Anda di halaman 1dari 66

PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SECARA

AMAN

OLEH :
H. Ir. PURWANTO

HI/PUR/2011 1
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SECARA AMAN
I. PENDAHULUAN
1. Penggunaan
 Industri : pupuk, kertas, petrokimia, migas
 Laboratorium
 Rumah tinggal : pembasmi nyamuk, pembersih
lantai, LPG
2. Bahaya
 Kebakaran
 Peledakan
 Keracunan
 Terlepasnya gas beracun
3. Sebab-sebab kecelakaan
• Alat atau bahan yang tidak aman

• Keadaan yang tidak aman

• Perbuatan pekerja tidak aman

• Pengawas (Supervisor)

4. Akibat kecelakaan
 Kematian, luka-luka, cacat
 Kerusakan asset perusahaan
 Pencemaran lingkungan
Bahan kimia berbahaya adalah bahan
kimia dalambentuk tunggal atau campuran
yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika
dan atau toksikologi berbahaya terhadap
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
(Kepmenaker no. KEP 187/MEN/1999)
Bahan berbahaya dan beracun (B3)
adalah bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat
merusak lingkungan hidup dan atau
dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
(PP no 74 tahun 2001)
Nilai ambang batas (NAB) adalah standar
faktor bahaya di tempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu
(time weighted average) yang dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu (Per.13/MEN/X/2011)
Nilai Ambang Kuantitas (NAK) adalah standar kuantitas
bahan kimiaberbahaya untuk menetapkan potensi
bahaya bahan kimia di tempat kerja (Kepmen
187/tahun 1999);

Pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya


dan atau kegiatan yang dilakukan untuk mencegah
dan atau mengurangi resiko akibat penggunaan
bahan kimia berbahaya ditempat kerja terhadap
tenaga kerja, alat-alat kerja dan lingkungan
(Kepmen 187/tahun 1999);
Lethal Dose 50 (LD 50) adalah dosis yang menyebabkan
kematian pada 50% binatang percobaan

Lethal Concentration 50 (LC 50) adalah konsentrasi


yang menyebabkan kematian pada 50% binatang
percobaan.
II. KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA
1. UNITED NATION NUMBER
Kelas 1 :BAHAN MUDAH MELEDAK (EXPLOSIVE)

1.1 Bahan yang mempunyai bahaya peledakan besar


Contoh : TNT, Nitro Glycerine
1.2 Bahaya suara keras, tetapi bahaya peledakan kecil
Contoh : Amunisi, Rocket
1.3 Bahaya kebakaran, tetapi bahaya pecahan kecil
atau tidak menimbulkan suara keras
Contoh : Flare, Firewark
1.4 Bahaya yang saat ini banyaknya tidak significant
1.5Bahaya peledakan besar tetapi sangat tidak
sensitive
Kelas 2 : GAS

2.1 Gas mudah terbakar (bertekanan, dicairkan


atau dilarutkan dibawah tekanan)
Contoh : Acetyline, Hidrogen Cair, LPG
2.2 Gas tidak mudah terbakar, tidak beracun
Contoh : Nitrogen, CO2, Helium
2.3 Gas beracun
 Contoh : Chlorine
Kelas 3 : CAIRAN MUDAH TERBAKAR

3.1 Cairan dengan titik nyala kurang dari 211̊C


Contoh : Petrolium, Ether Solvent Naptha
3.2 Cairan dengan titik nyata 21 1̊C-55 1̊C
Contoh : Kerosen, Turpenten
3.3 Cairan dapat terbakar dengan titik nyata
antara 55 1̊C-150 1̊C
3.4 Cairan dapat terbakar dengan titik nyata
diatas 150 1̊C


Kelas 4 : PADATAN MUDAH TERBAKAR

4.1 Padat mudah terbakar


Contoh : Korek api, Magnesium
4.2 Bahan yng kemungkinan besar dapat terbakar
secara spontan
Contoh : Yellow Phosparus
4.3 Bahan yang jika kontak dengan air
mengeluarkan gas mudah terbakar
Contoh : Bubuk Zinc, Calcium Carbide
Kelas 5 : BAHAN OKSIDATOR DAN PEROKSIDA ORGANIK

5.1 Bahan Oksidator


Contoh : Calcium Hypochlaride, Amonia, Hidrogen
Peroxide
5.2 Peroksida Organik
Contoh : Methyl Ethye Ketone Peroxide (MEKP),
Benzoil Peroxide

Kelas 6 : BAHAN BERACUN DAN MENULAR

6.1 Bahan beracun (toxic)


Contoh : Pestisida, Dixinfectan, Arsen, dll
6.2 Bahan Menular
Contoh : Vaccine, bakteri
Kelas 7 : BAHAN RADIOAKTIF

Kelas 8 : BAHAN KOROSIVE


Contoh : Asam Sulphate, Asam Nitrat, Caustic Soda

Kelas 9 : SERBANEKA (MISCELLANEOUS) BAHAN


BERBAHAYA
Contoh : Dry Ice, Aerosol Dispenser
UN Dangerous Goods Transport Labelling

Class 1 Class 1 Class 1 Class 1 Class 2, Div. 2.1


Explosives Div. 4 Div. 5 Div. 6 Flammable gases

Class 2 Class 2   Class 3 Class 4,Div.4.1 Class4,Div.4.


Div. 2.2, Div. 2.3   Flammable liquids Flammable 2
Non flammable Toxic solids Spontaneous
non toxic gas gases combustion

  Class 4, Div. 4.3 Class Class 5,Div.5.2 Class 6,Div.6.1 Class 8


Emit flammable gases 5,Div.5.1 Organic Toxic Corrosive
in contact with water Oxidizing peroxides substances substances
substances

15
LK/PUR/2011
2. NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION (NFPA)
Klasifikasi NPFA

Klasifikasi ini dimaksudkan agar dengan mudah


seseorang dapat mengetahui sifat bahaya terhadap :
a. Kesehatan (Warna Biru)
b. Mudah Terbakar (Warna Merah)
c. Reaktivitas (Warna Kuning)
SIMBOL TINGKAT BAHAYA

Bahaya
Terbakar

Bahaya Bahaya
Kesehata Reaktifita
n s

Pemberit
ahuan
Khusus
BAHAYA KESEHATAN

Tingkat bahaya terhadap kesehatan diberikan angka 4 (amat


berbahaya) sampai 0 (tidak berbahaya)
4 : Bahan yang dapat menyebabkan kematian pada
paparan jangka pendek atau yang dapat menimbulkan
luka fatal meskipun ada pertolongan segera
3 : Bahan yang dapat menimbulkan akibat serius pada
paparan jangka pendek,meskipun ada pertolongan segera
2 : Bahan yang pada paparan insentif atau terus
menerus dapat menimbulkan luka, kecuali ada pertolongan
segera
1 : Bahan yang menyebabkan iritasi atau sedikit luka
meskipun tidak ada pertolongan segera
0 : Bahan yang tidak dapat berbahaya meskipun kena
api
BAHAN MUDAH TERBAKAR

Ukuran u zat terbakar suatu zat dengan tingkat-


tingkat sebagai berikut :
4 : Bahan yang segera menguap dalam udara normal
dan dapat terbakar dengan cepat
3 : Bahan cair atau padat yang dapat dinyalakan
pada suhu biasa
2 : Bahan yang perlu sedikit dipanaskan dahulu
sebelum dapat terbakar
1 : Bahan yang perlu dipanaskan sebelum dapat
terbakar
0 : Bahan yang tak dapat terbakar
BAHAYA REAKTIVITAS

