Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

DAN OBYEKTIVISME ILMU PENGETAHUAN

- Filsafat : Ratunya Ilmu-ilmu


dari awal-sekarang tak pernal lepas dari kontek kultura
masyarakat dimana ia berkembang.
- Filsafat : Masa Yunani Kuno disebut sbg. langhkah awal pembebsan
akal munusia dari kultur mitis yang melembaga potensi-
potensi rasional manusia seperti : Kesangsian, Keheranan
yang bercampur kekaguman merupakan awal munculnya
disiplin.
-Fikiran : Kesadaran baru bahwasanya akal manusia memiliki keku-
atan yang luar biasa tajam utk menolak semua dogmatisme
dan kepercayaan2 palsu.
- Kritis : Adalah kata kunsi yang di pegang oleh semua Filosop
sepanjang jaman.

1
KESIMPULAN MENYOAL OBYEKTIVISME ILMU PENGETAHUNAN

1). Pendekatan sejarah para Filosop Indonesia hampir semua menngadopsi


pada pendekatan sejarah karena pada saat itu kemampuan berpikir para
Filosop masih terbatas.
2). Yunani kuno periode ini ditandai oleh pemikiran dari mitos ke logis. Penje-
lasan-penjelasan mitis yang berdasarkan kepercayaan irasional tentang
gejala-gejala alam bergeser pada penjelasan logis yang berdasarkan
ratsio. Hal ini sesuai dengan kemjuan dan peradaban manusia mulai
berkembang.
3). Filosop manusia mempokuskan pada permasalahan manusia
4). Abad pertengahan pemikiran manusia bercirikan teoritis berpusat pada
kebenaran pada wahyu tuhan. Abad ini manusia telah mengenal dan
menilai isi kandungan wahyu yang disesuaikan dengan akal ratsional

2
Cabang-cabang Filsafat
Aliran-aliran Filasafat: (Aristoteles)
Empat macam sebab untuk memahami kenyataan sesungguhnya :
1. Sebab Bahan (material)
2. Sebab Bentuk (formal )
3. Sebab Kerja (eficient )
4. Sebab Tujuan (final goal )

Masing-masing yaitu:
1. Bahan yang menjdikan sesuatu ada.
2. Yang menjadikan sesuatu berbentuk
3. Yang menyebabkan bentuk bekerja atas bahan
4. Yang menyebabkan tujuan semata-mata karena perubahan tempat atau
gerak

3
Cabang Filsafat

Efistimologi

Estetika

Etika
Agama

Metafisika
Ilmu Alam
FILSAFAT Ilmu

Pendidikan Ilmu Sosial

Hukum

Matematika
Politik

Sejarah
4
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara
filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti:

 obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud


yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan
mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

5
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut
kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?

Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu


dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuanobyek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?

6
 Apa yang dikaji oleh pengetahuan itu ?
Kita sebut Ontologi.

Apa yang ingin diketahui ilmu?


“Obyek penelahaan ilmu mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dapat
diuji oleh pancaindera manusia”

7
Bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan? Kita sebut epistemologi

Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu


membuat beberapa andaian (asumsi)
mengenai obyek-obyek empirik. Asumsi ini
perlu, sebab pernyataan asumsif inilah yang
memberi arah dan landasan bagi kegiatan
penelahaan. Sebuah pengetahuan baru
dianggap benar selama kita bisa menerima
yang dikemukakannya.

8
Epistemologi atau teori pengetahuan,
membahas secara mendalam segenap
proses yang terlihat dalam usaha kita untuk
memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapat melalui proses
tertentu yang dinamakan metode keilmuan.
Metode inilah yang membedakan ilmu
dengan buah pemikiran yang lainnya

9
Tiga asumsi ilmu mengenai obyek empirik.
 Asumsi pertama: menganggap bahwa obyek-obyek
tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain.
Umpamanya: dalam hal bentuk, struktur, sifat, da
lainnya.
 Asumsi kedua adalah anggapan bahwa suatu benda
tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu. Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari
tingkah laku suatu obyek dalam suatu keadaan tertentu.
 Asumsi ketiga adalah determinasi, yaitu kita
menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu
kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai
pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan
kejadian yang sama

10
Dasar Epistemologi
 Epistemologi atau ilmu pengetahuan,
membahas secara mendalam segenap
proses yang terlihat dalam usaha kita
untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu
merupakan pengetahuan yang didapat
melalui proses tertentu yang dinamakan
metode keilmuan. Metode inilah yang
membedakan ilmu dengan buah pemikiran
yang lainnya.
11
Aksiologi.

APA KEGUNAAN ILMU BAGI KITA?

12
Ontologi

13
Kegiatan keilmuan sebagai sebuah proses
Logika matematika
Deduktif
Deduksi

Khasanah ilmu Ramalan


Dunia rasional

Dunia empirik

Induksi Pengujian Induktif

Fakta

Metode penelitian
Statistik keilmuan

14
Bagaimana seseorang dapat memanfaatkan
pengetahuan keilmuan dalam memecahkan
masalah yang sedang dihadapinya?
Masalah pada hakikatnya merupakan
pertanyaan yang harus dijawab, dan secara
logis seseorang baru bisa menjawab
pertanyaan tersebut setelah konstelasi
masalah yang ditanyakan itu jelas.
Kejelasan masalah di sini tidaklah bersifat
semantik seperti pada perumusan masalah,
melainkan bersifat kejelasan hubungan logis
antara faktor-faktor yang terlibat dalam
masalah tersebut.
15

Anda mungkin juga menyukai