Sumber:http://mercidieu3.blogspot.com/2012/05/quo-vadis-apa-arti-hidup-anda.html
REGULASI YANG HARUS ANDA KETAHUI
UU 1/2004 TENTANG • PMK 75/2014 TENTANG PUSKESMAS
PERBENDAHARAAN NEGARA • PMK 9/2014 TENTANG KLINIK
UU 29/2004 TENTANG PRAKTIK • PMK 90/2015 TENTANG PKM DI TERPENCIL DAN
KEDOKTERAN SANGAT TERPENCIL
UU 36/2009 TENTANG • PMK 46/2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS,
KESEHATAN KLINIK PRATAMA, TPMDr/Drg
UU 36/2014 TENTANG TENAGA • PMK 39/2016 TENTANG PISPK
KESEHATAN • PMK 43/2016 TENTANG SPM BIDANG KESEHATAN
UU 23/2014 TENTANG
• PMK 44/2016 MANAJEMEN PUSKESMAS
PEMERINTAHAN DAERAH
• PMK 74/2016 TENTANG PELAYANAN FARMASI DI
UU 38/2014 TENTANG PUSKESMAS
KEPERAWATAN
• PMK 42/2016 TENTANG PERUBAHAN PASAL 9
PP 74/2012 TENTANG BLU PMK 46/2015
PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT • PMK 11/ 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
DAERAH
• PMK 27/2016 TENTANG PPI
PP 47/2016 TENTANG FASYANKES
• PMK 28/2017 TENTANG BIDAN
PP 2/2018 TENTANG SPM
• KEPMENKES 514 /2015 TENTANG PANDUAN
PERPRES 72/ 2012 TENTANG SKN YANKES BAGI DOKTER DI FKTP
PERMENDAGRI 61/2007 • KEPMENKES 432/2016 TENTANG KOMISI
TENTANG BLU AKREDITASI FKTP
KONSEP KESELAMATA PASIEN
Multi-Causal Theory
“Swiss Cheese”
diagram
(Reason, 1991)
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
membuat ASUHAN pasien lebih aman, meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
PERMENKES NOMOR
11 TAHUN 2017
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
Semua fasilitas
pelayanan kesehatan
Mencabut
Perbedaan kp dengan k3
KESELAMATAN
K3 PASIEN
KALAU PASIEN DATANG KEPLESET, KP BERKAITAN DENGAN ASUHAN
JATUH DARI TANGGA, JATUH DARI PASIEN
KAMAR MANDI ASUHAN ADALAH KONTAK
PROFESIONAL ANTARA PPA DENGAN
FUNGSI K3 MEMBUAT FASYANKES PASIEN,
TERJAMIN KESELAMATANNYA CIRI ASUHAN MEMILIKI UNIVERSAL
MULAI BANGUNANNYA (TANGGA PROFESSIONAL GUIDELINES =
CURAM, LANTAI LICIN), STANDAR PROFESSIONAL SECARA
TERMASUK BAHAN2 NYA, ADA UMUM (SOP)
GAS BERACUN, RADIASI KORBANNYA HANYA PASIEN
UAPAYA AGAR TIDAK JADI CIRI KHAS KP ADALAH : ADA
MENCEDERAI SEMUA YG ADA DI ASUHAN/KONTAK PROFESIONAL YANG
FASYANKES SALAH / KESALAHAN PPA DALAM
MEMBERI ASUHAN ( TIDAK
K3 TERKAIT DENGAN MENGIKUTI SOP), KORBANNYA HANYA
LINGKUNGAN. PASIEN
3.System approach
4.“ Just Culture “ / no blaming culture
5.Organizational Learning by reporting
8
BAB II
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN
Pasal 3
(1) Dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan, Menteri
membentuk Komite Nasional Keselamatan Pasien
untuk meningkatkan keselamatan pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan.
(2) Komite Nasional Keselamatan Pasien sebagaimana
PMK dimaksud pada ayat (1) merupakan organisasi
fungsional dibawah koordinasi Direktorat Jenderal,
serta bertanggung jawab kepada Menteri.
11/2017 (3) Keanggotaan Komite Nasional Keselamatan Pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Menteri atas usulan Direktur
Jenderal
(4) Keanggotaan Komite Nasional Keselamatan Pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang terdiri dari
unsur Kementerian Kesehatan, kementerian/lembaga
terkait, asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan
organisasi profesi terkait.
