Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

KASUS
KETUBAN PECAH DINI

Oleh:
Rismayati, S.Ked

Pembimbing :
dr. Nurhafnita, Sp. OG

SMF/DEPARTEMEN OBGYN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU ACEH TENGAH
2019

1
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
 Nama : Ny. RH
 Usia : 22 thn
 Alamat : Takengon
 Suku Bangsa : Indonesia
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Status Perkawinan : Menikah
 Tanggal Masuk : 10 April 2019
 Tanggal Keluar : 15 April 2019
 No. RM : 129962
2
LAPORAN KASUS

Keluhan Utama : Keluar air-air


Riwayat Sakit Sekarang :
Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Datu
Beru pada tanggal 10 April 2019 pukul 20. 45 wib, diantar
oleh suami pasien dengan keluhan keluar air-air 17 jam
SMRS. Air-air yang keluar berwarna putih bening tidak
berbau, gumpalan darah dan lendir(-). Keluhan tersebut
disertai mules sesekali (+) tidak regular yang dirasakan 6
jam SMRS, gerakan janin aktif sejak usia kehamilan 5 bulan.
Berdasarkan keterangan pasien mempunyai riwayat
keputihan berwarna putih dan tidak berbau, tidak ada
riwayat demam, flu, batuk, pilek dan trauma.
3
LAPORAN KASUS

 Riwayat Penyakit Dahulu


 Hypertensi (-)
 Diabetes mellitus (-)
 Asma (-)
 Riwayat Penggunaan Obat
 Disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
 Riwayat Alergi
Disangkal
4
LAPORAN KASUS

Riwayat Obstetri
• Riwayat menarche : 13 tahun, teratur, 6-7 hari, 3-4
pembalut/hari
• Riwayat menikah : 1 kali (21 tahun)
• Riwayat persalinan :-
• Riwayat KB :-
• Riwayat ANC
Trimester pertama : Kontrol ke Sp.OG
Trimester kedua : Kontrol ke Sp.OG

5
LAPORAN KASUS

 Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : Compos mentis
 Keadaan Sakit : Sedang
 Keadaan Gizi : Baik
 Tanda Vital
 Tekanan darah : 120/80mmHg
 Frekuensi nadi : 82 x/ menit
 Frekuensi nafas : 20 x/ menit
 Suhu : 36,6°C
6
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normocephali
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
• Telinga : Dalam batas normal
• Hidung : sekret (-)
• Mulut : simetris, gingivitis (-), stomatitis (-)
• Leher : simetris
• Dada
Inspeksi : simestris, sikatrik(-), retraksi (-)
Perkusi : sonor (+/+)
Palpasi : pengembangan dada simetris, Fremitus taktil (+) normal simetris
Auskultasi : cor : reguler, murmur (-) gallops (-)
pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Abdomen
Inspeksi : membesar sesuai usia kehamilan.
Auskultasi : peristaltik (+) normal.
Palpasi : Nyeri tekan (-),
• Extremitas : akral dingin (-), edema (-), sianosis (-) 7
LAPORAN KASUS

Status Obstetri
 Pemeriksaan Luar  Pemeriksaan Dalam
His : irreguler Pembukaan : Ǿ 1cm
DJJ : 144 x/i Cervix : Tipis
Leopold I : Presentasi kepala
Bag.depan : Kepala
TFU : 29 cm
LP : 100 cm Ketuban : (-)
Leopold II : Puka Leopold III Penurunan : Hodge 1-2
: Presentasi Kepala
Uuk : lateral
Leopold IV : 4/5
Kesan anak : Tunggal Pelepasan : (-)
TBJ : 2635 gr Kesan panggul : Adekuat
Tes Nitrazin : (+)

8
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
 WBC : 18,27 10 3 / UL
 RBC : 4,25 10 6 / UL
 HGB : 11,2 gr/dl
 HCT : 33,6 %
 MCV : 79,1 fl
 MCHC : 33,3 g/dl
 PLT : 268 10 3 /ul
 Gol. Darah : O

USG : JPKTH, ICA 7, TBJ :2635 gr


9
LAPORAN KASUS

USG:

Diagnosis Kerja
 G 1 P 0 A 0 Hamil 36-37 minggu, JPKTH, KPD I7 jam, ICA 7,
belum Inpartu.

