASIEN YANG BENAR
Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan suatu pendekatan untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.
YANG DILAKUKAN PADA SKP- 4
1. Fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan suatu checklist atau proses
lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional.
2. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
3. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
SASARAN 5:
MENGURANGI RISIKO INFEKSI
AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN
Sediakan diarea
kerja ALCOHOL HAND
RUB/GEL
Efektif dan efisien
YANG DILAKUKAN PADA SKP- 5
1. Fasilitas pelayanan Kesehatan mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(al.dari WHO Patient Safety).
2. Fasilitas pelayanan Kesehatan menerapkan program hand hygiene yang
efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan
SASARAN 6 :
MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN
AKIBAT TERJATUH
.
6
No Sasaran keselamatan pasien Indikator (contoh)
1 Identifikasi pasien dengan benar Kepatuhan memasang gelang identitas
Kepatuhan melakukan identifikasi pasien pada saat memberikan
obat/tindakan
2 Komunikasi efektif dalam pelayanan Kepatuhan pelaksanaan SBAR (situation, background, assessment,
recommendation) dan TBK (tulis baca konfirmasi)
3 Keamanan obat yang perlu diwaspadai Penataan obat LASA dan High Alert di apotik dan gudang obat.
Kepatuhan melakukan telaah resep dan telaah pemberian obat
4 Memastikan lokasi pembedahan yang benar, Kepatuhan penandaan sisi operasi, compliance rate pada prosedur-
prosedur yang benar, pembedahan pada prosedur kritis
pasien yang benar
5 Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan Kepatuhan melakukan hand hygiene
kesehatan
6 Mengurangi risiko cedera pasien akibat Kepatuhan melakukan asesmen jatuh pada pasien rawat inap dan
terjatuh rawat jalan
Kepatuhan pemasangan gelang pasien dengan risiko jatuh
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
a. Menyusun dan
rekomendasi
kebijakan
keselamatan pasien
di fasyankes
b. Mengembangkan
program keselamatan
pasien
c. Motivasi, edukasi
konsultasi,
Melakukan pemantauan dan
KNC penilaian penerapan
penanganan
insiden melalui keselamatan pasien
pembentukan tim d. Pelatihan
keselamatan keselamatan pasien
pasien yang e. Melakukan
ditetapkan oleh pencatatan,
pimpinan fasyankes pelaporan insiden,
RCA, dan solusi
peningkatan
keselamatan pasien
f. Membuat laporan
unsur manajemen kegiatan
dan unsur klinisi g. Mengirim laporan
melalui e reporting
PELAPORAN INSIDEN 53
verifikasi
PETUGAS YANG
MENGETAHUI
investigasi
Lapor 2x24
jam
Derajat
TIM insiden
KESELAMATAN
PASIEN
Analisis penyebab
insiden dengan RCA
Rekomendasi KEPALA
Keselamatan Pasien PUSKESMAS