BAB II
KOMITE NASIONAL
KESELAMATAN PASIEN
Pasal 4
(1) Komite Nasional
Keselamatan Pasien
PMK TUG sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 memiliki tugas
11/2017 AS memberikan masukan dan
pertimbangan kepada Menteri
dalam rangka penyusunan
kebijakan nasional dan
peraturan Keselamatan Pasien.
BAB II
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN
PASIEN
Pasal 5
(2) Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Komite Nasional Keselamatan Pasien
menyelenggarakan fungsi:
PMK
11/2017 BAB III
PENYELENGGARAAN
KESELAMATAN PASIEN
Pasal 5
Pasal 5 (1) Setiap fasilitas pelayanan
kesehatan harus menyelenggarakan
Keselamatan Pasien.
BAB III
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN
PASIEN Pasal 16
(1) Penanganan Insiden sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)
ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan
Keselamatan Pasien.
(2) Penanganan Insiden di fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
PMK TIM melalui pembentukan tim
Keselamatan Pasien yang ditetapkan
oleh pimpinan fasilitas pelayanan
11/2017 KP kesehatan sebagai pelaksana kegiatan
penanganan Insiden.
Pasal 17
(5) Dalam hal tim Keselamatan Pasien
belum dapat dibentuk karena keterbatasan
tenaga, fasilitas pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki petugas yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan pasien sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan.
PROGRAM – KEGIATAN KESELAMATAN PASIEN
& MANAJEMEN RISIKO DI FKTP
STANDAR
KESELAMATAN PASIEN
PROGRAM TUJUH
KESELAMATAN LANGKAH KAFKTP
PASIEN & MENUJU
MANAJEMEN KESELAMATAN
RISIKO PASIEN
SASARAN PERMENKES 46/2016
KESELAMATAN PASIEN
TENTANG AKREDITASI
PUSKESMAS, KLINIK
PRATAMA & TEMPAT
KAFKTP = KOMISI PRAKTIK MANDIRI
Tim Mutu, Keselamatan Pasien,
Audit Internal dan PPI di dalam
struktur Organisasi Puskesmas
KEPALA
PUSKESMAS
KASUBBA
G TU
PJ UKM PJ UKP PJ
JEJARING/JARIN
GAN
22
Standar Keselamatan Pasien dalam
Standar akreditasi
7
No STANDAR KP STANDAR AKREDITASI
6 MENDIDIK STAF TENTANG • Standar Bab 9 Kriteria 9.2.1: Mutu layanan klinis dan
KESELAMATAN PASIEN keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik
oleh semua pihak yang berkepentingan.
EP 2: Terdapat dokumentasi tentang komitmen dan
pemahaman terhadap peningkatan mutu dan
keselamatan secara berkesinambungan ditingkatkan
dalam organisasi
EP 3: Setiap tenaga klinis dan manajemen memahami
pentingnya peningkatan mutu dan keselamatan
dalam layanan klinis
7 KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI • Kriteria 7.1.3. Hak dan Kewajiban Pasien,
BAGI STAF UNTUK MENCAPAI keluarga,…..dipertimbangkan dalam pelayanan
EP 1: Hak dan kewajiban pasien/keluarga
KESELAMATAN PASIEN diinformasikan selama proses pendaftaran
dengan cara dan bahasa yang dipahami oleh
pasien dan/keluarga
• Kriteria 7.1.4. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan
kepada pasien untuk menjamin kesinambungan
pelayanan.
EP 2: Sejak awal pasien/keluarga memperoleh
informasi dan paham terhadap tahapan dan
23
prosedur pelayanan klinis
7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN
1. pemberian obat
2. pemberian darah /
produk darah
3. pengambilan darah
dan spesimen lain
untuk pemeriksaan
klinis
4. Sebelum memberikan
pengobatan
5. Sebelum memberikan
tindakan
SASARAN 2:
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1. Kalium Klorida
2meq/Ml Atau
Yang Lebih
Pekat
2. Kalium Fosfat,
Natrium
Klorida Lebih
Pekat Dari 0.9%
3. Magnesium
Sulfat =50%
Atau Lebih
Pekat
ELEKTROLIT KONSENTRATE
Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel
event bila tak disiapkan dan dikelola dengan
baik
Terpenting :
Ketersediaan
Akses
Resep
Pemesanan
Persiapan
Distribusi
Label
Verifikasi
Administrasi dan pemantauan
Tingkatkan keamanan untuk
pemberian obat
LASA / NORUM
CHECK BACK
5 BENAR
JANGAN GUNAKAN
SINGKATAN
YANG DILAKUKAN PADA SKP- 3
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar
memuat proses identifikasi, lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan
pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan
diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di
area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan
pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada
area yang dibatasi ketat (restricted).
