Anda di halaman 1dari 19

1.

Pengertian Validitas

Validitas menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik


tes itu bisa mengukur. Validitas tes memberi tahu kita
tentang apa yang kita bisa simpulkan dari skor – skor tes.
Scarvia B. Anderson dalam bukunya “Encyclopedia
Of Education” disebutkan bahwa “A test is valid it measures
what it purpose to measure” (sebuah test dikatakan valid
apabila test tersebut mengukur apa yang hendak diukur)
Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan
istilah “sahih”. Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan
ditekankan pada tes itu sendiri tetapi pada hasil pengetesan
atau skornya. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan tes
yang valid apabila tes tersebut betul – betul dapat
mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya
ingat atau kemampuan bahasa saja misalnya.
Contoh:
Skor yang diperoleh dari hasil mengukur kemampuan
mekanik akan menunjukkan kemampuan seseorang
dalam memegang dan memperbaiki mobil, bukan
pengetahuan orang tersebut dalam hal yang berkaitan
dengan mobil. Tes yang mengukur pengetahuan tentang
mobil bukanlah tes yang sahih untuk mekanik.
1.1 Macam – Macam Validitas
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas
logis dan validitas empiris.
a. Validitas Logis
Istilah validitas logis mengandung kata “logis” berasal
dari kata “logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna
demikian maka validitas logis untuk sebuah instrument
evaluasi menunjukan pada kondisi bagi sebuah instrumen
yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran.
Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang
bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan
ketentuan yang ada. Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya
membuat sebuah karangan, jika penulis sudah mengikuti aturan
mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu
diuji kondisinya tetapi secara langsung diperoleh sesudah instrumen
tersebut selesai disusun.
Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen,
yaitu:
1. Validitas isi (content validity)
Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah
instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi.
2. Validitas konstrak (construct validity).
Validitas konstrak sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah
instrumen yang disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek kejiwaan yang
seharusnya dievaluasi. Penjelasan lebih jauh tentang jenis validitas logis
ini akan diberikan berturut-turut dalam membahas jenis-jenis validitas
instrumen nanti.
b. Validitas Empiris

Istilah validitas empiris memuat kata “empiris” yang artinya


“penga-laman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki
validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Sebagai
contoh sehari-hari, seorang dapat diakui jujur oleh
masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa
orang tersebut memang jujur. Contoh lain, seseorang dapat
dikatakan kreatif apabila dari pengalaman dibuktikan bahwa
orang tersebut sudah banyak menghasilkan ide-ide baru yang
diakui berbeda dari hal-hal yang sudah ada.
Ada dua macam validitas empiris, yakni :
1) Validitas isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan memilikivaliditas isi apabila mengukur
tujuan tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera
dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut
validitas kurikuler.
2) Validitas kontruksi (construct validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila


butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap
aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan
Instruksional Khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal
mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek
berpikir yang menjadi tujuan instruksional.

3) Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.


Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya
sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua
hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil dipasangkan dnegan
hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah
lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada
(ada sekarang, concurrent).

4) Validitas prediksi (predictive validity)

Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu


mengenai hal yang akan dating jadi sekarang belum terjadi.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas
ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
1.2 Koefisien Korelasi Dalam Uji Validitas

Koefisien Korelasi adalah sebagai berikut:


• Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat
tinggi
• Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
• Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup
• Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah
• Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat
rendah
1. 3 Rumus Uji Validitas
Rumus korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson dalam Arikunto, (2002: 146) sebagai
berikut:

 xy   x y
 N
rxy 


x
2
  x
2
 


y
2
  y
2



 N  N
  

dengan pengertian

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek

X : Skor item

Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total
Contoh: Tabel Persiapan Perhitungan Validitas Tes Matematika
2. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan.
Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni
konsistensi skor tes (test score) dari masa ke masa.jika
seorang guru memperoleh skor yang sama pada tes yang
sama pada kelompok siswa yang sama pada waktu yang
berbeda, maka dia dapat menyimpulkan bahwa hasil tes itu
memiliki derajat reliabilitas tes yang tinggi dari suatu masa ke
masa.konsistensi hasil evaluasi itu menjadi sangat berharga.
Jika didasarkan pada data yang valid dan ditetapkan secara
objektif.
Makna reliabilitas dapatdiklarifikasikan dengan
memperhatikan hal- hal berikut :
a. Reliabilitas mengacu pada hassil yang diperoleh.
b. Estimasi reliabilitas biasanya mengacu pada jenis
konsistensi tertentu.
c. Reliabilitas adalah penting, namun bukan menjadi
prasyarat bagi validitas.
d. Reliabilitas selalu menggunakan statistic

2.1 Jenis-jenis Reliabilitas


Menurut perhitungan product-moment dari Pearson, ada tiga
macam reliabiltas, yaitu
• a. Koefisien Stabilitas (Test-Retest)
• Koefisien stabilitas (coefficient of stability) adalah jenis
reliabilitas yang menggunakan teknik test dan retest(metode
tes ulang),yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu,
kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang
sama dengan waktu yang berbeda.
Cara memperoleh koefisien stabilitas adalah dengan
mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes kedua dari
kelompok yang sama, tes yang sama, pada waktu yang berbeda. Jika
antara waktu tes pertama dengan tes kedua cukup lama, kemudian
latihan-latihan tambahan, maka bisa jadi nilai tes kedua akan lebih
besar daripada tes pertama. Sebaliknya jika antara waktu tes pertama
dan tes kedua relatif pendek, maka nilai tes kedua bisa jadi sama atau
lebih besar daripada tes pertama karena soal dan jawaban masih
dapat diingat.
b. Koefisien Ekuivalen (Alternate Method)
Koefisien ekuivalen (coeffisient of equivalence) adalah jika
mengorelasikan dua buah tes yang pararel pada kelompok dan waktu
yang sama. Metode yang digunakan untuk memperoleh koefisien
ekuivalen adalah metode dengan menggunakan dua buah bentuk tes
yang pararel (equivalen) atau equivalence forms method atau disebut
juga parallel Alternate-form method. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
dikedua tes pararel adalah kriteria yang digunakan kedua tes sama,
masing-masing tes dikonstruksikan tersendiri, jumlah item isi, dan
corak sama, tingkat kesukaran sama, petunjuk waktu yang disediakan
untuk mengerjakan tes, dan contoh-contoh juga sama.
Kemungkinan kesalahan pada teknik ini bersumber dari derajat
keseimbangan antara kedua tes tersebut, serta kondisi tempat yang
mungkin berbeda pada kelompok tes pertama dengan kelompok tes
kedua, meskipun dilakukan pada waktu yang sama.
c. Koefisien Konsistensi Internal
Koefisien konsistensi internal (coefficient of internal consistency)
adalah reliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan
dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil butir-
butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-
butir bernomor ganjul untuk tes yang kedua. Teknik ini sering
juga disebut split-half method. Split berarti membelah dan half
berarti setengah atau separuh. Jadi Split-Halfadalah tes yang
dibagi menjadi 2 bagian yang sama, kemudian mengorelasikan
butir soal yang bernomor ganjil dalam belahan pertama (X) dan
yang bernomor genap dalam belahan kedua (Y). Untuk
membagi tes menjadi dua bagian dapat juga dilakukan dengan
cara mengambil nomor soal secara acak, tetapi jumlahnya tetap
harus sama untuk masing-masing kelompok. Di samping itu,
pembagian tes dapat juga dilakukan dengan cara setengah
bagian pertama untuk kelompok pertama dan setengah lagi
untuk kelompok kedua.
2.2 MENGHITUNG NILAI RELIABILITAS MENGGUNAKAN RUMUS
(KR-20)

Rumus K-R 20, sebagai berikut:

Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar.
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah.
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q.
N = banyak item.
S2 = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians).
Sedangkan rumus varians yang digunakan untuk menghitung
reliabilitas, sebagai berikut:

Keterangan:
s2 = Varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat, karena
standar deviasi kuadrat.
(Σx)2 = Kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa.
Σx2 = Jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa.
n = banyaknya subjek pengikut tes.
Contoh:
Misalnya jumlah soal ada 10 sedangkan jumlah siswa ada 18
dengan skala jawaban jika dia menjawab benar nilainya 1 jika salah
nilainya 0 berpakakah hasil uji reliabilitasnya?
Langkah-langkahnya:
1. Buatlah tabel supaya mempermudah anda menghitung, contoh
dibawah ini menggukan tabel excel.
1. Diketahui:
a. Varian Data Reliabelitas
1) Jumlah ST = 116, b) Jumlah (ST2) = 852, c) Jumlah (p.q)) = 1.9877. nah
selanjutnya cari terlebih dahulu nilai s2 sesuai dengan rumus diatas

Jika nilai perhitungan reliabilitas udah didapat tinggal anda interpretasikan


kedalam tabel berikut
Kesimpulannya: nilai uji reliabilitas 1.08 termasuk
dalam kategori sangat tinggi
DEMIKIAN HASIL PRESENTASI KAMI”

Anda mungkin juga menyukai