Anda di halaman 1dari 45

REFLEKSI KASUS

“DIARE AKUT DEHIDRASI


SEDANG,FEBRIS DENGAN GIZI BAIK”

Shinta Anggun Brilliani (30101407327)

PEMBIMBING :
DR. A ZIZ AH RETNO K , SP. A
Nama :An.A
Umur : 2tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Pandean Lamper
IV/66,Semarang Selatan
Agama : Islam
Nama Ayah :Tn. N
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam

Nama Ibu : Ny. L


Umur : 27 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
3 hari SMRS : pasien 2 hari SMRS : Pasien masih BAB
mengeluh BAB cair 2 kali, cair 2x sehari. Warna kekuningan,
ampas (-), lendir (-), darah (-). lendir (-), darah (-), bau tidak
BAB berwarna kuning seperti asam maupun busuk, tidak
air, tidak menyemprot, baunya nyemprot dan tidak tampak
tidak asam, tidak busuk, dan seperti cucian beras. Keluhan
tidak berbuih. BAB cair,. demam (+) dan tidak terlalu
Keluhan demam (+), batuk (-), tinggi, batuk (-), pilek (-). BAK
pilek (-). Pasien tampak lemah masih dalam batas normal, warna
dan kurang aktif. BAK masih tidak pekat. Anak masih minum
dalam batas normal, warna tapi nafsu makan menurun.
tidak pekat. Anak masih minum Kemudian oleh orangtua diberi
dan makan seperti biasa. Ayah obat penurun panas paracetamol.
pasien mengatakan bahwa Namun keluhan mencret masih
pasien minum yakult sebelum ada, tapi demam turun setelah
pasien mengalami diare. minum obat.
1 hari SMRS :
keluhan BAB cair 2 kali 3 jam SMRS : keluhan
sehari. Warna mencret 2 kali sehari.
kekuningan, lendir (-), Mencret kekuningan tidak
darah (-), bau tidak berampas, lender (-), darah (-),
asam maupun busuk, bau tidak asam maupun busuk,
tidak nyemprot dan tidak
tidak nyemprot dan tampak seperti cucian beras.
tidak tampak seperti Keluhan demam (+) , muntah
cucian beras. Keluhan (+) frekuensi >5 kali dalam
sehari, batuk (-), pilek (-). BAK
demam (+), muntah (-), masih dalam batas normal,
batuk (-), pilek (-). BAK warna tidak pekat. Anak
masih dalam batas semakin rewel , nafsu makan
masih menurun. Sehingga orang
normal, warna tidak tua memutuskan membawa ke
pekat. Anak mulai IGD RSUD KRMT
rewel, nafsu makan Wongsonegoro Semarang.
masih menurun.
Keluhan serupa sebelumnya disangkal.
Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan
disangkal.

Riwayat keluhan seperti ini pada keluarga


pasien disangkal.
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan nenek. Rumah terdiri
dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi didalam rumah, 1 dapur. Total ada
4 orang yang tinggal bersama. Kamar ada ventilasi dan rumah
berukuran kecil. Ayah pasien adalah seorang wiraswasta, dan ibu
pasien adalah buruh pabrik . Sehari-hari pasien diasuh oleh nenek
pasien. Kebiasaan nenek pasien cuci tangan sebelum dan sesudah
menyiapkan makan jarang dilakukan.
Kesan : Sosial ekonomi cukup, hieginitas diri kurang.
Ibu memeriksakan kandungannya secara teratur ke bidan terdekat. Mulai saat mengetahui
kehamilan hingga usia kehamilan 7 minggu pemeriksaan dilakukan 1x/bulan. Selama hamil ibu
telah mendapat suntikan TT 2x. Saat usia kehamilan memasuki usia kandungan ke-8 bulan,
pemeriksaan rutin dilakukan 2x/bulan hingga lahir. Ibu mengaku tidak pernah menderita
penyakit selama kehamilan. Riwayat perdarahan dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat
minum obat tanpa resep dokter ataupun minum jamu disangkal.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik.

Sejak Lahir pasien diberikan susu formula sampai umur 6 bulan,dikarenakan ASI ibu tidak keluar dan sering di tinggal pergi,
Susu formula diberikan dengan dot. Jumlah dot dirumah ada 3, sebelum pemberian susu dot dibersihkan dan direbus dengan
air panas. Air untuk pembuatan susu formula adalah air galon isi ulang. Setelah usia 6 bulan anak mendapatkan makanan
pendamping ASI yaitu bubur cerelac dan nasi tim. Kebiasaan nenek pasien cuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan
makanan jarang dilakukan.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan cukup, kebersihan kurang.
No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1 Hepatitis B 3x 0, 1, 6 bulan
2 Polio 4x 0, 2, 4, 6 bulan
3 BCG 1x 2 bulan
4 DPT 3x 2, 4, 6 bulan
5 Campak -------- ----------

Kesan Imunisasi : Imunisasi dasar TIDAK lengkap


sesuai umur
Senyum (usia 1 bulan)
Miring (usia 3 bulan)
Tengkurap (usia 4 bulan)
Duduk (usia 6 bulan)
Merangkak (usia 8 bulan)
Berdiri, bersuara (usia 12 bulan)

Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai


Umur
Diketahui :
Berat Badan : 12kg
Tinggi Badan : 100 cm
Umur : 2 tahun 6 bulan
• WAZ = BB – median = 12– 12,7 = -1 (gizi baik)
• SD 0,7
• HAZ = TB – median = 100 – 90,7 = +2 (perawakan
normal) SD 3,5
WHZ = BB – median = 12 – 12,7 = -1 (normal)
• SD 0,7
• Kesan : berat badan cukup, perawakan tubuh normal,
status gizi baik
Dilakukan pada tanggal 11 juni 2018

• Keadaan Umum : tampak sakit sedang,


lemah
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda Vital
STATUS • Nadi: 130 x/menit, reguler, isi tegangan cukup
PRESENT
• Pernapasan : 25 x/menit,
• Suhu : 37,0 0C (Axilla)
Kepala : Normocephale, ubun-ubun besar tidak menonjol, kulit kepala
tidak ada kelainan, rambut hitam dan distribusi merata, tidak ada
kaku kuduk
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Kulit : Tidak sianosis, Turgor agak melambat,petechie(-)
Mata : Mata cekung (-), Air mata (+), Konjungtiva anemis (-/-
), Sklera ikterik (-/-) ,pupil bulat,isokor,refleks cahaya
(+/+)
Hidung : Epistaksis (-), Nafas cuping hidung ( -/-),bentuk
normal
Telinga : Discharge ( -),bentuk normal,serumen(-/-)
Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Lidah kotor(-)
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
THORAK
PULMO
Inspeksi : simetris
Statis: Hemithorax dextra sama dengan sinistra
Dinamis: Hemithorax dextra sama dengan sinistra
Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST Wheezing (-), Ronki (-/-)
COR
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Iktus tak teraba, Thril (-)


Perkusi : Sulit dinilai
Auskultasi
Frekwensi : 122x/menit
Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
Bising : (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri Tekan (-) pada region epigastrium
Hati, Limpa : Tidak ada pembesaran
Turgor : kembali lambat
Alat kelamin : Laki-laki

Anggota Gerak Superior Inferior


Capilary refill <2s <2s
Akral dingin - -
R. Fisiologis + +
R. Patologis - -
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada hari senin, 30 Agustus
2016 jam 18.02 WIB

Darah rutin: Imunoserologi:


Hemoglobin :13,4 g/dl Sal. Thypi O :-
Hematokrit :38,3 % Sal. Parathypi AO : -
Leukosit :9340 Sal. Parathypi BO :-
sel/mm3
Sal. Parathypi CO:-
Trombosit :434.000
Sal. Thypi H :-
sel/mm3
Sal. Parathypi AH :-
Gol. Darah : O+
Sal. Parathypi BH :-
Kesan :Hb
meningkat Sal. Parathypi CH:-
Kimia:
Natrium : 140,7 mmol/L
Kalium : 3,27 mmol/L
Chlorida :106,7 mmol/L
Kesan : hipokalemia.
• Diare Akut Dehidrasi Berat
• Status Gizi Baik
Assestment:
1) Diare akut dehidrasi berat
DD: a) Infeksi enteral
b) keracunan
c) Alergi
d) Malabsorpsi
• IP. Dx
S :-
O : Px. Feses rutin
• IP. Rx
Infus Ringger Laktat 100ml/kgbb
30 ml/kg diberikan selama 30 menit -> dilanjutkan 70
ml/kg selama 2,5 jam
30 ml/kg = 30ml x 11 kg = 330 ml/0,5 jam -> 165 tpm
70 ml/kg = 70ml x 11 kg = 770 ml/2,5 jam -> 77 tpm
Cairan tambahan (oralit 5 ml/kgbb) tiap kali
diare cair
Zinc tab 20 mg 1x1 selama  10 hari
Lanjutkan pemberian makan dan susu/ASI
Antibiotik selektif
Antipiretik : Paracetamol 10-15 ml/kgbb/kali
dapat diulang maksimal 6 kali sehari
• PCT tab 78-117 mg tiap kali minum
• PCT syr 120 mg/5 ml 1 cth
Kebutuhan rumatan (maintenance)  BB (11 kg)
BB awal= 100 x BB masuk RS
92,5
= 100 x 11 =11,9 kg
92,5
• Rumus Darrow : (10x100) + (1,9x50) : 1095 mL
DADB : 10% x 1095 mL : 109,5 mL
TOTAL CAIRAN : 1,204,5 cc dalam 24 jam
• Infus tpm  1.204,5 x 15 = 12,55 tpm (13 tpm)
24 x 60
• IP. Mx
Vital sign, tanda dehidrasi (turgor, mencret, muntah, diuresis), cek ulang kadar
elektrolit, pernafasan kussmaul

• IP. Ex
1. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit, perjalanan penyakit, serta
tindakan yang akan dilakukan
2. Istirahat cukup
3. Minum obat secara teratur dan tepat waktu
4. Menjaga pola makan yang cukup gizi dan higienis
5. Makan makanan yang dimasak terlebih dahulu
6. Menjaga lingkungan dan kebersihan diri (Jaga kebersihan tangan, alat
makan)
7. Berikan anak lebih banyak minum (Bisa diberikan oralit)
Assestment:
2) Gizi Baik
DD : Gizi Kurang
• IP Dx
S : Kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari
O : Penilaian Klinis Gizi dan data antropometri
• IP Rx
Kebutuhan kalori (Rumus Schofield) umur 18 bulan, BB : 11 kg
(60,9*BB) -54 = 615.9 kkal. Terdiri dari :
 Karbohidrat = 60% * keb.kalori
= 60% * 615.9
= 369.54 kkal
 Lemak =35% * keb.kalori
= 35% * 615.9
= 215.565 kkal
 Protein = 5% * keb.kalori
= 5% * 615.9
= 30.795 kkal
• IP. Mx
Penimbangan berat badan secara rutin dan teratur dan pengukuran
tinggi badan satu tahun sekali

• IP. Ex
1. Makan teratur
2. Asupan makanan yang bergizi
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
4. Menimbang BB secara rutin
Vitam : dubia et bonam
Sanam : dubia et bonam
Fungsional : dubia et bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Diare akut menurut Cohen adalah keluarnya buang air besar tiga
kali atau lebih yang berbentuk cair dalam satu hari dan berlangsung
kurang 14 hari. Menurut Noerasid diare akut ialah diare yang
terjadi secara mendakak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP)
mendefinisikan diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi
dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan
tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang berlangsung
selama 3 – 7 hari
ETIOLOGI
• Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis, keracunan makanan karena antibiotika dan infeksi sistemik
• Penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 – 60%)
sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus,
Coronavirus, Minirotavirus.Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah
Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus, Compylobacter jejuni,
Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli, Pleisiomonas,
Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan
Yersinia enterocolitica, Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah
Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis, Cryptosporodium, Entamoba
hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis
suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura
PATOGENESIS
• Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang
masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan
menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang
rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi
mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan
dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan
meningkatkan motilitasnya sehingga timbul diare
• Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang
berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus
cAMP,cGMP, dan Ca dependen. Patogenesis terjadinya diare oleh
salmonella, shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis
diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini
dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga depat
menyebakan reaksi sistemik.Toksin shigella juga dapat masuk ke dalam
serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut
disentri.
PATOFISIOLOGIS
• Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori
yaitu diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan
motilitas usus. Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan
yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bahteri
usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan
menarik cairan. Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri
akan menstimulasi cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi
cairan dan elektrolit. Sedangkan diare karena gangguan motilitas
usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada
diabetik neuropathi, post vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid
TANDA DAN GEJALA
PENATALAKSANAAN
a. Dehidrasi Ringan – Sedang
Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral
sesuai dengan defisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan secara intravena
sebanyak : 75 ml/kg bb/3jam. Pemberian cairan oral dapat dilakukan setelah anak dapat
minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan
1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila masih ada diare atau muntah dapat
diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau muntah.
Yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada
anak, yaitu:
1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral )
2. Cairan hipotonik
3. Rehidrasi oral cepat 3 – 4 jam
4. Realiminasi cepat dengan makanan normal
5.Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus
6.Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan
7.ASI diteruskan
8. Suplemen dengan CRO ( CRO rumatan )
9.Anti diare tidak diperlukan
b. Dehidrasi Berat
Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi dan anak
dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-koma, pernafasan
Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan pemberian cairan elektrolit
parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan sebagai
berikut :
Usia <12 bln: 30ml/kgbb/1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/5jam
Usia >12 bln: 30ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya 70ml/kgbb/2-2½ jam
Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan penderita
akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya menyangkut
waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet sebagaimana
biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein akan segera
dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan diusahakan agar
penderita bila memungkinkan cepat mendapatkan makanan / minuman sebagai biasanya
bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral
makan dan minum tetap dapat dilanjutkan
Pemilihan jenis cairan
• Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau
tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya,
serta memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL)
adalah cairan yang mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup
laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian
kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah
hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai,
tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup.
Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan
sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B. Sejumlah
cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 – 268 mmol/1 dengan Na
berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare anak dengan
kolera atau tanpa kolera.
PROGNOSIS
• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan
yang mendukung,dan terapi antimikrobial jika
diindikasikan, prognosis diare hasilnya sangat
baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.
Penderita dipulangkan apabil aibu sudah dapat/sanggup
membuat/memberikan oralit kepada anak dengan
cukup walaupun diare masih berlangsung dan diare
bermasalah atau dengan penyakit penyerta sudah
diketahui dan diobati

Anda mungkin juga menyukai