Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Update
KEBIJAKAN NASIONAL
dalam upaya menurunkan
Beban HIV terkait TB
+ Situasi Global HIV TERKAIT TB
HIV-Associated Tuberculosis
ACHIEVEMENTS IN 2016
IPT
6.2 million lives saved of 82% known HIV status 85% ART coverage >1.3 million PLHIV started
people with HIV among notified TB cases in among notified TB TB preventive Treatment
through scale-up of the Africa, up from 22% in cases living with HIV, up from 27,000 in 2006
collaborative TB/HIV 2006 up from46% in 2006
activities since 2005
KEY CHALLENGES
54%
37% of deaths among of all people with HIV-associated TB 18/30 countries with high burden of
people with HIV due to TB did not reach care HIV-associated TB did not report IPT
according to reported data for PLHIV newly enrolled in HIV care
1.0
TB detection, HIV
Notified TB patients known to be HIV-positive testing
(46% of incidence in 2016)
0.5
ART coverage
(millions)
On ART
(85% of notified in 2016)
0
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016
KASUS TB HIV
469.463 3.634
TERNOTIFIKASI
TB-01 Positif
TB HIV TB HIV
No reg nasional No reg TB
Ikhtisar keperawatan TB 01
SIHA = SITT
+ PERAN SERTA KOMUNITAS DAN LSM DALAM KEGIATAN TB-
HIV
Komunitas
dan LSM
Memperkuat
koordinasi antara Mendorong peran
pemangku komunitas dan LSM
kepentingan untuk TB dalam kegiatan
pelaksanaan TB- kolaborasi TB-HIV
HIV
Non CD4 :
All HIV
- Bumil, (test &
CD4 - Bayi/anak,
- TB, treat all)
CD4 < 350 - IMS,
- Hepatitis,
- Populasi Kunci
< 200 - Serodiscordant
AIDS - Epid Meluas
+
Perkembangan Pemanfaatan ARV
1999 2007 2017
• No ARV • ARV<350 • Treat All
• Paliatif • Cegah • Pengobatan
• Konseling AIDS sebagai
• Pengobatan Pencegahan
Percepatan strategi
Temukan-Obati-Pertahankan (TOP)
untuk mencapai eliminasi HIV-AIDS pada
tahun 2030
+
Strategi Jalur Cepat TOP
S-T O P
Suluh: 90% masyarakat paham HIV
Target 90-90-90
Temukan : 90% ODHA mengetahui statusnya HIV-nya
(90% ODHA terdiagnosis)
• Penerapan Jalur Cepat TOP akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
tingkat epidemi kabupaten/kota, yang berfokus pada 96 kab kota yang epidemi
HIV tinggi. Rencana pencapaian 90-90-90 :
– Tahun 2020 : 23 kabupaten/kota
– Tahun 2023 : bertambah 34 KK
– Tahun 2025 : bertambah 39 KK
di 2025 total sudah ada 96 kabupaten/kota yang mencapai 90-90-90
120%
34 kab kota
C1 C2 C3 M B NATIONAL
+ Skenario Intervensi Kota/Kabupaten
Klasifikasi Distrik Intervensi dan Kegiatannya
Tes HIV di 5 PusKEsmas
Pengobatan HIV (PDP) minimal di 1 faskes*
Basic (276 KK) Manajemen IMS
Pencatatan dan pelaporan SIHA
Kader kesehatan mendukung penemuan dan dukungan pengobatan
IbuHamil :
Terintegrasi dengan layanan KIA
Kebijakan 3 Eliminasi (Permenkes 52/2017)
Pasien TB :
Terintegrasi di dalam layanan TB
Seluruh Pasien TB Tes HIV
Membuat rencana bersama terkait TB HIV (penentuan daerah prioritas dan
layanan)
Strategi Kolaborasi
TB-HIV
(RAN 2015-2019)
TARGET RAN TB-HIV 2015-2019
Indikator & Target
Target
Indikator Baseline