10
LAPORAN KASUS

Penatalaksanaan
1. Observasi keadaan umum : TTV, DJJ, HIS,
tanda infeksi intrauterine, tanda-tanda
kompresi
2. Observasi kemajuan persalinan
3. IVFD RL 20 gtt/i
4. Inj. Ceftriaxone (1 gr/12 jam)
5. Inj. Dexametason 10 mg/12 jam
6. USG konfirmasi (10-04-2019) 11
FOLLOW UP

 Tgl 11/04/2019 (H-1) (08.00)


 S/ Mules sesekali(+)  Tgl 11/04/2019 (1 0.30)
 O/ TD : 120/80 mmHg  P/Induksi persalinan
HR : 70x/i His : irreguler  IVFD RL 500cc + oxytocin 10 IU
RR : 20x/i DJJ : 1 55 dpm dimulai dari 2 gtt/I dinaikkan 2
gtt/30 menit sampai maksimal 32
T : 36.5°C
tetes.
A/ G 1 P 0 A 0 , hamil 36-37 minggu ,
JPKTH, ICA 7, KPD 17 jam , belu m
inpartu
P/ Obs. KU, TTV, HIS, DJJ, tanda-
tanda infeksi intrauterine. Observasi
kemajuan persalinan
 IVFD RL 20 gtt/i
 Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
 Inj. Dexametason 10 mg/ 12 jam
(selama 2 hari) 12
 Tgl 11/04/2019 (13.00)
 S/ Mules sesekali (+)
 O/ TD : 130/80 mmHg
HR : 84x/i His : 2x10 (25-30”)
RR : 22x/i DJJ : 181 dpm
T : 36.5°C
A/ G 1 P 0 A 0 gravidarum aterm, KPD >24 jam, fetal distress
P/ Cito SC

13
Pukul : 14.30 wib
 Lahir bayi Laki-laki post sc a/i KPD, segera menangis setelah
lahir, kulit sianosis(-), retraksi (-) gerak tidak aktif.
 berat badan lahir: 2700 gr
 panjang badan: 40 cm
 lingkar kepala: 34 cm
 A/S : 7-8
 Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong,
 Bayi dipindahkan ke NICU
 Plasenta lahir lengkap
 TFU 2 jari dibawah pusat
 Kontraksi baik
 Perdarahan ± 300 cc

14
FOLLOW UP

 Tgl 12/04/2019 (H-2)


S/ Nyeri bekas luka operasi  Tgl 13/04/2019 (H-3)
Perut kembung (+) S/ Nyeri bekas luka operasi
O/ TD : 120/80 mmHg O/ TD : 120/80 mmHg
HR : 80x/i HR : 85x/i
RR : 16x/i RR : 20x/i
T : 36.5°C T : 36.5°C
A/ POD 1 P 1 A 0 Post sc a/i KPD>24 A/ POD 2 P 1 A 0 Post sc a/i KPD>24
jam, fetall distress jam, fetal distress
P/ IVFD Rl 20 gtt/i  Cefixime 2x100 mg
 Inj. Cefoferazone 1gr/12 jam  Metronidazole 3x500 mg
 Inj. Ketorolac 3% 1 amp/ 8 jam  As. Mefenamat 3x500 mg
 Inj. Transamin 500 mg/8 jam
 Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
15
FOLLOW UP

Tgl 14/04/2019 (H-4)


S/ Nyeri bekas luka operasi
O/ TD : 120/70 mmHg
HR : 68x/i
RR : 20x/i
T : 36.5°C
A/ POD 3 P 3 A 1 Post sc a/i KPD>24
jam, fetal distress
P/ Cefixime 2x100 mg
 Metronidazole 3x500 mg
 As. Mefenamat 3x500 mg

PBJ

16
TINJAUAN PUSTAKA

17
DEFINISI

 Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai


pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya
persalinan. Ketuban pecah dini dapat terjadi pada
atau setelah usia gestasi 37 minggu dan disebut
KPD aterm atau premature rupture of membranes
(PROM) dan sebelum usia gestasi 37 minggu atau
KPD preterm atau preterm premature rupture of
membranes (PPROM).

18
PREVALENSI

 Kejadian KPD aterm terjadi pada sekitar 6,46-15,6%


kehamilan aterm dan PPROM terjadi pada sekitar 2-3% dari
semua kehamilan tunggal dan 7,4% dari kehamilan kembar.

 Sekitar 1/3 dari perempuan yang mengalami KPD preterm


akan mengalami infeksi yang berpotensi berat, bahkan
fetus/neonatus akan berada pada risiko morbiditas dan
mortalitas terkait KPD preterm yang lebih besar dibanding
ibunya, hingga 47,9% bayi mengalami kematian.

19
ANATOMI

20
KLASIFIKASI

KPD preterm

KPD pada kehamilan


aterm

21
Etiologi

Infeksi

Defisiensi vitamin C

Faktor selaput ketuban

Faktor umur dan paritas

Faktor tingkat sosio-ekonomi

Faktor-faktor lain
22
PATOFISIOLOGI

23
Diagnosa

Anamnesa

Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik penunjang

24
Penatalaksanaan

Konservatif
Aktif
Antibiotik
• Kehamilan >37 minggu,
induksi dengan oksitosin,
bila gagal perkirakan SC

Kortikosteroid

Tokolitik

25
KOMPLIKASI

 Komplikasi Ibu
 Komplikasi Janin

26
KESIMPULAN

Penanganan KPD Bahaya infeksi dan lahir prematur

Penanganan Konservatif
• Antibiotik, kortikosteroid dan
tokolitik
• Pertimbangan rawat dirumah

27
28

Anda mungkin juga menyukai