Anda di halaman 1dari 32

PRECEPTORSHIP

OLEH:
1. LUH AYU MAS KRISNA DEWI
2. SITI MAWADDAH MINANGKABAU
3. WIWIT ANDRIYANI
4. RIKE GARTIKA SURYA DARMA
5. ADE IFAH LATIFAH
6. MUALLIMATUL IHSANIYA
TEORI PRESEPTOR

Preceptor adalah seseorang yang memberikan


pengajaran, Konseling, memberikan inspirasi, bekerja
sebagai panutan, mendukung pertumbuhan dan
perkembangan dari mahasiswi baru yang
dibimbingnya dengan waktu yang jelas dan dengan
Tujuan yang spesifik dari sosialisasi pemula menjadi
peran baru (Morrow, 1984).
KARAKTERISTIK KOMPETENSI PRESEPTOR
PRESEPTOR
Menurut Canandian Nurses Association
Ada 5 Kompetensi yang harus dimiliki seorang
Seorang Preceptor harus Preseptor :
memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik,
bersikap positif selama 1. Kolaborasi
menuju proses
pengajaran dan 2. Karakter Personal
pembelajaran serta
mempunyai kemampuan 3. Fasilitas Belajar
untuk menstimulasi
pikiran yang kritis (Alman, 4. Praktik Profesional
2006).
5. Pengetahuan Tatanan Klinik
PERAN PRESEPTOR

Menurut Minnesota Department of


Health (2005), Menurut Oerman & Heinrich ( 2003 )
Seorang preceptor mempunyai 3 peran
yaitu sebagai Pengasuh, Pendidik, dan Preceptor membantu preceptee untuk
sebagai panutan. Tugas atau peran menumbuhkan kepercayaan diri dan
preceptor adalah menjembatani mendapatkan kompetensi-kompetensi
kesenjangan antara apa yang preceptee yang dibutuhkan ketika melakukan peran
pelajari ketika dikampus dengan barunya sebagai bidan di klinik.
kenyataan yang ada dilapangan.

Menurut Ohlring ( 2004 )


Preceptor memfasilitasi pembelajaran mahasiswa melalui pengembangan sikap saling
percaya. dalam melakukan preceptoring seorang preceptor harus melihat preceptee
sebagai seorang yang mempunyai kemampuan dan ketertarikan untuk menjadi bidan
yang kompeten dengan segala kerentanannya selama proses pembelajaran
KEUNTUNGAN PRESEPTORSHIP

Preceptee (Partisipan)

1. Adanya peningkatan kepuasan kerja


2. Penurunan tingkat stress bagi mahasiswa
3. Perkembangan diri yang signifikan
4. Meningkatkan kepercayaan diri Profesional (Profesi)
5. Penciptaan siap, pengetahuan dan kemampuan
yang lebih baik 1. Meningkatkan dukungan terhadap
lulusan baru.
2. Meningkatkan kualitas kerja bagi
bidan yang sudah bekerja.
Institution (Institusi pendidikan) 3. Mengurang angka perekrutan
Bidan.
1. Penghematan biaya kesehatan. 4. Meningkatkan jumlah bidan yang
2. Meningkatan perekrutan bidan baru. mempunyai nilai kepemimpinan
3. Peningkatan upaya penyembuhan terhadap pasien. dan pengajaran yang baik.
4. Meningkatkan loyalitas institusi.
5. Meningkatkan produktivitas.
TINJAUAN KASUS PRESEPTOR

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA IBU G6 P5 A0 USIA KEHAMILAN 27 MINGGU


DENGAN HIPERTENSI

Tanggal / Waktu : 28 – 11 – 2018 / 10.10 wib


Tempat : RB Citra Lestari Depok

Pengkajian

1. Identitas
2. Anamnesa
3. Pemeriksaan Fisik
4. Asesement
5. Planning
Pembahasan
Preseptorship dilakukan di RB Citra Lestari Depok pada hari Kamis 05
Desember 2018. Mahasiswa DIV sebagai Preseptor dan Mahasiswa DIII tingkat
akhir sebagai Preceptee mempunyai target Asuhan Kebidanan Patologi. Kasus
yang didapati saat itu adalah Hipertensi dalam Kehamilan.