2015 2016 2017 2018 2019
A. Membentuk dan memperkuat mekanisme kolaborasi TB-HIV
Jumlah Pokja/Forkom TB-HIV di 15
14 34 34 34 34 34
Provinsi yang aktif
23
Jumlah Provinsi yang memiliki
+
perencanaan bersama TB-HIV
32 34 34
On
34 34 34
Target
Indikator Baseline
2015 2016 2017 2018 2019
B. Menurunkan Beban TB Pada ODHA dan Inisiasi Pemberian ART Dini
Persentase ODHA dikaji TB pada kunjungan 71.5%
terakhir 83% 90% 95% 100% 100% 100%
+
Persentase ODHA dengan TB yang 69%
mendapatkan pengobatan TB sesuai standar 69% 100% 100% 100% 100% 100%
2.9%
Persentase ODHA baru yang menerima PP
INH per tahun NA 10% 20% 30% 40% 50%
14
Jumlah layanan perawatan HIV yang
melakukan PPI TB 14 60 140 215 290 324
TARGET RAN TB-HIV 2015-2019
Target
Indikator Baseline
2015 2016 2017 2018 2019
C. Menurunkan Beban HIV Pada Pasien TB 14%
Persentase pasien TB yang mengetahui
status HIV 2% 20% 30% 40% 50% 60%
28%
Persentase pasien TB-HIV yang
mendapatkan ART selama pengobatan TB
49% 100% 100% 100% 100% 100%
+
+
163,200 47,097
TB/HIV-3: Persentase ODHA
Non-cumulative 100% 78% 78% SIHA
diskrining TB di layanan HIV
163,200 60,061
Tantangan:
• Tidak semua fasilitas pelayanan DOT dapat melakukan tes HIV
• Tidak semua pasien TB memiliki akses untuk tes HIV
• Tidak semua pasien TB dengan status dan tercatat dalam register TB, karena ada kesalah pahaman pada
petugas kesehatan, hanya mencatat yang hasil tesnya positif.
Rencana:
• Training konseling dan tes HIV serta PDP pada petugas kesehatan di RS dan Puskesmas
• Validasi data TB HIV tingkat faskes dan pertemuan rutin tingkat provinsi
+ Indicator Target Achievement % of achievement Source
Tantangan:
• Banyak pasien TB-HIV yang mendapatkan ART tapi tidak terekam dalam form TB, khususnya mereka
yang memperoleh ART di faskes rujukan ( e.g pengobatan TB di puskesmas, ART di RS)
• Beberapa klinisi lebih memilih untuk menunggu sampai pengobatan TB selesai untuk memulai ART.
• Alur pelayanan pasien di Faskes masih belum jelas, khususnya pada mereka yang memperoleh ART dari
Faskes lain (jejaring rujukan).
Rencana:
• Training konseling dan tes HIV serta PDP pada petugas kesehatan di RS dan Puskesmas
• Validasi data TB HIV tingkat faskes dan pertemuan rutin tingkat provinsi.
+ Indikator Target Capaian % Capaian Sumber
163,200 56,688
TB/HIV-3: Persentase ODHA
Non-cumulative 100% 76% 76% SIHA
diskrining TB di layanan HIV
163,200 74,178
Challenges:
• Tidak semua petugas kesehatan di layanan PDP mengingat untuk mencatat dan melaporkan
skrining TB yang dilakukan pada pasien HIV.
• Tidak semua petugas kesehatan di layanan PDP melakukan skrining untuk semua ODHA yang
mengunjungi layanan PDP, hanya melakukan skrining pada ODHA baru.
Rencana:
• Umpan balik dan supervisi dari kab/kota, provinsi dan Pusat
+ Indikator Target Capaian % Capaian Sumber
Tantangan:
• Kurangnya sosialisasi terkait petunjuk pelaksanaan PP INH pada ODHA, efektivitas dan risiko dari
resistensi dan resiko resistensi pada petugas layanan PDP.
• Pelaksanaan PP INH di RS PDP belum optimal.
Rencana:
• Sosialisasi terkait pelaksanaan PP INH pada ODHA kepada petugas di layanan PDP melalui surat
dari Kemenkes.
• Klinikal mentoring dan supervi ke layanan PDP.
• Umpan balik dari .
JEMBER
TULUNGAGUNG
PASURUAN
LAMONGAN
BANYUWANGI
PERSENTASE PASIEN TB TAHU STATUS HIV DI JAWA TIMUR TAHUN 2017
KOTA BLITAR
BANGKALAN
MAGETAN
MADIUN
KEDIRI
BLITAR
KOTA MADIUN
GRESIK
PACITAN
PONOROGO
TRENGGALEK
KOTA MOJOKERTO
MALANG
TUBAN
NGANJUK
SIDOARJO
SUMENEP
KOTA SURABAYA
PROBOLINGGO
KOTA PROBOLINGGO
SITUBONDO
MOJOKERTO
NGAWI
KOTA BATU
KOTA KEDIRI
BONDOWOSO
SAMPANG
KOTA PASURUAN
BOJONEGORO
JOMBANG
KOTA MALANG
PAMEKASAN
LUMAJANG
JATIM
20%
0%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
10%
+
+UPAYA PROVINSI UNTUK PERCEPATAN TES HIV
PADA PASIEN TB DI 38 KK
Juni 2017 : pertemuan joint planning TB-HIV Tes HIV mulai di inisiasi pada pasien TB pada
saat terdiagnosis TB
Distribusi dan Dukungan reagen tes cepat HIV untuk 38 KK (7000) dan advokasi untuk KK
mengadakan sendiri (APBD2) – lampirkan jumlah reagen yang didukung oleh APBN, APBD1
Pelatihan tim HIV dari 4 fasyankes untuk menjadilayanan PDP (Desember 2017,
selama 3 hari. Dana dari APBD 2)
Pasien yang menolak untuk dilakukan testing meskipun sudah berulang kali dilakukan
informed consent, hal ini menjadi tanda masih adanya stigma negatif pada HIV dan
menjadi ketakutan tersendiri bagi pasien
Adanya dokter spesialis (khusus untuk kasus TB anak di RS) yang belum
mengaplikasikan kolaborasi TB-HIV, sehingga ada perawat yang tidak berani untuk
melakukan skrining HIV tanpa advise dokter
Dibeberapa fasyankes DOTS masih lemahnya koordinasi antara petugas TB dan HIV di
layanan (belum ada koordinasi rutin). Hal ini bisa menjadi penyebab dari kurang
optimalnya pencatatan dan pelaporan
Dibeberapa fasyankes DOTS belum ada koordinator untuk program TB-HIV sehingga
kedua program tersebut masih berjalan sendiri-sendiri. Meskipun wadahnya dilayanan
sudah ada yaitu berdasarkan permenkes 75 th 2014 melalui penanggungjawab UKM bisa
membawai pelaksana TB maupun HIV
+ PEMBELAJARAN YANG DIDAPATKAN
One stop services merupakan strategi efektif untuk meningkatkan capaian tes HIV pada
pasien TB
Adanya dukungan lintas SKPD dan NGO yang aktif berperan dalam kolaborasi TB-HIV
(Cesmid, KPA, KDS, Forum Pelangi, Aisiyah, LKNU, KNCV dsb)
Adanya Perda HIV No 25 th 2010 tentang penanggulangan HIV AIDS di Kab. Tulungagung
(termasuk kolaborasi TB HIV dan kerjasama lintas sektor)
Adanya komitmen dari Dinkes untuk memfasilitasi terutama bagi RS atau klinik swasta
yang meminta pengadaan reagen untuk testing HIV melalui layanan testing yang ditunjuk.