HIV
Heri Sutanto
Divisi Tropik Infeksi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RS Saiful Anwar Malang –Jawa Timur
CV
HIV + TB aktif
Keringat TB Ekstra
Paru
Infeksi TB vs Penyakit TB (TB
aktif)
Infeksi TB – organisme ada, tetapi bersifat
dormant (tidur), tidak dapat menginfeksi
orang lain
Penyakit TB – orang tsb sakit dan dapat
menularkan penyakitnya ke orang lain
10% orang dgn infeksi TB akan menjadi
penyakit TB
Setiap orang dgn TB aktif dapat
menginfeksi 10-15 orang/tahun
Kapan infeksi TB menjadi
penyakit?
Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun
pertama setelah infeksi
Jika orang menjadi immunocompromised
HIV
Kanker
Khemoterapi
Diabetes yang tidak terkontrol
Malnutrisi
Epidemiologi ko-infeksi
TB-HIV
1/3 ODHA terinfeksi TB
TB merupakan IO terbanyak dan
penyebab kematian utama pada ODHA
40 % kematian ODHA terkait dengan
TB
3,2 juta koinfeksi TB-HIV terdapat di
Asia Selatan & Tenggara
Diperkirakan dalam 3-5 tahun
mendatang, 20-25% kasus TB pada
beberapa negara di Asia Selatan &
Interaksi TB-HIV
HIV merupakan faktor risiko utama
menyebabkan TB aktif
Jumlah progresi menjadi TB aktif:
> 40 % pada pasien dengan HIV
5 % pada pasien tanpa HIV
Risiko reaktifasi infeksi TB:
2.5-15 % setiap tahun pada pasien dgn
HIV
< 0.1 % setiap tahun pada pasien tanpa
HIV
Interaksi TB-HIV lanjutan...
TGF- IL-1
Penurunan CD4
CD4 turun Replikasi MTB Aktivasi immun Peningkatan peningkatan
karena HIV (reactivation/ Karena MTB Replikasi HIV Replikasi HIV
persistance)
Boom, 2001
Diagnosis TB pada ODHA
Dewasa
Pemeriksaan Rontgen Dada
Mikroskopis
GeneXpert
Biakan Dahak
Diagnosis TB Paru pada
ODHA Dewasa (1)
Diagnosis TB Paru pada
ODHA Dewasa (2)
Masalah
Tuberkulosis – kedaruratan global
Tuberkulosis di populasi dgn prevalensi
HIV yg tinggi merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas di antara ODHA
Ke-2 penyakit menimbulkan stigma
Ke-2 penyakit memerlukan perawatan
jangka panjang
Tujuan kolaborasi TB-HIV
Memperkuat layanan TB-HIV
Menurunkan beban TB pada penderita
HIV (3I’s)
Intensified Case Finding
(ICF)
Isoniazid Prevention Therapy
(IPT)
Infection control (IC)
Bentuk
Kolaborasi
PENURUNAN BEBAN TB
PADA ODHA DAN
PENURUNAN BEBAN HIV
PADA PASIEN TB
INISIASI PEMBERIAN • Pasien TB mengetahui
ART DINI status HIV
• ODHA dikaji TB. • Pasien TB-HIV
• ODHA dengan TB mendapatkan PPK
mendapatkan selama pengobatan TB
pengobatan TB sesuai • Pasien TB-HIV
standar mendapatkan ART
• ODHA baru menerima selama pengobatan TB
PP INH
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Nutrisi jelek
Parasitisme meluas
Infeksi kronis
Penggunaan OAT yg sembarangan
Etnis
Beratnya penyakit
Alkoholisme kronis
Predisposisi Genetik
Shakya R et al. Ann Pharmacother 2004; 38:1074-1079
Kriteria menghentikan OAT
pd hepatitis imbas obat
SGOT dan/atau SGPT > 5 x normal tertinggi atau
SGOT dan/atau SGPT > 3 x normal tertinggi dgn nausea,
vomitus, nyeri perut, lelah
Peningkatan bilirubin > 2 g%
Ikterus
ATS
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Masalah terapi:
Adherence / jumlah pil banyak
Efek toksisitas yang tumpang tindih
mual, muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi
Interaksi obat
Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat
‘Paradoxical worsening’ TB
Reaksi Immune reconstitution
Lebih sering jika ART dimulai lebih dini pada terapi TB