Adalah ukuran derajat kemudahan dalam melepaskan energy


dengan sendirinya atau akibat kontak dengan bahan lain :
4 : Bahan yang dengan mudah dapat diledakkan atau meledak
pada suhu dan tekanan biasa atau sensitive terhadap pengaruh
mekanik atau panas setempat
3 : Bahan yang mudah meledak, tetapi memerlukan sumber
penyebab yang kuat, seperti suhu tinggi atau tumbukan
2 : Bahan yang tidak stabil dan menghasilkan reaksi hebat, tetapi
tidak meledak
1 : Bahan yang stabil pada keadaan normal, tetapi tidak stabil
pada suhu tinggi
0 : Bahan yang stabil dan juga tidak reaktif meskipun kena api
atau pada suhu tinggi
Kriteria Bahan Kimia Berbahaya
(Kepmen 187/ tahun 1999)

a. Bahan Beracun
b. Bahan Sangat Beracun
c. Cairan Mudah Terbakar
d. Cairan Sangat Mudah Terbakar
e. Gas Mudah Terbakar
f. Bahan Mudah Meledak
g. Bahan Reaktif
h. Bahan Oksidator
a. Kriteria Bahan Beracun ; Pemaparan melalui :
 Mulut : LD 50>50 sampai < 200 mg/kgbb
 Kulit : LD 50> 25 sampai < 400 mg/kgbb
 Pernapasan : LC 50 > 0,5 mg/l sampai < 2 mg/l
b. Kriteria bahan sangat beracun;Pemaparan melalui :
 Mulut : LD 50 ≤ 50 mg/kgbb
 Kulit : LD 50 ≤ 25 mg/kgbb
 Pernapasan : LC 50 ≤ 0,5 mg/liter
c. Kriteria cairan mudah terbakar :
Titik nyala > 21◦ C - < 55 ◦ C pada tekanan satu atmosfir
d. Kriteria cairan sangat mudah terbakar
Titik nyala < 21◦ C dan titik didih > 20 ◦ C pada tekanan
satu atmosfirTitik nyala
e. Kriteria gas mudah terbakar :
Titik didih < 20 ◦C pada tekanan satiu atmosfir
f. Kriteria bahan mudah meledak apabila reaksi kimia bahan
tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang
besar serta suhu yang tinggi sehingga menimbulkan
kerusakan di sekelilingnya.
g. Kriteria bahan reaktif apabila
- Berekasi dengan air mengeluarkan panas dan gas yang
mudah terbakar
- Bereaksi dengan asam mengeluarkan panas dan gas yang
mudah terbakar atau beracun atau korosif
h. Kriteria bahan oksidator apabilareaksi kimia atau
pengurainya menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran.
Klasifikasi dan Pelabelan Bahan Kimia
(Kepmenperin 23/ tahun 2013 )

1. Bahaya fisik terdiri dari kelas :


a. Eksplosif;
b. Gas mudah menyala (termasuk gas yang tidak
stabil secara kimiawi/chemically unstable gas);
c. Aerosol;
d. Gas pengoksidasi;
e. Gas di bawah tekanan;
f. Cairan mudah menyala;
g. Padatan mudah menyala;
h. Bahan kimia tunggal dan campuran yang dapat
berekasi sendiri (swareaksi);
i. Cairan pirofik;
j. Padatan pirofik;
k. Bahan kimia tunggal atau campuran yang
menimbulkan panas sendiri (swapanas);
l. Bahan kimia tunggal atau campuran yang apabila
kontak dengan air melepaskan gas mudah menyala;
m. Cairan pengoksidasi;
n. Padatan pengoksidasi;
o. Peroksida organik;
p. Korosif pada logam.
2. Bahaya terhadap kesehatan terdiri dari kelas :
a. Toksisitis akut;
b. Korosi/iritasi kulit;
c. Kerusakan mata serius/iritasi pada mata;
d.Sensitisasi saluran pernafasan atau pada kulit;
e. Mutagenisitas pada sel nutfah;
f. Karsinogenitas;
g. Toksisitas terhadap reproduksi;
h. Toksisitas pada organ sasaran spesifik setelah
paparan tunggal;
i. Toksisitas pada organ sasaran spesifik setelah
berulang; dan
j. Bahaya aspirasi.
3. Bahaya terhadap lingkungan terdiri dari kelas:
a. Bahaya akuatik akut atau jangka pendek;
b. Bahaya akuatik kronis atau jangka panjang
dan ;
c. Berbahaya terhadap lapisan ozon.
Bahan-Bahan Beracun