Mahasiswa sebelumnya telah menerima mata kuliah asuhan kebidanan


patologi di kampus sesuai dengan standar asuhan kebidanan. Pada
pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan hipertensi bimbingan
diberikan menggunakan metode preseptorship.

Dalam metode ini preseptor menjelaskan kepada mahasiswa (preseptee)


tentang pengertian Hipertensi dalam kehamilan, patofisiologi, asuhan apa saja
yang harus diberikan, mempersiapkan alat-alat yang digunakan, dan langkah-
langkah asuhannya.

Dari hasil Preseptorship, Preseptor menilai tingkat pengetahuan


precepte mengenai Asuhan Antenatal Pada Ibu hamil dengan Hipertensi
sudah baik.
PEMANTAUAN WILAYAH
SETEMPAT KESEHATAN IBU
DAN ANAK (PWS-KIA)
Pengertian Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-
KIA)

Adalah suatu alat manajemen program KIA


untuk melakukan pemantauan pelayanan KIA
disuatu wilayah kerja secara terus menerus ,
agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat.
PELAYANAN IBU HAMIL
PELAYANAN IBU
BESALIN
PELAYANAN IBU NIFAS
PROGRAM PELAYANAN IBU
KIA DENGAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PELAYANAN
NENONATUS, BAYI DAN
BALITA
PELAYANAN KB
TUJUAN PWS-KIA

TUJUAN UMUM : TUJUAN KHUSUS :


 MEMANTAU PELAYANAN KIA SECARA INDIVIDU MELALUI
TERPANTAUNYA KOHORT
 MEMANTAU KEMAJUAN PELAYANAN KIA DAN CAKUPAN
CAKUPAN DAN MUTU INDIKATOR KIA SECARA TERATUR DAN TERUS MENERUS
PELAYANAN KIA  MENILAI KESENJANGAN PELAYANAN KIA TERHADAP STANDAR
PELAYANAN KIA
SECARA TERUS  MENILAI KESENJANGAN PENCAPAIAN CAKUPAN INDIKATOR KIA
TERHADAP TARGET YANG DITETAPKAN
MENERUS DISETIAP  MENENTUKAN SASARAN INDIVIDU DAN WILAYAH PRIORITAS
WILAYAH KERJA YANG AKAN DITANGANI SECARA INTENSIF BERDASARKAN
BEESARNYA KESENJANGAN
 MERENCANAKAN TINDAK LANJUT DENGAN MENGGUNAKAN
SUMBER DAYA YANG TERSEDIA DAN YANG POTENSIAL UNTUK
DIGUNAKAN
 MENINGKATKAN PERAN APARAT SETEMPAT DALAM PENGERAKAN
SASARAN DAN MOBILISASI SUMBER DAYA
 MENINGKATKAN PERAN SERTA DAN KESADARAN MASYARAKAT
UNTUK MEMANFAATKAN PELAYANAN KIA.
Prinsip
Pengelolaan Program KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien

Pemantapan Pelayanan KIA dewasa diutamakan :


 Peningkatan pelayanan antenatal (ANC) sesuai standar bagi seluruh ibu hamil
disemua fasilitas kesehatan.
 Peningkatan penolong persalinan (INC) oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan
ke fasilitas kesehatan
 Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas (PNC) sesuai standar disemua fasilitas
kesehatan
 Peningkaytan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar disemua fasilitas
kesehatan
 Peningkatan deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat
 Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan
Indikator pemantauan program KIA
indikator PWS_KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan
kegiatan pokok dalam program KIA, adapun sasaran yang digunakan dalam
PWS_KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun dengan prinsip konsep wilayah

Cakupan K1 Cakupan K4
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal oleh nakes disuatu wilayah pada pelayanan antenatal sesuai dengan standar. Minimal 4
kurun waktu tertentu kali kunjungan.
Rumus yang dipakai: Rumus yang dipakai:
Jumlah ibu hamil X100 Jumlah ibu hamil X100
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu Jumlah sasaran ibu hamil disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun. Wilayah kerja dalam 1 tahun.

Cakupan Pn
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan Cakupan KF3
persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam
kebidanan disuatu wilayah keja dalam kurun waktu s/d 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit
tertentu 3 kali pelayanan ibu nifas
Rumus yang dipakai: Rumus yang dipakai:
Jumlah persalinan X100 Jumlah ibu nifas X100
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu Jumlah sasaran ibu nifas disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun. Wilayah kerja dalam 1 tahun.
Lanjutan…

Cakupan KNL (0-28 hari)


Cakupan KN1 Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu
sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir disuatu wilayah 1x pada 6-48 jam, 1 x pada hari ke 3-hari ke 7, 1x pada
kerja pada waktu tertentu hari ke 8-28 hari setelah lahir disuatu wilayah kerja pada
Rumus yang dipakai: kurun waktu tertentu
Jumlah neonatus X100 Rumus yang dipakai:
Jumlah sasaran bayi disuatu Jumlah neonatus yang memperoleh 3x pelayananX100
Wilayah kerja dalam 1 tahun. Jumlah sasaran bayi disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun.

Cakupan deteksi faktor resiko dan komplikasi oleh


Cakupan penanganan komplikasi obsitetri (PK)
msayarakat
Adalah cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor resiko atau
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
komplikasi yang ditemukan oleh kader , dukun bayi, atau
ditangani secara definitive sesuai dengan standar oleh
masyarakat serta dirurjuk ketenaga kesehatan disuatu
nakes yang kompeten
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Rumus yang dipakai:
Rumus yang dipakai:
Jumlah komplikasi kebidanan X100
Jumlah ibu hamil dengan faktor resiko X100
20 % Jumlah sasaran ibu hamil disuatu
20 % Jumlah sasaran ibu hamil disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun.
Wilayah kerja dalam 1 tahun.
Lanjutan…

Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari-12 bulan


Cakupan penanganan komplikasi neonatus (Kunjungan Bayi)
Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan
ditangani secara definitive oleh tenaga kesehatan paripurna minimal 4x yaitu 1x pada umur 29 hari-2bln,
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan 1x pada umur 3-5bln, 1x pada umur 6-8bln, dan 1x pada
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu umur 9-11 bln. Sesuai standar disuatu wilayah kerja pada
Rumus yang dipakai: kurun waktu tertentu.
Jumlah neonatus dengan komplikasi X100 Rumus yang dipakai:
15 % Jumlah sasaran bayi disuatu Jumlah bayi yang telah memperoleh 4x pelayanan X100
Wilayah kerja dalam 1 tahun. Jumlah seluruh sasaran bayi disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun.

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang


dilayani dengan MTBS
Cakupan pelayanan anak balita ( 12-59 bulan)
Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang berobat
Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang
ke puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan
memperoleh pelayanan sesuai standar disuatu wilayah
sesuai standar MTBS disuatu wilayah kerja dan pada
kerja dan pada kurun waktu tertentu.
kurun waktu tertentu
Rumus yang dipakai:
Rumus yang dipakai:
Jumlah balita X100
Jumlah anak balita sakit X100
Jumlah seluruh anak balita disuatu
Jumlah seluruh anak balita sakit yang
Wilayah kerja dalam 1 tahun.
berkunjung ke puskesmas disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun.
Lanjutan…

Cakupan peserta KB aktif


Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lam yang masih aktif
menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan denhgan jumlah
pasangan usia subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Rumus yang dipakai:
Jumlah peserta KB aktif X100
Jumlah seluruh PUS disuatu
Wilayah kerja dalam 1 tahun.
Pengumpulan, pencatatan dan pengolahan data KIA
merupakan kegiatan pokok dari PWS KIA. Data yang dicatat per desa/ kelurahan dan
kemudian dikumpulkan ditingkat puskesmas akan dilaprkan sesuai jenjang adminstrasi.
Data yang diperlukan dalam PWS KIA adalah data sasaran dan data pelayanan

 Data sasaran
Diperoleh sejak saat bidan memulai
pekerjaan dengan membuat catatan tentang
adanya ibu yang hamil,neonatas dan anak
balita.
Pencatatan data
 Data pelayanan
meliputi
Pencatatan harus dilakukan segera
setelah bidan melakukan pelayanan.
 Pengelolaan data
Setiap bulan bidan didesa mengelola
data yang tercantum dalam buku kohort dan
dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA
Analisis penelusuran data kohort, dan rencana tindak lanjut

 Analisis adalah suatu pemeriksan dan evaluasi dari suatu


informasi yang sesuai dan relevant dalam menyeleksi suatu
tindakan yang terbaik dari berbagaib macam alternatif variasi.
 Penelusuran data kohort adalah proses pengamatan sesorang
atau obyek yang bergerak dalam kurun waktu dari lokasi
tertentu.
 Rencana tindak lanjut adalah suatu kepentingan program,
analisis PWS KIA ditujukan untuk menghasilkan suatu
keputusan tindak lanjut tekhnis dan non-tekhnis bagi
puskesmas
SOSIALISASI

Pelaksanaan dan FASILITASI


pelaporan PWS-KIA
EVALUASI
Penelusuran data kohort
Penelusuran adalah proses pengamatan seseorang atau obyek yang
bergerak dalam kurun waktu dari lokasi tertentu.

Tujuan penelusuran kohort

 Mengidentifikasi kasus/ masalah secara individu selaam masa hamil, bersalin,


nifas, neonatus, bayi dan balita. Masalah yang ditelusuri meliputi
a. perkembangan kesehatan setiap ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, bayi
dan anak balita.
b. kesiapan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi setiap ibu
hamil.
c. faktor resiko dan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, bayi
baru lahir dan anak balita
d. menilai kualitas pelayanan yang diberikan
e. kematian ibu dan bayi.
 Membangun perencanaan berdasarkan masalah yang spesifik.
Kasus data Analisis Kohort pada ibu hamil (ANC)

Kasus masalah Rencana tindak lanjut

Ibu N, 19 tahun, G1, HPHT G1, suspek anemia dengan klinis  Rujuk periksa darah rutin untuk
26/07/18, mempunyai P4K, rencana konjungtiva anemis mengetahui kadar HB
tempat persalinan di RB, periksa  Berikan tablet fe
ANC pertama pada usia 20 minggu,  Konseling gizi
BB 48 Kg, TD 110/80 mmHG, LILA
24 cm dan suspek anemia.

Ibu S, 41 tahun, G6P5A0, P4K Resiko tinggi pada usia. dan  Panatau kehamilan dengan ANC
lengkap, rencana tempat persalinan hipertensi teratur (tiap bulan)
di RB, ANC ke 4 pada usia  Rujuk >> periksa Lab urine
kehamilan 32 minggu, BB 60 kg, TD lengkap
150/90 mmHg, LILA 30cm. Dengan  Konseling gizi, diet hipertensi
hipertensi  Rencanakan persalinan di RS
Kasus data analisis kohort pada bayi dan anak balita

Kasus Masalah Rencana tindak lanjut

Bayi B, umur 1 hari, lahir Komplikasi dengan air  Pemberian antibiotik


di RB, asuhan bayi baru ketuban hijau sebagai profilaksis
lahir lengkap, komplikasi  Penkes ibu mengenai
ketika lahir ketuban hijau, tata cara pemberian
pemberian antibiotik antibiotik bayi dirumah.
diberikan, KN 1 oleh bidan,
diberikan Vit K dan Hb0,
hasil asuhan dicatat dalam
buku KIA
Bayi S, umur 6 bulan, Lahir Missed opportunity  Kunjungan bayi
di RB, asuhan BBL imunisasi DPT-Hb 3 dan selanjutnya untuk
lengkap, KN 1 oleh bidan, polio 4 karena batuk pilek. pelaksanaan imunisasi
sudah imunisasi BCG-polio DPT3-Polio 4.
, DPT1-Polio 2, DPT2-
Polio3, umur 4 bulan
riwayat batuk pilek, berobat
ke bidan.
KESAN DAN PESAN SELAMA MENJADI PRECEPTOR

 KESAN
Dalam proses belajar untuk menjadi preceptor tentunya dalam kesempatan ini, adalah
pengalaman yang sangat berharga bagi kami karena pada saat praktek kami banyak mendapatkan
ilmu, pengalaman, dan teman baru sehingga kami bisa saling sharing dan bertukar pendapat
tentang ilmu yang kami dapatkan baik selama di kampus atau saat ada di tempat praktek. Kami
sangat berterima kasih kepada pembimbing lahan dan pembimbing institusi yang tidak pernah
bosan membimbing kami selama praktek.

 PESAN
Tentunya dalam proses pembelajaran kami ini masih banyak yang harus
diperbaiki dan di koreksi baik oleh kami pribadi maupun oleh pembimbing
dan para dosen, oleh karenanya kami sangat berharap untuk di bimbing lagi
supaya kedepannya akan lebih baik lagi untuk menjadi seorang preceptoring.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai