Aspek teoritis
Lucia Hendriati
COMPOUNDING
• Compounding adalah tindakan yang meliputi
pembuatan, pencampuran, peracikan, pelabelan
sediaan atau alat kesehatan atas permintaan dokter,
dapat juga atas inisiatif praktek profesional apoteker
untuk penelitian, pengajaran dan analisa kimia yang
tidak diperdagangkan
• Compounding is the method of preparing
customized medications to help meet unique
prescriber and patient needs
• Compounding juga berarti pembuatan sediaan obat
dalam jumlah yang relatif kecil sebagai tindak lanjut
hubungan spesifik, antara dokter-pasien-apoteker.
• Termasuk di dalamnya adalah pembuatan
obat/sediaan atau peralatan untuk mengantisipasi
permintaan obat secara rutin atas permintaan
dokter.
• Dosis obat yang diberikan sesuai dengan kondisi
pasien dan bersifat profesional.
Compounding vs Manufakturing
COMPOUNDING MANUFACTURING
Produksi sediaan skala kecil Produksi sediaan obat skala besar
Dosis obat sesuai kondisi pasien Dosis obat merupakan dosis rata-rata
(individual)
Role of compounding
Kelas A 50 mg 1 mg 1g
Kelas B 100 mg 10 mg 50 g
Kelas C 1g 100 mg 2 kg
Kriteria dan indikator
Kriteria VII : apoteker mendokumentasikan prosedur peracikan (compounding)
Indikator :
1. Menggunakan form extemporaneous dispensing untuk mendokumentasikan
proses peracikan (nama obat, kekuatan yg digunakan, pengawet yg ditambahkan,
prosedur, no batch, bts kadaluarsa, perhitungan bahan, stabilitas dlm
penyimpanan. Dokumentasi disimpan selama 2 tahun.
2. Melakukan duplikasi label untuk:
- memastikan nama obat yg diserahkan
- memastikan kekuatan dosis yg diberikan, jumlah bahan tambahan
- memastikan petunjuk penggunaan
- memastikan tgl penyiapan
- expiry date of the product
Kriteria dan indikator
Kriteria VIII : apoteker dapat menggunakan Purified
Water BP/, Water for Irrigation apabila diperlukan
media aqueous untuk pembuatan sediaan non-steril.
Indikator :
• Memberikan penandaan pada form extemporaneous
dispensing jenis air yang digunakan, tanggal
pembuatan, tanggal kadaluarsa masing2 bahan yang
digunakan.
Kriteria dan indikator
Kriteria IX : apoteker menentukan kemasan yang sesuai untuk
menjamin kualitas dan stabilitas sediaan yang dibuat.
Indikator :
1. Untuk bahan yang sensitif terhadap cahaya dipilih kemasan yang
sesuai (amber glass/ high-density plastic)
2. Untuk bahan yang perlu terhindar dari udara digunakan kemasan
yang kedap/ air-tight packaging
3. Untuk bahan yang sensitif terhadap lembab perlu kemasan yang
dapat terlindung dari lembab/ dgn penambahan gel pengering
4. Menggunakan kemasan yang aman dari jangkauan anak-anak
Kriteria dan indikator
• Kriteria X : apoteker menentukan informasi pada label untuk
menyampaikan informasi yang penting terkait komposisi, aturan
minum dan cara penggunaan.
Indikator :
Informasi pada label:
• Nama bahan sesuai Farmakope
• Semua bahan aktif dan jumlah atau konsentrasinya
• Komposisi pengawet dan kadarnya
• Waktu kadaluarsa
• Instruksi penggunaan yang tepat
Kriteria dan indikator
• Kriteria XI : apoteker menyampaikan kepada konsumen
terkait sediaan yang diracik, stabilitas, penyimpanan dan
beyond use date.
Indikator :
• Instruksi penggunaan dan lama penggunaan
• Menyampaikan cara penyimpanan dan sebaiknya diberi
penandaan (seperti ‘Refrigerate – Do Not Freeze’
and‘Protect from light’)
• Menekankan informasi beyond use date
Kriteria dan indikator
• Kriteria XII : apoteker menyusun dokumen untuk
pencatatan komplain dan proses penarikan obat
Indikator :
• Mencatat semua komplain dan penarikan obat
• Identifikasi error, kegagalan, dan komplain terhadap
sediaan yang diracik
• Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
• Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
40