1. Senyawa Logam
2. Bahan Pelarut
3. Gas-Gas Beracun
4. Bahan Karsinogenik
5. Pestisida
Tabel
Contoh Bahan Kimia Berbahaya
JENIS ZAT BERACUN JENIS BAHAN AKIBAT KERACUNAN DAN GANGGUAN

Logam / Metaloid -Pb (TEL, PbCO3) -Syaraf ginjal dan Darah


- Hg (Hg, senyawa organik dan -Syaraf ginjal
inorganik)
-Cadmium -Hati, Ginjal dan Darah
-Krom (Cr) -Kanker
-Arsen (As) -Iritasi, kanker
-Posfor (P) -Metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein
Bahan Pelarut -Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak -Pusing dan Koma
tanah)
-Hidrokarbon terhalogenasi (kloroform, -Hati dan Ginjal
CCI4)
-Alkohol (etanol,, metanol) -Syaraf Pusat, leukemia, saluran
-Glikol pencernaan
-Ginjal, hati dan tumor

Gas- Gas Beracun -Aspiksian sederhana (N2, Argon, -Sesak Napas, kekurangan oksigen
Helium) -Pusing, Sesak napas, Kejang, hilang
-Aspiksian Kimia : Asam Sianida (HCN) kesadaran
-AsamSulfida (H2S) -Sesak Napas, otak & jantung, Saraf,
-Karbon Monoksida (CO) hilang kesadaran
-Nitrogen Oksida (Nox) -Sesak napas, iritan, kematian
JENIS ZAT BERACUN JENIS BAHAN AKIBAT KERACUNAN DAN
GANGGUAN
Karsinogen --Benzena -Leukimia
-Asbes -Paru-paru
-Bensidin -Kandung Kecing
-Krom -Paru-paru
-Naftil amin -Paru-paru
-Vinil Klorida -Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
Pestisida -Organoklorin -- Pusing, kejang, hilang
-Organofosfat kesadaran, kematian
BAHAN KOROSIF
A. Bahan Korosif Padat
Contoh : Anorganik : Natrium hidroksida, natrium silikat,
kalium hidroksida, kalsium hidroksida; Organik : Asam
trikloroase, fenol
B. Bahan Koresif Cair
Contoh : Anorganik : Asam Sulfat, asam nitrat, asam
klorida ; Organik : Asam formiat, asam asetat, karbon
disulfida
C. Bahan Korosif Gas
- Gas amat larut dalam air, contoh : amoniak, asam klorida
- Gas dengan kelarutan sedang, Contoh : klor, brom
- Gas dengan kelarutan kecil, Contoh : Ozon, Fosgen
CONTOH CAMPURAN EKSPLOSIF

OKSIDATOR REDUKTOR/TEROKSIDASI

KCLO3, NANO3 KARBON, BELERANG

ASAM NITRAT ETANOL

KALIUM PERMANGANAT GLISEROL

KROM TRIOKSIDA HIDRAZIN


CONTOH BAHAN EKSPLOSIF DI INDONESIA

INDUSTRI BAHAN DI PRODUKSI/ DIGUNAKAN

PELEDAK NH4, NO3, TNT

AMUNISI CAMPURAN

GAS INDUSTRI ASETILEN, H2, O2

MERCON NANO3, KCIO3, KARBON

KOREK API KCIO3, BELERANG

ZAT WARNA AZO, DIAZO


BAHAN-BAHAN OKSIDATOR

A. Oksidator Anorganik, seperti :


- Permanganat (MNO4)
- Perklorat (CIO3)
- Dikromat (Cr2O7)
- Hidrogen Peroksida (H2O2)
- Peroidat (IO3)
- Persulfat ( S2O8)
B. Peroksida Organik, Seperti :
- Asetil Peroksida
- Eteroksida
- Asam Perasetat
Bahan reaktif terhadap air :
 Alkali (Na,K) dan Alkali tanah (Ca)
 Logam Halida anhidrat
 Logam Oksida anhidrat
 Oksigen non-logam halida
Bahan reaktif terhadap Asam :
 Kalium klorat (KCIO3)
 Kalium Permanganat (KMnO4)
 Asam Kromat (Cr2O3)
Penanganan dan Penyimpanan Bahan-bahan
KimiaBerbahaya

A. PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA BERBAHAYA


Prinsip utama dalam menagani bahan-bahan kimia adalah “think
before doing”. Artinya sebelum mencampur, mereaksikan atau
memindahkan suatu bahan kimia perlu dipikirkan kemungkinan apa
yang akan terjadi akibat tindakan tersebut. Untuk itu diperlukan
informasi tentang :
1. Nama bahan dan formula
2. Bentuk fisik : gas, cair atau padat
3. Sifat fisik : titik didih, titik lebur, tekanan uap, suhu,
komposisi dan berat jenis.
4. Sifat bahaya : toksik, mudah terbakar, eksplosif atau bahaya
lainnya.
1. Bahan Kimia Beracun dan Korosif
Bahan-bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melewati
jalur pernafasan , kulit dan mulut. Oleh karena itu harus dapat
dicegah agar bahan-bahan tersebut tidak masuk jalur di atas.

Untuk menghindarkan bahan masuk jalur pernafasan dapat


dilakukan sebagai berikut :
a. Penanganan dalam ruang khusus atau almari asam
b. Ruang kerja berventilasi, agar kadar polutan diencerkan
c. Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi
d. Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat.
Masker yang terbuat dari kain hanya cocok untuk debu.
2. Bahan Kimia Mudah Terbakar
Bahan kimia mudah terbakar yang paling berbahaya adalah yang
berupa uap, gas atau debu halus. Sumber panas :
a. Api terbuka
b. Loncatan api listrik atau akibat mekanik
c. Hubungan pendek listrik
d. Listrik statis
e. Logam panas

3. Bahan Kimia Reaktif


Bahan-bahan kimia reaktif ini biasanya bersifat eksplosif. Bahan
kimia reaktif harus dihindarkan dari ;
a. Pemanasan atau berdekatan dengan sumber panas atau kena
sinar matahari.
b. Pengadukan yang menimbulkan pemanasan setempat .
c. Pengangkutan yang menimbulkan benturan atau getaran kuat.
4. Interaksi Dalam Penyimpanan Bahan

a. Interaksi antara bahan dengan lingkungan


1) Panas atau percikan api yang dapat menimbulkan reaksi kebakaran atau
peledakan, terutama untuk zat-zat mudah terbakar dan mudah meledak.
Seperti diketahui, panas selain dapat memulai suatu reaksi kimia, juga
dapat mempercepat reaksi kimia. Oleh karena itu dapat dimengerti apabila
gudang penyimpanan sebaiknya bersuhu dingin dan bebas dari panas atau
api.
Contoh : pelarut organik dan peroksida amat
berbahaya bila kena panas atau api.
2) Uap air dan air, dapat diserap oleh bahan-bahan kimia dimana reaksi
penyerapan atau hidratasi tersebut bersifat eksotermis atau mengeluarkan
panas. Selanjutnya panas tersebut akan meng-inisiasi dan atau
mempercepat reaksi. Udara kering atau kelembaban rendah dan bebas dari
kebocoran air bila hujan adalah amat diperlukan dalam penyimpanan.
Contoh : Senyawa-senyawa hidrida, logam alkali dan asam sulfat
pekat bereaksi eksotermis dengan air.
b. Interaksi antara bahan dengan wadah
Beberapa bahan kimia amat korosif, seperti asam sulfat, asam
klorida, asam asetat, natrium hidroksida dan lain-lain, dapat
merusak wadahnya. Kerusakan wadah akan menyebabkan
kemungkinan interaksi antar bahan yang menimbulkan reaksi-
reaksi berbahaya atau langsungmengeluarkan zat beracun atau
mudah terbakar.

c. Reaksi antar bahan


Interaksi antar zat oksidator dan reduktor akan dapat
menimbulkan ledakan dan kebakaran. Sedang interaksi antar
asam dengan garam dapat menimbulkan gas atau uap beracun.
Contoh : Interaksi antara garam NaCN dengan asam
akan menghasilkan HCN yang amat beracun. Oleh
karena itu beberapa bahan yang mungkin bereaksi harus
dipisahkan dalam penyimpanan.

Dengan memahami prinsip-prinsip interaksi diatas, maka dengan


mudah kita dapat mengerti persyaratan-persyaratan dalam
menyimpan bahan-bahan kimia. Menyimpan bahan-bahan kimia
tanpa memperhatikan prinsip-prinsip diatas akan menimbulkan
bahaya :
o Kebakaran
o Peledakan
o Emisi gas beracunatau korosif
o Kombinasi dari efek-efek diatas
B. SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN

1. Bahan Mudah Terbakar


Contoh : Benzena, aseton, eter, heksan dan sebagainya.
Syarat Penyimpanan :
o Suhu dingin dan berventilasi.
o Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api
listrik dan api rokok.
o Tersedia alat pemadam kebakaran.

2. Bahan Mudah Meledak


Contoh : Amonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluen (TNT)
Syarat Penyimpanan :
o Ruangan dingin dan berventilasi
o Jauh dari panas dan api
o Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
3. Bahan Oksidator
Contoh : Perklorat, permaganat, peroksida organik
Syarat penyimpanan :
o Suhu ruangan dingin dan berventilasi

o Jauh dari sumber api dan panas termasuk loncatan listrik dan larangan

merokok.
o Jauh dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

(Pemadam kebakaran kurang berguna karena zat oksidator dapat


menghasilkan oksigen sendiri)

4. Bahan Reaktif terhadap air


Contoh : Natrium, hidrida, karbit, nitrida, dan lain-lain
Syarat Penyimpanan :
o Suhu ruangan dingin, kering dan berventilasi
o Jauh dari sumber nyala api atau panas
o Bangunan kedap air

o Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO 2 , Halon, dry powder)


5. Reaktif terhadap asam
Contoh : Natrium, hidrida difosfid
Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas H2
yang mudah terbakar.
Syarat Penyimpanan :
o Ruang dingin dan berventilasi
o Jauh dari sumber api dan panas
o Ruangan penyimpanan perlu didesain agar tidak memungkinkan

terbentuk kantong-kantong hidrogen

6. Bahan beracun
Contoh : Sianida, arsenida, fosfit, sulfida
Syarat Penyimpanan :
o Ruangan dingin dan berventilasi
o Jauh dari bahaya kebakaran
o Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
o Disediakan alat pelindung diri,pakaian kerja, masker dan gloves.
7. Bahan korosif
Contoh : Asam-asam, anhidrida dan alkali
Dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat
beracun menghasilkan uap /gas beracun.
Syarat Penyimpanan :
o Ruangan dingin dan berventilasi

o Wadah tertutup dan beretiket

o Dipisahkan dari zat-zat beracun

o Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, gloves, pakaian kerja.

8. Gas bertekanan
Contoh : Gas N2, asetilen, H2, Cl2 dalam silinder
Syarat Penyimpanan :
o Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat

o Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari

o Jauh dari api atau panas.


o Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub
Bahan-bahan kimia “incompatible”, dan
menghasilkan racun bila dicampur

Kelompok A Kelompok B Bahaya yang timbul bila


dicampur (C)
Sianida Asam Asam Sianida
Hipoklorit Asam Klor dan asam hipoklorit
Nitrat Asam sulfat Nitrogen dioksida
Asam nitrat Tembaga, logam berat Nitrogen dioksida
Nitrit Asam Asap nitrogen oksida
Asida Asam Hidrogen asida
Senyawa arsenik Reduktor Arsin
Sulfida Asam Hidrogen sulfida
Bahan-bahan reaktif yang bila bercampur menimbulkan
reaksi hebat, kebakaran, dan atau ledakan
Bahan Kimia Hindarkan kontak dengan
Amonium nitrat Asam, klorat, nitrat, debu organik,
pelarut organik mudah terbakar,
bubuk logam.
Asam asetat Asam kromat, asam nitrat,
perklorat, peroksida, permanganat.
Karbon aktif Oksidator (klorat, perklorat,
hipoklorit)
Asam kromat Asam asetat, gliserin, alkohol dan
bahan kimia mudah terbakar.
Cairan mudah terbakar Amonium nitrat, asam kromat,
hidrogen, peroksida, asam nitrat.
Bahan-bahan reaktif yang bila bercampur menimbulkan
reaksi hebat, kebakaran, dan atau ledakan

