2
Pengertian Ruh
5
Roh menurut beberapa tokoh agama:
Ibnu Arabi
✢ Ruh diartikan sebagai Hakikat berpikir atau
6
Roh menurut beberapa tokoh agama:
Abul Qashim Muhammad bin Ahmad bin Jazyil
Kalbi al-Garnathi
✢ Pengertian ruh disini adalah ruh yang ada dalam
7
ح ِم ْن ا َ ْم ِر َر ِب ْي َو َما ٓ ا ُ ْوتِ ْيت ُ ْم ِم َن ُ الر ْو ُّ الر ْو ِۗحِ قُ ِل
ُّ سـَٔلُ ْونَ َك ع َِن
ْ ََوي
ا ْل ِع ْل ِم ا اَِّل قَ ِل ْي ًل
“Dan bila mereka bertanya kepadamu tentang
ruh, katakanlah : Roh itu termasuk urusanKu,
dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit.”
(Q.S Al-Isra ayat 85)
8
Manusia tersebut terdiri dari dua unsur, yaitu
tubuh kasar dan roh halus.
Tubuh Kasar
Roh halus
manusia dapat
sedangkan
Tubuh bergerak dan
Roh halus dengan adanya
merasakan
Kasar roh halus manusia
sesuatu.
dapat mengingat,
berkehedak,
mengetahui dan
sebagainya.
9
Kediaman Roh roh
✢ 1. Roh-roh yang berdiam ditempat yang tinggi dari kalangan yang
tertinggi di alam yang tertinggi itu mereka adalah rohnya para Nabi Saw.
✢ 2. Roh-roh ditempat kediaman burung burung yang indah yang
berkeliaran di surga sekehendak hatinya, mereka adalah roh rohnya para
pahlawan syahid,tapi sebagian saja dari golongan mereka itu.
✢ 3. Roh-roh yang terpenjara dalam kuburnya,mereka adalah rohnya para
pencuri yang mati syahid.
✢ 4. Roh-roh yang berada di dalam tungku api,dikhususkan bagi kaum
pezina lelaki atupun perempuan.
10
Hubungan Roh dan
Jiwa
Pengertian Ruh dan jiwa
✢ Roh adalah sesuatu (unsur) yang ada dalam
jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab
adanya hidup (kehidupan). (KBBI)
✢ Sedangkan jiwa/ nyawa (Nafs) adalah bagian
dari roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan
menyebabkan seseorang hidup)
15
Jiwa selalu berada dalam diri manusia
kecuali ketika tidur dan mati
س ِح ْي َن َم ْوتِ َها َوالاتِ ْي لَ ْم ت َ ُمتْ ِف ْي َ ُّللَاُ يَت َ َوفاى ْاَّلَ ْنف
َه
س ُل ْاَّل ُ ْخ ٰر ٓى ِ علَ ْي َها ا ْل َم ْوتَ َويُ ْرَ ضى ٰ َسكُ الا ِتي ق ِ ام َها فَيُ ْم ِ ََمن
ٍ س ًّم ِۗى ا اِن فِ ْي ٰذ ِل َك َ َّٰل ٰي
ت ِلقَ ْو ٍم ياتَفَك ُار ْو َن َ ا ِٰلٓى ا َ َج ٍل ُّم
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu
tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditetapkan.” (Az-Zumar: 42)
16
Terima Kasih
Any Question?
17