PEMBIMBING :
DR. A ZIZ AH RETNO K , SP. A
Nama :An.A
Umur : 2tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Pandean Lamper
IV/66,Semarang Selatan
Agama : Islam
Nama Ayah :Tn. N
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Sejak Lahir pasien diberikan susu formula sampai umur 6 bulan,dikarenakan ASI ibu tidak keluar dan sering di tinggal pergi,
Susu formula diberikan dengan dot. Jumlah dot dirumah ada 3, sebelum pemberian susu dot dibersihkan dan direbus dengan
air panas. Air untuk pembuatan susu formula adalah air galon isi ulang. Setelah usia 6 bulan anak mendapatkan makanan
pendamping ASI yaitu bubur cerelac dan nasi tim. Kebiasaan nenek pasien cuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan
makanan jarang dilakukan.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan cukup, kebersihan kurang.
No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1 Hepatitis B 3x 0, 1, 6 bulan
2 Polio 4x 0, 2, 4, 6 bulan
3 BCG 1x 2 bulan
4 DPT 3x 2, 4, 6 bulan
5 Campak -------- ----------
• IP. Ex
1. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit, perjalanan penyakit, serta
tindakan yang akan dilakukan
2. Istirahat cukup
3. Minum obat secara teratur dan tepat waktu
4. Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis
5. Makan makanan yang dimasak terlebih dahulu
6. Menjaga lingkungan dan kebersihan diri (Jaga kebersihan tangan, alat
makan)
7. Berikan anak lebih banyak minum (Bisa diberikan oralit)
Assestment:
2) Gizi Baik
DD : Gizi Kurang
• IP Dx
S : Kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari
O : Penilaian Klinis Gizi dan data antropometri
• IP Rx
Kebutuhan kalori (Rumus Schofield) umur 18 bulan, BB : 11 kg
(60,9*BB) -54 = 615.9 kkal. Terdiri dari :
Karbohidrat = 60% * keb.kalori
= 60% * 615.9
= 369.54 kkal
Lemak =35% * keb.kalori
= 35% * 615.9
= 215.565 kkal
Protein = 5% * keb.kalori
= 5% * 615.9
= 30.795 kkal
• IP. Mx
Penimbangan berat badan secara rutin dan teratur dan pengukuran
tinggi badan satu tahun sekali
• IP. Ex
1. Makan teratur
2. Asupan makanan yang bergizi
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
4. Menimbang BB secara rutin
Vitam : dubia et bonam
Sanam : dubia et bonam
Fungsional : dubia et bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar tiga
kali atau lebih yang berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung
kurang 14 hari. Menurut Noerasid diare akut ialah diare yang
terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP)
mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi
dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan
tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang berlangsung
selama 3 – 7 hari
ETIOLOGI
• Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik
• Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%)
sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus,
Coronavirus, Minirotavirus.Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah
Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus, Compylobacter jejuni,
Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas,
Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan
Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah
Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba
hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis
suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura
PATOGENESIS
• Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang
masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan
menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang
rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi
mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan
dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan
meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare
• Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang
berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus
cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh
salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis
diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini
dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat
menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam
serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut
disentri.
PATOFISIOLOGIS
• Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori
yaitu diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan
motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan
yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri
usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan
menarik cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri
akan menstimulasi cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi
cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas
usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada
diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid
TANDA DAN GEJALA
PENATALAKSANAAN
a. Dehidrasi Ringan – Sedang
Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral
sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena
sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat
minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan
1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat
diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah.
Yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada
anak, yaitu:
1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )
2. Cairan hipotonik
3. Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam
4. Realiminasi cepat dengan makanan normal
5.Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus
6.Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan
7.ASI diteruskan
8. Suplemen dengan CRO ( CRO rumatan )
9.Anti diare tidak diperlukan
b. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak
dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan
Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit
parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai
berikut :
Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam
Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½ jam
Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita
akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut
waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana
biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera
dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar
penderita bila memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya
bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral
makan dan minum tetap dapat dilanjutkan
Pemilihan jenis cairan
• Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau
tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya,
serta memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL)
adalah cairan yang mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup
laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian
kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah
hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai,
tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup.
Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan
sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B. Sejumlah
cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1 dengan Na
berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak dengan
kolera atau tanpa kolera.
PROGNOSIS
• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan
yang mendukung,dan terapi antimikrobial jika
diindikasikan, prognosis diare hasilnya sangat
baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.
Penderita dipulangkan apabil aibu sudah dapat/sanggup
membuat/memberikan oralit kepada anak dengan
cukup walaupun diare masih berlangsung dan diare
bermasalah atau dengan penyakit penyerta sudah
diketahui dan diobati