Bahan Kimia Hindarkan kontak dengan


Hidrokarbon (butan, benzana, Fluor, klor, asam kromat, dan
bensin, terpentin) peroksida
Kalium klorat, perklorat Asam sulfat dan asam lainnya
Kalium permanganat Gliserin, etilen glikol, asam sulfat
NAK BAHAN KIMIA

A. Beracun : 10 ton
B. Sangat Beracun : 5 ton
C. Reaktif :50 ton
D. Mudah Meledak : 10 ton
E. Oksidator : 10 ton
F. Cairan Mudah Terbakar : 200 ton
G. Cairan Sangat Mudah Terbakar : 100 ton
H. Gas Mudah Terbakar : 50 ton
Perusahaan Kategori Potensi Bahaya Besar Wajib :
1. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar
2. Petugas K3 Kimia : - Shift 2 Orang
- Non shift 5 orang
3. Ahli K3 Kimia : 1 orang
4. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan
kuantitas, proses, modifikasi dan instalasi
5. Pemeriksaan dan pengujian faktor kimia setiap 6 (enam)
bulan sekali
6. Pemeriksaan kesehatan minimal satu tahun sekali
Perusahaan kategori potensi bahaya menengah , wajib :
1. Membuat dokumen potensi bahaya menengah
2. Petugas k3 kimia : non shift 1 org ; shift 3 org
3. Melaporkan setiap perubahan
4. Pemeriksaan dan pengujian faktor kimia minimal 1
(satu) tahun sekali
5. Pemeriksaan dan pengujian instalasi minimal 3 (tiga)
tahun sekali
6. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja minimal satu
tahun sekali
Masuknya Bahan Kimia ke Dalam Tubuh
Pernafas Termakan/ Kontak Pemaja
an Minum kulit nan

Paru-Paru Lambung
& usus Penyera
pan
Hati

Lemak
Metabol
Darah & Pembuluh Darah isme
Tulang Distribu
si

Kelenjar
Paru-Paru Ginjal
Eksresi Pengelu
aran
Udara
Air Seni Keringat
Pernafasan
Batas Pemajanan (Exposure)
1. T W A : Time Weighted Average
- 8 jam kerja sehari
- 40 jam kerja seminggu
- 5 hari kerja seminggu
2. Batas pemajanan jangka pendek (Short term
exposure limits = STEL)
- Batas pemajanan 15 menit
- 4 kali per hari
- 60 menit antara STEL
3. Nilai batas tertinggi (Ceiling = C)
◦ Batas konsentrasi zat dalam udara yang tidak boleh
dilampaui
◦ Sifat bahan akumulatif dalam tubuh atau irreversible
◦ N A B atau T L V huruf C

4. Nilai Ambang Batas (NAB) atau threshold limit values


(TLV)
◦ Batas konsentrasi bahan di udara
◦ Tidak menimbulkan gangguan kesehatan
◦ 8 jam kerja sehari
◦ 40 jam seminggu
◦ 5 hari seminggu
Bagaimana melindungi dari bahan kimia ?
Harus mengetahui bahan kimia mana yang
berbahaya
Hindari kontak langsung
Mengetahui akibat dari bahayanya
Baca petunjuknya dan ikuti
Gunakan alat pelindung diri
Cuci setelah menggunakan bahan kimia
Mengetahui prosedur P3K
Dilarang makan, minum dan merokok disembarang
tempat
IV. Bahaya Terhadap Kebakaran

Terjadinya kebakaran adalah bertemunya unsur :


Bahan mudah terbakar
Panas
Oksigen

1. Bahan mudah terbakar :


- Padat
- Cair
- Gas
 Kriteria cairan mudah terbakar
- Sangat mudah terbakar = titik nyala < 21 1̊C
- Tekanan = 1 atm
- Mudah terbakar, titik nyala > 21 1̊C dan 55 1̊C
- Tekanan = 1 atm
- Dapat terbakar (Combustable, titik nyala > 150 1̊C

 Daerah konsentrasi mudah terbakar, yang dibatasi oleh LFL dan UFL
yaitu daerah konsentrasi suatu gas/uap dapat terbakar.
- Titik nyala (flash point) yaitu suhu dimana suatu pelarut
mempunyai uap pada permukaannya yang dapat terbakar.
- Makin rendah titik nyala suatu bahan, makin mudah – makin
mudah terbakar
- LFL = Lower Flammable Limit
- UFL = Upper Flammable Limit
2. Sumber Panas
- Hubungan pendek listrik
- Listrik statis
- Pemanasan spontan
- Reaksi kimia
- Gesekan
- Radiasi panas
- Api terbuka

3. Oksigen
- Udara = (Nitrogen = 78%, Oksigen = 21%)
- Reaksi oksidasi
V. PRINSIP DASAR PENGENDALIAN

1. Eliminasi atau subtitusi :


- Gunakan bahan kimia dan peralatan yang kurang berbahaya
- Gunakan solvent yang kurang beracun
- Gunakan bahan kimia dan titik nyala, titik didih lebih tinggi
dan sifat-sifat kurang berbahaya
- Gunakan mechanical pump
- Gunakan pipa dilas

2. Isolasi :
- Isolasi peralatan dan atau sumber bahaya dengan tenaga
kerja
- Letakkan ruang control jauh dari operasi
- Pisahkan kamar pompa dengan ruangan lain
- Buat berikade atau pagar pengaman
3. Ventilasi
Pengendalian kontaminan dilingkungan kerja :
Gunakan perlatan yang sesuai
Misal : cyclone, dust collector, electrostatic, peercipitator, scrubber

4. Alat pelindung diri


a. Respirator (Pelindung pernafasan)
Digunakan :
- Untuk langkah pengendalian sementara, sebelum
pengendalian tehnis dipasang
- Pengendalian tehnis tidak dilakukan
- Tambahan pengendalian tehnis
- Keadaan darurat
b. Pelindung mata dan kulit
Digunakan :
- Untuk melindungi terhadap percikan bahan kimia dan paparan
terhadap debu, uap, kabut dan asap.
5.Higiene perorangan

6. Management :
Langkah-langkah yang diperlukan :
- Identifikasi semua bahan kimia yang digunakan
- Kabel diperiksa dan dipahami
- Gunakan lembar data keselamatan bahan (MSDS)
- Penyimpanan secara aman
- Prosedur kerja aman
- Pengaturan tata ruang (lay out)
- Pemantauan dan pengujian pemanjanan (exposure)
- Pencatatan dan pendataan
- Pendidikan dan latihan
Bahan kimia wajib diberi label terdiri atas kelas :
a. Identitas bahan kimia;
b. Piktogram bahaya;
c. Kata sinyal;
d. Penyataan bahaya;
d. Pernyataan kehati-hatian; dan
e. Identitas produsen dan/atau pemasok atau importir.
Label harus :
a. Mudah terbaca;
b. Jelas terlihat;
c. Ukuran huruf dan piktogram proporsional;
d. Tidak mudah rusak;
e. Tidak mudah lepas dari kemasannya; dan
f. Tidak mudah pudar karena pengaruh sinar
matahari, udara, air atau lainnya.
Formulir Lembar Data Keselamatan (LDK/Safety
data Sheet)

1. Identifikasi Senyawa (Tunggal atau Campuran):


- Identitas/nama produk : …………………….
berdasarkan GHS
- Identifikasi lainnya : …………………….
- Penggunaan yang : …………………….
dianjurkan dan
pembatasan penggunaan
- Data rinci mengenai pemasok :………………
- Nomor telepon darurat : …………………….

(waktu operasi misal:


Senin-Jum’at, 08.00-18.00
atau 24 jam, jenis spesifik
misal : darurat medis, darurat
transportasi, bebas pulsa)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai