Anda di halaman 1dari 16

BATUAN METAMORF

Oleh Kelompok 3
Joshi Andhika Putra (12111013)
Adam Verdyansyah P (12111044)
Iftikhor Faadhilah (12111046)
Tika Novira Tobing (12111064)
Definisi Metamorf
• Batuan metamorf merupakan batuan batuan
yang terbentuk dari proses perubahan batuan
asal (batuan beku maupun sedimen), baik
perubahan bentuk/struktur maupun susunan
mineralnya akibat pengaruh tekanan dan/atau
temperatur yang sangat tinggi, sehingga menjadi
batuan yang baru.
• Perubahan yang terjadi pada proses metamorf
adalah Tekstur dan Struktur dan Asosiasi dari
mineral batuan asal.
Proses pembentukan batuan
metamorf
• Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah
ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi
mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid
rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di
kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).
• Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang
disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan
suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur
dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor
tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak
terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami
metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa
melalui fase cair (Diktat Praktikum Petrologi, 2006).
Tipe-tipe Batuan Metamorf
• Metamorfisme kontak, metamorfisme dengan agen utamanya
adalah temperature yang terjadi karena intrusi batuan beku
terhadap batuan dangkal yang lebih dingin, biasa terjadi pada skala
local. Kontak ini disebut juga kontak aurele.
• Metamorfisme dinamik, merupakan metamorfisme yang terjadi
karena deviatorik stress. Tipe ini terjadi pada zona sesar dan daerah
yang terkena jadtuah meteoric. Tipe ini terjadi pada daerah yang
cukup luas.
• Metamorfisme static, merupakan metamorfisme yang terjadi
akibat lithostatik yang terjadi pada kedalaman yang realtif dalam,
seperti pada fore arc basin dan palung.
• Metamorfisme dinamotermal, merupakam metamorfisme yang
paling banyak dijumpai dan terjadi akabat kombinasi tekanan dan
temperature.
Metamorf Kontak
Metamorf Regional
Pressure
Texture
• Foliasi : Susunan
mineral pembentuk
batuan
memperlihatkan
bentuk yang sejajar
dan teratur.
• Non-Foliasi :
Bentukan dan
susunan mineral
pembentuk batuan
memperlihatkan
bentuk membutir
Metamorphic Rock Identification Chart

PARENT ROCK
TEXTURE FOLIATION COMPOSITION TYPE
ROCK NAME

slaty mica Regional Mudstone Slate

quartz, mica,
phyllitic Regional Mudstone Phyllite
chlorite

Foliated schistose mica, quartz Regional Slate Schist

amphibole, Basalt or
schistose Regional Amphibolite
plagioclase Gabbro
gneissic feldspar, mica,
Regional Schist Gneiss
banding quartz
Contact or Bituminous Anthracite
carbon
Regional Coal Coal
quartz, rock Contact or Metaconglo
Conglomerate
Non- fragments Regional merate
Foliated Contact or
calcite Limestone Marble
Regional
Contact or
quartz Sandstone Quartzite
Regional
Struktur Foliasi
• Slate: Umumnya
ditemukan pada batuan
metamorf berbutir sangat
halus (mikrokristalin) yang
dicirikan oleh adanya
bidang-bidang belah planar
yang sangat rapat, teratur a: Slate
dan sejajar. Batuannya
disebut slate (batusabak).
• Phyllite: Struktur ini
hampir sama dengan
struktur slaty cleavage
b: Phyllite
tetapi terlihat rekristalisasi
yang lebih besar dan mulai
terlihat pemisahan mineral
pipih dengan mineral
granular. Batuannya
disebut phyllite (filit)
Struktur Foliasi
Schist: Terbentuk adanya susunan parallel
mineral-mineral pipih, prismatic atau
lentikular (umumnya mika atau klorit) yang
berukuran butir sedang sampai kasar.
Batuannya disebut schist (sekis).
(gambar atas)

Gneiss: Terbentuk oleh adanya perselingan.,


lapisan penjajaran mineral yang mempunyai
bentuk berbeda, umumnya antara mineral-
mineral granuler (feldspar dan kuarsa)
dengan mineral-mineral tabular atau
prismatic (mioneral ferromagnesium).
Penjajaran mineral ini umumnya tidak
menerus melainkan terputus-putus.
Batuannya disebut gneiss.
(gambar bawah)
Struktur non foliasi
• Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-
mineral equidimensional dan
equigranular dan umumnya
berbentuk polygonal. Batuannya
disebut hornfels (batutanduk)
(Gambar disamping)
• Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen
batuan atau mineral berukuran kasar
dan umumnya membentuk
kenampakan breksiasi. Struktur
kataklastik ini terjadi akibat
metamorfosa kataklastik. Batuannya
disebut cataclasite (kataklasit).
Struktur non Foliasi
• Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan
mekanik pada metamorfosa kataklastik.
Cirri struktur ini adalah mineralnya
berbutir halus, menunjukkan
kenampakan goresan-goresan searah
dan belum terjadi rekristalisasi mineral-
mineral primer. Batiannya disebut
mylonite (milonit).
(gambar disamping)
• Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama
dengan struktur milonitik tetapi
umumnya telah terjadi rekristalisasi.
Cirri lainnya adlah kenampakan kilap
sutera pada batuan yang ,mempunyai
struktur ini. Batuannya disebut
phyllonite (filonit).
Tekstur Metamorf
• 1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi:
– a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa
tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada
batuan metamorf tersebut.
– b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses
metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami
rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
• 2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
– Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
– Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
Tekstur Metamorf
• 3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
– Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
– Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri
dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
– Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain
disekitarnya.
• 4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
– Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
– Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
– Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
– Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral

Anda mungkin juga menyukai