Jika mungkin tunda ART sampai fase intensif selesai
Efek samping
HAART Terapi TB
- demam - demam
- ruam kulit - ruam kulit
- gangguan hati - gangguan hati
- neuropati - neuropati
Terapi TB (DOT)
Profilaksis IO
Fase intensif
Intensive
Dukungan psiko-sosio-ekonomi
Terapi IO
Phase
Pencegahan HIV
ART
Perawatan Pallatif
Fase lanjutan
Kolaborasi Tb HIV
B. TUJUAN
menurunkan beban TB pada Orang dengan HIV yaitu dengan mencegah kejadian
sakit TB pada mereka
C. SASARAN
Orang yang terinfeksi HIV baik baru didiagnosis HIV maupun sudah lama didiagnosis
HIV
ODHA dengan atau belum pernah riwayat TB yang ditemukan di layanan HIV dan
tidak memiliki kontraindikasi pemberian PP-INH
ALGORITMA PEMBERIAN PENGOBATAN
PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID PADA ODHA
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid pada ODHA ada 2 :
Tahapan :
1. Skrining gejala dan tanda TB meliputi (Formulir Skrining TB pada ODHA dan Penilaian Kriteria
Pemberian PP INH)
2. Pemeriksaan Ronsen toraks sebagai skrining TB jika tersedia
3. Jika ditemukan minimal satu gejala dan tanda, atau pemeriksaan foto toraks mendukung
terduga TB lanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dahak Tes Cepat Molekuler (TCM )
Penegakkan diagnosis dan pengobatan TB merujuk Pedoman Nasional TB
4. Jika pada ODHA tidak ditemukan gejala dan tanda TB, dilanjutkan dengan penilaian kriteria
pemberian PP INH
Penilaian Kriteria Pemberian PP INH,yaitu :
1. Tidak sakit TB
2. Tidak ada kontraindikasi yaitu :
─ Gangguan fungsi hati (SGOT/SGPT >3x batas atas normal/ikterus),
─ Neuropati perifer berat (mengganggu aktivitas),
─ Riwayat alergi INH ,
─ ODHA dengan riwayat diagnosa resisten INH ( monoresisten/ poliresisten,
TB MDR)
Catatan :
Meskipun kejadian hepatotoksik pemberian INH sangat kecil (antara 0,001-
0,004%), pemeriksaan SGOT dan SGPT diperlukan pada penderita yang telah
diketahui Hepatitis B, hepatitis C dan alkoholik.
Pada ODHA yang Alkoholik boleh diberikan PP-INH jika SGPT dan SGOT dalam
batas normal
Algoritma IPT (Update 2018)
Pemberian INH tidak
menunggu
3 bulan setelah pemberian
ART
Tidak
ada
Penilaian
Kontra
Indikasi
INH
Ad Tidak
a ada
Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur
1. Pengobatan lengkap : Pasien yang telah menyelesaikan PP INH selama 6 bulan atau total 180
dosis
2. Lost to follow up ( putus berobat) : Putus obat adalah pasien yang tidak minum obat INH
selama 1 bulan secaraberturut turut atau lebih.
3. Gagal selama pemberian PP INH : Pasien yang selama waktu pemberian PP INH menjadi sakit
TB, dibuktika dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif atau geneXpert positif atau foto toraks
menunjukkan gambaran TB.
4. Gagal setelah pemberian PP INH : Pasien yang setelah pemberian lengkap PP INH menjadi sakit
TB, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif atau geneXpert positif atau foto
toraks menunjukkan gambaran TB dalam masa pemantauan 3 tahun
5. Pindah : Pasien yang pindah dan melanjutkan pengobatan ke fasilitas pelayanan lain selama 6
bulan masa pemberian PP INH.
6. Meninggal :Pasien yang meninggal sebelum menyelesaikan paduan PP INH selama 6 bulan atau
180 dosis dengan sebab apapun.
7. Efek samping berat : Pasien yang tidak dapat melanjutkan PP INH karena mengalami efek
samping berat.
Pelacakan Pasien Mangkir
Lama
putus Tindakan
berobat
Lakukan skrining gejala TB.
