Anda di halaman 1dari 26

FADEL MAHFUZD

G1A218090
definisi

benda asing di dalam suatu organ ialah benda


yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada.
 Laring merupakan
bagian yang terbawah
dari saluran pernafasan
bagian atas

 Fungsi laring berfungsi


untuk proteksi, batuk,
respirasi, sirkulasi,
menelan, serta fonasi.
 Benda asing dilaring dapat
menutup laring, tersangkut
diantara pita suara atau ada
di subglotis
 Sumbatan total spasme
laring(disfonia-afonia,
apneu, sianosis) afiksia
 Sumbatan parsial suara
parau, disfonia-afonia,
croupy cough, odinofagia,
mengi, sianosis,
hemoptisis, rasa subjektif
dari benda asing, dispnea
 Kejadian aspirasi benda asing di saluran
pernafasan paling sering dialami oleh anak-
anak.
 Benda asing di laring dan trakea lebih sering
terjadi pada anak, karena usia 2-4 tahun
cenderung memasukan benda-benda yang
ditemukannya dan dijangkaunya kedalam
lubang hidung, mulut, atau di masukan oleh
anak lain
 Radang akut atau kronis
 Benda asing
 Trauma akibat kecelakaan, perkelahian,
percobaan bunuh diri dengan senjata tajam
 Trauma akibat tindakan medik
 Tumor laring baik jinak ataupun ganas
 Kelumpuhan nervus rekuren bilateral
 Suara serak sampai afoni
 Sesak nafas (dispnea)
 Stridor (mapas berbunyi) pada saat inspirasi
 Gelisah
 Cekungan atau retraksi suprasternal,
epigastrium, supraclavikula, dan interkostal
saat inspirasi
 Kulit wajah pucat bila kelamaan dapat
menjadi sianosis karena hipoksia
Stadium 1 Retraksi saat ispirasi di suprasternal,
stridor saat inspirasi, pasien masih
tenang
Stadium 2 Retraksi saat inspirasi di suprasternal
makin dalam + timbul retraksi di
epigastrium, pasien mulai gelisah,
stridor saat inspirasi
Stadium 3 Retraksi selain di daerah suprasternal,
epigastrium, terdapat pada
infraklavikula dan sela iga, pasien
sangat gelisah dan dispnea. Stridor
saat inspirasi dan ekspirasi
Stadium 4 Retraksi diatas semakin jelas, pasien
sangat gelisah, sangat ketakutan,
sianosis. Bila terjadi terus menerus
pasien dapat kehilangan tenaga, pusat
pernafasan paralitik karena
hiperkapnia. Pasien lemah dan pingsan
akhirnya meninggal karena asfiksia
Pada saat benda asing atau makanan ada di dalam mulut,

anak tertawa atau menjerit sehingga pada saat inspirasi

laring terbuka

makanan atau benda asing masuk kedalam laring

pasien batuk berulang-ulang saat terjepit


di sphincer

sumbatan ditrakea, mengi, dan sianosis.


Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
klinis dan laringoskopi. Pada anak dapat dilakukan
laringoskopi langsung & pada orang dewasa
laringoskop tidak langsung

Anamnesis:
- adanya riwayat tersedak sesuatu,
- tiba-tiba timbul choking (rasa tercekik)
- tanda pemeriksaan fisik dengan auskultasi,
- palpasi
- pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan
penunjang
 Contoh pemeriksaan radiologi yang dilakukan : Rontgen
Thorak PA.
 Pada pasien anak berumur 13 tahun tertelan jarum pentul
setinggi vertebral servical 7
 Benda asing dilaring dapat
menutup laring, tersangkut
diantara pita suara atau ada
di subglotis
 Sumbatan total spasme
laring(disfonia-afonia,
apneu, sianosis) afiksia
 Sumbatan parsial suara
parau, disfonia-afonia,
croupy cough, odinofagia,
mengi, sianosis,
hemoptisis, rasa subjektif
dari benda asing, dispnea
 Utamakan jalan nafas
 Stadium 1 disebabkan oleh peradangan : Tindakan
konservatif berupa pemberian antibiotik, anti-inflamasi,
anti-alergi pemberian oksigen intermitten. Tindakan
operasi atau resusitasi membebaskan jalan nafas dapat
dilakukan intubasi orotrakea atau intubasi nasotrakea,
trakeostoma atau krikotirotomi.
 Stadium 2 dan 3 : intubasi endotrakea dan trakeostomi
 Stadium 4 : krikotirotomi
 Fasilitas tersedia : intubasi enditrakea pilihan utama
 Ruang perawatan intensif tidak tersedia : sebaiknya
dilakukan trakeostomi
Indikasi :
1. Mengatasi sumbatan jalur
nafas atas
2. Membantu ventilasi
3. Memudahkan menghisap
sekret dari traktus trakeo-
bronkial
4. Mencegas aspirasi sekret yang ada di rongga
mulut atau yang berasal dari lambung
 Analgesik topikal xylocain 10%
 Laringoskop lengkap dengan handle dan blade-nya
 Pipa endotrakeal (orotrakeal) dengan ukuran perempuan : no. 7, 7,5
dan 8. pria : 8 dan 8,5. dalam keadaan emergency : 7,5
 Forcep (cunam) dan magill (untuk mengambil benda asing)
 Spuit 10 cc atau 20 cc
 Stetoskop, ambu bag dan masker oksigen
 Alat penghisap lendir
 Plester, gunting, jeli
 Jenis dari laringoskop ada 2, yaitu
lurus (Miller) dan lengkung (Macintosh)
 Pasien terlentang, leher sedikit fleksi dan kepal ekstensi
 Laringoskop di pegang dengan tangan kiri lalu dimasukkan ke
mulut pada mulut sisi kanan pasien, sambil mendorong lidah
ke kiri
 Laringoskop diarahkan menelusuri pangkal lidah ke valekula,
lalu laringoskop diangkat ke atas, hingga pita suara terlihat
 Dengan tangan kanan, masukkan pipa endotrakea melalui
mulut terus melalui celah antara kedua pita suara ke dalam
trakea
 Balon diisi dengan udara
 Periksa posisi pipa endotrakeal dengan auskultasi udara yang
masuk ke dalam paru paru dan melihat pergerakan dinding
dada.
 Bila posisi pipa endotrakeal sudah tepat, lakukan fiksasi pipa
endotrakeal dengan plester
 Trakeostomi adalah : tindakan membuat lubang pada dinding
depan trakea untuk bernafas
 Menurut letak stoma : dibedakan berdasarkan letak tinggi dan
letak rendah, batas letak adalah cincin trakea ke 3
 Menurut waktu : darurat dan terencana

 Indikasi :

1. mengatasi obstruksi laring


2. mengurangi dead air space di saluran napas atas, dengan
adanya stoma udara yang dihirup masuk ke dalam paru
3. mempermudah penghisapan sekret terutama pada pasien
koma
4. untuk memasang alat bantu pernafasan
5. mengambil benda asing di subglotik, apabila tidak ada
fasilitas untuk bronkoskopi
 Semprit dengan obat analgesik (novokain)
 Pisau (skalpel)
 Pinset anatomi
 Gunting panjang yang tumpul
 Sepasang pengait tumpul
 Klem arteri
 Gunting jaringan
 Kanul trakea yang sesuai
 Pasien terlentang dan bahu diganjang dengan bantal
 Asepsi dan antisepsi pada daerah leher
 Injeksi analgesik (novokain) di pertengahn krikoid dengan fosa
suprasternal
 Sayatan pada leher mulai bawah krikoid sampai fosa
suprasternal (vertikal). Pertengahan jarak antara kartilago
krikoid dengan fosa supra sternal atau kira” 2 jari dibawah
krikoid orang dewasa (Horizontal). Sayatan kira” 5 cm
 Kulit dan lapisan lainnya di sisihkan menggunakan gunting
panjang tumpul dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul,
hingga tampak trakea.
 Jika tidak mungkin, ismus tiroi di klem pada dua tempat dan
dipotong ditengahnya. Kemudian diikat untuk mengurangi
perdarahan
 Aspirasi dengan jarum disela cincin trakea. Buat stoma dan
masukan kanul yang tepat, tutup pakai kasa.
 Perawatan pasca trakeostomi penting , karena sekret dapat
menyumbat sehingga dapat terjadi asfiksia. Oleh karena itu
sekret di trakea dan kanul harus dihisap keluar dan kanul
dalam dicuci minimal 2 kali sehari, lalu dimasukkan kemabali
ke dalam kanul luar.

 Bila kanul harus dipasanguntuj jangka waktu yang lama, maka


kanul luar harus dibersihakn sebanyak 2 minggu sekali. Kain
kasa diabwah knaul harus diganti setiap basah, untuk
menhindari terjadinya dermatitis
 Definisi
tindakan membelah membran krikotiroid untuk
membebaskan jalan nafas
 Siapkan peralatan yang dibutuhkan
 Pasien tidur terlentang
 Identifikasi membran krikotiroid yang terletak antara kartilago tiroid dan
kartilago krikoid
 Siapkan prosedur anestesi lokal bila pasien sadar
 Tangan kiri pegang dan pertahankan kertilago tiroid kemudian buat insisi
transversal pada kulit diatas membran krikotiroid kemudian insisi
dilanjutkan ke membran, hati hati: jangan memotong atau mengangkat
kartilago krikoid atau tiroid.
 Masukan hemostat atau spreader trakea ke dalam insisi, putar 90’ untuk
membuka air way
 Masukkan trakeostomi tube melalui insisi pada membran krikotiroid
sehingga masuk ke dalam trakea. Kembangkan balon kemudian berikan
ventilasi.
 Perhatikan pengambangan paru dengan auskultasi
 Fiksasi tube agar tidak bergeser
Kontraindikasi pada anak dibawah 12 tahun, tumor laring yang meluas ke
subglotik dan terdapat laringitis
 Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala & Leher Edisi ke-7,
Cetakan keempat. Tahun 2015. Penerbit:
Badan Penerbit FKUI
 Advanced Trauma Life Support ATLS Student
Course Manual 9th Edition. Oleh: Badan
Penerbit FKUI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai