Kejang Epilepsi Dan Status Epileptikus
Kejang Epilepsi Dan Status Epileptikus
Oleh:
Haqiqi Amira Syathir 132011101065
Yuli Lusiana Sari 142011101084
Rahmad Adi Prasetyo 142011101091
Keadaan Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga baik
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar kurang
baik
Status Interna Singkat
Keadaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 75x/m
RR : 18x/m
Suhu : 36,5 C
Kepala
Bentuk : normocephal
Mata
Sklera : ikterik (-)
Konjungtiva : anemis (-)
Telinga/Hidung : telinga : sekret (-) darah (-)
hidung : sekret (-) darah (-)
Mulut : sianosis (-) ulkus (-)
Lain-lain : dbn
Leher
Struma : tidak ditemukan
Bendungan Vena : tidak ditemukan
Lain-lain : dbn
Thorax
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Auskultasi : S1S2 tunggal , e/g/m = -/-/-
Paru-paru
Inspeksi : simetris +/+, retraksi (-)
Palpasi : gerak nafas simetris, fremitus raba +
normal/+ normal
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Lain-lain : dbn
Abdomen
Hepar : hepatomegali (-)
Limpa : splenomegali (-)
Lain-lain : dbn
Ekstremitas
Superior : akral hangat +/+, edema -/-
Inferior : akral hangat +/+, edema -/-
Status Psikiatri Singkat
Emosi dan Afek : sering marah
Proses Berfikir
Bentuk :baik
Arus : baik
Isi : baik
Kecerdasan : baik
Pencerapan : baik
Kemauan : baik
Psikomotor : baik
Ingatan : baik
Status Neurologik
Keadaan Umum
Kesadaran
KIRI KANAN
Visus Tdl Tdl
• N.II
Yojana penglihatan Tdl Tdl
KIRI KANAN
Kedudukan bola mata sentral Sentral
Pergerakan bola mata
Ke nasal + +
Ke temporal atas + +
Ke bawah + +
Ke atas + +
Ke temporal bawah + +
Lagoftalmos - -
Pupil
KIRI KANAN
Lebar 3 mm 3 mm
Perbedaan lebar - -
KIRI KANAN
Cabang motorik
Otot maseter dbn dbn
Otot temporal dbn dbn
Otot pterygoideus int/ext Dbn dbn
Cabang sensorik
I dbn dbn
II dbn dbn
III dbn dbn
KIRI KANAN
Vestibular
Vertigo - -
Nystagmus ke - -
Tinitus aureaum - -
Tes kalori Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Choclear
Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
◦ Bagian sensorik
Pengecapan 1/3 belakang lidah : dbn
• N.XI
KIRI KANAN
Mengangkat bahu + +
Memalingkan kepala + +
• N.XII
Kedudukan lidah
- Waktu istirahat : simetris
- Waktu gerak : simetris
- Atrofi : tidak ada
- Fasikulasi/tremor : tidak ada
- Kekuatan lidah pada bagian dalam pipi : dbn
EXTREMITAS
A. SUPERIOR
Inspeksi : dbn
Palpasi : dbn
Perkusi : miotonik -/-, mioedema ; -/-
Motorik
Kekuatan otot
Lengan Kanan Kiri
Refleks-refleks
-Refleks dinding abdomen :(+)
-Refleks interskapula :(+)
-Refleks gluteal : Tdl
-Refleks cremaster : Tdl
-Refleks anal : Tdl
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Jari tangan – jari tangan : dbn
Jari tangan – hidung : dbn
Ibu jari kaki – jari tangan : tdl
Tapping dengan jari-jari tangan : tdl
Tapping dengan jari-jari kaki : tdl
Jalan di atas tumit : tdl
Jalan di atas jari kaki : tdl
Tandem walking : tdl
Jalan lurus lalu putar : tdl
Jalan mundur : tdl
Hopping : tdl
Berdiri dengan satu kaki : tdl
Romber test, jatuh ke : tdl
FUNGSI LUHUR
Apraksia : sde
Alexia : sde
Agraphia : sde
Acalculia : sde
Finger agnosia : sde
Membedakan kanan dan kiri : dbn
REFLEKS PRIMITIF
Grasp refleks : (-)
Snout refleks : (-)
Sucking refleks : (-)
Palmo-mental refleks : (-)
SISTEM VEGETATIF
Miksi : inkontinensia urin ( - ) retensio urin (-)
Defekasi : inkontinensia alvi ( - ) retensio alvi (-)
Sekresi keringat : dbn
RESUME
Anak laki-laki, usia 16 th, datang untuk kontrol epilepsi. Pasien
sering mengalami kehilangan kewaspadaan dan responsivitas
secara mendadak disertai nyeri kepala selama 7 hari berturut-turut.
Keluhan dirasakan pasien terutama jika terdapat faktor pencetus,
misalnya tekanan mental akibat tugas di sekolah ataupun
lingkungan yang tidak bersahabat. Pasien mengeluhkan sering
mengalami kondisi tersebut di atas sejak usia 15 tahun.
obatan
Diluar serangan, pasien Faktor presipitasi
normal Riwayat serangan dari pasien: frekuensi,
faktor pencetus, gejala sebelum dan
selama serangan, durasi, gejala sesudah
serangan, adanya luka, lidah tergigit
atau inkontinensia
Riwayat serangan dari saksi mata:
Frekuensi, deskripsi keadaan sebelum,
selama dan sesudah serangan
Pemeriksaan Klinis
Tujuan utama untuk menentukan fokal/simptomatik
Ada/tidaknya aura
Waktu terjadinya
Indikasi:
normal
Dilakukan bertahap, pada umumnya 25% dari
Neuron-neuron hipersensitif,
Kelainan polarisasi
Systemic history
Alcoholic history
Drug hostory
Pemeriksaan EEG
Kejang Berkurangnya aliran darah otak (Cerebral
Blood Flow), kurang dari 20 ml/100g/menit
Sehingga apabila kejang ini terus menerus terjadi,
kerusakan otak yang terjadi pun akan semakin
besar
Klasifikasi
SE Konvulsif
SE non-Konvulsif
SE Konvulsif
Status epileptikus konvulsif adalah bangkitan
dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan
berulang 2 kali atau lebih tanpa pulihnya
kesadaran diantara bangkitan.
Prinsip
PROPOFOL
MIDAZOLAM
DIAZEPAM Fenitoin
Phenobarbital
THIOPENTAL
LORAZEPAM
SE Non-Konvulsif
Status epileptikus nonkonvulsif adalah sejumlah
kondisi saat aktivitas bangkitan elektrografik
memanjang (EEG status) dan memberikan gejala
klinis nonmotorik termasuk perubahan perilaku atau
“ awareness”.
Tatalaksana SE Non-Konvulsif
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
Bachrudin, M. 2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM
Press.
Fisher, R. S. 2017. The ILAE 2017 Classification of
Epilepsi. Stanford Epilepsy Center.
Sealfon, S. C., Motiwala, R., Stacy, C. B. 2016. Mount
Sinai Expert Guides: Neurology. Sussex: John
Willey&Sons.
WHO. 2018. Epilepsy. Available at
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs999/en/
. Diakses pada 22 April 2018 pukul 17.00 WIB.