< 1 bulan Bila ada gejala, rujuk untuk menegakkan diagnosis
TB; kalau tidak ada TB aktif lanjutkan pengobatan
sampai dosis lengkap (total 180 dosis)
Dosis trimetoprim
Sampai risiko transmisi Dilihat klinis
Bayi terpajan Semua bayi, dimulai usia 4-6 mg/kgBB
HIV berakhir atau infeksi dengan interval
HIV 6 minggu setelah lahir sekali sehari
HIV sudah disingkirkan tiap 3 bulan
(sesuai IDAI)
Kel. 1:
HIV + dan TB -
Kel. 5:
HIV - dan
TB aktif
Kel 4:
HIV – tetapi
berperilaku risiko
Kel. 2: tinggi dan TB aktif
HIV + dan infeksi
TB laten
Kel. 3:
HIV + dan TB aktif
Perilaku risiko tinggi utk HIV
Infeksi TB
Kel. 1:
HIV + dan TB -
Risiko HIV Infeksi TB
Kel. 1:
HIV (+) dan TB (-)
•BCG (utk anak kecil, HIV
asimptomatik)
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV
(dan TB), termasuk skrining
IMS, promosi kondom dan
NAPZA suntik yg aman
•Pemantauan terus
menerus terhadap TB aktif
Risiko HIV Infeksi TB
Kel. 2:
HIV (+) dan infeksi TB laten
•Profilaksis primer utk infeksi TB
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV (dan
TB), termasuk skrining utk IMS,
promosi kondom dan NAPZA
sutik yg aman
•Pemantauan terus menerus
terhadap TB aktif
Risiko HIV Infeksi TB
Kel. 3:
HIV (+) dan TB aktif
•DOTS
•Perawatan HIV/AIDS
berkesinambungan
•Penyuluhan kes utk HIV dan TB,
termasuk skrining utk IMS, promosi
kondom dan NAPZA suntik yg aman
•Kotrimoksasol selama terapi TB
Risiko HIV Infeksi TB
Kel. 4:
HIV (-) berisiko dan
TB aktif
•DOTS
•Penyuluhan kes utk
HIV dan TB,
termasuk skrining utk
IMS, promosi
kondom dan NAPZA
suntik yg aman
Risiko HIV Infeksi TB
Kel. 5:
HIV (-) dan
TB aktif
•DOTS
Risiko HIV Infeksi TB
Kel. 1:
HIV (+) dan TB (-)
•BCG (utk anak kecil, HIV
asimptomatik) Kel. 5:
•Perawatan HIV/AIDS HIV (-) dan
berkesinambungan TB aktif
•Penyuluhan kes utk HIV (dan •DOTS
TB), termasuk skrining utk IMS,
promosi kondom dan NAPZA
suntik yg aman Kel. 4:
•Pemantauan terus menerus HIV (-) berisiko dan
terhadap TB aktif TB aktif
Kel. 3: •DOTS
Kel. 2:
HIV (+) dan TB aktif •Penyuluhan kes utk
HIV (+) dan infeksi TB laten
HIV dan TB,
•Profilaksis primer utk infeksi TB •DOTS termasuk skrining utk
•Perawatan HIV/AIDS •Perawatan HIV/AIDS IMS, promosi
berkesinambungan berkesinambungan kondom dan NAPZA
•Penyuluhan kes utk HIV dan TB, suntik yg aman
•Penyuluhan kes utk HIV (dan TB),
termasuk skrining utk IMS, promosi termasuk skrining utk IMS, promosi
kondom dan NAPZA suntik aman kondom dan NAPZA suntik yg aman
•Pemantauan terus menerus •Kotrimoksasol selama terapi TB
terhadap TB aktif
Laki–laki 23 tahun
Riwayat penyakit
Mengeluh sudah satu tahun batuk
hilang timbul dan mendapat terapi
3 bulan yang lalu di RS A
Didiagnosis TB Paru
RS memberikan obat OAT kategori I
Pasien ditemukan saat mobile klinik
oleh puskesmas, dilakukan tes HIV
dan hasil menunjukkan 3 tes reaktif
kasus 1
Tn M, 23 tahun Rencana saat ini?
TB paru BTA positif,
pengobatan sudah 1 bulan
dgn FDC fase awal
LSL
Hb 13 leukosit 2500
trombosit 111000
SGOT 45, SGPT 50
HBsAg -, anti-HCV -
PITC Selanjutnya apa yang
dilakukan ?
A) hasilnya nonreaktif
OAT teruskan
KIE
Test 3 bulan lagi
PITC Selanjutnya pemeriksaan apa
yang dilakukan ?
A) hasilnya reaktif
Periksa CD4 Terapi apa yang diberikan ?
a ) jika tak ada
b ) jika ada hasinya CD4 55
sel/mm3
a. Pemberian terapi ARV?
b. Profilaksis kotrimoksasol?
c. Konseling pra-ARV?
kasus 1
Ps memulai ARV kemudian dimulai
Kotrimoksasol 1 x 960 Pilihan terapi?
mg selama 10-14 hari
A. Duviral (Zidovudine, Lamivudine) +
Tidak ada reaksi alergi
Nevirapine?
B. Stavudine + Lamivudine +
Nevirapine?
C. Duviral + Efavirenz?
D. Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz?
Duviral + Efavirenz
kasus 1
Sepuluh hari sejak mulai ARV, Bagaimana penatalaksanaan
pasien demam selanjutnya?
Timbul lemas dan anemia Obat apa yang sebaiknya
dihentikan?
Cek Hb
Stop duviral
Ganti dengan TDF
1. Jenis formulir pencatatan dan
pelaporan
Formulir HIV :
1.Formulir skrining gejala dan tanda TB dan penilaian
kriteria pasien untuk pemberian PP INH
2.Ikhtisar perawatan HIV dan Terapi Antiretroviral (ART)
3.Register Pra ART
4.Register ART
5.Formulir Tes HIV
6.Laporan Bulanan Perawatan HIV
7.Laporan Bulanan Konseling dan Tes HIV Atas Inisiasi
Petugas Kesehatan (KTIP)
Formulir skrining
gejala dan tanda
TB dan penilaian
kriteria pasien
untuk pemberian
PP INH
2. Ikhtisar Perawatan HIV dan Terapi Antiretroviral
(ART)-Halaman 1
Terapi
Antiretrov
iral (ART)
Pengobat
an TB
selama
Perawata
n HIV
2. Ikhtisar Perawatan HIV dan Terapi Antiretroviral (ART)-
Halaman 2
Obat ARV
dan dosis
yang
diberikan
3. Register Pra ARTData
Kunjun
gan
Bulana
n
PP INH (Ya
atau Tidak)
4. Register ART
Pemberian PP
INH saat mulai
ART
(ya atau tidak)
4. Register ART Data
Kunjun
gan
Bulana
n
Kelompok
populasi Khusus
5 pasien
Koinfeksi TB-HIV
Pengisian
status TB
(1,2,3,4)
3 di
terapi TB
No Rekam Medis, No
Register, NIK
Nama, Alamat, Provinsi,
Kota/Kab, Nama Ibu
Kandung
Jenis kelamin, Status
Perkawinan, Tanggal
lahir, status kehamilan,
umur anak terakhir,
jumlah anakterakhir,
Pendidikan kandung
pekerjaan
Status kunjungan
Halama
Pemberian Informasi
(TIPK)
- Tanggal pemberian
Informasi
- Pernah tes HIV
sebelumnya
-TesPenyakit
Antiboditerkait
HIV pasien
- Tanggal tes,
Kesediaan Jenistes
untuk tes
- Hasil tes R1, R2, R3
- Kesimpulan hasil tes
HIV
Konseling Pasca Tes
- Tindak Lanjut TIPK
- Tanggal konseling
pasca tes
- Terima hasil, Kaji
gejala TB, Jumlah
kondom diberikan
- Nama petugas
kesehatan
- Status layanan
5. Formulir Tes HIV
- Jenis pelayanan Halama
n2
6.Laporan Bulanan Perawatan HIV (LBPHA Lbr.1)
7. Laporan Bulanan Tes HIV dan Konseling Atas
Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK)
Jenis formulir pencatatan dan
pelaporan
Formulir TB :
1. Daftar Terduga TB (TB.06).
2. Formulir Permohonan Pemeriksaan Bakteriologis TB (TB.05).
3. Register Laboratorium TB untuk Laboratorium Faskes
Mikroskopis dan Tes Cepat (TB.04).
4. Register Laboratorium TB Untuk Rujukan Tes Cepat, Biakan
Dan Uji Kepekaan (TB.04 Rujukan)
5. Kartu Pengobatan Pasien TB (TB.01).
6. Kartu Identitas Pasien TB (TB.02).
7. Register TB Fasilitas Kesehatan (TB.03 Faskes)
8. Formulir Rujukan/Pindah Pasien TB (TB.09).
9. Formulir Hasil Akhir Pengobatan Pasien TB Pindahan
(TB.10).
10. Laporan triwulan penemuan dan pengobatan pasien TB
kabupaten/kota (TB.07)
11. Laporan triwulan hasil pengobatan pasien TB
kabupaten/kota yang terdaftar 12-15 bulan yang lalu
1. Daftar Terduga TB (TB.06)
MODEL LAYANAN
TERINTEGRASI
Formulir HIV
PDP Formulir TB
[tes dan
1. TB.06
diagnosa TB,
2. TB.05
OAT dan
3. TB.01
pemantauanya]
4. TB.02
5. TB.03 Faskes
2. Mekanisme Pencatatan
MODEL LAYANAN
TERINTEGRASI
Formulir TB
DOTS Formulir HIV
[TIPK, PPK,
ART selama 1. Formulir tes HIV
pengobatan 2. Ikhtisar perawatan HIV dan ART
TB] 3. Register Pra ART
4. Register ART
2. Mekanisme Pencatatan
MODEL LAYANAN
PARALEL
PDP /
Tes Mekanisme DOTS
Rujukan
HIV
Formulir Rujukan ke
Formulir Formulir TB
Klinik DOTS atau
HIV Klinik KTHIV/ PDP
Contoh ruang tunggu
√
Contoh Bangsal
Contoh poliklinik
Contoh ruang berdahak
2. Mekanisme Pelaporan
Inform
Consent
diberikan jika
pasien
menolak
Formulir rujukan
“we can't fight AIDS
unless we do much more
to fight TB as well
”
Nelson Mandela
Dampak pemberian obat ARV
September 2003 Januari 2004
Sebelum ART (AIDS) Sesudah ART
Masih kah Kita
Tidak
Berkolaborasi???
TERIMA KASIH