SASARAN 4:
MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN
YANG BENAR, PROSEDUR YANG
BENAR, PEMBEDAHAN PADA
PASIEN YANG BENAR
Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan suatu
pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur,
dan tepat pasien operasi.
YANG DILAKUKAN PADA SKP- 4
1. Fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan suatu
checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional.
2. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum
dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.
3. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung keseragaman proses untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental
yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
SASARAN 5:
MENGURANGI RISIKO INFEKSI
AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN
investigasi
Lapor
2x24 jam
Derajat
insiden
TIM
KESELAMAT
AN PASIEN
Analisis penyebab
insiden dengan
RCA
Rekomendasi KEPALA
Keselamatan PUSKESM
AS
Pasien
6/11/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 52
Concept: Hazard and risk
(Kolluru, 1996)
Hazard:
Sesuatu yang berpotensi
menyebabkan cedera
A chemical, physical, or biological
agent or a set of conditions that has
the potential to cause harm
Kerugian yang mungkin terjadi
pada
suatu satuan waktu atau kegiatan.
Manajemen risiko
Contoh
dokter tertular infeksi dari pasien, perawat tertusuk
Non clinical staff related risk
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Identifikasi risiko
Dapat
diidentidikasi
dari
Hasil Audit
Komplain
Klaim
Incidents
Brainstorming
Risk analysis adalah
Menentukan
estimasi risiko
kuantitatif atau
kualitatif tehnik-
tehnik
evaluasi/matemattis
Proses mengenali
hazard yang mungkin
terjadi &
potensi kegawatan
dari
hazard tersebut
Perlu treatment ?
Action Plan
No Lingkup Manajemen Unit Pelayanan Resiko yang
Resiko Mungkin
terjadi
Proaktif:
Tidak ada kejadian lakukan identifikasi risiko-risiko yang
mungkin terjadi dilakukan analisis (severity assessment)
upaya meminimalkan disusun register risiko
Suatu proses yang berpotensi banyak risiko dilakukuan
disain ulang (FMEA) proses yang sudah didisain ulang
Tools untuk risk analysis
Severity assessment
Root Cause Analysis
Failure mode and effect analysis
Menentukan tingkat keparahan risiko:
Variabel yang digunakan untuk menilai
severity:
Dampak risiko
dan
Probabilitas
Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare
Probability
1. Extreme risk
Severity 2. High risk
assessment 3. Moderate risk
4. Low risk
Severity
(Dampak)
Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
Dampak risiko (Severity)
TK RIKS Deskripsi Dampak
80 t
82 dr Luwi - PMKP 7 Okt
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT TINGGI) hari, membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Pimpinan Faskes
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
(TINGGI) hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan Pimpinan
Faskes
MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana
(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan
klinis/unit kerja sebaiknya menilai dampak
terhadap bahaya & kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi
(RENDAH) sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dng prosedur rutin
83
PENUGASAN
Root cause
Root
cause
KTD
Susun rencana tindakan
menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
penyebab yang diidentifikasi, dan dapat diterima oleh
pihak yang terkait dengan kejadian.
Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab
kejadian dan pengukuran untuk menilai efektifitas
tindakan thd akar penyebab
Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam
organisasi
Catat dan laporkan
Catat proses dan alat yang digunakan
Biaya yang dibutuhkan
Ringkasan kejadian
Proses investigasi dan analisis
Temuan
Memahami penyebab kejadian
Kegagalan aktif: pelanggaran yang sengaja dilakukan
oleh seseorang
Kondisi laten: breakdown dari proses atau sistem:
Kurangnya pendidikan
Gagal mengikuti prosedur
Alat yang rusak
Disain yang tidak tepat, dsb
PENUGASAN
101
Murphy’s law
“Anything that can go
wrong, will go wrong.”
Apakah FMEA
Suatu alat manjemen risiko untuk mengkaji suatu
prosedur secara rinci, dan mengenali model-model
adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur,
melakukan penilaian terhadap tiap model
kesalahan/kegagalan, dengan mencari penyebab
terjadinya, mengenali akibat dari
kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan
melakukan perubahan disain/prosedur
Prosedur
Prosedur yang sudah
yang ada FMEA diperbaiki
sekarang yang
minimal
dari
kesalahan
Failure mode
all the components, systems, processes
and functions that could potentially
fail to meet the required level of quality
or reliability.
The team should not only be able to
describe the effects of the failure, but
also the possible causes.
Memilih proses untuk dianalisis
dengan FMEA
selecting a process that is
known to be problem-
prone or potentially
risky.
Failure mode: Describe what has gone wrong
Severity : How severe is the effect to the customer?
Occurrence: How frequently is this likely to occur?
Detectability: How dificult is it to detect?
Akibat :What is the impact on the key output variables
or internal requirements?
Sebab: What causes the key input to go wrong?
Langkah-langkah
Bentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat
dalam suatu proses
Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadual tim
Tetapkan peran dari tiap anggota tim
Gambarkan alur proses yang ada sekarang
Kenalilah Failure modes pada proses
tersebut
Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk
tiap model kesalahan/kegagalan
Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk
tiap model kesalahan/kegagalan
Langkah-langkah….
Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan:
Sering tidaknya terjadi (occurrence): (Occ)
1 : tidak pernah, 10 sangat sering
Kegawatannya (severity): (SV)
1 : tidak gawat, 10 sangat gawat
Kemudahan untuk terdeteksi (detectability): (DT)
1 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi
Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: Occ x
SV x DT
Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)
Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan
Modus- Penyeba Akibatny Kemung Tingkat Kemuda Risk Solusi Indikator
modus b a kinan kepataha han Priority untuk
kegagala terjadiny terjadiny n (S= dideteksi Number( menguku
n/kesala a a ( O= Severity) (D= RPN) r
han Occurre Detectab RPN = keberhasi
nce) ility) OxSxD lan dari
solusi
Severity Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan kerusakan
berbahaya sistem tanpa tanda-tanda yang mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang dengan
tingkat ketidak puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan
ganggung sistem yang membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang yang
signifikan
6 Berbahaya Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidak puasan
5 sedang pelanggan dan/atau menimbulkan masalah besar pada sistem
4 Berbahaya Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi
3 ringan sampai dirasakan mengganggu oleh pelanggan dan/atau menyebabkan masalah
sedang ringan pada sistem yang dapat diatasi dengan modifikasi ringan
2 Berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan tidak menyadari adanya
ringan masalah tetapi berpotensi menimbulkan cedera ringan atau tidak berakibat
pada sistem
1 Tidak Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak berdampak pada sistem
berbahaya
Occurence Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Kemungkinan Kesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau hampir setiap saat
terjadinya dapat
dipastikan
9 Hampir tidak Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
dapat
dihindarkan
8 Kemungkinan Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak seminggu sekali
7 terjadai sangat
tingggi
6 Kemungkinan Kesalahan terjadi sekali sebulan
5 terjadi tinggi
sedang
4 Kemungkinan Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga bulan
3 terjadi sedang
2 Kemungkinan Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali setahun
terjadi rendah
1 Kemungkinan Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang ingat kapan
terjadi amat terakhir terjadi
sangat rendah
Detection Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
7 Sulit diketahui Kesalahana dapat diketahui dengan inspeksi manual atau tidak ada proses
6 yang baku untuk mengetahui, sehingga ketahuan karena kebetulan
Berpeluang Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak otomatis atau
5 sedang untuk dilakukan secara sampling
diketahui
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak otomatis
3 untuk diketahui
2 Berpeluang Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis
sangat tinggi
untuk diketahui
1 Hampir Ada proses otomatis yang akan menhentikan proses untuk mencegah
dipastikan untuk kesalahan
diketahui
Menetapkan “cut off point”dengan
Pareto
Urutkan failure mode dengan nilai RPN dari yang
tertinggi ke yang terendah
Hitung persentase kumulatif
Perhatikan nilai kumulatif sampai dengan 80 %, maka
pada nilai kumulatif 80 % tersebut kita tetapkan
sebagai “cut off point”
Contoh
Modus RPN Kumulatif Persentase
kegagalan/k Kumulatif
esalahan
Modus 1 320 320 26,4 %
Identifikasi Menyerah
Menyiapkan
kan obat
pasien obat pd pasien
Membaca Mengemas
Obat pada resep obat
Memberi label
obat
FMEA
Lakukan identifikasi failure modes untuk tiap tahapan
dari alur pelayanan tsb
Iden Nam
ya a Lakukan
titas Permintaan ya
obat Telaah
jelas Obat dibaca Jelas resep
? ?
ya
tidak
Nam
tidak
Lakukan a
Identifikasi terko
Ke pasien nfirm
asi
tidak
Konfirmasi
Ke DPJP
Penugasan FMEA
Pilih satu unit pelayanan klinis untuk dianalisis
(misalnya laboratorium atau farmasi)
Lakukan FMEA untuk salah satu proses pelayanan.
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT
PENYELENGGARAAN PELAYANAN OLEH
FKTP
CONTOH DI
PUSKESMAS:
RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN UKM
RISIKO YANG TERKAIT
DENGAN KONDISI
SARANA, PRASARANA,
DAN PERALATAN YANG
ADA DI PUSKEMAS
REGISTER RISIKO
A tool for documenting risks, and actions to manage each
risk. (alat untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan
tindakan untuk mengelola tiap risiko tersebut)
The Risk Register is essential to the successful management
of risk. (register risiko merupakan kunci keberhasilan
dalam mengelola risiko)
As risks are identified they are logged on the register and
actions are taken to respond to the risk. (risiko-risiko yang
diidentifikasi dicatat dan disusun tindakan untuk
merespons risiko-risiko tersebut)
Bagi
petugas:
1. terpapar
reagensia
korosif
2. dst
Bagi
lingkungan:
1. limbah lab
infeksiun
2. dst
UKM:
15 Pencegahan
Penyakit
a. Kegiatan Bagi
fogging lingkungan:
1. Sangat Petug
PENUGASAN
Lakukan identifikasi risiko pada pelayanan UKP,
UKM, dan risiko yang terkait dengan
sarana/prasarana/peralatan puskesmas
SUSUN REGISTER RISIKO:
UKP
UKM
TERKAIT DENGAN
SARANA/PRASARANA/PERALATAN YANG
DIGUNAKAN PUSKESMAS
Dalam setiap Pelayanan Program UKM
harus memperhatikan sasaran keselamtan
pasien,karena dalam pelaksanaan Upaya
Kesehatan Masyarakat ada kegiatan-kegiatan
yang terkait langsung dengan kesehatan
perorangan dan kegiatan-kegiatan yang dapat
berdampak Risiko pada Masyarakat Secara Lebih
luas maupun Lingkungan
Tahapan Kegiatan manajemen Risiko Pelaksanaan
Kegiatan UKM adalah Melakukan Identifikasi
Risiko,Melakukan Analisis apabila terjadi
Risiko,Menyusun Rencana Pencegahan,Menyusun
Rencana Tindak Lanjut,Monitoring dan Evaluasi
Risiko dan Menyusun Laporan ke Puskesmas dan
Dinas Kabupaten atau Kota
Dalam Rangka Mencegah dan Meminimalisasi
Risiko Penyelengaraan UKM di Puskesmas maka
telah dicantumkan dalam standar Akreditasi
Puskesmas pada Bab.V,Kriteria 5.1.5 Manajemen
Risiko terhadap lingkungan ini hampir sama dengan
kriteria 8.5.2 dimana penanggung jawab UKM
Puskesmas Mengupayakan Minimalisasi Risiko
Pelaksanaan Kegiatan terhadap lingkungan dengan
mensyaratkan dilakukan Identifikasi Risiko yang
terkait dengan pelaksanaan Kegiatan UKM di
Masyarakat.
Risiko akibat setiap pelaksanaan Kegiatan UKM
harus di Identifikasi,di Analisis,dan
ditindaklanjuti.