Anda di halaman 1dari 25

DISKOMINFO Provinsi Papua

Jl. Soa Siu Dok II Bawah


Jayapura

SMART CITY
KONSEP DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DI PAPUA
Disampaikan dalam Rakornis Diskominfo Kabupaten/Kota Se Provinsi Papua Suhartono
Wamena, 1 Juni 2016 HP: +62 813 15897 118
stono118@gmail.com
Agenda Presentasi

1. Konsep Smart City


2. Faktor Pembentuk Smart City
3. Smart Papua - Smart City untuk
Papua
1. KONSEP SMART CITY
Konsep “Smart and Innovative City”

• Secara tradisional, SMART CITY didefinisikan sebagai kota yang


memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang
memungkinkan infrastruktur penting, komponen dan fasilitas di
dalamnya berfungsi secara interaktif, efisien, yang pada akhirnya
membuat warga kota menyadari pentingnya keberadaan
mereka.
• Dalam definisi yang lebih luas, sebuah kota dapat dikategorikan
“smart” bilamana investasinya di dalam sumber daya manusia,
kehidupan sosial, dan infrastruktur komunikasinya dapat secara
aktif menyokong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
kwalitas hidup yang tinggi, termasuk di dalamnya pengelolaan
sumber daya alam melalui keikutsertaan pihak pemerintah.
Smart City = Kota Cerdas
Menghubungkan
Kolaborasi / bekerja sama

Mempertukarkan
Mendidik

Meremajakan
Memperbarui

Menetapkan
Mengembangkan

Mengakses
Menunjuk

Mendirikan
Membagi
Transisi dari “Just City”
ke “Smart City”
2. FAKTOR PEMBENTUK SMART CITY
Elemen Keberhasilan SMART CITY

1. Knowledge
2. Technology
3. Leadership
4. Cooperation and Partnerships
Tiga Faktor Utama Komponen Smart City
Sejumlah Area dan faktor yang membentuk
sebuah Smart City
Economy (Ekonomi) Citizen / People (Penduduk) Governance (Manajemen
Pemerintahan)
• Penetrasi TIK dalam dunia usaha • Pendidikan dan pelatihan • Perencanaan Strategis untuk
• Promosi sektor keuangan • E-Learning mendukung E-Government dan
• Memelihara dan menarik minat • Pelatihan seumur hidup Pemanfaatan TIK
para talenta dan mendukung • Investasi di Sumber Daya Manusia • Pelayanan Publik secara on-line
kreeatifitas • Riset dan Pengembangan • Pelaksanaan pemerintahan secara
• Mendukung kewirausahaan transparan
• Ciptakan ruang usaha • Mewujudkan E-Democrasy
• Internasionalisasi • Mempromosikan TIK dan inovasi
baru

Mobility (Mobilitas) Environment (Lingkungan) Living (Kwalitas Hidup)


• Perwujudan rasa aman dan
• Pembangunan infrastruktur TIK dan membangun kepercayaan • Menyelenggarakan E-Health
konektivitasnya • Pelestarian budaya dan identitas • Memberikan kemudahan akses
• Pengembangan Akses Internet bangsa dan E-Inclusion
Publik
Smart Economy
Smart Economy mengacu ke kota-kota yang memiliki industri “smart”, khususnya di area TIK, dan industri lainnya yang
membutuhkan TIK dalam proses produksinya.

Smart Economy juga mencakup sejumlah faktor yang terkait dengan aspek kompetitif perekonomian dari daerah / kota
bersangkutan, seperti :

• Penetrasi TIK di sektor usaha.


 Penggunaan PC dan Internet di perusahaan-perusahaan.
 Penetrasi penggunaan internet untuk kegiatan bisnis.
• Promosi aspek keuangan.
 Pengembangan agen-agen pembangunan lokal.
 Menyusun rancangan strategi untuk pembangunan perekonomian kota.
• Memelihara dan menarik minat para talenta dan mendukung kreatifitas.
• Memberikan dukungan bagi kewirausahaan
• Mengembangkan area-area bisnis.
 Taman-taman Sains dan Teknologi
 Taman-taman Industri
 Inkubator dunia usaha
• Internasionalisasi kota.
 Pengembangan strategi promosi internasional bagi kota.
 Pembangunan proyekproyek berkelas (flagship) untuk
menciptakan posisi internasional dari kota.
 Partisipasi di jaringan perkotaan internasional
Smart People
Elemen pembeda antara sebuah “digital city” dengan sebuah “smart city” adalah pada Smart People.

Masyarakat dikategorikan cerdas / pintar terkait dengan tingkat pendidikan dan ketrampilannya,
sebagaimana juga kalitas kehidupan interaksi sosialnya untuk berbaur (terintegrasi) maupun kwalitas
hidupnya, serta kemampuan mereka untuk membuka diri terhadap dunia “luar”.

Masyarakat cerdas (smart people) bisa diciri melalui beberapa faktor:

• Pendidikan dan Pelatihan..


 Populasi dengan tingkat pendidikan akademi ke atas.
 Keberadaan perguruan tinggi di kota.
 Area prioritas dari pendidikan yang ditawarkan.
 Adaptasi dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja terkini.
• E-Learning
 Perencanaan pengembangan kelas-kelas digital.
 Penetrasi TIK di sektor pendidikan.
 Implementasi program-program e-learning.
 Pelatihan seumur hidup
• Pembangunan Sumber Daya Manusia.
 Kolaborasi antara perusahaan-perusahaan
 dengan Pusat-pusat Pengetahuan (Knowledge Centre).
• Riset dan Pengembangan
Smart Governance
Smart Governance mencakup partisipasi aktif secara politik dan pelayanan pemerintah ke
publik menggunakan E-Government dan E-Democracy. Partisipasi aktif masyarakat dalam
kegiatan kepemerintahan akan melahirkan sebuah masyarakat baru, yakni E-Citizen.

Smart Governance ditandari oleh beberapa faktor:

• Pembelanjaan publik lokal atas komponen TIK.


• Ketersediaan situs-situs / website.
• Ketersediaan perencanaan strategis yang mendukung E-Government dan TIK.
• Pelayanan publik / ke masyarakat secara on-line.
 Persentase layanan yang tersedia secara on-line.
 Layanan on-line utama yang ditawarkan oleh kota.
 Jumlah staf administrasi yang menggunakan komputer yang terhubung dengan
internet.
• Tanda tangan elektronik.
• Pemerintahan yang transparan
• E-Democracy.
 Partisipasi warga / masyarakat.
 Voting elektronik
• Promosi TIK dan inovasi baru.
Smart Mobility
Smart Mobility berhubungan dengan pemberian akses ke teknologi baru kepada publik, dan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-harinya di perkotaan.

Infrastuktur yang dibangun harus memungkinkan penggunanya untuk berbagi dan memproses
setiap informasi secara langsung dari mana saja. Karena itu dibutuhkan broadband dengan
bandwidth yang besar. Pemanfaatan wify dapat dipertimbangkan sebagai jaringan
telekomunikasi publik yang selayaknya segera dikembangkan.

Smart Mobility ditandari oleh beberapa faktor:

• Konektifitas dan infrastruktur TIK


 Penetrasi ICT di rumah-rumah.
 Penggunaan internet.
 Cakupan Broadband.
 Penggunaan Broadband.
 Penggunaan telepon genggam
 Penetrasi penggunaan telpon genggam.
• Akses Internat Publik.
 Jumlah hotspot wi-fy di kota-kota.
 Pusat-pusat akses internet publik.
 Promosi kerja sama dengan ISP.
Smart Environment
Smart Environment mengacu ke penggunaan teknologi baru untuk melindungi
dan menjaga lingkungan hidup sebuah kota.

Smart Environment ditandai oleh beberapa faktor:

• Rasa aman dan percaya.


 Penggunaan TIK untuk memperbaiki keamanan publik.
• Perlindungan budaya dan identitas bangsa.
 Inisiatif atas digitalisasi harta-harta peninggalan..
Smart Living
Berbicara tentang Smart Living pada dasarnya mencakup sejumlah aspek yang
secara substansial meningkatkan kualitas hidup warga kota, seperti kebudayaan,
kesehatan, keamanan, perumahan, turisme, dan lain-lainnya.

Pengembangan masing-masing aspek di atas akan membawa ke kehidupan yang


lebih memuaskan, utuh dan harmonis.

Smart Living ditandai oleh beberapa faktor:

• E-Health
 Pengunaan kartu kesehatan elektronik.
 Pelayanan medis on-line.

• Aksesibilitas dan E-Inclusion.


 Pengembangan program-program inklusi digital
bagi kelompok-kelompok yang berisiko dimarginal-
kan.
3. SMART CITY UNTUK PAPUA
Kiat Sukses Membangun Smart City
TAHAPAN PENGEMBANGAN SMART CITY
Framework Umum Smart City
INISIATIF SMART CITY
ARSITEKTUR NILAI LEBIH DARI SMART CITY
PERAN STACKHOLDERS DALAM PEMBANGUNAN SMART CITY
ICT Master Plan untuk Papua – Smart City (SMART PAPUA)
SMART
PAPUA
Apa langkah selanjutnya?

• Apa ekspektasi setelah memahami sedikit tentang Konsep Smart City?


• Bagaimana target waktu untuk bisa membangun Papua Smart City
(Smart Papua)?
• Apa langkah selanjutnya yang perlu ditindaklanjuti segera untuk
membangun Smart Papua? Kapan bisa dibangun ICT Masterplan untuk
Papua dimana di dalamnya ada Roadmap Smart Papua?
• Kapan bisa presentasi di hadapan Bapak Gubernur dan pejabat terkait
lainnya?

Anda mungkin juga menyukai